DOSEN PEMBIMBING: Prof.Dr. I NYOMAN SUTANTRA, M.Sc, Phd. YOHANES, ST, MSc. Eng

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

PERANCANGAN DAN PEMODELAN RASIO DESAIN PLANETARY GEAR UNTUK MENGETAHUI RASIO TRANSMISI DAN PERUBAHAN PUTARAN GENERATOR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI UNTUK PENERAPAN ENERGI LAUT. By : Zeno ( )

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

Presentasi Tugas Akhir

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NANANG ISMAIL FAHMI JURUSAN TEKNIK MESIN. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. MEng TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun

Perencanaan Roda Gigi

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute

Konstruksi CVT. Parts name

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

SIMULASI CRASH DEFORMATION PADA BODI PART MODEL KENDARAAN

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Bidang Studi Desain. Rian Kurniawan. Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST.Meng

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON

Presentasi Tugas Akhir

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

Tugas Akhir TM

Rancang Bangun dan Uji Efisiensi Sepeda Chainless Zerol Bevel Gear Dengan Memodifikasi Rangka Sepeda

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DAN UJI EFISIENSI SEPEDA CHAINLESS ZEROL BEVEL GEAR DENGAN MEMODIFIKASI RANGKA SEPEDA

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

Latar Belakang. Pemanfaatan Energi Gerak Berjalan Sebagai Alternatif Energi. Energi Gerak Berjalan yang Belum Banyak Termanfaatkan.

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) YANG DIPASANG PADA BOGIE KERETA API

Redesain Gearbox Rotary Parkir Menggunakan Software Berbasis Elemen Hingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

BAB 4 ANALISIS TEKNIK

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

RANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN

WAHYU HENDRAWAN

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

BAB II LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

BAB II LANDASAN TEORI

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

PERHITUNGAN DAYA DAN KAPASITAS MESIN PRESS SERBUK KAYU SEBAGAI MEDIA PENANAMAN JAMUR TIRAM PUTIH RIKO PRIANDHANY

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BAMBU UNTUK PRODUKSI JERUJI SANGKAR BURUNG

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang mesin pemasta coklat dengan hasil perancangan sesuai kebutuhan.

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Transkripsi:

RANCANG BANGUN MULTIPURPOSE DRIVETRAIN UNTUK MENINGKATKAN UTILITAS ATAU KEMANFAATAN KENDARAAN MULTI GUNA PEDESAAN DOSEN PEMBIMBING: Prof.Dr. I NYOMAN SUTANTRA, M.Sc, Phd. YOHANES, ST, MSc. Eng

LATAR BELAKANG Untuk memenuhi kebutuhan masarakat pedesaan akan kendaraan multiguna sebagai alat transportasi yang mampu beroperasi pada kondisi on-road maupun of-road dan sebagai alat bantu untuk memproses hasil pertanian

PERUMUSAN MASALAH PERMASALAHAN YANG AKAN DI KAJI DAN DISELESAIKAN DALAM PENELITIAN INI MELIPUTI: 1. Perancangan sistem planetary gear set dengan rasio yang ditentukan oleh analis. 2. Analisa kekuatan sistem planetary gear set untuk beban maksimum yang dapat mendukung daya engine. Analisa ini menggunakan metode AGMA 2001-D04. 3. Perancangan mekanisme pemindahan kondisi kerja ( Gear Switching ). 4. Perancangan model transmisi multiguna.

TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah dihasilkan model transmisi multiguna yang memiliki satu in-put daya dengan tiga pilihan output kondisi kerja dimana ketiga ou-put tersebut mempunyai rasio yang berbeda.

BATASAN MASALAH PADA ANALISA INI DIGUNAKAN BEBERAPA BATASAN MASALAH AGAR DAPAT MEMPERJELAS RUANG LINGKUP ANALISA, BEBERAPA BATASAN TERSEBUT ADALAH : 1. Rasio yang digunakan adalah rasio yang didapat dari analisa drivertrain yang dibahas oleh peneliti lain. 2. Penelitian hanya dibatasi pada perancangan dimensi transmisi dan spesifikasi setiap komponennya. 3. Tidak membahas analisa mekanika getaran dan analisa pelumasan. 4. Tidak membahas lebih lanjut tentang analisa proses produksi.

TINJAUAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA Howard Simpson, Howard Simpson, sistem hidrolik digunakan untuk proses switching atau untuk mendapatkan perubahan rasio Planetary gear simpson mempunyai konstruksi yang lebih rumit dan membutuhkan tambahan daya yang diambil dari engine untuk melakukan proses switching (proses pemindahan tingkat transmisi) dengan system hidrolik pump.

Keungulan Planetari gear KARAKTERISTIK PGS 1. Memungkinkan perbandingan/ rasio gigi untuk merubah putaran menjadi torsi (Torque Converter) 2. Memungkinkan gerakan reverse (Pembalik) jika in-put pada sun, output pada ring dan fix pada carrier 3. Dengan perbandingan rasio yang sama antara PGS dan gear biasa, ternyata PGS memungkinkan dimensi yang lebih praktis ( lebih kecil) dibanding konstruksi gear biasa hal ini disebabkan karna pada PGS terdapat dua rasio : yang pertama rasio akibat perbedaan diameter pinion gengan gear. yang kedua rasio akibat kecepatan relatif gear planet yang berevolusi mengelilingi sun gear 4. memperingan kerja bearing, karna deflexi kearah radial gear relatif kecil karna sistemnya terdiri dari satu unit gear yang saling mengapit

KONSTRUKSI DASAR PLANETARY GEAR Komponen utama PGS Planetary gear set adalah sistem transmisi daya yang terdiri dari tiga komponen utama. Sun bagian yang terletak di tengah, Planet tersusun mengelilingi Sun serta dipegangi oleh poros carier, Ring bagian paling luar sebagai orbit. Gambar exploded komponen planetary gear Gambar konstruksi planetary gear

Kajian lapangan Mobil Multiguna yang ada pada masarakat Mobil gerandong ledok Mobil gerandong giling

Kajian Lapangan Tentang Mobil Gerandong 1. Mobil tersebut memiliki mekanisme sistem drivetrain pully dan vanbelt dimana efisiensinya kurang baik dan tidak praktis 2. Dikatakan Efisiensi yang kurang baik karna, pada pully dan vanbelt terdapat slip yang menimbulkan disipasi energi berupa panas. Dan jika sudah mulai panas vanbelt tersebut akan melembek dan ketahanannya terhadap tegangan tarik akan berkurang, hal ini lah yang menyebabkan vanbelt cepat rusak. 3. Dikatakan tidak praktis karna, dengan drivetrain pully dan van belt, seorang pengemudi atau operator harus memindahkan vanbelt secara manual dari pully satu ke pully yang lain untuk mengalihkan daya. 4. Mobil tersebut tidak memenuhi kelayakan dalam berlaulintas.

Kinematika PGS Persamaan Umum Pada Planetari Gear Sistem 1. Persamaan umum perhitungan rasio atas dasar jari-jari pitch circle 2. Persamaan umum perhitungan rasio atas dasar jumlah gigi 3. Torsi pada planetary gear set Sehinga didapat

PERSYARATAN DESAIN 1. Terpenuhinya rasio desain yang nditentukan oleh analis 2. Terpenuhinya model mekanisme switching / pergantian gigi dengan tiga mode operasi antara lain mode on-road, mode off road, dan mode multiguna proses produksi 3. Terpenuhinya desain mekanisme pemindah tingkat transmisi 4. Terpenuhinya model transmisi planetary gear system yang akan diusulkan 5. Model transmisi mampu mewakili tuntutan nomor 1, 2 dan 3 TUNTUTAN RASIO IN PUT SWITCHING OUT PUT RASIO KETERANGAN KONDISI CARRIER RING SUN 0.28 DIPERCEPAT 3.5889 KALI ON-ROAD CARRIER SUN 1 1 DIRECT DRIVE OF-ROAD CARRIER SUN RING 0.72 DIPERCEPAT 1.3889 KALI PROSES

