BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development), yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN. 4.1 Deskripsi Pengembangan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI. Rina Agustina, M. Pd. 1), Ira Vahlia, M. Pd. 2)

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and

ALAT PENILAIAN PADA PELAKSANAAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

Abstrak PENDAHULUAN.

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D mengikuti alur dari Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974. ). Model pengembangan 4-D tahaptahapnya yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 27 Pada penelitian ini dihasilkan produk yang berupa petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual dengan materi elektrolit dan non-elektrolit pada kelas X. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dapat dilihat pada gambar 3.1 : Define Design Disseminate Develop 27 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.189 32

Gambar 3.1. peta konsep penelitian R&D Penerapan langkah tersebut dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik subjek dan tempat asal. Di samping itu model yang akan diikuti akan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan di lapangan. B. Prosedur Pengembangan 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan dua cara yaitu dalam bentuk studi pustaka dan survei lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui acuan untuk dikembangkan yang kedua survei lapangan untuk mengidentifikasi masalah yang kemudian dicari pemecahan solusinya 28. 2. Pengembangan Prototipe Menurut Borg dan Gall (1983) prosedur yang ditempuh dalam pengembangan di bidang pendidikan ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk dan (2) menguji keefektifan produk. 29 Fungsi pertama merupakan pengembangan sedangkan fungsi kedua merupakan validasi. Prosedur pengembangan model Thiagarajan terdiri dari empat tahap, yaitu tahap define 28 Trianto, Mendesain Model..., hlm. 191. 29 Suwahono, Pengembangan Sistem Penilaian Keterampilan Generic Kimia, Disertasi (Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY, 2012), hlm. 153 33

(pendefinisian), tahap design (perancangan), tahap develop (pengembangan), dan tahap disseminate (penyebaran) Tahap I: define (pendefinisian) Tahap pendefinisian merupakan tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pengembangan pembelajaran. Penetapan syarat-syarat yang dibutuhkan dilakukan dengan memperhatikan serta menyesuaikan kebutuhan pembelajaran untuk peserta didik kimia. Tahap define mencakup empat langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front and analysis), analisis peserta didik (learner analysis), analisis fasilitas (facility analysis), analisis kurikulum (curriculum analysis). a. Analisis Peserta Didik Analisis peserta didik ini adalah telaah karakteristik peserta didik MAN 2 Semarang yang lebih menyukai pembelajaran kimia dengan menyenangkan, efektif dan efisien. Analisis peserta didik dihasilkan berdasarkan indikator kebutuhan yaitu, metode pembelajaran kimia yang digunakan, kemudian media penunjang untuk pembelajaran kimia yang digunakan oleh pembelajaran di MAN 2 Semarang. b. Analisis fasilitas Analisis fasilitas dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian karena pada lokasi tersebut terdapat 34

suatu masalah yang perlu dipecahkan, lokasi yang terdapat pada MAN 2 Semarang digunakan sebagai lokasi penelitian, dengan mencari tau masalah yang terjadi, dilihat dari fasilitasnya, apakah sudah memadai untuk menunjang pembelajaran, dan apakah diperlukan proses pembelajaran secara kontekstual dalam pembelajaran, agar peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang dikaitkan dengan keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari. c. Analisis Kurikulum Kurikulum yang digunakan di MAN 2 semarang menggunakan kurikulum 2013 yang dimulai dari kelas X, mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap utuh sesuai dengan kompetensi inti yang sudah tercantum pada PP No 32 Tahun 2013 tentang penataan Standar Nasional Pendidikan. Tahap II: Design (Perancangan) Tahap perancangan bertujuan untuk merancang petunjuk praktikum yang dilakukan setelah data awal terkumpul, langkah berikutnya adalah desain produk. Rencana desain petunjuk praktikum kimia kelas X yang berorientasi pada pembelajaran kontekstual materi elektrolit dan nonelektrolit. Desain petunjuk praktikumnya adalah sebagai berikut: 35

1) Cover 2) Kata pengantar 3) Daftar isi 4) Tata tertib praktikum 5) Format penulisan laporan 6) Pengenalan alat dan bahan laboratorium 7) Science project dan refleksi 8) Percobaan dan lembar tugas peserta didik. Sebelum tahap design (rancangan) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu rancangan produk petunjuk praktikum perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh para pakar ahli dari bidang studi yang sesuai. Berdasarkan hasil validasi dari para pakar ahli tersebut, terdapat kemungkinan rancangan produk masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator. Tahap III: Develop (Pengembangan) Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing). Tujuan pada tahap pengembangan ini untuk menghasilkan bentuk akhir petunjuk praktikum setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi 36

dan data hasil uji coba. 30 Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Validasi produk Validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya yaitu pakar kimia, dan pakar media pembelajaran. Untuk itu, peneliti menghadirkan beberapa dosen ahli yang dianggap berkompeten dalam bidang-bidang yang telah disebutkan di atas untuk menilai produk ini. Diharapkan dari penilaian itu akan diketahui kelemahan dan kekuatan dari produk yang dihasilkan. Adapun ahlinya ialah, dosen dari IAIN Walisongo, Annisa Adiwena Putri, M.Sc, dan laboran laboratorium kimia IAIN Walisongo, Anita kurnia Z, S.Si. dan dosen UNNES Dr. Endang Susilaningsih, M.S b. Pengujian Tahap I Pengujian tahap 1 ini dilakukan pada kelompok kecil yaitu sekitar 6 peserta didik. Direncanakan 6 responden ini berasal dari kalangan peserta didik. Mereka diminta untuk mencoba petunjuk praktikum, setelah itu diminta untuk mengisi angket (kuesioner) berkaitan dengan desain produk dan respon mereka terhadap aplikasi ini. Selain itu, mereka juga harus diuji untuk 30 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, hlm. 192 37

mengoperasikan percobaan-percobaan dalam media pengembangan petunjuk praktikum ini. c. Revisi Produk Setelah mengolah data yang didapat dari ujicoba tahap 1, maka langkah berikutnya adalah revisi produk yaitu memperbaiki kekurangan-kekurangan produk, hal ini letak tahap pengembangan dalam penelitian R&D. d. Pengujian Tahap II Setelah produk direvisi, maka produk ini diujicobakan kembali namun dengan jumlah responden yang lebih besar. Peneliti melakukan uji coba terhadap 38 peserta didik kelas X E IPA di MAN 2 Semarang. Prosedurnya, peserta didik diberikan media pengembangan petunjuk praktikum ini lalu diminta untuk mempelajari dan menggunakan. Selama proses praktikum peneliti mengamati efektifitas peserta didik dalam penggunaan petunjuk praktikum, setelah itu peneliti melakukan tes untuk mengukur pemahaman peserta didik sehingga petunjuk praktikum layak digunakan dalam pembelajaran kimia. Berikutnya responden juga diminta untuk mengisi kuesioner terkait pendapat mereka tentang media Pengembangan petunjuk praktikum ini. e. Revisi Produk dan Penyempurnaan Revisi dilakukan kembali setelah memperoleh data dari uji coba tahap II yang selanjutnya dilaksanakan 38

proses penyempurnaan. Revisi kali ini langsung lanjutkan dengan proses penyempurnaan. 3. Uji lapangan Uji lapangan pada produk pengembangan petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual diawali dengan pengujian tahap I yaitu menggunakan kelompok kecil dengan 6 peserta didik, yaitu 2 peserta didik dengan pemahaman tingkat tinggi, 2 peserta didik dengan tingkat sedang, dan 2 peserta didik dengan tingkat rendah, untuk mencoba petunjuk praktikum setelah itu mereka diminta untuk mengisi angket, dan dilakukan revisi produk apabila terjadi kekurangan pada saat pelaksanaan pengujian tahap I. Selanjutnya pengujian tahap II, setelah produk direvisi, produk diujicobakan kembali namun dengan jumlah responden yang lebih besar. Peneliti melakukan uji coba kepada 38 peserta didik kelas X E IPA di MAN 2 Semarang. Prosedurnya, peserta didik diberikan media pengembangan petunjuk praktikum ini lalu diminta untuk mempelajari dan menggunakan. Selama proses praktikum peneliti mengamati efektifitas peserta didik dalam penggunaan petunjuk praktikum, setelah itu peneliti melakukan tes untuk mengukur pemahaman peserta didik sehingga petunjuk praktikum layak digunakan dalam pembelajaran kimia. Berikutnya responden juga diminta untuk mengisi kuesioner terkait pendapat mereka tentang media Pengembangan petunjuk praktikum ini. 39

