Disetujui Oleh Komisi Pembimbing. Ir. Ferry Ezra Sitepu, MSi Ketua. Ir.Sanggam Silitonga Anggota. Mengetahui

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK CAIR

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN (CAISIM BANGKOK) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

RESPONS DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI HITAM (Glycine soja) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK SKRIPSI OLEH :

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

RESPON BEBERAPA VARIETAS PADI DAN PEMBERIAN AMELIORAN JERAMI PADI PADA TANAH SALIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PHOSPAT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

PENGARUH KONSENTRASI KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) SKRIPSI OLEH:

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

RESPONS PEMBERIAN COUMARIN TERHADAP PRODUKSI MIKRO TUBER PLANLET KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

APLIKASI PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR DARI KULIT PISANG KEPOK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) SKRIPSI.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA DAN PENAMBAHAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI LOKAL SAMOSIR TERHADAP PROPORSI DAN WAKTU PEMANGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI PADA PEMBERIAN BEBERAPA KOMBINASI PUPUK N, P, K DAN VERMIKOMPOS SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Transkripsi:

Judul Skripsi : Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Nama : Ferdinan O Siahaan Nim : 060301017 Departemen : Agroekoteknologi Program Studi : Agronomi Disetujui Oleh Komisi Pembimbing Ir. Ferry Ezra Sitepu, MSi Ketua Ir.Sanggam Silitonga Anggota Mengetahui Dr. Ir. T. Sabrina, MSc Ketua Program Studi Agroekoteknologi

ABSTRAK FERDINAN O SIAHAAN: Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair dibimbing oleh IR. FERRY EZRA SITEPU, MSi dan IR. SANGGAM SILITONGA. Keberlanjutan produksi pertanian di Indonesia sangat bergantung pada pemupukan yang efektif namun tidak berefek negatif pada kesuburan lahan dalam jangka panjang. Untuk itu, suatu penelitian telah dilakukan di lahan masyarkat masyarakat Jl. Deasa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat + 25 m dpl., pada Januari - Februari 2012 menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial yaitu vaietas tosakan dan dosis pupuk organik cair (500, 1.000, 1.500, 2.000 kg/ha). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil, bobot biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, produksi per plot dan indeks panen. Dosis pupuk organik padat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil, bobot biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, produksi per plot dan indeks panen. Kata kunci : sawi, varietas, pupuk organik i

ABSTRACT FERDINAN O SIAHAAN: Growth Respons and mustard greens (Brassica juncea l.) with Applications of liquid Organic Fertilizer is guided by IR. FERRY EZRA SITEPU, MSi dan IR. SANGGAM SILITONGA. Sustainability of agricultural production in Indonesia is very dependent on the effective fertilization but no negative effect on soil fertility in the long run. For which, a study has been carried out in the community land masyarakat Jl. Deasa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang with altitude ± 25 m asl. in January - February 2012 using a randomized block design factorial with two factors: variety (tosakan, prima) and solid organic fertilizer dose (500, 1000, 1,500, 2,000 kg / ha). The parameters observed were plant height, leaf area, chlorophyll amount, the weight of biomass per sample, fresh weight per sample sale, production per plot and harvest index. The results showed that the varieties have real impact on plant height, leaf area, leaf chlorophyll amount, the weight of biomass per sample, fresh weight per sample sale and harvest index. Solid organic fertilizers significantly affect plant height, leaf area, chlorophyll amount, the weight of biomass per sample, fresh weight per sample sale, production per plot and harvest index. Keywords: mustard, varieties, organic fertilizer ii

RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Medan pada tanggal 17 Oktober 1988 anak kedua dari tiga bersaudara, putra dari Bapak M. Siahaan dan Ibu S.R.Hutabarat. Pendidikan yang ditempuh adalah SMA Swasta Swasta Ahmad Yani di Binjai lulus tahun 2006. Tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Agronomi, Fakultas Pertanian. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Bahbutong PT. Perkebunan Nusantara IV bulan Juli-Agustus 2010. Penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa Departemen (HIMADITA) dan kegiatan UKM Sepak Bola USU. iii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi (brassica juncea l.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Bapak M. Siahaan dan Ibu S.R.Hutabarat yang selalu mendoakan dan memotivasi menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Ir. Ferry Ezra Sitepu, Msi dan Bapak Ir. Sanggam Silitonga selaku komisi pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari menentukan judul, menjalankan penelitian, sampai ujian akhir. Khusus kepada teman-teman Budidaya Pertanian 2006 yang membantu dan memberi semangat di saat penelitian berlangsung. Penulis sadar skripsi masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan baik dalam hal penulisan, informasi, dll. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. iv

