HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS SIDOMULYO PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG SADARI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN ANEMIA DI PUSKESMAS RUMBAI

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN FREKUENSI DAN DURASI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS RATNA NEVYDA ARDYAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus Januari 2017: 33-39

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Transkripsi:

Journal Endurance 2(1) February 2017 (81-89) HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS SIDOMULYO PEKANBARU Penti Dora Yanti Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia penti_criwis@yahoo.co.id Submitted :21-01-2017, Reviewed:29-01-2017, Accepted:07-02-2017 DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i1.1675 ABSTRAK Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia, menyatakan 38% wanita di dunia usia diatas 25 tahun disepakati tidak menyusui bayinya dikarenakan bendungan ASI. Sementara hasil survey di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap tahun 2010 kejadian bendungan ASI pada ibu menyusui yaitu 3-4 % kejadian dari 100 ibu menyusui, kejadian ini dikarenakan menurunnya tingkat perawatan payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kejadian bendungan ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 210 ibu menyusui yang berkunjung di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru tahun 2016, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 67 orang, pengumpulan data menggunakan data primer dengan instrument penelitian adalah kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan p value = 0,003 < α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI dan untuk variabel sikap p value = 0,001 < α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI. Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan Payudara, Sikap ABSTRACT Based on data from the Ministry of Health in Indonesia, that said 38 percent women in the world age more than 25 years agreed do not breastfeeding her baby because of dam breast milk this happens because of decrease of the breast care so that will tend caused the increase in the rate of the dam breast milk. The purpose of this research is to analyze the relationship of knowledge and the attitude of the mother about breast care with genesis the dam breast milk. This research is analytically quantitatively with cross sectional research design. The population of this research totaled 210 breastfeeding mothers who visited at Sidomulyo of Clinic Hospitalization in Pekanbaru 2016, data collection using the primary data with instrument research is a questioner. Analysis of the data used is univariat and bivariat. The results of the study showed p value = 0,003 < α 0.05 which means there is a meaningful relationship between the knowledge about breast care with genesis the dam breast milk and variabel attitudes p value = 0.001 < α 0.05 which means there is a meaningful relationship between attitudes about breast care with genesis the dam breast milk. Keywords : Knowledge, Breast Care, Attitudes Kopertis Wilayah X 81

PENDAHULUAN Menyusui merupakan salah satu yang terbaik untuk bayi karena dengan menyusui kebutuhan gizi bayi akan terpenuhi, diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) disepakati tidak menyusui bayinya (SDKI, 2012). Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Selain itu, mempunyai pengaruh biologis serta kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit. Akan tetapi, menyusui tidak selamanya dapat berjalan dengan normal, tidak sedikit ibuibu mengeluh seperti adanya pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI, karena pengeluaran ASI tidak lancar atau pengisapan oleh bayi (Heryani, 2012). Pembengkakan ini akan mengakibatkan rasa nyeri pada ibu bahkan tidak jarang ibu merasa demam, oleh karena itu para ibu dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara agar tidak terjadi komplikasi seperti bendungan ASI (Heryani, 2012). Bendungan air susu ibu adalah pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi bila ibu memiliki kelainan puting susu misalnya puting susu datar, terbenam dan cekung. Kejadian ini biasanya disebabkan karena air susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi sumbatan. Gejala yang sering muncul pada saat terjadi bendungan ASI antara lain payudara bengkak, payudara terasa panas dan keras, payudara terasa nyeri saat ditekan, payudara berwarna kemerahan dan suhu tubuh ibu sampai 38 o C. Apabila kejadian ini berkelanjutan dapat mengakibatkan terjadinya mastitis dan abses payudara. tersebut dapat dicegah dengan perawatan payudara dan frekuensi menyusui yang sering (Rukiyah, 2010). Menurut Varney (2007) disamping perawatan payudara, ibu juga perlu mengetahui keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan oleh ibu ketika memulai pemberian ASI dan selama periode menyusui bayi secara keseluruhan adalah masasse payudara, pengeluaran ASI secara normal (memerah payudara) dan niplle rolling (memuntir puting) payudara. Masasse dan memerah ASI pada awalnya meningkatkan aliran ASI dengan membersihkan sinus-sinus dan duktusduktus laktiferus kolostrum pertama yang lengket, selanjutnya membentuk aliran kolostrum yang kurang pekat. Duktus dan sinus ini juga digunakan untuk membantu bayi menyusu, mengumpulkan ASI dan untuk mengurangi Pembengkakkan bendungan ASI (Nainggolan, 2009). Terjadinya bendungan ASI di Indonesia berdasarkan penelitian yaitu terbanyak pada ibu-ibu bekerja sebanyak 16 % dari ibu yang menyusui (Depkes RI, 2012). Sementara hasil survey Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2010 kejadian bendungan ASI pada ibu menyusui yaitu 1-3% (2-13) kejadian dari 100 ibu menyusui terjadi di pedesaan, kejadian ini dikarenakan adanya kesibukan keluarga dan pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kejadian bendungan ASI (Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2010). Angka kejadian bendungan ASI menurut Depkes 2010 dalam (Juarni et al., 2014) berdasarkan survey yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan dibidang kesehatan pada tahun 2010 didapatkan 46% dikarenakan perawatan payudara yang kurang. Perawatan payudara sangat penting dilakukan untuk persiapan ibu menyusui dan memperlancar pengeluaran ASI, perawatan payudara dilakukan secara benar dan teratur akan memudahkan bayi mengonsumsi ASI, Kopertis Wilayah X 82

