BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa mampu menyelesaikan semua persoalan-persoalan yang terdapat dalam

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimilikinya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan. kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan

BAB I PENDAHULUAN. 1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imas Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik sehingga menimbulkan rasa bosan pada siswa, guru kurang menguasai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pada pembelajaran. Sikap antisipasi dari para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berkaitan dengan

didik. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa diharuskan aktif- mencari sendiri dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pada kurikulum ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Administrasi Perkantoran (AP) merupakan salah satu kompetensi keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan kompetensi keahlian AP dalam Kurikulum SMK Tahun 2006 yaitu: 1. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relasi, dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat; 2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien; 3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya; 4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga; 5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak; 6. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan. Memberikan pelayanan kepada pelanggan merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh lulusan SMK program keahlian AP. Menurut Retno Tri Widiyanti, dkk. (2005:63) Kompetensi Dasar ini menuntut peserta didik mengetahui cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar. Berdasarkan observasi pendahuluan yang peneliti lakukan beberapa waktu yang lalu, diperoleh nilai ulangan harian Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Negeri 2 Sumedang pada Kompetensi

Dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan. Rekapitulasi nilai ulangan harian pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada peanggan disajikan pada tabel berikut: Tabel 1. 1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kompetensi Dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Kelas Nilai < 80 80 90 > 90 Jumlah di Bawah di Atas 1 X AP1 80 14 18 2 34 41% 59% 2 X AP2 80 17 15 1 33 52% 48% Sumber : Data pra-penelitian yang diolah Tabel 1. 2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kompetensi Dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan Tahun Pelajaran 2011/2012 No. Kelas Nilai < 80 80 90 > 90 Jumlah di Bawah di Atas 1 X AP1 80 16 12 5 33 48% 52% 2 X AP2 80 15 17-32 47% 53% Sumber : Data pra-penelitian yang diolah Tabel 1. 3 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Kompetensi Dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Kelas Nilai < 80 80 90 > 90 Jumlah di Bawah di Atas 1 X AP1 80 19 13-32 59% 41% 2 X AP2 80 17 13 4 34 50% 50% Sumber : Data pra-penelitian yang diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian siswa pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan belum memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh sekolah yang disebut Kriteria Ketuntasan Minimum () 100%. untuk kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan di SMK Negeri 2 Sumedang yaitu 80. rekapitulasi nilai ulangan harian siswa selama 3 tahun pelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (%) 2010/2011 2011/2012 2012/2013 AP 1 59 52 41 AP 2 48 53 50 Gambar 1. 1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai ulangan harian siswa belum memenuhi 100%. Data tersebut dijadikan sebagai data awal yang diperoleh dari hasil nilai kelas X kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Sumedang. Strategi yang dipilih oleh guru seharusnya mempersiapkan siswa agar dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berpikir merupakan aspek strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian hasil yang terstandar.

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai dalam proses pembelajaran di sekolah. Karena berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang melatih siswa berpikir lebih tinggi. Berpikir kritis dilatihkan agar siswa memiliki pemahaman seutuhnya baik konsep maupun proses berpikir itu sendiri untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Menurut Fisher (2009:13) Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan dan lai-lain. Berpikir kritis seharusnya menjadi salah satu pengalaman belajar yang didapatkan oleh siswa, karena berpikir kritis dibutuhkan dalam penerapan pengetahuan dan akan sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan siswa dalam menghadapi permasalahan kehidupan nyata. Pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berpikir kritis siswa membutuhkan suatu strategi yang mampu merangsang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Selama ini proses pembelajaran di sekolah masih terperangkap pada pandangan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, selain itu cara pembelajaran di dalam kelas masih didominasi oleh peran guru sebagai sumber pengetahuan serta metode ceramah sebagai pilihan utama startegi belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mayoritas proses belajar mengajar di sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, telah ditemukan berbagai macam strategi, model, metode dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah adalah model Problem Based Learning disingkat PBL (Rusman, 2012:229). Model PBL merupakan pengembangan kurikulum dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Model PBL bertujuan agar siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dengan menganalisis informasi yang diperoleh kemudian informasi tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri. Model PBL dapat digunakan pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan. Karena menurut Retno, dkk. (2005:64) salah satu materi pokok pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan yaitu pengetahuan masalah pemasaran dan tantangannya. Sehingga siswa dituntut untuk mengumpulkan, mengelola, dan mengimplementasikan informasi untuk memecahkan masalah tersebut. Model PBL dipandang cocok untuk menghadirkan suasana nyata di dalam proses pembelajaran. Trianto (2010:90) mengemukakan bahwa: Model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

Model PBL mengarahkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat mengambil keputusan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan nyata pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan. Selain itu guru dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan di SMK Negeri 2 Sumedang). 1.2 Identifikasi Masalah Kemampuan berpikir kritis siswa yang kurang optimal merupakan inti permasalahan pada kajian penelitian ini khususnya pada kompetensi dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan di SMK Negeri 2 Sumedang. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, muncul beberapa masalah yang memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat untuk diteliti. Adapun identifikasi masalah dari judul yang penulis pilih yaitu sebagai berikut: 1. Sebagian siswa belum memenuhi pada kompetensi dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan. 2. Pola pembelajaran yang masih berpusat pada guru.

1.3 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) yaitu Apakah kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan Model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT). 1.4 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan masukan terhadap pihak-pihak terkait, dalam pengembangan ilmu pendidikan, serta memperluas wawasan yang

berkaitan dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model Problem Based Learning (PBL). 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah. b. Bagi program studi pendidikan manajemen perkantoran, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai model Problem Based Learning (PBL). c. Bagi sekolah, penilitian ini diharapkan menjadi salah satu data ataupun rujukan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, melalui optimalisasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru. d. Bagi khalayak umum, khususnya yang tertarik pada bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa.