Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser pada Struktur Baja Eccentrically Braced Frame Type D

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI NUMERIK PENINGKATAN KINERJA STRUKTUR BAJA ECCENTRICALLY BRACED FRAME TYPE D DENGAN MODIFIKASI PENGAKU BADAN LINK GESER (033S)

BAB I PENDAHULUAN. dengan struktur beton, baja dinilai memiliki sifat daktilitas yang dapat dimanfaatkan

KAJIAN NUMERIK PERILAKU LINK PANJANG DENGAN PENGAKU DIAGONAL BADAN PADA SISTEM RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIS

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

KAJIAN KINERJA LINK YANG DAPAT DIGANTI PADA STRUKTUR RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE SPLIT-K

KAJIAN NUMERIK STRUKTUR RANGKA TERBREIS EKSENTRIK DENGAN LINK YANG DAPAT DIGANTI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Concentrically Braced Frame adalah pengembangan

Studi Perbandingan Perilaku Profil Baja WF dan HSS Sebagai Bresing pada SCBF Akibat Beban Lateral dengan Program Bantu Finite Element Analysis

PERILAKU LINK PANJANG DENGAN PENGAKU DIAGONAL BADAN PADA SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA TAHAN GEMPA

Analisis Numerik Link Panjang dengan Penambahan Pelat Sayap Tepi terhadap Peningkatan Kinerja Struktur Rangka Baja Berpengaku Eksentrik

DAFTAR PUSTAKA. 2. AISC (2005), Seismic Provision for Structural Steel Building. Chicago, American Institute of Steel Construction.

Studi Perilaku Non Linear Perbandingan Panjang Link Pada Eccentrically Braced Frame Dengan Program Bantu Finite Element Analysis

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK

BEBERAPA KETENTUAN BARU MENGENAI DESAIN STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA

STUDI PERILAKU DARI SHORT LINK, INTERMEDIATE LINK DAN LONG LINK PADA SISTEM STRUKTUR ECCENTRICALLY BRACED FRAME (EBF)

STUDI PERILAKU KNEE BRACED FRAME DENGAN KONFIGURASI X-BRACED

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU RANGKA BERPENGAKU SENTRIS DAN RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS DENGAN KONFIGURASI V-TERBALIK AKIBAT BEBAN LATERAL GEMPA

E-Journal Graduate Unpar Part C Civil Engineering

Kajian Eksperimental Peningkatan Kinerja Link Geser pada Sistem Rangka Baja Berpengaku Eksentrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pelat baja vertikal (infill plate) yang tersambung pada balok dan kolom

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

Kapasitas Rotasi Inelastik Sambungan Siku Atas-Bawah dan Siku Badan Ganda (Top and Seat with Double Web Angle) Akibat Pembebanan Siklik

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI JENIS SAMBUNGAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN BALOK REDUCED BEAM SECTION DENGAN PROGRAM BANTU ABAQUS

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

STUDI KOMPARASI PERILAKU STRUKTUR SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE D TERHADAP SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

SEISMIC COLUMN DEMANDS PADA SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIK KHUSUS DENGAN BRESING TIPE X DUA TINGKAT

Jason Pratama Salim 1 dan Johannes Tarigan 2. ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU PENGAKU TIPE CROSS (X) DAN DIAGONAL PADA SISTEM CONCENTRICALLY BRACED FRAMES (CBF) DENGAN MENGGUNAKAN MIDAS FEA

STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

Studi Perilaku Non Linear Pushover Struktur Jack Up Sistem Eccentrically Braced Frames (EBF)

Kajian Eksperimental Bresing Tahan Tekuk pada Bangunan Tahan Gempa di Indonesia

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Perbandingan Beberapa Jenis Penampang Buckling Restrained Braces Akibat Beban Aksial dengan Program Bantu Finite Element Analysis

Oleh : Irsyad Septian B. ( ) Dosen Pembimbing II : Budi Suswanto ST., MT., Ph.D. Hidayat Soegihardjo., Ir., MS., Dr.

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USU Medan. Abstract. Key word: Beam, Steel, Lateral torsional buckling, stiffener, ABAQUS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dicegah dengan memperkuat struktur bangunan terhadap gaya gempa yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kedalaman balok kurang dari tujuh, terjadi interaksi geser-momen.