DAFTAR ISI Hal. ABSTRAK... ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 3 Hipotesis Penelitian... 3 Kegunaan Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman... 4 Syarat Tumbuh... 5 Iklim... 5 Tanah... 5 Varietas... 6 Pupuk Organik Cair... 8 Pupuk Hantu... 9 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian... 11 Bahan dan Alat... 11 Metode Penelitian... 11 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan... 13 Persiapan Benih... 13 Aplikasi Pupuk Dasar... 13 Penanaman... 13 Penjarangan... 13 i ix

Penyulaman... 14 Aplikasi Pupuk Cair Hantu... 14 Pemeliharaan Tanaman... 14 Penyiraman... 14 Penyiangan... 14 Pengendalian Hama dan Penyakit... 14 Panen... 15 Pengamatan Parameter... 15 Tinggi Tanaman... 15 Luas Daun (cm 2 )... 15 Jumlah klorofil (unit/6 mm 3 )... 15 Bobot biomassa per sampel (g)... 15 Bobot segar jual per sampel (g)... 15 Produksi... 16 Indeks panen... 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 17 Pembahasan... 26 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 28 Saran... 28 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL No. Hal. 1. Rataan tinggi tanaman umur ke- 17, 24 dan 31 hari setelah tanam (HST)... i 2. Rataan luas daun (cm 2 ) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... ii 3. Rataan jumlah klorofil (unit/6 mm 3 ) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... iii 4. Rataan bobot biomassa (gr) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... iv 5. Rataan bobot segar (gr) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... vii 6. Rataan produksi (ton/ha) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... vii 7. Rataan indeks panen (%) umur ke- 33 hari setelah tanam (HST)... viii vii

DAFTAR GAMBAR No. Hal. 1.Grafik pertumbuhan tinggi tanaman umur 17-31 HST... 18 2.Hubungan dosis pupuk organik cair dengan luas daun... 19 3.Hubungan pupuk organik cair dengan bobot biomassa per sampel... 21 4. Hubungan pupuk organik cair dengan bobot segar jual per sampel... 23 5. Hubungan pupuk organik cair dengan produksi per plot... 24 6. Hubungan pupuk organik cair dengan indeks panen... 25

1 DAFTAR LAMPIRAN No Hal. 1. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-17 setelah tanam... 29 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-17... 29 3. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-24 setelah tanam... 29 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-24... 29 5. Data tinggi tanaman (cm) hari ke-31 setelah tanam... 30 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Hari ke-31... 30 7. Data Luas Daun (cm 2 )... 30 8. Sidik Ragam Luas Daun (cm 2 )... 30 9. Data Jumlah Klorofil (unit/6 mm 3 )... 31 10. Sidik Ragam Jumlah Klorofil (unit/6 mm 3 )... 31 11. Data Bobot biomassa per sampel (g)... 31 12. Sidik Ragam Bobot biomassa per sampel (g)... 31 13. Data Bobot segar jual per sampel (g)... 32 14. Sidik Ragam Bobot segar jual per sampel (g)... 32 15. Data Produksi per plot (ton/ha)... 32 16. Sidik Ragam Produksi per plot (ton/ha)... 32 17. Data Indeks panen (%)... 32 18. Sidik Ragam Indeks panen (%)... 33 19. Rangkuman Uji Beda Rataan Tiap Parameter... 34 20. Bagan Lahan Penelitian... 35 21.Bagan Plot Penelitian... 36 22. Deskripsi Sawi Varietas Tosakan... 37 23. Jadwal Kegiatan Penelitian... 39 24. Dokumentasi Penelitan... 41