pemeliharaan ini juga merangsang produksi ASI dan mengurangi risiko luka saat menyusui (Widiasih, 2008). Menurut Tasya 2008 agar berhasil dalam memberikan ASI, maka,ibu perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan angka pemberian ASI. Menurunnya angka pemberian ASI ini disebabkan rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kuranngaya pelayanan laktasi, kurangnya dukungan dari petugas tenaga kesehatan, persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, ibu bekerja, dan pemasaran susu formula mempengaruhi pemikiran ibu dan petugas kesehatan. Selain itu menurut Roseli beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas adalah asupan nutrisi ibu, gaya hidup, dan lingkungan, dan adapun faktor yang mempengaruhi kuantitas ASI adalah ketentraman jiwa, pikiran, pengaruh persalinan, dan kebijakan petugas kesehatan, penggunaan kontrasepsi, dan perawatan payudara (Nainggolan, 2009). Salah satu solusi untuk mencegah masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui adalah perawatan payudara, perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah penyumbatan saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar dan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan selain untuk memperlancar pengeluaran ASI juga dapat membentuk payudara yang ideal. Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan menarik, maka tidak jarang kita mendengarkan beberapa wanita memilih untuk tidak menyusui bayinya dikarenakan khawatir payudaranya menjadi kendor. Keinginan ibu untuk menyusui bayinya sering kali terhambat oleh ketidaknyamanan yang timbul saat proses menyusui, seperti bayi sulit menghisap ASI, puting susu lecet dan lain-lain (Proverwati, 2010). Menurut Piliterry (2002) masalah yang terjadi pada masa nifas adalah puting susu lecet dengan insiden mencaai 57 % ibu menyusui. Selain itu menurut Soetjningsih adapun masalah yang dapat terjadi akibat kurangya perawatan payudara dalam masa nifas adalah puting puting susu lecet, bendungan payudara dan pembengkakan payudara, dan ini berawal dari pengetahuan ibu yang kurang tentang perawatan payudara(pertiwi, 2014). Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru didapati kunjungan ibu menyusui yang terdiri dari 20 Puskesmas pada tahun 2014 tiga Puskesmas menempati urutan tertinggi kunjungan ibu menyusui yaitu Puskesmas Sidomulyo menempati peringkat ke 3 dengan persentase 83,47% dan Puskesmas Sail menempati peringkat ke 2 dengan persentase 85,21%, sedangkan Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo merupakan Puskesmas yang menempati peringkat pertama tertinggi ibu menyusui yaitu dengan persentase 89,11% (Dinkes Kota Pekanbaru, 2015). Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo tahun 2016 dari 12 orang ibu didapati 4 orang ibu yang melakukan perawatan payudara pada saat menyusui tidak terjadi bendungan ASI, 4 ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada saat menyusui tidak terjadi bendungan ASI dan 2 orang ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada saat menyusui terjadi bendungan ASI karena ibu tidak tahu /tidak mengerti tentang perawatan payudara dan 2 orang ibu yang melakukan perawatan payudara masih mengalami bendungan ASI karena ibu tidak melakukan perawatan payudara yang benar, dikarenakan pengetahuan dan sikap ibu yang salah dalam proses menyusui seperti teknik pemberian yang salah sampai menyebabkan ibu mengalami puting susu yang lecet, bendungan ASI yang dialami ibu disebabkan pengeluaran susu yang tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat,terlambat Kopertis Wilayah X 83

menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena sikap ibu dalam pembatasan waktu menyusui yang berakhir pada terjadinya bendungan ASI karena perawatan payudara yang tidak tepat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Perawatan Payudara dengan Kejadian di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2016 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana objek penelitian dan waktu diamati pada waktu yang sama (Soekidjo, 2010). Populasi pada penelitian ini berjumlah 210 ibu menyusui yang berkunjung di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru tahun 2016, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 67 orang, pengumpulan data menggunakan data primer dengan instrument penelitian adalah kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Data Umum Hasil distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini: Tabel Responden Karakteristik Frekuensi Persentase Umur < 20 tahun 0 0% 20-35 tahun 52 77,6% >35 tahun 15 22,4% Pendidikan SD 10 14,9% SMP 25 37,3% SMA 29 43,3% Perguruan Tinggi 3 64,5% Pekerjaan Bekerja 9 13,4% Tidak bekerja 58 86,6% 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu menyusui berusia 20-35 tahun sebanyak 52 orang (77,6%), sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 29 orang (43,3%) dan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 58 orang (86,6%). Analisa Univariat 1.1 Pengetahuan Hasil distribusi frekuensi pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Kurang 43 64,2% 2 Cukup 15 22,4% 3 Baik 9 13,4% Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 43 orang (64,2%). 1.2 Sikap Hasil distribusi frekuensi sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Responden No Sikap Frekuensi Persentase 1 Negatif 39 58,2% 2 Positif 28 41,8% Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat sebagian besar responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 39 orang (58,2%). 1.3 Hasil distribusi frekuensi bendungan ASI responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Kopertis Wilayah X 84

Tabel 4. Distribusi Frekuensi No Kunjungan Frekuensi Persentase 1 47 70,1% 2 Tidak 20 29,9% Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengalami bendungan ASI sebanyak 47 orang (70,1%). Analisis Bivariat 1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Hasil distribusi frekuensi bendungan ASI responden dapat dilihat pada tabel 5. berikut ini : Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan Pengetah uan Benudngan ASI Tidak Bendun gan ASI Bendu ngan ASI Total n % n % N % Kurang 7 10,4 36 53,7 43 64,2 Cukup 7 10,4 8 11,9 15 22,4 Baik 6 9,0 3 4,5 9 13,4 Total 20 29,8 47 70,1 67 100 p val ue 0,003 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 67 responden terdapat 43 yang berpengetahuan kurang dimana terdapat 36 orang (53,7%) bendungan ASI dan yang tidak bendungan ASI sebayak 7 (10,4%) responden. Responden yang berpengetahuan cukup berjumlah 15 orang dimana terdapat 8 (11,9%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 7 (10,4%). Responden yang berpengetahuan baik berjumlah 9 orang dimana terdapat 3 (4,5%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 6 (9,0%). Berdasar uji statistik diperoleh hasil p value = 0,003 < α 0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2016. 1.5 Hubungan Sikap dengan Kejadian Hasil hubungan sikap tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI responden dapat dilihat pada tabel 6. berikut ini : Tabel 6. Hubungan Sikap dengan Sikap Tidak Bendung Bendu an ASI ngan ASI Total n % N % N % Negatif 5 7,5 34 23,9 39 56,7 Positif 15 22,4 13 10,4 28 43,3 Total 20 29,9 47 70,1 67 100 p value 0,001 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 67 responden terdapat 39 responden yang bersikap negatif dimana terdapat 34 (50,7%) bendungan ASI dan 5 (7,5%) responden tidak bendungan ASI dan terdapat 28 responden bersikap positif dimana terdapat 13 (19,4%) bendungan ASI dan 15 (22,4%) responden tidak bendungan ASI. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil p value = 0,001 < α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru Tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 67 responden terdapat 43 yang berpengetahuan kurang dimana terdapat 36 orang (53,7%) bendungan ASI dan yang tidak bendungan ASI sebanyak 7 (10,4%) responden. Responden yang berpengetahuan cukup berjumlah 15 orang dimana terdapat 8 (11,9%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 7 (10,4%). Responden yang berpengetahuan baik berjumlah 9 orang dimana terdapat 3 Kopertis Wilayah X 85