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis pelat buhul pada struktur baja dengan rangka

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB V ANALISIS. Tabel 5. 1 Gaya-gaya dalam pada Link Geser dan Link Lentur

Studi Respon Seismik Penggunaan Steel Slit Damper (SSD) pada Portal Baja

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB II STUDI LITERATUR

BAB III KAJIAN EKSPERIMENTAL. Berikut ini akan diuraikan kajian dalam perencanaan program eksperimental yang dilaksanakan mencakup :

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA

PERBANDINGAN PERILAKU BALOK-T BETON RINGAN DAN BETON HIBRIDA PRATEGANG PARSIAL AKIBAT BEBAN SIKLIK

DAFTAR ISI. Pembicara Kunci 1: Davy Sukamta (HAKI) RANCANGAN STRUKTUR BAJA PADA GEDUNG TINGGI; SENI ATAU SAINS?

RETROFITTING STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG DI BAWAH PENGARUH GEMPA KUAT

PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU

Studi Eksperimental terhadap Parameter Daktilitas Struktur Baja. Yurisman 1) Muslinang Moestopo 2)

PENINGKATAN KINERJA LINK MENENGAH MELALUI PEMASANGAN PENGAKU DIAGONAL PADA BAGIAN UJUNG T E S I S. Oleh M. HUSNI MALIK HASIBUAN /TS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

Kurdi. Bambang Budiono. Muslinang Moestopo. Dyah Kusumastuti. M. Refai Muslih

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL PESSONA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN SISTEM BREISING KONSENTRIK TIPE-X DAN SISTEM BREISING EKSENTRIK V-TERBALIK

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB VII PERANCANGAN BUKAAN PADA SPSW. Pada segmen ini akan dibahas bagaimana prosedur untuk memberikan void /

DINDING GESER PELAT BAJA DENGAN STRIP MODEL YANG DIMODIFIKASI MENGACU PADA SNI , SNI dan AISC 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

Structural Steel Buildings. Rigid Frames Braced Frames Pre-Engineering Building

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI TEKUK TORSI LATERAL BALOK KASTELA BENTANG PANJANG DENGAN ANALISIS KERUNTUHAN

PERILAKU STRUKTUR BAJA TIPE MRF DENGAN BEBAN LATERAL BERDASARKAN SNI DAN METODE PERFORMANCE BASED PLASTIC DESIGN (PBPD)

Skripsi BAB I PENDAHULUAN

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya didesain dengan baik sehingga mampu menunjukkan kinerja yang

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA

Transkripsi:

