BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak. (Depkes RI, 2004). Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan masalah gizi. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia serta dapat meningkatkan derajat kesehatan. Empat masalah gizi utama di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita sebagai akibat kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti infeksi, cacingan dan penyakit kronis. Dari semua golongan umur, remaja putri mempunyai resiko paling tinggi menderita anemia karena terjadi 1

peningkatan kebutuhan serta adanya menstruasi. Selain pada remaja putri kelompok yang rawan kekurangan zat besi adalah ibu hamil. Anemia sangat berbahaya bagi yang sedang hamil. Penyakit anemia sering menyerang pada masa kehamilan. Sebab pada saat hamil, kebutuhan ibu terhadap unsur-unsur makanan semakin banyak seperti zat besi, asam folat dan protein. Jika kebutuhan ini tidak tercukupi, ibu akan mengalami anemia. Anemia yang lazim dialami ibu hamil adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan jika ibu kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan haemoglobin dan pembentukan sel darah merah sehingga unsur zat besi dalam darah berkurang (Kurnia, 2009). Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadi gangguan pada kehamilan (abortus, partus immature atau prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan gangguan masa nifas (sub involusi rahim, infeksi dan stress, kurang produksi ASI), dan gangguan pada janin (abortus, dismatur, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dll). (Rukiyah, 2009) Jika pada ibu hamil kekurangan zat besi dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan, meningkatnya resiko keguguran, melahirkan bayi prematur, bayi BBLR, lahir mati, kematian perinatal, janin dan ibu hamil mudah terkena infeksi.(ningrum, 2009) Anemia pada umumnya terjadi diseluruh dunia, terutama di Negara berkembang dan pada kelompok sosial-ekonomi rendah.prevalensi anemia masih cukup tinggi di Negara berkembang, terutama kelompok resiko tinggi seperti: ibu hamil dan menyusui, anak prasekolah, sekolah dan pekerja fisik 2

berpenghasilan rendah. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75 % serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita dinegara berkembang dan 13% dinegara maju. Di Amerika, terdapat 12% wanita usia subur (15-49 tahun), 11% wanita hamil usia subur mengalami anemia sementara presentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan ( 8% anemia di trimester I, 12% anemia di trimester II dan 29% anemia di trimester III) (Achadi, 2007). Berdasarkan data dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Departemen Kesehatan (Depkes), saat ini angka penderita anemia pada ibu hamil di Indonesia diperkirakan mencapai 40% (Stendo, 2008), Wanita Usia Subur (15-44 tahun) 39,5% dan remaja putri (10-14 tahun) 57,1% (Tarwoto, 2007). Sedangkan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 didapatkan 50,9 % ibu hamil yang menderita anemia (Ningrum,2009). Di Propinsi Jawa Tengah angka kejadian anemia ibu mencapai 57,7% (Profil Kesehatan Jawa Tengah), di propinsi Jawa Barat dengan peserta tes darah sebanyak 7.439 di tiga kota, Garut, Tasikmalaya, dan cirebon, 41% diantaranya anemia, di propinsi Jawa Timur dengan melibatkan 5.959 peserta tes di tiga kota kediri, Jombang, Mojokerto, 33% diantaranya anemia, sedangkan di Sumatera utara dengan peserta tes darah sebanyak 9.377 orang di tiga kota, Medan, Pematang siantar, dan kisaran, 33% 3