FLOWCHART PENGERJAAN START STUDI PUSTAKA STUDI LAPANGAN PEREANCANGAN PERSYARATAN PERANCANGAN NO SIMULASI MEKANISME DENGAN SOLID WORK YES STUDI MATERIAL DAN SPARE PART PENDUKUNG A

FLOWCHART PENGERJAAN A ANALISA KEKUATAN GEAR DAN POROS SERTA PEMILIHAN BEARING DETAIL ENGINEERING DRAWING KESIMPULAN PENYUSUNAN LAPORAN SELESAI

PERANCANGAN PLANETARY GEAR Agar dapat memenuhi tuntutan desain maka perlu diketahuai terlebih dahulu kondisi kerja yang akan dibebankan pada sistem ini. Dimana sistem drivetrain ini dirancang mempunyai tiga kondisi kerja yang harus terpenuhi. Agar dapat memudahkan dalam memahami mekanisme yang akan dirancang maka perlu diberikan skema mekanisme aliran daya sebagai berikut.

PERANCANGAN PLANETARY GEAR Mekanisme mode on-road adalah input pada carier, out-put pada sun dengan rasio 3.5 1 yang dipercepat kemudian diteruskan ke poros sun sedangkan pada ring dibuat diam/ fix menggunakan sinkromes yang kontak dengan bodi diam. Daya dari sun shaft (primer out-put) diteruskan ke cross joint dan ke differensial.

PERANCANGAN PLANETARY GEAR Mekanisme mode off-road adalah input pada carier dan out-put pada sun dengan rasio 1 1 kemudian diteruskan ke poros sun sedangkan pada ring dibuat diam/ fix menggunakan sinkromes yang kontak dengan bodi diam. Daya dari sun shaft (primer out-put) diteruskan ke cross joint dan ke differensial.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI MULTIGUNA Mekanisme mode proses adalah input pada carier dan out-put pada ring dengan rasio 1 1.38 diperlambat kemudian diteruskan ke ring shaft menuju ke middle shaft hingga ke poros multiguna (skunder out-put). sedangkan pada sun dibuat diam/ fix menggunakan sinkromes yang kontak dengan bodi diam. Daya dari poros multiguna (skunder out-put) diteruskan oleh sprocket ke peralatan proses.

KONSTRUKSI DAN KOMPONEN TRANSMISI MULTIGUNA KOMPONEN TRANSMISI MULTIGUNA DALAM KENDISI ASEMBLY

KOMPONEN TRANSMISI MULTIGUNA KOMPONEN TRANSMISI MULTIGUNA DALAM KENDISI EXPLODED DRAWING Exploded drawing sangat penting untuk memberikan panduan pada saat proses assembly

PERANCANGAN MEKANISME PEMINDAH KONDISI KERJA MEKANISME SWITCHING Perpindahan rasio dan kondisi kerja menggunakan Mekanisme sinkromes

Nama Komponen Mekanisme Switching

PERANCANGAN PLANETARY GEAR Exploded drawing dengan beberapa nama part penting

KESIMPULAN 1. Didapatkan rancangan model Tranmisi multiguna yang memiliki kemampuan sesuai dengan persyaratan desain. 2. Model sistem Tranmisi multiguna menggunakan sistem Planetary gear sistem untuk pengalihan daya dan sistem sincromize untuk perubahan rasio pada kondisi kerja. 3. Model transmisi mampu menyalurkan daya 18 kw, Torsi 49 N.m, Pada putaran maksimal 3000 rpm. 4. Didapatkan rancangan detail engineering drawing. 5. Kelebihan rancangan adalah memberikan kemudahan dalam hal splitting daya dan perpindahan kondisi kerja 6. Kelemahan rancangan adalah menggunakan komponen yang cukup banyak sehingga memerlukan proses masining yang cukup banyak dan konsekwensinya adalah biaya produksinya menjadi lebih tinggi.