Kurdi, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser pada Struktur Baja Eccentrically Braced Frame Type D Kurdi Program Doktor Bidang Keahlian Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan - Institut Teknologi Bandung. E-mail: kurdi1206@gmail.com Bambang Budiono Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan - Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa No.10 Bandung 40132, E-mail: b.budiono@lapi.itb.ac.id Abstrak Yurisman Staf Pengajar Politeknik Negeri Padang, Kampus Politeknik Limau Manis Padang, E-mail: yurisman_pdg@yahoo.com Struktur portal baja Eccentrically Braced Frame type D (EBF-D) dengan link geser berpengaku badan dimodelkan dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak MSC Nastran. Pembebanan diberikan secara monotonik dan siklik dengan kontrol perpindahan. Model struktur link geser berpengaku badan vertikal didesain dengan jarak pengaku sesuai dengan ketentuan AISC 2005. Model yang lain didesain menggunakan link geser berpengaku badan diagonal dengan jarak pengaku antara 30t w -d/5 sampai dengan panjang link (e) atau didesain tidak memenuhi syarat AISC 2005. Parameter konfigurasi pengaku badan diagonal, jarak pengaku (a), panjang link (e), tebal badan link (t w ), tebal sayap link (t f ) dan tebal pengaku vertikal (t sv ) maupun diagonal (t sd ) diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan kinerja struktur portal EBF-D link geser berpengaku badan diagonal lebih baik dibandingkan dengan berpengaku vertikal dari segi kekuatan, kekakuan, daktilitas maupun penyerapan energi dissipasi akibat beban gempa. Jarak optimal antara pengaku badan vertikal yang menggunakan pengaku diagonal diusulkan sebesar 1,6 (30tw-d/5) dengan ketebalan minimum pengaku badan diagonal 5,5 mm atau sama dengan tebal badan dan 8 mm untuk tebal minimum pengaku vertikal. Kata-kata Kunci: Eccentrically Braced Frame type D (EBF-D), link geser, beban monotonik, beban siklik, pengaku badan diagonal, pengaku badan vertikal, kekuatan, kekakuan, daktilitas dan energi dissipasi. Abstract Eccentrically braced frame type-d (EBF-D) of steel structure with shear link web stiffener is modeled in this study using MSC Nastran software. The monotonic and cyclic loading is given under the displacement control. The shear link structure model with the vertical web stiffeners are designed with the spacing accordance to the provisions of AISC 2005. Other model is designed with shear link web stiffener diagonal with spacing between 30tw-d/5 to length of link (e) or designed ineligible to AISC 2005. The parameters of EBF-D with web stiffeners will be meansured to : configuration of the web stiffeners, the space of stiffener (a), length of the link (e), thickness of web link (t w ), thickness of flange link (t f ) and the thickness vertical web stiffeners (t sv ) and diagonal (t sd ). The results show that the performance of the portal structure of EBF-D shear link diagonal of web stiffener is better than vertical web stiffener both in terms of strength, stiffness, ductility and the absorption of energy dissipation due to earthquake loads. Optimal space between vertical web stiffeners using diagonal web stiffener is 1.6 by (30tw-d/5) with minimum thickness of diagonal web stiffener is 5.5 mm or equal which thickness web link and thickness minimum vertical web stiffeners is 8 mm. Keywords: Eccentrically braced frame type-d (EBF-D), shear link, monotonic loading, cyclic loading, diagonal web stiffener, vertical web stiffeners, strength, stiffness, ductility and energy of dissipations. 1. Pendahuluan Penelitian yang pernah dilakukan (Gobarah & Ramadan, 1991; Kurdi, 2002 juga Popov,1983) menunjukkan bahwa sistem Eccentrically Braced Frames (EBF) memiliki respons yang lebih baik dari sistem Concentrically Braced Frame (CBF) maupun sistem Moment Resisting Frame (MRF) ketika menerima beban gempa (siklik) pada saat struktur sudah leleh inelastik. Konfigurasi ketiga struktur portal MRF, CBF dan EBF ditunjukkan pada Gambar 1. Vol. 20 No. 2 Agustus 2013 87

Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser... Link (a). MRF (b). CBF Gambar 1. Konfigurasi portal MRF, CBF dan EBF (c). EBF Respon yang baik dari struktur portal EBF disebabkan kemampuan menyerap energi yang sangat besar dan konsisten tanpa terjadi pengurangan kekakuan sampai sejumlah putaran (cycle) yang cukup tinggi (Hjelmstad dan Popov, 1983). Sistem EBF penyerapan energi melalui mekanisme pembentukan sendi plastis pada elemen active link. Kelelehan yang terjadi pada active link ini dapat berupa kelelehan geser atau lentur dan diijinkan deformasi yang cukup besar. Prilaku elemen link dipengaruhi panjang-pendeknya dimana link berprilaku sebagai link momen (moment link) atau geser (shear link). Penyerapan energi gempa pada sistem EBF-D dilakukan melalui mekanisme pembentukan sendi plastis pada elemen link. Distribusi gaya struktur portal EBF-D dapat dilihat pada Gambar 3. Gaya geser pada link konstan sepanjang elemen link sedangkan momen dan gaya aksial cukup kecil. Dari gambar menunjukkan indikasi bahwa daerah ujung link yang merupakan pertemuan link dan kolom harus menjadi perhatian khusus demikian juga daerah sepanjang badan link (Okazaki et.al, 2005). Berdasarkan studi yang telah dilakukan prilaku link sebagai link geser (shear link) dengan jarak dan tebal pengaku badan didesain sesuai ketentuan Seismic Provisions for Structural Steel Buildings terbukti memberikan tingkat dissipasi energi yang tinggi serta kapasitas inelastik yang lebih tinggi pula. Selanjutnya, dengan kombinasi parameter panjang elemen link dan konfigurasi pengaku badan baik vertikal maupun diagonal diharapkan diperoleh suatu sistem struktur portal EBF-D yang handal dari segi kekuatan, kekakuan, daktilitas maupun energi dissipasi saat menerima beban gempa. 2. Sistem Struktur Berpenopang Eksentrik (EBF) Gambar 3. Distribusi gaya geser, momen dan aksial pada EBF (Okazaki, et.al, 2005) Berdasarkan Seismic Provisions for Structural Steel Buildings terdapat beberapa bentuk sistem portal EBF yang umum digunakan seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Konfigurasi struktur portal EBF Gambar 4. Distribusi gaya geser, momen pada link EBF 88 Jurnal Teknik Sipil

