BAB I PENDAHULUAN. Alasan mengapa menulis itu penting bagi anak, Leonhardt (2001:19)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Studi ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS BAGI ANAK DAN PENULIS PEMULA. Musrini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

Oleh : YANTI FITRIYANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan mengapa menulis itu penting bagi anak, Leonhardt (2001:19) mendeskripsikannya dalam sepuluh alasan. Dari sepuluh alasan tersebut, tujuh diantaranya akan dikemukakan dalam bagian ini. Ketujuh alasan tersebut yang pertama adalah hanya anak yang terbiasa menulis mandiri yang akan belajar cara menulis dengan fokus yang tajam dan jelas. Anak-anak yang menghabiskan ribuan jam memusatkan gagasan mereka dalam berbagai tulisan, ketika mereka dewasa kelak akan jauh lebih siap menyajikan gagasan mereka dengan jernih dan kuat. Alasan yang kedua adalah anak-anak harus sering dan bebas menulis (serta membaca) supaya terampil dalam menggunakan struktur kalimat yang kompleks dan benar secara tata bahasa. Anak anak tidak akan mulai menggunakan frase kata benda bentukan. Mereka tidak akan melekatkan anak kalimat kata sifat dalam kalimat mereka, semata mata hanya karena guru pernah menunjukkannyua di kelas. Hal hal ini mulai meresap masuk hanya apabila mereka sering melihat melihat hal hal ini dalam bacaan mereka dan banyak menulis. Menurut Leonhardt (2001 : 23) guru biasanya terus terusan memaksa anak menyimak pelajaran tata bahasa yang membosankan dan hal tersebut akan membuat anak anak membenci kegiatan tulis menulis. Anak anak yang menikmati tulis menulis bisa melakukan apa saja yang mereka sukai dalam makalah itu menikmati pemakaian susunan

2 dan gaya mereka sendiri dan sangat mengganggu guru yang tidak kompeten. Akan tetapi, mereka pasti merampungkan makalah. Alasan ketiga adalah semua guru, kecuali guru yang sangat buruk, akan mengakui bahwa makalah mereka jauh lebih baik daripada makalah teman-teman sekelasnya. Alasan keempat adalah anak-anak yang suka menulis, dan sering untuk iseng, juga lebih memahami hal-hal yang dibacanya. Membaca dan menulis tak salah lagi saling berkaitan. Anak-anak yang senang membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis, yang kemudian mengalir dalam tulisan mereka. Anakanak yang menulis cerita dan puisi serta mahir akan membaca dengan ketelitian dan wawasan yang jauh lebih besar. Mereka mulai memperhatikan bagaimana seorang pengarang menyusun alur cerita, menggambarkan secara rinci karakter seorang tokoh, atau menggunakan teknik-teknik pengibaratan. Alasan kelima adalah anak-anak yang senang menulis (dan membaca) menjadi murid yang mudah unggul dalam hampir semua mata pelajaran. Anak-anak yang sangat terpelajar hampir tak terhentikan; mereka betul-betul tahan guru dan tahan sekolah. Kecuali mereka sedang mengatasi masalah pribadi yang sangat serius. Anak-anak yang rajin, tetapi tidak pernah mengembangkan kebiasaan membaca dan menulis mandiri, prestasinya makin lama makin menurun karena pelajaran makin lama makin sulit. Mereka tidak memiliki pemahaman bahasa yang andal, padahal mereka harus membaca buku-buku tingkat lanjut, atau menulis makalah atau laporan tingkat lanjut. Alasan keenam adalah anak-anak dengan kebiasaan menulis pribadi yang mandiri mempunyai cara yang mudah untuk mengatasi trauma emosional. Freud