diantaranya anemia ( Depkes RI, 2008), sedangkan di Semarang adalah 19,67% (Dinas Kesehatan kota semarang, 2009). Zat besi bagi ibu hamil sangat penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat yang dibutuhkan tumbuh kembang, sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah melahirkan. Selama hamil asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20 mg/hari. Hal ini mengingat selama kehamilan volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60 % untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makan serta oksigen pada janin melalui plasenta(graha Permata Ibu,2009). Faktor lain yang menyebabkan berkurangnya zat besi dalam darah ibu hamil karena tidak mengkomsumsi cukup makanan yang mengandung zat besi. Misalnya karena ibu mengalami emesis, sehingga sulit makanan secara normal. Selain itu, sedikit mengkomsumsi makanan mengandung vitamin C, kehamilan yang terlalu dekat, sosial ekonomi yang rendah, perdarahan yang berulang-ulang (Lamadhah, 2008 ). Kekurangan zat besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya dan hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan oleh metabolisme sel. Gejala anemia adalah antara lain : lesu, letih, pucat, cepat lelah, pengliatan berkunang-kunang, dan gampang mengantuk merupakan gejala klinis yang mudah diketahui. Bila terjadi anemia pada kehamilan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak 4

penurunan Sumber Daya Manusia (SDM), dan akan menghambat proses pembangunan bangsa. Pemerintah berupaya mengatasi permasalahan tersebut diatas dengan cara konsumsi suplementasi tablet besi kepada ibu hamil sejak awal kehamilan melalui posyandu. Pada saat ini konsumsi suplemen zat besi merupakan satu-satunya alternatif yang cocok, murah, mudah dan dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu yang singkat pada ibu hamil dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya (Ningrum,2009). Asupan gizi yang baik serta memperbaiki pola makan merupakan jurus paling penting untuk mengatasi Anemia. Untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi selama hamil, ibu harus mengkonsumsi zat besi sekitar 40-45 mg sehari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi, tetapi jika bidan menemukan ibu hamil yang menunjukkan gejala anemia biasanya akan memberikan suplemen zat besi berupa tablet besi yang biasanya di konsumsi satu kali sehari. Pengaturan gizi pada kehamilan adalah untuk memaksimalkan kesehatan ibu dan meningkatkan tumbuh kembang bayi yang sehat. Kita tidak dapat menjamin bahwa pengaturan gizi yang optimal akan memberikan hasil akhir yang positif (Herlina,2011). Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Tahun 2015. 5

1.2. Identifikasi Masalah 1. Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS) karena dapat menimbulkan kelalahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007) 2. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi serta BBLR. 3. Kejadian anemia yang berkepanjangan akan mempengaruhi pada Sumber Daya Manusia suatu bangsa yang akan menghambat pembangunan suatu bangsa. 4. Selama hamil asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20 mg/hari. Hal ini mengingat selama kehamilan volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60 % untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makan serta oksigen pada janin melalui plasenta (Graha Permata Ibu,2009). Faktor lain yang menyebabkan berkurangnya zat besi dalam darah ibu hamil karena tidak mengkomsumsi cukup makanan yang mengandung zat besi. Misalnya karena ibu mengalami emesis, sehingga sulit makanan secara normal. Selain itu, sedikit mengkomsumsi makanan 6

mengandung vitamin C, kehamilan yang terlalu dekat, sosial ekonomi yang rendah, perdarahan yang berulang-ulang ( Lamadhah, 2008 ). 5. Untuk mencegah terjadinya anemia Pemerintah berupaya mengatasi permasalahan tersebut diatas dengan cara konsumsi suplementasi tablet besi kepada ibu hamil sejak awal kehamilan melalui posyandu. 1.3. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang diuraikan diatas, dan karena terbataasnya waktu, biaya, metodologi dan pengetahuan maka penelitian ini terbatas pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Bagaimana Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Tahun 2015? 7

1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Tahun 2015. 1.5.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2015 b. Mengidentifikasi jumlah kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2015 c. Mengidentifikasi kepatuhan konsumsi tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2015 d. Menganalisa hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Bagi Peneliti a. Dapat memperdalam pengetahuan tentang kejadian anemia pada ibu hamil 8

b. Dapat menambah ilmu dan mendapatkan teori yang di peroleh selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul 1.6.2. Bagi Ibu Hamil Memberikan informasi pada ibu hamil tentang hubungan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia. 1.6.3. Bagi FIKES Dapat menambah dan melengkapi kepustakaan khususnya mengenai hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil. 9