2 PENDAHULUAN Latar belakang Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Ditinjau dari aspek agroklimatologis, Indonesia sangat potensial untuk pembudidayaan sayur sayuran. Di antara bermacam macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan tersebut, sawi merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan prospek yang cukup baik. Ditinjau dari aspek teknis, budidaya sawi tidak terlalu sulit (Haryanto dkk, 2007). Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dalam 100 g sawi nilai gizinya adalah sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg, vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan digemari banyak orang, namun produksinya masih tergolong rendah. Salah satu usaha untuk menaikkan produksi adalah dengan cara pemupukan (Manurung, 2011). Produksi sawi di Sumatera Utara mengalami penurunan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2011) produksi sawi mulai tahun 2005 sampai 2009 mengalami penurunan. Pada tahun 2005 produksi sawi diperoleh sebanyak 79.850 ton / ha, sedangkan tahun 2009 produksi menurun menjadi 63.911 ton / ha. Beberapa penyebab penurunan

3 produksi ini juga dikarenakan karena adanya pengurangan luas lahan dan banyaknya petani sawi yang beralih ke komoditi lain. Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk alami. Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk alternatif membuat para petani menjadi bingung, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim (Hakim dkk, 1986). Pupuk organik mengandung beberapa keutamaan seperti kadar unsur hara tinggi, daya higroskopisitasnya atau kemampuan menyerap dan melepaskan airnya tinggi serta mudah larut dalam air sehingga gampang diserap tanaman. Dengan sifat tersebut pupuk organik memiliki beberapa keistimewaan diantaranya sedikit pemakaiannya, praktis dan hemat dalam pengangkutan, komposisi unsur hara pasti, efek kerjanya cepat sehingga pengaruhnya pada tanaman dapat dilihat. Dibalik keunggulannya pupuk ini juga mengalami kekurangan. Pasalnya tidak semua pupuk organik mengandung unsur hara lengkap, sehingga perlu ditambah pupuk pelengkap mikro (Agromedia, 2007). Pupuk cair merupakan pupuk yang berbentuk cair. Pupuk cair mudah disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk pembenihan, tumbuhan

4 kecil, tanaman buah- buahan dan tanam tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang dan bahan bahan organik lainnya dalam jumlah kecil. Pupuk cair dapat dengan mudah siramkan pada lahan lahan yang luas. Pupuk cair dibuat dalam larutan konsentrasi sehingga perlu dicampur dengan air untuk pemakaiannya. Pupuk dapat disimpan dan bertahan lama dan bisa digunakan untuk areal yang lebih luas. Pupuk dapat disimpan dimana saja, asalkan harus terlindung dari matahari dan hujan lebat (Misbahuddin, 2011). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana pertumbuhan dan produksi dua varietas sawi (Brassica juncea L.) dengan pemberian pupuk cair. Tujuan Penelitian Untuk menguji pertumbuhan dan produksi sawi (Brassica juncea L.) dengan pemberian pupuk cair. Hipotesis Penelitian Respons pertumbuhan dan produksi sawi nyata (Brassica juncea L.) akibat pemberian pupuk organik cair. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian,, Medan, dan diharapkan sebagai bahan informasi budidaya sawi.

5 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Sistematika tanaman sawi menurut Haryanto, dkk (2007) adalah Kingdom Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Brassicales, Famili : Brassicaceae, Genus : Brassica, Spesies : Brassica Juncea L. Tanaman sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah disekitar permukaan tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam (Fransisca, 2009). Batang (caulis) sawi pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007). Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tangkai daunnya agak pipih, sedikit berliku, tetapi kuat (Sunarjono,2003). Sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik didataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007).

5 Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji. Biji sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaanya licin dan mengkilat, agak keras dan berwarna coklat kehitaman (Fransisca, 2009). Syarat tumbuh Iklim Sawi dapat ditanam di dataran rendah. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Tim Penulis PS, 1993). Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6 C dan siang hari 21,1 C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996). Daerah penanaman yang cocok adalah mulai ketinggian 5 m 1.200 m dpl (di atas permukaan laut). Namun, biasanya tanaman ini lebih banyak dibudidayakan di daerah berketinggian 100 500 m dpl. Tanaman ini cocok ditanam pada akhir musim penghujan (Haryanto dkk, 2003) Tanah Adapun syarat syarat penting bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan ph tanahnya antara 6 7 (Sunarjono, 2003).