3 menyatakan bahwa Pertama, apa yang terjadi pada anak-anak itu berpengaruh. Kedua, entah bagaimana, membicarakan (atau menuliskan) trauma masa lalu akan membantu membuat trauma itu tidak lagi begitu merusak. Membantu anak dalam memperoleh rasa kecintaan pada tulis-menulis mungkin merupakan suatu anugerah, akan menjaga kestabilan mereka dalam mengarungi masa-masa sulit secara aman. Tentu saja, jika masalah mereka berat, sebaiknya mencarikan mereka pertolongan psikolog. Akan tetapi, kebiasaan membuat catatan pribadi, atau berusaha memfokuskan pengalaman mereka ke dalam cerpen atau puisi, bisa menjadi bagian penting dari kepulihan mereka. Alasan terakhir adalah penulis yang terampil dan fasih mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar bidang pekerjaan. Keberhasilan di hampir semua bidang pada masa kini jauh lebih bergantung pada kemampuan menulis. Seperti e-mail, SMS, menulis pernyataan misi, rencana jangka panjang, atau artikel professional. Kegiatan menulis pada anak dimulai dari rasa senang yang dia miliki terhadap kegiatan tersebut. faktor-faktor yang dapat menghilangkan rasa senang menulis pada anak adalah jika pengajaran menulis di sekolah dimulai dari pengajaran yang hanya mengajarkan teori menulis dan tatabahasa, waktu yang disediakan untuk pengajaran menulispun sangat sedikit dengan jumlah siswa kelas yang sangat banyak, dan hasil tulisan anak yang jarang diperiksa oleh guru. Seorang anak yang senang menulis akan memiliki ketelitian wawasan tinggi, keunggulan di setiap semua mata pelajaran, memiliki kestabilan emosional dan akan memperoleh keberhasilan di semua bidang. Sementara anak tidak mau mengembangkan kemampuan menulis, prestasinya akan semakin menurun.

4 Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Menurut Badudu (1985:10). Menulis merupakan suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan berbagai bidang kehidupan dan dapat menggunakan gagasan atau ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara. Dalam kegiatan belajar mengajar, latihan keterampilan menulis sesuatu yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya dengan menunggu, mendengar atau mencatat dari guru. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang berkelanjutan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar siswa harus langsung berlatih menulis. Tanpa adanya proses latihan tidak mungkin keterampilan menulis akan muncul. Akhadiyat (1984 : 143) mengatakan bahwa Kemampuan menulis berkaitan dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik. Hal ini senada dengan pendapat Tarigan (1986 : 25) yang mengemukakan bahwa keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan sukar dibandingkan dengan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, kekompleksan keterampilan menulis, pengajaran menulis di sekolah dasar harus dilakukan seoptimal mungkin. Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa menulis merupakan keterampilan yang berada pada urutan teratas jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya. Di dalam kegiatan menulis, seorang penulis dituntut harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata.

5 Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1986 : 4). Nilai siswa dalam pembelajaran menulis masih rendah, tampak pada beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Linda Nurlinda dengan skripsinya yang berjudul Model Pembelajaran Karangan Narasi dengan menggunakan Media Foto Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan menulis Siswa Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung Tahun 2004/2005. Penelitian yang mendukung lainnya juga seperti diungkapkan oleh Syahruddin dalam tesisnya yang berjudul Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan PTK di Sekolah Dasar Negeri Tanjakan Kelas V Cicadas Kota Bandung Tahun 2006. Pembelajaran menulis karangan di sekolah dirasa kurang terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh media dan metode pembelajaran yang berdampak pada keterampilan siswa. Oleh karena itu, guru haruslah mampu menggunakan media dan mengembangkan metode pembelajaran agar tidak menjenuhkan siswa dalam belajar. Dengan menggunakan media yang menarik, pembelajaran menulis pun diharapkan lebih menyenangkan dan membantu siswa dalam memperoleh ide (inspirasi) ketika sedang menulis karangan. Banyak faktor yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran menulis diantaranya guru lebih banyak menekankan teori dan pengetahuan bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa. Di samping itu proses belajar mengajar lebih banyak didominasi guru yang kurang memahami bahwa hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berperan serta.

6 Sebagian pihak ada yang mengatakan bahwa kegagalan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sumber masalah dari rendahnya minat baca, minimnya sikap berbahasa dalam interaksi sosial di tengah masyarakat. Artinya kompetensi lulusan sekolah dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar masih minim. Benar bahwa kemampuan menulis siswa kita masih memprihatinkan, untuk itu disarankan penekanan pembelajaran pada penggunaan bahasa bukan pada teori bahasa. Akan lebih baik membiarkan siswa mengungkapkan pikiran dan pendapat mereka, kemudian secara perlahan-lahan diarahkan bagaimana yang baik dan yang benar. Akan tetapi, jika dari awalnya sudah disalahkan maka akan mematikan bahwa membunuh kreatifitas mereka. Dengan demikian, siswa harus belajar untuk mulai membiasakan diri dengan pembelajaran yang menuntut lebih dari sekedar menghadapi pembelajaran sampai pada proses aktifitas pembelajaran di kelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah guru, siswa, dan materi pelajaran yang saling mendukung akan menjadi penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Untuk itu, guru harus memiliki kredibilitas yang cukup dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Sebetulnya siswa mempunyai peluang untuk terampil menulis karena keterampilan menulis merupakan proses pembelajaran yang dapat dilatih dan dipelajari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (1986:1) bahwa keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan latihan walaupun untuk semua orang mempunyai bakat yang sama terhadap menulis.