Kurdi, dkk. 2.1 Elemen link Elemen link merupakan bagian dari balok yang direncanakan untuk mendissipasi energi saat terjadinya gempa kuat. Kelelehan yang terjadi pada elemen link berupa kelelehan geser atau kelelehan lentur. Tipe kelelehan ini sangat tergantung pada panjang link tersebut (Engelhardt dan Popov, 1989 serta Hashemi, 2011). Gambar 4 menunjukkan distribusi gaya pada elemen link. Dari gambar, M B dan M C adalah momen pada ujung balok dan kolom link. Dan V adalah gaya geser link. Gaya aksial karena sangat kecil dapat diabaikan. Di dalam kasus ini, dimana persamaan momen ujung sama besarnya sehingga M B =M C =M. Persamaan statik dari link menjadi Ve = 2M. Untuk link dengan elastis-plastis sempurna dengan tidak ada interaksi antara momen dan geser, e = 2 M p /V p dapat membagi panjang link antara link geser dengan link momen. Dimana M p and V p adalah momen dan kekuatan geser plastis sesuai dengan persamaan berikut : Vp = 0.60 fy (d 2tf ) t w (1) Mp = fy Zp (2) Dari persamaan, fy adalah tegangan leleh baja, d adalah tinggi penampang link, t w adalah tebal badan, t f adalah tebal sayap dan Zp adalah modulus plastis penampang (Okazaki et.al, 2005). 2.2 Pengaku badan (web stiffner) Struktur dikatakan mempunyai prilaku yang baik pada kondisi inelastik jika struktur mampu menyerap/ memancarkan energi dalam jumlah yang besar secara terus menerus tanpa mengalami kehilangan kekuatan dan kekakuan sampai siklus pembebanan yang tinggi. Tekuk badan yang terjadi pada link geser (shear link) menimbulkan sejumlah kehilangan kemampuan mendisipasi energi dan kapasitas daya dukung beban. Gejala ini dapat dikontrol dan diperlambat dengan penambahan pengaku badan. a. Pengaku badan vertikal Menurut Seismic Provisions for Structural Steel Buildings perencanaan pengaku badan vertikal link meliputi : 1. Pengaku pelat badan pada kedua ujung link. Dititik pertemuan dengan batang bresing, pada link harus dipasang pengaku setinggi badan link dan berada dikedua sisi pelat badan link. Pengaku tersebut harus mempunyai lebar total tidak kurang dari (bf 2tw) dan ketebalan yang tidak kurang dari nilai terbesar dari 0,75tw atau 10 mm, dengan bf dan tw adalah lebar pelat sayap dan tebal pelat badan link. 1. Pengaku badan antara link Selain pada kedua ujung link, disepanjang link juga dibutuhkan pengaku badan antara (link intermediate web stiffeners) dengan besar spasi tergantung pada sudut rotasi yang terjadi pada link. Untuk panjang link (e) 1,6 Mp/Vp jarak pengaku badan 30tw d/5 dengan rotasi sebesar 0,08 rad dan jarak pengaku 52tw-d/5 dengan rotasi 0,02 rad. Berdasarkan hasil penelitian (Gobarah dan Ramadan, 1991) terhadap link pendek terbukti bahwa link dengan pengaku badan menghasilkan kemampuan geser yang lebih besar dengan loop hysteretic yang lebih gemuk dan stabil. Beberapa peneliti lain (Kasai dan Popov, 1986) telah menetapkan beberapa ketentuan sederhana tentang hubungan antara jarak pengaku badan (web stiffner spacing) dengan sudut rotasi inelastik maksimum (γp) hingga awal terjadinya tekuk badan. Peneliti lain (Richards dan Uang, 2002, 2005) juga telah meneliti pengaruh rotasi link dan juga ketebalan dari sayap link dari struktur EBF. Peneliti lain (Bulić et.al., 2011) melakukan pengujian secara eksperimental dengan penambahan pengaku vertikal pada link geser yang menghasilkan peningkatan gaya geser antara 15% s.d 40% pada daerah inelastik. Penelitian secara eksperimental (Hjelmstad dan Popov, 1983 serta Malley and Popov, 1983) dengan variasi panjang link akibat beban gempa menunjukkan bahwa pengaku link menjadi elemen penting untuk mengontrol dan membatasi tekuk awal pada sayap saat badan sudah dalam keadaan inelastis. b. Pengaku badan diagonal Penelitian elemen link dengan pengaku badan diagonal (Yurisman dkk, 2010) baik secara numerik maupun secara eksperimental mulai diteliti. Hasil penelitian dihasilkan bahwa penambahan pengaku diagonal secara siknifikan berpengaruh kepada kinerja link baik kekakuan, kekuatan maupun energi dissipasi. Disamping itu ketebalan pengaku dan bentuk geometri juga berpengaruh pada kinerja link. Dimana pengujian dilakukan hanya untuk model elemen link dan belum menggunakan struktur EBF disamping itu usulan jarak pengaku diagonal juga belum diusulkan dalam penelitian tersebut. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kinerja struktur EBF-D dengan link geser berpengaku badan diagonal. 3. Kajian Numerik Penelitian ini dilakukan secara numerik dengan metode elemen hingga non linear. Struktur dimodelkan sebagai elemen shell CQUAD dengan menggunakan perangkat lunak komputer MSC/ NASTRAN dan dijepit pada kedua ujungnya dalam 6 derajat kebebasan : 3 rotasi (Rx, Ry, Rz) dan 3 translasi (Tx, Ty, Tz). Pada salah satu ujung balok diberi beban perpindahan secara bertahap (incremental). Asumsi yang digunakan dalam model menggunakan struktur portal EBF-D dengan link geser. Kriteria leleh Vol. 20 No. 2 Agustus 2013 89

Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser... menggunakan Von Misses dengan hardening rule merupakan kombinasi antara isotropic dan kinematic. Deformasi besar pada sambungan antara balok dan kolom dipertimbangkan dalam model. Untuk mengontrol akurasi dari model yang dibuat dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan perbandingan hasil uji eksperimen dari peneliti Bulić et.al, 2011. Model struktur EBF-D dimodelkan dengan panjang dan tinggi masing-masing 2 meter serta panjang link 300 mm. Profil yang digunakan profil HEA ukuran 100.100.5.8 mm dengan tebal pengaku badan vertikal antara 10 mm dan pengaku pada ujung link setebal 15 mm serta jarak pengaku 75 mm. Pemodelan struktur dapat dilihat pada Gambar 5. Kurva tegangan dan regangan model diambil dari kurva pengujian yang dilakukan oleh peneliti Yurisman dkk, 2010 sebagaimana Gambar 6. Pembebanan dilakukan secara monotonik dan siklik dengan pola pembebanan sesuai AISC 2005 sebagaimana Gambar 7. Selanjutnya dilakukan usulan pemodelan struktur menggunakan model link yang diuji secara eksperimental oleh peneliti Yurisman dkk., 2010. Struktur di modelkan seperti Gambar 8 mengunakan profil WF 200.100. 5,5.8 mm dengan panjang link 400 mm dan tebal pengaku vertikal 8 mm dan pengaku badan diagonal 5,5 mm. Modulus elastis (E) yang digunakan sebesar 133.082 Mpa dengan poison ratio ( ) sebesar 0,3. Parameter konfigurasi model pengaku diagonal diteliti pertama dalam penelitian ini. Selanjutnya diusulkan jarak optimal pemasangan pengaku bandan diagonal. Gambar 6. Kurva tegangan dan regangan untuk model numerik Gambar 7. Pola pembeban siklik sesuai AISC 2005 Gambar 5. Pemodelan struktur dan elemen link Gambar 8. Usulan pemodelan struktur dan elemen link EBF-Type D a. Numerik b. Eksperimen (Bulić et.al, 2011) Gambar 9. Perbandingan kurva beban (P) dengan perpindahan ( ) antara numerik dengan eksperimental 90 Jurnal Teknik Sipil