6 Sawi dapat di tanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti Andosol. Pada tanah tanah yang mengandung liat perlu pengolahan tanah secara sempurna antara lain pengolahan tanah yang cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) tinggi (Fransisca, 2009). Sifat biologis tanah yang baik untuk pertumbuhan sawi adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik (humus) dan bermacam-macam unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan tanaman, serta pada tanah terdapat jasad renik tanah atau organisme tanah pengurai bahan organik sehingga dengan demikian sifat biologis tanah yang baik akan meningkatkan pertumbuhan tanaman (Cahyono, 2003). Varietas Varietas adalah tingkatan klasifikasi taksonomi yang paling rendah di bawah spesies. Varietas di dalam botani lebih dikenal sebagai Botanical Variety (varietas botani). Cabang ilmu biologi ini mengelompokkan tanaman berdasarkan ciri morfologi tanaman. Taksonomi mengelompokkan tanaman berdasarkan 7 klasifikasi utama yaitu: Kingdom, Divisio/Filum, Class, Ordo, Family, Genus dan Spesies. Taksonomi ini merupakan taksonomi utama. Namun masih terdapat pengelompokan dalam klasifikasi tersebut. Hal ini termasuk pada Spesies. Dalam Spesies terdapat pengelompokan tanaman yang dinamakan Sub Spesies atau lebih dikenal dengan Botanical Variety tadi. Varietas botanikal inilah yang sering kita kenal dengan varietas. Varietas dalam kehidupan sehari hari sering disalahgunakan dan bertukar dengan kultivar (Fuad, 2011).

7 Varietas unggul adalah jenis yang mempunyai sifat sifat yang lebih baik dari pada jenis jenis lainnya. Sifat penting yang harus dimiliki suatu varietas unggul adalah berpotensi tinggi, berumur pendek (genjah), dapat menyerap pupuk sebaik mungkin dan tahan terhadap hama maupun penyakit (Rukmana, 1994). Benih dari varietas unggul merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman. Usaha usaha lain seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan yang berimbang, serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul (Setiadi, 1993). Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud. Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi. Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifatsifat agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu (http://fp.uns.ac.id, 2011).

8 Pupuk Organik Cair Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami berbentuk cair. Salah satu contoh merek dagang pupuk organik cair adalah hormon tanaman unggul. Pupuk ini berwarna putih kelabu. Kelebihan pupuk ini adalah meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan virus dan bakteri. Selain itu, pupuk ini juga dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman melebihi pertumbuhan standar. Hal ini disebabkan karena, selain mengandung unsur hara yang lengkap, pupuk ini juga mengandung hormon pertumbuhan tanaman. Pupuk juga mempercepat keluarnya bunga, mempercepat masa panen sehingga panen lebih cepat dari biasanya (Marsono dan Paulus, S, 2001) Kualitas pupuk organik cair Hormon Tanaman Unggul terbukti dalam meningkatkan hasil produksi padi. Itu terlihat dari uji coba di Desa Parakan Kecamatan Ciomas. Hasilnya, padi yang menggunakan pupuk cair ini mampu menghasilkan produksi gabah dua kali lipat (http://kaskus.com, 2010). Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun (Musnamar, 2005).

9 Pupuk Hantu Pupuk organik cair dengan merek dagang hantu, adalah salah satu pupuk hormon tanaman unggul. Pupuk ini mengandung hormon perangsang tumbuh yaitu: - GA3 98,37 ppm - GA5 107, 13 ppm - GA7 131, 46 ppm - Auksin IAA 156,35 ppm - Sitokinin (Kinetin 128, 04 ppm dan Zeatin 106, 45 ppm) Dengan kadar pupuk: - N 63 ppm - P 6 ppm - K 14 ppm - Mg - < 0,01 ppm - Na 0,22 ppm - Cu 0,05 ppm - Fe 0,68 ppm