7 Sebagai kecakapan hidup, menulis pun dapat dipelajari. Jika seni tari, musik, dan olah raga dapat dikerjakan, menulis pun sesungguhnya demikian juga. Lasimo (2003), mengemukakan Banyak penulis bersepakat bahwa sembilan puluh persen kemampuan menulis dihasilkan lewat pembelajaran, latihan menulis. Hanya sepuluh persen dipengaruhi oleh faktor bakat. Senada dengan Putu Wijaya, faktor bakat tak lebih dari lima belas persen. Ini faktor bakat, sebagaimana dalam kecakapan hidup lainnya, tidak cukup dominan mengarahkan seseorang menjadi penulis atau tidak. Justru, faktor pembelajaran yang cukup dominan pengaruhnya. Sebagai jenis kompetensi yang bisa dipelajari dan dibutuhkan dalam banyak bidang kehidupan, sudah saatnya sekolah dalam hal ini guru, menumbuhkembangkan kompetensi ini pada anak didiknya melalui tradisi menulis. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, teknik pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tidak dijabarkan secara rinci. Dengan demikian, guru diberi kesempatan dan keleluasaan untuk memilih model pembelajaran di kelas. Guru dipacu untuk menampilkan model pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa kemampuan guru menetapkan model merupakan salah satu keberhasilan kegiatan pembelajaran. Standar kompetensi yang harus dimiliki siswa sekolah dasar dalam keterampilan menulis adalah mampu mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan melalui menulis karangan dari pikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menyusun karangan berdasarkan gambardan menulis petunjuk.

8 Adapun salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa diantaranya adalah menulis berdasarkan gambar. Dengan demikian, menulis berdasarkan gambar merupakan salah satu bentuk mengasah kemampuan berbahasa siswa, terutama melatih kemampuan menulisnya. Menurut Durahman (1991: 3) hambatan pertama dalam menulis sulitnya mengungkapkan pendapat ke dalam tulisan. Yang kedua sangat miskin bahan yang akan ditulis. Hambatan ketiga kurang memadainya kemampuan kebahasaan yang dimiliki. Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis. Hambatan terakhir kurangnya kesadaran akan pentingnya menulis. Oleh karena itu, menjadi tugas gurulah dalam memilih model yang tepat dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam menulis. Guru memegang peranan penting dalam proses latihan menulis, tetapi jarang memeriksanya apalagi mengembalikannya. Bagaimana siswa tahu tulisannya bagus, jelek, kalau tidak ada koreksi dari guru. Para siswa sekolah dasar enggan menulis karena bingung dari mana mereka harus memulai menulis, mereka tidak tahu bagaimana cara mengorganisasi pikiran atau perasaan mereka di atas kertas. Karena memang tidak diperkenalkan kepada pengalaman menulis oleh guru, baik melalui contoh-contoh karangan maupun pada latihan-latihan terpimpin. Keterampilan menulis sangat baik diajarkan kepada siswa sekolah dasar asalkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir dan berekspresi. Mereka diharapkan telah memiliki kemampuan menulis dasar dalam bentuk ungkapan atas

9 pengalaman pengetahuan, atau perasaan yang mereka miliki ke dalam bahasa tulis yang teratur, beruntun dan satu kesatuan yang kohesif dan koheren, sehingga menjadi wacana yang baik (Warrier, 1965 : 52). Pengajaran dengan menggunakan model yang dapat menggugah imajinasi siswa dapat merangsang siswa untuk menulis. Salah satunya dengan bantuan ilustrasi seperti foto, sketsa, dan lukisan. Menurut Alwasilah (2005:71) album foto keluarga adalah salah satu cara untuk memperoleh gagasan untuk menulis. Tulisan ini dimaksud sebagai upaya mencari alternatif dalam pembelajaran menulis, tentang keterampilan menulis karangan prosa dan sikap siswa kelas 4 di SDN KPADI Bandung melalui aplikasi model. Karangan yang dimaksud adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman kita (Rusyana, 1982:1). Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran berbasis ilustrasi. Model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi adalah model pembelajaran menulis yang memiliki ciri pemberian tuntunan visual yang disediakan berupa foto, sketsa sebagai sumber inpirasi siswa untuk setiap tugas menulis. Kegiatan menulis karangan prosa di sekolah dasar dalam penelitian ini dengan cara disediakan Ilustrasi sketsa dan foto. Sketsa yang disediakan adalah : 1) sketsa tentang kegiatan belajar di kelas, 2) foto pekan kreatifitas siswa di sekolah SDN KPAD I yaitu foto para siswa yang sedang menari, 3) sketsa pasar malam, 4) sketsa tranportasi 5) sketsa kebun binatang. Tema ilustrasi prosa ini sesuai dengan tingkat kemampuan perkembangan dan karakter siswa sekolah dasar kelas 4, yang mana ilustrasi tersebut dimulai dari yang sederhana mudah dekat dengan

10 lingkungan anak hingga dikembangkan menjadi gambar yang akan menjadikan siswa lebih terangsang namun tetap mengacu pada apa yang tercantum dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Model ini diharapkan dapat menjadi efektif dalam berlatih menulis khususnya bagi siswa sekolah dasar. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini penulis tertarik untuk mengangkat judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Prosa dan Sikap Siswa Melalui Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Ilustrasi (Pengembangan Model dan Hasil Belajar Terhadap Siswa Kelas IV SDN I KPAD Sukasari Bandung). B. Identifikasi Masalah Berikut ini penulis kemukakan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas. 1. Masalah Kemampuan Menulis Siswa yang Rendah. Kenyataan yang ada bahwa kemampuan menulis siswa rendah perlu mendapatkan perhatian guru untuk segera memperbaiki dan mencari solusi agar masalah tersebut teratasi. 2. Pengajaran Menulis Tradisional Banyak Membuang Waktu. Meskipun paradigma belajar sudah berubah dari pengajaran ke pembelajaran, masih banyak guru dalam mengajarkan keterampilan menulis menggunakan pola tradisional. Caranya setiap siswa diberi kesempatan menulis dengan topik semau siswa, kemudian hasil karangan siswa tersebut dikumpul kegurunya dan guru tidak mengembalikan hasil karangan tersebut kepada siswa dan siswa tidak mengetahui nilai hasil karyanya. Proses menulis yang demikian

11 belum melibatkan aktivitas siswa secara optimal dan belum terlaksana. 3. Berdasarkan dua masalah di atas diperlukan upaya memperbaiki proses. Pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran sehingga guru memiliki kesempatan untuk memilih model yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dalam menguji dan mengembangkan sebuah model pembelajaran mungkin terdapat berbagai hambatan yang ditemui. Dalam menanggulangi hambatan-hambatan itu tentu diperlukan perbaikan model sehingga akan tercipta model baru yang cocok. Penelitian ini dapat mengahsilkan model pembelajaran yang sudah diperbaharui sesuai dengan hambatan yang ditemukan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. bagaimanakah rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis ilustrasi dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan prosa siswa? 2. apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis karangan prosa siswa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi? 3. bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ilustrasi?

12 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. mengetahui rancangan pengembangan model berbasis ilustrasi dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan prosa; 2. mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan prosa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi; 3. mengetahui sejauhmana sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ilustrasi. E. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak, seperti berikut: 1. Bagi guru SD manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. sarana aktivitas dalam mengelola pembelajaran menulis dengan model berbasis ilustrasi; b. dengan menggunakan model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi dapat memperbaiki proses belajar mengajar di kelas; c. sebagai pendorong dan umpan balik dalam pengajaran menulis karangan sesuai dengan tujuan pengajaran menulis di sekolah dasar. 2. Bagi siswa sekolah dasar adalah: a. hasil penelitian dapat memacu serta meningkatkan kualitas menulis para siswa; b. merupakan kiat menulis yang menghasilkan struktur karangan yang baik, dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

13 3. Bagi peneliti, dapat berguna sebagai landasan penelitian yang berhubungan dengan aspek keterampilan menulis dengan menggunakan model menulis berbasis ilustrasi. F. Asumsi Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis dapat menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan berbasis ilustrasi; 2. Belajar dengan menggunakan pendekatan berbasis ilustrasi dapat mendorong siswa dalam belajar menulis karangan prosa; 3. Mengaitkan dengan kehidupan pribadi dan lingkungan akan mempermudah siswa dalam menulis; 4. Pembelajaran dengan menggunakan model berbasis ilustrasi merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat membantu proses mengajar di SD. G. Hipotesis Dari uraian di atas, maka dalam penelitian dirumuskan terlebih dahulu hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol (Ho), yaitu: Ha = ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis karangan prosa siswa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi. Ho = tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis karangan prosa siswa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi.