(4,5%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 6 (9,0%). Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil p value = 0,003 < α 0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Tahun 2016. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan yang terjadi terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai penghasilan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi, terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh oleh mata dan telinga(wawan, 2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Murniati, 2010) dalam Jurnal yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas dengan Praktek Pencegahan uji statistik dengan hasil p value = 0,001 yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan kejadian bendungan ASI. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara breast care dengan kejadian bendungan ASI di Bidan Praktek Swasta (BPS) wilayah kerja Puskesmas Wuryantoro Wonogiri, hal ini dibuktikan dari hasil uji statistik Chi square untuk mengetahui hubungan antara breast care dengan kejadian bendungan ASI diperoleh nilai X2 = 11,327 dengan p-value = 0,003 (p<0,05). Dari 13 responden dengan breast care baik yang mengalami bendungan ASI hanya 2 responden (15,4%) dan sebanyak 11 responden (84,6%) tidak mengalami bendungan ASI. Dari 10 responden dengan breast care cukup terdapat 2 responden (20%) yang mengalami bendungan ASI dan 8 responden (80%) tidak mengalami bendungan ASI. Sedangkan dari 7 responden dengan breast care kurang terdapat 6 responden (85,7%) mengalami bendungan ASI dan yang 1 responden(14,3%) tidak mengalami bendungan ASI (Pertiwi et al., 2014). Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 67 orang, sebagian besar responden umur 20 35 tahun sebanyak 52 responden (77,6%), dengan kategori pengetahuan sebagian besar responden kurang sebanyak 43 responden (64,2%) dan kurangnya pengetahuan responden tentang perawatan payudara dikarenakan kurangnya keingintahuan ibu tentang perawatan payudara dan kurangnya informasi yang didapatkan dari tenaga kesehatan maupun media masa tentang perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Selain faktor keingintahuan dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan maupun media masa, status pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan ini. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 58 responden (86,6%) tidak bekerja hal inilah yang memungkinkan ibu tidak menerima informasi dari dunia luar terutama mengenai perawatan payudara. Seorang ibu yang bekerja bisa mengembangkan dan menerapkan pengetahuannya terhadap kehidupan keluarganya, sedangkan ibu yang tidak bekerja dan hanya berdiam dirumah tidak akan menambah pengetahuan dan wawasan dari luar sehingga ibu kurang mendapatkan informasi tentang perawatan payudara akibatnya ibu mengalami bendungan ASI. Selain penjelasan di atas Menurut peneliti ibu nifas yang melakukan perawatan payudara selama menyusui berdampak baik selama menyusui yaitu tidak terjadinya bendungan ASI. Hal ini dikarenakan gerakan pada perawatan payudara akan melancarkan reflek pengeluaran ASI, serta dapat mencegah dan mendeteksi dini kemungkinan adanya bendungan ASI dapat berjalan lancar, dan ini juga merupakan langkah awal dalam perawatan payudara yang didukung oleh Kopertis Wilayah X 86

pengetahuan ibu menyusui tersebut tentang perawatan payudara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67 responden terdapat 39 responden yang bersikap negatif dimana terdapat 34 (50,7%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 5 (7,5%) responden dan terdapat 28 responden bersikap positif dimana terdapat 13 (19,4%) bendungan ASI dan tidak bendungan ASI sebanyak 15 (22,4%). Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil p value = 0,001 < α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI. Sikap (attitude) adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulasi. Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam psikologis sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dan penelitian yang dilakukan mengenai sikap beserta kaitannya. Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap yaitu dari pengalaman pribadi harus meningkatkan kesan kuat, sikap seseorang akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang dianggap penting. Pengaruh kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Media masa yang dalam penyampaian informasi membawa pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini individu dan lembaga pendidikan yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman baik dan buruk, salah atau benar akan menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap sesorang(ariani, 2014). Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 67 responden, sebagian besar responden bersikap negatif sebanyak 39 responden (58,2%), sikap negatif yang ditunjukkan responden tentang perawatan payudara seperti, cara melakukan perawatan payudara dan waktu yang digunakan dalam melakukan perawatan payudara salah. Menurut (Astutik, 2015) penanganan bendungan ASI sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara yaitu membersihkan puting susu dari kerak dan kotoran dan tidak boleh melakukan massase payudara untuk mencegah terjadinya kelainan sementara responden di tempat penelitian ini lebih banyak melakukan perawatan payudara setelah mereka memasuki masa nifas. Menurut Tamboyang perawatan payudara merupakan upaya untuk merangsang sekresi hormon oksitosin untuk menghasilkan ASI sedini mungkin dan memegang peranan penting dalam menghadapi masalah menyusui. Tehnik pemijatan dan rangsangan pada putting susu yang dilakukan pada perawatan payudara merupakan latihan semacam efek hisapan bayi sebagai pemicu pengeluaran ASI. Sedangkan menurut Pramitasari dan Saryono (2008) gerakan pada perawatan payudara bermanfaat melancarkan reflek pengeluaran ASI. Serta tak ada salahnya untuk membersihkan putting dengan air hangat setiap habis mandi untuk menjaga kebersihannya dan hindari penggunaan sabun yang bisa membuat bagian puting kering, karena jika kering menyebabkan lapisan puting mengelupas dan muncul rasa sakit ketika menyusui (Pertiwi et al., 2014). Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fauziah yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan sikap ibu nifas tentang waktu perawatan payudara adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan responden taggap kapan waktu yang tepat dalam melakukan perawatan payudara dan dapat mengaplikasikanya. Dalam teori waktu pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dmulai sedini mungkin yaitu 1-2 Kopertis Wilayah X 87