4. Diseminasi dan Sosialisasi Tahap IV: Disseminate (penyebarluasan) Produk yang telah direvisi, selanjutnya diseminasi (disebarluaskan) dengan cara diunggah ke situs web MAN 2 Semarang agar dapat digunakan oleh guru maupun peserta didik. Desain yang diunggah ke situs web MAN 2 Semarang merupakan Final Design dari petunjuk praktikum kimia materi Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis kontekstual, dan diseminarkan agar dapat juga digunakan ole sekolah lain. C. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik MAN 2 Semarang. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X-E. Untuk uji tahap pertama (kelompok kecil) sebanyak 6 peserta didik dan untuk uji tahap kedua (kelas besar) sebanyak 38 peserta didik. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk Mengumpulkan data, Peneliti akan menggunakan teknik-teknik berikut : 1. Observasi Salah satu alat evaluasi jenis nontes yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan 40

untuk mencapai tujuan tertentu. 31 Observasi yang digunakan untuk mendapatkan skor aktifitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran kimia. 2. Test, dalam pengumpulan data kali ini menggunakan dua tahap yaitu: a. Pretest Tujuannya untuk mendapatkan kemampuan peserta didik dalam pengetahuan mengenai materi berupa pertanyaan, yang dilontarkan kepada peserta didik sebelum memulai suatu praktikum. Pertanyaan yang digunakan adalah materi yang akan dipraktikkan pada hari itu (materi baru). Pertanyaan itu biasanya dilakukan di awal pembukaan praktikum. Pretest diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara peserta didik yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest juga bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan peserta didik terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Adapun manfaat dari diadakannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai pelajaran yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal 31 Winarti dan Irhasyuarna. Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU dalam Abad 21. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 7. No 30. 41

peserta didik ini, akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran dalam praktikum. b. Posttest Posttest yang digunakan bentuk berupa pertanyaan yang diberikan setelah praktikum telah dilaksanakan. Singkatnya, posttest digunakan untuk evaluasi akhir saat praktikum yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana dengan maksud apakah peserta didik sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja diberikan pada hari itu. Manfaat dari diadakannya posttest ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya pelaksanaan praktikum. Hasil posttest ini dibandingkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran pada praktikum yang telah dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar peserta didik. 32 Adapun Kisi-kisi pertanyaan menggunakan indikator pada Tabel 3.1. berikut: 32 Age Santum, gesantum.blogspot.com/2013/01/pre-test-post-testtest-sumatif-test.html diakses pada tanggal 14 November 2013 23:33. 42

3. Wawancara Tabel 3.1. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Berdasarkan Kompetensi Dasar untuk Pretest dan Posttest Kompetensi dasar Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya Indikator 1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit 2. Mengidentifikasikan sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan 3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan hantaran listriknya 4. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan kuat lemahnya larutan 5. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 6. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk Guru Kimia kelas X MAN 2 Semarang Tujuannya untuk mendapatkan analisis kebutuhan peserta didik terhadap praktikum. Dengan kisi-kisi pertanyaan pada tabel 3.2. berikut: 43

Tabel 3.2. Indikator Analisis Kebutuhan Terhadap Praktikum No Indikator Rubrik 1. Metode pembelajaran Metode belajar kimia Frekuensi melakukan praktikum Kebutuhan adanya praktikum 2. Petunjuk praktikum Kebutuhan adanya petunjuk praktikum Kriteria petunjuk praktikum yang diharapkan 4. Kuesioner (angket), yaitu digunakan untuk menganalisis kebutuhan peserta didik terhadap praktikum, serta memperoleh tanggapan peserta didik mengenai desain media, apa saja saran, dan bagaimana respon peserta didik terhadap media praktikum yang menggunakan petunjuk praktikum ini. E. Analisis Data Teknik analisa data merupakan cara menganalisis data setelah melakukan penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber setelah melakukan penelitian dengan observasi, interview, angket, dan dokumentasi. 33 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini merupakan analisis yang mampu mendukung 33 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), Jilid 1, hlm. 47. 44

tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yaitu keefektifan penggunaan instrumen petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 1. Analisis Validitas Analisis validitas terhadap petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual dapat dilakukan dengan dua macam cara. Pertama, penganalisisan yang dilakukan dengan jalan berfikir secara rasional atau penganalisisan dengan menggunakan logika dan hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan ahli atau pakar. Kedua, penganalisisan yang dilakukan dengan mendasarkan kepada kenyataan empirik, yaitu penganalisisan yang dilaksanakan dengan menggunakan empirical analysis. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan validitas isi yang dilakukan secara rasional. Validitas isi adalah validitas yang dilihat dari segi isi instrumen evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar yang isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya dievaluasi. 34 Analisis validitas isi secara rasional dalam penelitian dan pengembangan petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual ini dilakukan dengan diskusi dan 34 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 140-141. 45

pengisian angket kepada ahli atau pakar yang dipandang memiliki keahlian dalam bidang evaluasi sekaligus keahlian pada mata pelajaran yang akan dievaluasi. Hasil dari diskusi serta angket tersebut dilakukan analisis untuk menyempurnakan dan memperbaiki petunjuk praktikum kimia berbasis kontekstual tersebut. Hasil dari validasi aspek konten dan pembelajaran kepada ahli Dapat dihitung tingkat pencapaiannya. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentasi sebagai berikut: Keterangan: = jumlah n = jumlah seluruh item angket. Rumus diatas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka digunakan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.3 berikut: 46

Tabel 3.3. Konversi Tingkat Pencapaian Berdasarkan Hasil Validitas Ahli 5 35 Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 90%-100% Sangat Tinggi Tidak perlu direvisi 70% - 89% Tinggi Tidak Perlu direvisi 50% - 69% Cukup Direvisi 30% - 49% Kurang Direvisi 29% Sangat Kurang Direvisi 2. Penilaian Aspek Kognitif Penilaian pada aspek kognitif peserta didik dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi. Uji aspek kognitif ini menggunakan instrumen lembar observasi. Lebih jelasnya dapat menggunakan rumus berikut ini: Pada penelitian ini target pada aspek kognitif terhadap peserta didik adalah 65%. Petunjuk praktikum dapat dikatakan cukup efektif terhadap hasil belajar peserta didik minimal mencapai 65%. 35 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Multi Pressindo, 2008) hlm. 131. 47

Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 90%-100% Sangat Tinggi Tidak perlu direvisi 70% - 89% Tinggi Tidak Perlu direvisi 50% - 69% Cukup Direvisi 30% - 49% Kurang Direvisi 29% Sangat Kurang Direvisi 3. Penilaian Aspek Afektif Pada pengujian ranah afektif bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana tingkat sikap, minat atau motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan praktikum melalui kedisiplinan peserta didik saat persiapan melakukan pembelajaran menggunakan buku petunjuk praktikum. Pengujian menggunakan instrumen lembar observasi. Adapun penilaianya menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 90%-100% Sangat Tinggi Tidak perlu direvisi 70% - 89% Tinggi Tidak Perlu direvisi 50% - 69% Cukup Direvisi 30% - 49% Kurang Direvisi 29% Sangat Kurang Direvisi 4. Penilaian Aspek Psikomotorik Pada pengujian ranah psikomotorik lebih berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya 48

melalui keterampilan peserta didik. Pada pengujian kali ini menggunakan instrumen lembar observasi untuk mengamati pencapaian yang dihasilkan meliputi aktivitas peserta didik pada saat melakukan percobaan atau praktikum, yaitu meniru, menyusun, melakukan sesuai cara kerja dengan baik serta melakukan tindakan secara alami. Lebih jelasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 90%-100% Sangat Tinggi Tidak perlu direvisi 70% - 89% Tinggi Tidak Perlu direvisi 50% - 69% Cukup Direvisi 30% - 49% Kurang Direvisi 29% Sangat Kurang Direvisi 5. Persentase Tanggapan Peserta didik Terhadap Petunjuk Praktikum Kimia Berbasis Kontekstual Data yang diperoleh melalui angket diuraikan secara deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari angket berupa deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase sebagai berikut: 49

Keterangan: = jumlah n = jumlah seluruh item angket. Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 90%-100% Sangat Efektif Tidak perlu direvisi 70% - 89% Efektif Tidak Perlu direvisi 50% - 69% Efektif Direvisi 30% - 49% Kurang Efektif Direvisi 29% Sangat Kurang Efektif Direvisi Rumus diatas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, adapun indikator keefektifan dalam penelitian dan pengembangan ini dijelaskan pada tabel 3.4 berikut: 50

Tabel 3.4 Indikator Efektifitas Penelitian 36 36 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 134 51