14 H. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Prosa, Motivasi Siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Ilustrasi, dan Aplikasi Model Pembelajaran Menulis Berbasis Ilustrasi. I. Definisi Operasional Definisi operasional penelitian ini diinterprestasikan sebagai berikut : 1. Keterampilan menulis karangan prosa adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang mengagambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Di sini penulis prosa dapat secara bebas menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, tanpa harus terikat oleh aturan tertentu. Penulis tidak perlu menggunakan bentuk kata yang dibuatbuat agar terasa sangat indah. Penulis tidak perlu susah payah mencari katakata atau huruf, suku kata dan kata yang digunakan untuk mengutarakan ide atau pesannya secara tertulis. 2. Sikap adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang mengendaki adanya respon (Chave, Lapirre). Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi

15 motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai 3. Model pembelajaran ilustrasi adalah pembelajaran yang menggunakan komposisi gambar yang berupa ilustrasi foto dan ilustrasi sketsa yang disediakan kepada siswa untuk tugas menulis karangan prosa. Gambar tersebut sebagai inspirasi untuk mengembangkan ide yang ada dalam pikirannya yang dituangkan kedalam bahasa tulis dalam tugas ini siswa disuruh menulis beberapa paragraf dari ilustrasi yang diberikan. Ilustrasi dalam penelitian ini bukan berwarna melainkan hitam putih dengan maksud agar siswa dapat leluasa berimajinasi dengan bebas tetapi harus benar sesuai dengan tujuan dari ilustrasi yang diinginkan. Hasil karangan siswa diharapkan sesuai dengan tema ilustrasi yang tersedia misalnya ilustrasi yang disediakan tentang pasar maka karangan siswa di dalamnya mendeskripsikan tentang pasar bukan tentang sepak bola. Karya siswa tersebut diharapkan memenuhi kriteria unsur penilaian yang meliputi: kesesuaian ilustrasi dengan isi gagasan yang disampaikan, organisasi isi, tatabahasa, pilihan struktur kosakata, dan ejaan yang digunakan. Ilustrasi untuk instrumen penelitian ini adalah pengembengan model gambar yakni pengembangan model gambar diawali dengan model yang sederhana/mudah hingga pada model gambar yang siswa akan lebih terangsang untuk untuk berinspirasi menemukan ide-ide untuk kegiatan menulis karangan prosanya. Model gambar dikatakan mudah karena

16 hal tersebut diambil dari lingkungan sehari-hari kegiatan siswa dalam kelas di luar kelas, seperti pada penelitian ini di awali dari gambar sketsa Sketsa Kegiatan Belajar di Kelas hingga pada pembelajaran dilanjutkan dengan media gambar yang lebih merangsang siswa untuk menemukan gagasan dalam kegiatan menulisnya. Adapun model gambar yang dikatakan siswa akan lebih terangsang dalam berkarya tulis adalah gambar tersebut diambil dari luar lingkungan sekolah siswa dan gambar tersebut akan lebih menyenangkan dan menantang siswa untuk lebih berkonsentrasi dengan mudah menemukan ide-ide gagasannya. Indikator dari pengembangan model gambar ini adalah meningkatkan keterampilan penulis karangan prosa siswa secara lebih spesifik yang mengacu pada satu kata kunci gambar yang disediakan pada sketsa atau foto pada setiap masing-masing pembelajaran satu model gambar. Sebelum kegiatan menulis prosa dilakukan sebagai penunjang kemudahan untuk menulis, siswa diharapkan terampil untuk menemukan katakata kunci gambar pada setiap pembelajaran dengan disediakannya satu model gambar pada setiap pertemuan pembelajaran dan juga siswa diharapkan menentukan kalimat utamanya kerangka karangannya untuk memudahkan untuk kagiatan menulisnya. Pada setiap pembelajaran siswa menetapkan satu kata kunci gambar yang digemari yang dirasa siswa dapat menjabarkan dengan baik dari beberapa kata-kata kunci gambar yang ditemui oleh siswa sendiri. Karangan prosa pada tingkat sekolah dasar dalam penelitian ini adalah prosa atau karangan yang bertemakan tentang kegiatan kehidupan, lingkungan ataupun tentang hiburan dimana hal ini sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan berbahasa siswa sekolah dasar, yang mengacu pada standar isi

17 kurikulum bahasa Indonesia kelas empat. Hasil karya siswa yang berupa tulisan karangan prosa tersebut akan dilihat dianalisis berdasarkan kriteria yang ditentukan yang tertulis pada bab tiga.