hari sesudah bayi dilahirkan dilakukan 2 kali sehari setelah mandi(faiziah & Masalah, 2015). Ini bisa menjadi rekomendasi untuk perubahan sikap responden ke arah yang lebih positif. Selain penjelasan di atas hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian bendungan Asi disebabkan karena ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang perawatan payudara, sehingga ibu tidak benar dalam melakukan tindakan perawatan payudara dan menyebabkan ibu mengalami puting susu tenggelam, bayi susah menyusu, ASI tidak keluar, yang berakhir pada terjadinya bendungan ASI. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atmawati yang menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap seseorang sehingga akan menumbuhkan perilaku positif melakukan perawatan payudara untuk melancarkan keluarnya ASI, mencegah bendungan atau pembengkakkan pada payudara dan memelihara kebersihan payudara (Atmawati, 2010). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru Tahun 2016 dapat diambil kesimpulan untuk variabel dependent pengetahuan adalah Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI dengan p value 0,003 Sedangkan untuk variabel dependent sikap terdapat hubungan yang bermakna antara sikap tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI dengan p value 0,001. Oleh karena itu diharapakan kepada ibu hamil dan ibu menyusui untuk mempersiapkan diri dengan baik yaitu dengan meningkatkan pengetahuanya / mencari informasi, merubah sikap ke arah yang lebih positif dalam hal melakukan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya masalah bendungan ASI. DAFTAR PUSTAKA Ariani, A. (2014). Reproduksi, Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha MEdika. Astutik, reni. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Tran Info Media. Atmawati, C. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Postpartum Di Rumah Bersalin An nisa Surakarta. UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Retrieved from http// opac.unisayogya.ac.id/.../ari NAJAKHNA_201310104295_NASK AH PUBLIK. Dinkes. (2015). Profil Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2015, 144. Retrieved from http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/profil/profil_kab_kota _2014/1471_Riau_Kota_Pekan_Baru _2014.pdf Faiziah, A., & Masalah, L. B. (2015). Gambaran sikap ibu nifas tentang perawatan payudara di rb an-nissa surakarta tahun 2012., 40 58. Heryani, R. (2012). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta: Trans info media. Juarni, Saleh, L. M. I., Negeri, M., Mangkurat, L., Kalimantan, P., & Usman, a G. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Payudara Pada ibu Nifas Yang Menyusui. Yayasan Pendidikan U Budiyah STIKes Banda Aceh. Retrieved from http://simtakp.uui.ac.id/dockti/juar NI-skripsi_juarni.pdf Murniati, S., Asi, P., Sectional, C., & Hasil, R. S. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bendungan Asi Dengan Praktik Pencegahan Bendungan Asi (Breast Care) Di Rb Kopertis Wilayah X 88

Nur Hikmah Kwaron Gubug. Jurnal Unismus, 17. Retrieved from http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/j ur_bid/article/view/820 Nainggolan, M. (2009). Pengetahuan Ibu Primigravida Mengenai Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan. Universitas Sumatera Utara. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/14371/3/09E02630.pdf.txt Pertiwi, S. &, Praktek, B., & Bps, S. (2014). Hubungan Antara Post Natal Breast Care Dengan Terjadinya Bendungan ASI Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Wilayah Kerja Puskesmas Wuriyantoro Wonogiri, VI(1), 43 56. Retrieved from http//journal.stikeseub.ac.id/index.ph p/jkeb/article/view/130/129 Proverwati, A. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha medika. Rukiyah, A. yeyeh. (2010). Asuhan Neonatus Bayi & Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media. Soekidjo, N. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Wawan, D. (2011). Penfetahuan, Sikap, dan perilaku Manusia. Yogyakata: Nuha Medika. Widiasih, H. (2008). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Kopertis Wilayah X 89