Kurdi, dkk. 3.1 Pengaruh konfigurasi model pengaku elemen link Elemen link yang digunakan pada model struktur Gambar 5 dimodelkan dengan berbagai variasi model menggunakan pengaku badan vertikal dan diagonal. Gambar konfigurasi elemen link dengan pengaku badan vertikal dan diagonal dapat dilihat pada Gambar 10. Kinerja masing-masing struktur EBF-D ditunjukkan pada Gambar 11. Seluruh model yang menggunakan pengaku badan diagonal didesain dengan jarak pengaku tidak memenuhi jarak yang disyaratkan oleh AISC 2005 atau lebih besar dari 30tw-5/d. Dari gambar secara umum penambahan pengaku diagonal badan pada daerah pengaku vertikal meningkatkan kinerja struktur. Dari delapan model elemen link terlihat kinerja terbaik dari segi kekuatan, kekakuan serta kestabilan elemen link di tunjukkan oleh elemen link dengan pengaku diagonal model D200 yang ditempatkan sejauh 1,6 (30tw-d/5) antara jarak pengaku vertikal. Selanjutnya model ini digunakan untuk membandingkan kinerja struktur portal dengan link berpengaku vertikal yang didesain sesuai dengan syarat AISC 2005. 3.2 Perbandingan kinerja antara struktur portal EBF- D berpengaku badan vertikal dengan diagonal Kinerja struktur EBF-D dengan link geser berpengaku badan diagonal yang didesain tidak memenuhi syarat ketentuan AISC 2005 yang selanjutnya disebut model D200 dibandingkan dengan struktur EBF-D dengan link geser berpengaku badan vertikal yang selanjutnya disebut model V100 dapat dilihat pada Gambar 12 untuk hubungan antara gaya dengan perpindahan. Dari gambar terlihat bahwa model D200 dengan penambahan pengaku diagonal pada daerah pengaku vertikal menyebabkan peningkatan gaya pada daerah elastis maupun plastis setelah badan elemen link leleh yang diikuti dengan leleh pengaku badan diagonal. Penambahan pengaku badan diagonal juga meningkatkan kekakuan struktur pada daerah elastis maupun plastis sebagaimana Gambar 13. D200 CD250V100 D250D150 D150D250 D400 V100 V200 Couple Gambar 10. Konfigurasi model elemen link geser berpengaku badan vertikal dan diagonal Gambar 11. Kurva pengaruh konfigurasi model pengaku badan elemen link Vol. 20 No. 2 Agustus 2013 91

Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser... dilihat pada Gambar 14 distribusi tegangan Von Misses pada saat struktur berotasi sebesar 0,08 rad. Nilai daktilitas ( ) yang diperoleh juga sangat baik sebagaimana ditujukkan pada Tabel 1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur portal model D200 lebih baik dibandingkan dengan struktur portal V100 baik dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Gambar 12. Kurva beban dan perpindahan untuk struktur model D200 dan V100 Struktur portal model D200 mempunyai kemampuan dissipasi energi gempa cukup baik hal ini dapat dilihat dari kurva hysteretic yang dihasilkan cukup gemuk, stabil tanpa ada pincing dan terlihat efek dari baushinger sebagaimana terlihat pada Gambar 15 untuk kurva hubungan antara gaya dengan perpindahan. Pada pembebanan siklik rotasi link sebesar 0,08 rad sebagaimana yang disyaratkan dapat dicapai sehingga struktur dapat dikatakan cukup baik untuk menyerap energi gempa. Besarnya energi dissipasi dapat dilihat pada Gambar 16. Pengaruh panjang link (e), tebal pengaku vertikal (tsv), tebal pengaku diagonal (tsd), tebal badan dan tebal sayap diteliti dari model D200 ini. 3.3 Pengaruh panjang elemen link Gambar 13. Kurva perbandingan kekakuan struktur portal model D200 dengan V100 Kestabilan model D200 juga sangat baik dimana rotasi link yang disyaratkan sebesar 0,08 rad pada saat perpindahan 36 mm dapat dicapai tanpa terjadi tekuk pada link dan pengurangan beban yang ditahan struktur sebagaimana dapat Panjang elemen link divariasikan antara 300 sampai dengan 400 mm dimana panjang ini masih dalam batasan sebagai panjang elemen link geser. Elemen link dimodelkan dengan penambahan pengaku badan diagonal pada daerah antara pengaku badan vertikal yang diletakkan pada posisi setengah dari panjang link. Jarak pengaku vertikal pada link yang menggunakan pengaku badan diagonal didesain tidak memenuhi jarak yang disyaratkan AISC 2005 untuk melihat kinerja struktur dengan penambahan pengaku diagonal. Jarak yang digunakan antara lain 150, 175 dan 200 mm. Hasil perbandingan panjang link dengan pengaku badan diagonal dapat dilihat pada Gambar 17 dimana kinerja terbaik dihasilkan pada elemen link dengan jarak 200 mm (model D200) dengan panjang link mendekati nilai 1,6 Mp/ Vp dan kinerja terendah ditunjukkan untuk jarak 175 mm (model D175) yang merupakan jarak antara link terpendek dengan link terpanjang. a. Struktur portal D200 b. Struktur portal V100 Gambar 14. Pola keruntuhan dan distribusi tegangan vonmisses model D200 dan V100 saat rotasi struktur 0,08 rad 92 Jurnal Teknik Sipil

