BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DENGAN PENGOBATAN HERBAL TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA)

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

PENGURUTAN (MASSAGE)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dewasa, yang ditandai dengan adanya perubahan kematangan fisik,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan)

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah minyak Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (Monks, F.J,dkk 2002). Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan proses fisiologis pada wanita yang merupakan salah satu tanda penting dalam kehidupan wanita yang memasuki masa pubertas, dimana pubertas adalah awal dari fungsinya ovarium suatu organ reproduksi wanita (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menstruasi merupakan gambaran dari perdarahan periodik vagina yang terjadi akibat pelepasan mukosa uteri yang berlangsung biasanya antara 3-5 hari dengan periodik rata-rata 28 hari dari permulaan menstruasi ke menstruasi berikutnya (Balaguris, 2007). Menstruasi merupakan peristiwa yang wajar dan alami, walaupun kenyataannya banyak wanita mengalami masalah menstruasi di antaranya yang sering terjadi adalah dysmenorrhea atau nyeri haid. Angka kejadian dysmenorrhea di dunia sangat besar. Rata- rata dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di

2 Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009). Dysmenorrhea merupakan nyeri haid yang demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaannya ataupun absen dari sekolah untuk beberapa jam atau beberapa hari (Qittun, 2008). Ada 2 jenis dysmenorrhea, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Rasa nyeri yang terjadi biasannya bersifat kejang yang berjangkit-jangkit pada perut bagian bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha dan biasanya disertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare. Biasanya nyeri timbul sebelum atau bersamasama dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam sampai beberapa hari (Buckle, 2006). Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri kram pada perut bawah yang disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dan biasanya muncul seminggu sebelum menstruasi berlangsung (McFerren, 1996). Dysmenorrhea primer terjadi karena banyak faktor, diantaranya faktor endokrin, yaitu penurunan kadar progesteron yang dapat meningkatkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa yang mana akan merangsang miometrium sehingga terjadi peningkatan kontraksi dan disritmia uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan

3 mengakibatkan iskemia. Prostaglandin dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Qittun, 2008). Dahulu wanita yang menderita dysmenorrhea hanya bisa menyembunyikan rasa sakit tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya. Keadaan ini juga diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa dysmenorrhea adalah rasa sakit yang wajar yang terlalu dibesarbesarkan oleh wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Sekarang baru diketahui bahwa dysmenorrhea adalah kondisi medis yang nyata yang diderita wanita dan harus ditangani dengan tepat agar tidak mengganggu aktifitas dari wanita tersebut. Penatalaksanan nyeri haid biasanya digunakan manajemen secara farmakologi atau memakai obat- obatan baik analgesik narkotik/ non narkotik. Selain itu, Penatalaksanaan nyeri haid juga dapat dimanajemen secara non farmakologi, seperti: teknik distraksi, teknik relaxsasi dan teknik stimulasi kulit (Potter dan Perry, 2005). Teknik stimulasi kulit dapat dilakukan dengan mandi air hangat, kompres hangat, TENS dan pijatan/ massage. Pada penelitian ini, untuk mengurangi nyeri haid digunakan managemen non farmakologi berupa, massage aromaterapi lavender dan TENS sebagai modalitas.

4 Massage merupakan teknik integrasi sensori yang mampu mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom. Massage harus dilakukan selama 15 hingga 30 menit supaya didapatkan efek terapiutik yaitu dengan mengendurkan otot- otot yang tegang sehingga dapat membuka aliran darah yang sempit. Massage aromaterapi adalah manipulasi manual pada jaringan lunak tubuh dengan menggunakan oil aromaterapi untuk tujuan terapiutik dengan cara stroking yang terdiri dari: gliding, kneading, pressing, tapping dan vibrating (Price and Price, 1999). Oil aromaterapi Lavender dikenal sebagai minyak penenang, dimana Efek sedatif pada Lavandula angustifolia terjadi karena adanya senyawa- senyawa coumarin dalam minyak tersebut sekalipun kandungannya rendah, yaitu 0, 25%. Selain itu pada penelitian terdahulu oleh Lis-Balchin (2009), kandungan lavender oil yang terdiri dari: linalool, linalyl acetate, α- dan β- pinene dan 1,8- cineole dapat menurunkan secara spontan kontraksi uterus pada tikus yang sedang mengalami spasme pada otot intestinalnya. Mekanisme massage pada tubuh dapat menstimulasi produksi endorpin di otak, sehingga dapat memblokir trasmisi stimulus nyeri (Ogan, 2005). Sedangkan oil aromaterapi yang dioleskan atau dipijatkan pada permukaan kulit, akan diserap oleh tubuh dan dihantarkan oleh pembuluhpembuluh darah kapiler ke susunan saraf pusat dan oleh otak akan dikirim pesan ke organ tubuh yang mengalami gangguan atau ketidakseimbangan sehingga didapatkan adanya perasaan senang, rilexs, tenang dan nyeri berkurang (Lis- Balchin, 2009). Sedangkan disaat aromaterapi masuk ke

5 rongga hidung melalui penghirupan maka oleh hipotalamus aroma tersebut diolah dan dikonversikan oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang (Primadiati, 2002). Pada penelitian yang dilakukan oleh Han, Hur, et al (2006), didapatkan hasil secara signifikan yaitu, penurunkan kram menstruasi sebesar 50% pada kelompok massage aromaterapi daripada kelompok placebo dan kontrol. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang digunakan merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit (Johnson, 2002). Cara ini telah diteliti dan terbukti efektif guna mengurangi berbagai tipe nyeri termasuk dysmenorrhea. TENS mampu mengaktivasi serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Pada penelitian ini digunakan metode Acupunture Like- TENS (AL- TENS) guna memodulasi nyeri saat terjadi dysmenorrhea. Pada AL- TENS dihasilkan efek analgesik pada tingkat ekstra segmental/ supraspinal. Kontraksi otot fasik yang dihasilkan oleh AL- TENS akan membangkitkan aktivitas aferen motorik kecil (ergoreseptor) yang berujung pada aktivasi jalan inhibisi nyeri desenderen yaitu dengan mengaktifkan dua jalur mekanisme dalam memodulasi nyeri, terdiri dari jalur endorphine dan serotonin.

6 Penelitian terdahulu oleh Lewers, et al (1989) didapatkan hasil penurunan nyeri haid 50 % pada tujuh wanita yang diberikan acupunture- like TENS. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut : Dysmenorrhea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sampai menyebabkan gangguan aktifitas dan harus istirahat. Nyeri yang dirasakan sebagai kram yang hilang- timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus biasanya berada pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai (Buckle, 2006). Dysmenorrhea dapat menyebabkan seseorang menjadi lemas, tidak bertenaga sehingga berdampak negatif pada kegiatannya sehari-hari dan secara psikologis akan sangat mengganggu, bahkan menjadi salah satu alasan tersering wanita tidak masuk kerja atau sekolah (Qittun, 2008). Massage merupakan sentuhan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dapat mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah (Bryce, 2002). Massage aromaterapi lavender adalah kombinasi antara tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi dengan oil aromaterapi lavender sebagai pelumas dengan tujuan menurunkan nyeri, relaksasi dan meningkatkan sirkulasi (Primadiati, 2002).

7 TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang digunakan merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. TENS bekerja dengan cara memblokir nyeri dengan stimulasi listrik. Arus yang dihasilkan oleh Al- TENS dapat menimbulkan mekanisme inhibisi desenden yaitu pembentukan endorphin dan serotonin di otak untuk mengurangi nyeri (Parjoto, 2001). C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh massage aromaterapi lavender dan TENS terhadap dysmenorrhea. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu: 1. Adakah pengaruh massage aromaterapi lavender terhadap dysmenorrhea? 2. Adakah pengaruh TENS terhadap dysmenorrhea? 3. Adakah beda pengaruh antara massage aromaterapi lavender dan TENS terhadap dysmenorrhea? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui beda pengaruh antara massage aromaterapi lavender dan TENS terhadap dysmenorrhea.

8 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengaruh massage aromaterapi lavender terhadap dysmenorrhea. b. Untuk mengetahui pengaruh TENS terhadap dysmenorrhea. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dalam memberikan solusi pemecahan masalah bagaimana cara penurunan nyeri yang lebih efektif dan efisien pada kasus dysmenorrhea. 2. Bagi responden Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada responden akan manfaat massage aromaterapi lavender dan TENS terhadap dysmenorrhea primer sehingga dysmenorrhea tidak lagi mengganggu aktifitas dari responden. 3. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan masukan bagi tempat penelitian tersebut untuk memberikan informasi seputar kesehatan reproduksi remaja.

9 4. Bagi Institusi Pendidikan Fisioterapi Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan ilmu Fisioterapi yang berkaitan dengan aromaterapi, TENS dan dysmenorrhea.