ANALISA KEKUATAN POROS Analisa kekuatan poros didasarkan pada analisa statik dan teori kegagalan fatiq Distorsi energi. Tujuan dari Analisa ini adalah digunakan sebagai pembanding dari hasil studi lapangan mengenai dimensi poros. M B = Momen Bending di titik B d B = Diameter minimal di titik B S e = Tegangan tarik elastis material S Ut = Tegangan Ultimate material T in = Torsi input n = faktor keamanan k f = Koefisien takik

PEMILIHAN BEARING Bearing adalah komponen penting dalam sistem drivetrain yang berfungsi untuk menjaga agar setiap komponen dapat bekerja pada konstrainnya, Adapun Pemilihan bearing didasarkan atas aspek fungsional dan reliabiliti. Dalam sistem drivetrain ini terdapat suatu mekanisme penting yang disebut mekanisme switching dimana untuk mendapatkan perubahan rasio, sebuah sinkromize harus melakukan sliding atau perpindahan kontak antara gigi satu dengan gigi berikutnya. Sinkromize ini dipasang pada poros dan poros ini disangga oleh bearing. Dari mekanisme tersebut kita dapat meng analisa sebuah fenomena yang terjadi pada sebuah bearing, dimana bearing tersebut disamping bekerja mendapatkan beban kontinyu kearah radial tetapi juga mendapatkan beban intermiten ke arah aksial. Beban ke arah aksial ini, terjadi pada saat proses switching/ perpindahan gigi. Maka pada mekanisme ini dipilihlah tipe needle roller bearing double groove. Namun karna ketersediaan bearing jenis ini sangat terbatas dan harganya juga sangat mahal maka bisa juga diganti dengan dua tipe ball bearing yang dipasang pararel. Penggantian ini tidak mempengaruhi kinerja dari sistem yang didukung oleh bearing tersebut.

ANALISA BEARING Perhitungan umur bearing ditujukan untuk mengetahui bearing mana yang menjadi bearing paling kritis atau cepat rusak. Metode perhitungan ini dikutip dari buku Machine Design. Dalam perhitungan ini hanya menggunakan beban gaya radial dan mengabaikan gaya aksial karna dianggap sangat kecil dan pada sistem ini tidak menggunakan roda gigi Helix.

ANALISA RODA GIGI PLANETARY Dari tabel 4.5 dapat digunakan sebagai pertimbangan bahwa roda gigi sun mengalami putaran yang paling banyak dengan kecepatan putaran paling tinggi. Jadi dari sini dapat di simpulkan bahwa roda gigi yang paling kritis adalah roda gigi sun, jika dibandingkan dengan roda gigi lainnya. Ketebalan roda gigi sun patut diperhitungkan agar mampu mendukung aliran daya dari engine. Analisa ini juga didasarkan pada asumsi dimana jenis material pada roda gigi sun, planet dan ring adalah satu jenis material yaitu VCN150 atau sama dengan AISI 4340 ini adalah material yang umum digunakan untuk gear dengan tugas berat yang memiliki ketangguhan tinggi dan ketahanan terhadap keausan. Material ini akan mempunyai kekerasan yang lebih tinggi lagi bila diberi perlakuan panas permukaan (surface heat treatment) berupa induction hardening, nitriding, surface hardening. In-put Switch Out-Put Rasio Keterangan Carrier Ring Sun 0.28 = = 3.5814 Out-put dipercepat 3.5814 kali Carrier Sun Ring 0.72 = = 1.3889 Out-put dipercepat 1.3889 kali TABEL 4.5

ANALISA KEKUATAN RODA GIGI PLANETARY perhitungan gear digunakan untuk menentukan lebar gigi minimal agar mampu menerima beban bending dan keausan dengan menggunakan metode AGMA 2001 D04 DIMANA : S t S c K T K R W t K 0 = Allowable banding stress for material = AGMA surface endurance strength = Temperatur factor = Reliabiliti faktor = Transmited load = over load correction Y N N d K s K m K B K v = Stress cycle factor for tress bending = Diametral pitch. = Size correction = Load distribution correction = Rim tickness = Dinamic factor J p I C f C p F = Geometri factor bending = Geometri factor kontak = Surface faktor = Elastic koefisien = Lebar/ Tebal gigi minimal

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

GAMBAR ANIMASI DAN DETAIL DESAIN