Kurdi, dkk. Tabel 1. Tegangan leleh, ultimit dan daktilitas Model Monotonik Siklik Gaya Py y Pu u Py y Pu u V100 30.8 1.3 434.2 90.4 70.6 D200 32.5 1.3 506.3 82.4 64.6 Tarik 30.8 1.3 478.1 76.0 84.4 Tekan 25.4 0.9 487.1 76.0 58.5 Tarik 32.6 1.3 558.0 52.0 40.6 Tekan 26.8 0.9 559.3 52.0 57.8 Gambar 15. Kurva hysteretic struktur model D200 denganv100 Gambar 16. Perbandingan penyerapan energi struktur portal model D200 dengan V100 Vol. 20 No. 2 Agustus 2013 93

Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser... 3.4 Pengaruh ketebalan pengaku link Variasi ketebalan pengaku badan baik vertikal yang divariasikan dari 5,5 sampai dengan 12 mm dan diagonal yang divariasikan dari 4 sampai dengan 10 mm di tunjukkan pada Gambar 18. Terlihat bahwa perubahan ketebalan pengaku baik vertikal maupun diagonal tidak mempengaruhi penambahan beban yang dapat ditahan oleh struktur secara signifikan karena fungsi dari pengaku untuk mencegah terjadinya tekuk awal pada sayap sehinga elemen link mampu berotasi dengan deformasi yang cukup besar tanpa kehilangan gaya. Namun demikian ketebalan link tetap harus dibatasi untuk mencegah tekuk awal dimana kinerja terbaik dihasilkan dengan ketebalan pengaku badan diagonal 5,5 mm atau sama dengan ketebalan badan link dan ketebalan pengaku badan vertikal sebesar 8 mm. 3.5 Pengaruh ketebalan badan link Variasi badan link diteliti dari 4 sampai dengan 10 mm sebagaimana ditunjukkan Gambar 19. Ketebalan link berpengaruh terhadap peningkatan gaya struktur hal ini disebabkan link pendek pola keruntuhan atau kelelehan terjadi pada badan link. Semakin tebal elemen badan link semakin memperlambat laju kelelehan badan yang selanjutnya meningkatkan gaya yang dapat ditahan oleh struktur. 3.6 Pengaruh ketebalan sayap link Variasi ketebalan sayap diteliti dari 8 sampai dengan 12 mm sebagaimana ditunjukkan Gambar 20. Pengaruh ketebalan sayap juga sangat kecil terhadap kinerja struktur karena kelelehan elemen link terjadi pada badan link dan pengaku badan baik vertikal maupun diagonal menjaga link agar tidak terjadi tekuk pada sayap link. 4. Kesimpulan 1. Kinerja struktur EBF-D dengan pengaku badan diagonal lebih baik dibandingkan dengan pengaku vertikal dari segi kekuatan, kekakuan, daktilitas maupun energi dissipasi. 2. Penggunaan pengaku badan diagonal pada struktur EBF -D yang ditempatkan di daerah untuk jarak pengaku vertikal antara 30tw-d/5 sampai dengan panjang link (e), menghasilkan kinerja struktur yang optimal jika ditempatkan pada 1,6 (30tw-d/5) dimana ketebalan pengaku badan diagonal sama dengan badan link atau 5,5 mm dan pengaku badan vertikal minimum 8 mm. Gambar 17. Kurva variasi panjang link antara 300 sampai dengan 400 3. Parameter tebal sayap (t f ), tebal pengaku baik vertikal (t sv ) atau diagonal (t sd ) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja struktur. 4. Parameter konfigurasi pengaku diagonal, panjang link (e), dan tebal badan (t w ) serta tebal sayap di luar link berpengaruh signifikan terhadap kinerja struktur. Daftar Pustaka American Institute of Steel Construction, 2005, Seismic Provision for Structural Steel Buildings, AISC, Inc. Bulić, M., Androić, B., Čaušević, M., 2011, Experimental Investigation of Short Links in Shear, Jurnal EUROSTEEL, Budapest, Hungary. Engelhardt, M.D. and Popov, E.P., 1989, Behavior of Long Links in Eccentrically Braced Frame, Report No. UCB/EERC-89/01. Berkeley: Earthquake Engineering Research Centre, University of California. Gambar 18. Kurva variasi tebal pengaku badan vertikal (tsv) dan diagonal (tsd) 94 Jurnal Teknik Sipil

