Terjaganya fungsi lindung kawasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

REVITALISASI KEHUTANAN

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya yang kita miliki terkait dengan kepentingan masyarakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Rp 1,003,042, Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Rp 479,791,000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANAU LINDU

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB 2 Perencanaan Kinerja

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL.. INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN (KONSEPSI) ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET SERAM

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

Transkripsi:

No Arahan Kebijakan Pengembngan 1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman haati, memperthankan dan meningkatkan fungsi perlindungan, melestarikan keunikan benteng alam, dan melestarikan warisan budaya nasional. Strategi Pengembangan Sasaran Arahan Program Kegiatan Jangka Menengah (2008-2014) a. menetapkan danau toba b.mencegah pemanfaatan ruang di Danau Toba yang berpotensi mengurangi funsi lindung Teridentifikasinya batasan Danau Toba yang berfungsi lindung Terjaganya fungsi lindung Menetapkan Kawasan lindung termasuk zona lindung danau sesuai dengan kriteria yang berlaku dengan berbasis pada pendekatan DAS dan sub DAS Perumusan pengendalian pemanfaatan ruang di Danau Toba c. Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar Danau Toba yang berpotensi mengurangi fungsi lindung. Terjaganya fungsi lindung Penerapan ketentuan zonasi, perijinan, insuentif dan disinsentif, dan sanksi hukum yang tegas bagi pelanggaran penataan ruang

d.membatasi pengembangan prasarana dan saran di dalam dan sekitar Danau Toba yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya e. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar lindung yang berfungsi sebagai penyangga yang memisahkan kawaan lindung dengan budidaya terbangun Membatasi pengembangan budidaya dalam lindung 1.Terbentuknya zona penyangga sebagai pembatas antara lindung dengan budidaya 2.melindungi lindung agar tidak terkonveksi oleh kegiatan budidaya 1. zoning regulation terhadap pengembangan sarana dan prasarana 2. penyusuna program pembatasan pengembangansarana dan prasarana 3. penyusunan kriteria sarana dan prasarana yang di ijinkan dalam Arahan pengembangan zona penyangga f. Merehabilitasi fungsi lindung yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar Danau Toba g. Pelestarian Lereng terjal yang rawan erosi terehabilitasinya hutan kritis Terjaganya lahan dengan kemiringan terjal dari terjadinya erosi 1. rehabilitasi hutan lindung kritis 2. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1. penetapan areal lereng terjal 2. Pengendalian/ pelestarian areal lereng terjal

3. Penetapan arahan guna lahan untuk areal dengan kemiringan >40% 2. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup h. Pengaturan keseimbangan pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan Mengembalikan dan meningkatkan fungsi lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewqujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. Tercapainya keseimbangan antara program berbasis ekonomi dan program pelestarian lingkungan Meningkatkan fungsi lindung Pengembangan andalan berbasis lingkungan 1. perencanaan hutan lindung 2. konservasi dan rehabilitasi hutan 3. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup Menyelengarakan upya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahanatau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya Tercapainya lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan Peningkatan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia Perumusan Program-program pelestarian ekosistem secara bertahap Penerapan ketentuan Zonasoi, perizinan, insentif dan disinsentif dan sanksi hukum yang tegas bagi pelanggaran penataan ruang

4. Pengembangan sistem jaringan jalan 5. Kebijakan penataan Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan Meningkatkan kelas fungsi dan status jalan : 1.Lingkar dalam Samosir menjadi jalan kolektor primer/jalan nasional (120km) 2. Ruas tele-pangururan menjadi jalan kolektor primer/jalan nasional (22km) 3. lingkar luar Danau Toba ruas Tiga Runggu-Tg Dolok menjadi jalan kolektor primer/jalan nasional (43km) Perencanaan dan penataan prioritas yang cepat berkembang Meminimalisasikan kerusakan lingkungan hidup 1. terciptanya struktur jaringan jalan yang berhirarki 2. Meningkatkan efisiensi distribusi barang dan jasa secara berjenjang Tercapainya penataan cepat berkembang berbasis lngkungan hidup Pengendalian pengembangan - Penerapan ketentuan Zonasoi, perizinan, insentif dan disinsentif dan sanksi hukum yang tegas bagi pelanggaran penataan ruang Peningkatan standart teknis jalan yang disesuaikan dengan perubahan kelas fungsi jalan untuk: - Lingkar dalam Samosir - Ruas tele pangururan - Lingkar luar Danau Toba - Ruas tigarungu- Tj.Dolok Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Danau Toba Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

6. Penataan dan pengembangan Kawasan prioritas dan cepat tumbuh Pengembangan kota-kota PKL, Desa Pusat Pertumbuhan, dan Desa Wisata Pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar lindung prioritas yang berdekatan dengan lindung Terciptanya percepatan pembangunan DPP secara terpadu dengan pengembangan perkotaan dan pariwisata Pengembangan kota-kota PKL, Desa Pusat Pertumbuhan, dan Desa Wisata dengan tetap berwawasan lingkungan 7. Pengembangan prasarana di Danau Toba Rehabilitasi dan pengembangan Danau Toba untuk mendukung kepentingan lingkungan hidup Terehabilitasinya Danau Toba untuk mendukung kepentingan lingkungan hidup Rehabilitasi / revilitasasi Kawasan Danau Toba DSk 8. Kebijakan pengembangan budidaya andalan untuk mencapai ketahanan pangan Penetapan pertanian tanaman pangan Pengembangan infrastruktur dan fasilitas pelayanan pengairan Pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis pada sentra pangan nasional Terwujudnya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya yang mendukung ketahanan pangan nasional di Kawasan Andalan Pematang Siantar dsk. Peningkatan sarana pengairan yang ada Pengembangan pelayanan pengairan ke budidaya Pengembangan jaringan irigasi ke sentra pangan

9. Kebijakan Pengembangan, Kawasan Danau Toba dsk 10. Pengembangan andalan untuk pariwisata Kws. Andalan Pematang Siantar dsk Dalam kerangka Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor pariwisata. Penyediaan air baku untuk mendukung pengembangan budidaya Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi sungai, danau, dan sumber air lainnya untuk mendukung kepentingan lingkungan hidup - Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan kebudayaan dan pariwisata. - Meningkatnya efekvitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata. - Terwujudnya yaang berfungsi dalam melindungi kepentingan nasional dari sudut kepentingan lingkungan hidup Terwujudnya pedoman, norma, kriteria, standart dan prosedur untuk mendukung penbangunan kebudayaan dan kepariwisataan. Meningkatan kualitas, kuantitas dan manfaat penelitian dan pengembangan, sistem informasi serta dukungan ketersedian sumber daya manusia. Perencanaan pengelolaan dan konservasi sungai, danau, dan sumber air lainnya untuk mendukung kepentingan lingkungan hidup. PENGELOLAAN KEKAYAAN BUDAYA - Pengembangan Nilan Sejarah - Pendukungan pengembangan kekayaan budaya daerah; dan - Pelaksanaan koordinasi, pelayan teknis dan Administrasi - Pengelolaan kekayaan budaya. PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA - Pengembangan Standaradisasi Pariwisata; - Pengebangan Produk Pariwisata. Meningkatknya kegiatan perintisan, bimbingan dan

11. Mengembangkan kegiatan pariwisata secara terpadu 12. Menetapkan kebijakan pelestarian ekosistem Kawasan Danau Toba secara komperhensif sesuai sengan permasalahan yang dihadapi - Mengembangkan kegiatan pariwisata secara terpadu dengan melakukan daya tarik dan kegiatan wisata (8 cluster pengembangan wisata) - Mengembangka zona dan resoat wisata secara terpadu dan serasi dengan linkungan, serta diikuti dengan pengembangan akomodasi, transportasi, prasarana dan sarana, serta jasa pendukung lainnya. Pelestarian ekosistem supervisi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan - Meningkatnya kunjungan wisata - Terjaganya kelestarian lingkungan di wisata - Pengembangan pariwisata secara berkelanjutan Tersosialisaskaninya program-program pelestarian lingkungan PENGEMBANGAN PEMASARAN - Pengembangan sarana dan prasarana promosi kebudayaan dan pariwisata; - Pengembangan informasi pasar wisatawan. - Meningkatnya kunjungan mutu dan layanan obyek wisata - Pemberdayaan masyarakat setempat untuk berperan serta secara aktif dalam peningkatan kegiatan pariwisata dan pelestarin lingkungan. - Sosialsasi konsep dan metode pelestarian lingkungan - Pemberdayaan masyarakat - dalam pelestarian ekosisitem

Penataan lingkungan Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam Pengendalian pencemaran Konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Memwujudkan perbaikan kulitas fungsi lngkungan hidup Penurunan laju kerusakan lingkunga : sumber daya air, hutan dan lahan, dan keanekaragaman hayati. - pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaaan lingkungan Pengendalian, perencanaan, pelaksanaan, dan penggawasan pemanfaatan ruang; - pengkajian fungsi lingkungann, Kegiatan yang di lakukan, yaitu : - SUPERKASIH : pengendalian pencemaran air. - Pengendalian pencemaran limbah domestik. Program perlindungan dan konservasi, dengan kegiatan Kegiatan yang dilakukan seperti : Penataan ruang terbuka dan hijau. Tabel 8