Kurdi, dkk. Gobarah, A. and Ramadan,T., 1991, Seismic Analysis of Links of Various Lengths in Eccentrically Braced Frames, Can. Journal of Civ. Eng., 140-148. Hashemi, S.H., 2011, Ductility and ultimate Strength of Eccentric Braced Frame, International Conference on Advanced Materials Engineering, IPCSIT Vol.15, Singapore. Yurisman, Budiono, B., Moestopo, M., & Suarjana, M., 2010, Behavior of Shear Link of WF Section with Diagonal Web Stiffener of Eccentrically Braced Frame (EBF) of Steel Structure, ITB J. Eng. Sci. pp.103-128, Bandung Hjelmstad, K.D. and Popov, E.P., 1983, Seismic Behavior of Active Beam Links in Eccentrically Braced Frames, EERC Report 83-15, Univ. of California, Berkeley, CA. Kasai, K. and Popov, E.P., 1986, General Behavior of WF Steel Shear Link Beams, Journal of the Structural Division. February 112(2), 362-382. ASCE. Kasai, K. and Popov, E.P., 1986, On Seismic Design of Eccentrically Braced Frame, University of California, Berkeley, California. Kurdi, 2002, Kajian Perilaku Struktur Rangka Baja Diperkaku Eksentrik Tipr-D Akibat Beban Siklik, Tesis Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Malley, J.O. and Popov, E.P., 1983, Shear Links in Eccentrically Braced Frames, Journal of Structural Engineering, ASCE, vol. 109, no. 10. Okazaki, T., Arce, G., Ryu, H.C., and Engelhardt, M.D., 2005, Experimental Study of Local Buckling, Overstrength, and Fracture of Links in Eccentrically Braced Frames, Journal of Structural Engineering. Popov, E.P.,1983, Recent Research on Eccentrically Braced Frames, Journal of Engineering Structures, 5(1), pp. 3-9. Richards, P.W. and Uang, C.M., 2005, Effect of Flange Width-Thickness Ratio on Eccentrically Braced Frames Link Cyclic Rotation Capacity, Journal of Structural Engineering. Richards, P.W. and Uang, C.M., 2002, Evaluation of Rotation Capacity and Over strength of Links in Eccentrically Braced Frames (Phase 1), Report No. SSRP-2002/18, Department of Structural Engineering, University of California at San Diego, La Jolla, CA. Yurisman, Budiono, B., Mustopo, M., and Suarjana, M., 2010, Numerical Analysis of the Shear Link Using Diagonal Web Stiffener of EBF Under Cyclic Loading (In Indonesian), Journal Teknik Sipil ITB,17(1), Bandung. Vol. 20 No. 2 Agustus 2013 95

96 Jurnal Teknik Sipil Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser...