PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

SELEKSI GALUR-GALUR HARAPAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) UNIBRAW

UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN DAN SELEKSI KETAHANAN GALUR-GALUR HARAPAN KACANG PANJANG UNIBRAW TERHADAP CABMV

LAPORAN INSENTIF RISET TERAPAN 2007

PERBAIKAN KETAHANAN GENETIK KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) TERHADAP CABMV DENGAN METODE BACKCROSS

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

PERAKITAN VARIETAS TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis (L). Fruwirth) TOLERAN HAMA APHID DAN BERDAYA HASIL TINGGI

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING XIV/2 TAHUN ANGGARAN 2007

PENDUGAAN JUMLAH DAN PERAN GEN TOLERANSI KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) TERHADAP HAMA APHID

PENDUGAAN JUMLAH DAN PERAN GEN TOLERANSI KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) TERHADAP HAMA APHID

UJI ADAPTASI KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) GALUR UNIBRAW

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

EVALUASI KERAGAMAN GENETIK TOLERANSI KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis (L). Fruwirth) TERHADAP HAMA APHID

EVALUASI DAYA WARIS SIFAT KETAHANAN KACANG PANJANG TERHADAP CABMV BERDASARKAN STRUKTUR KEKERABATAN ABSTRAK

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PERGURUAN TINGGI XI/2 Tahun Anggaran 2004

KERAGAMAN GENETIK POPULASI BULK F2, F3 DAN F4 KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis (L) Fruwirth) HASIL PERSILANGAN PS x MLG 15151

PERAKITAN VARIETAS TANAMAN KACANG PANJANG TAHAN COWPEA APHID BORNE MOSAIC VIRUS (CABMV) DAN BERDAYA HASIL TINGGI

AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

PENDUGAAN JUMLAH DAN MODEL AKSI GEN KETAHANAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) TERHADAP COWPEA APHID BORNE MOSAIC VIRUS.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

PERAKITAN VARIETAS TANAMAN KACANG PANJANG TAHAN COWPEA APHID BORNE MOSAIC VIRUS DAN BERDAYA HASIL TINGGI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

KERAGAAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI TAHAN PECAH POLONG (POD SHATTERING)

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PERGURUAN TINGGI XI/3 Tahun Anggaran 2005

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

PENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK

DESKRIPSI VARIETAS BARU

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA

"PEMBENTUKAN GALUR-GALUR HARAPAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L.Fruwirth) BERPOLONG UNGU " ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI TAHUN KE-1 TAHUN ANGGARAN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012,

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau Varietas Vima 1

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

PERAKITAN KULTIVAR KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT KAPASITAS SOURCE-SINK SEIMBANG UNTUK

Agrivita 31 (1) : Pebruari 2009 ISSN :

FORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

HYPOMA1 DAN HYPOMA2 VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT DAUN DAN KEKERINGAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

Varietas DB (%) KA (%) Walet Sriti Murai Kutilang Vima

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

TINDAK GEN KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT KARAT (Pucinnia arachidis, Speg.) PADA KACANG TANAH GENE ACTION OF THE RUST DISEASE RESISTANCE IN GROUNDNUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

PENAMPILAN GALUR GENERASI F5 KEDELAI TAHAN SOYBEAN MOSAIC VIRUS DENGAN POTENSI HASIL TINGGI

karakter yang akan diperbaiki. Efektivitas suatu karakter untuk dijadikan karakter seleksi tidak langsung ditunjukkan oleh nilai respon terkorelasi

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING XIV/3 TAHUN ANGGARAN 2008

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Lampung mulai bulan September 2012 sampai Juni 2013.

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

Kuswanto dan Budi Waluyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

VARIETAS UNGGUL KOMODITAS TANAMAN PANGAN HASIL PELEPASAN VARIETAS PADA TAHUN 2016

Transkripsi:

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG Varietas Brawijaya 1 Varietas Brawijaya 3 Varietas Brawijaya 4 Varietas Bagong 2 Varietas Bagong 3 Oleh; Kuswanto FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prosedur pemuliaan kacang panjang Brawijaya 1 Galur ini diperoleh dari persilangan buatan dengan tetua betina Putih Super (PS) dan tetua jantan MLG 15151. Tetua betina Putih Super merupakan varietas yang sudah dilepas oleh PT. BISI International dan sudah lama beredar dimasyarakat sedangkan tetua jantan MLG 15151 merupakan galur harapan dari Balai Penelitian Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada tahun 1999. Tetua betina memiliki sifat hasil tinggi namun rentan terhadap hama aphid. Tetua jantan memiliki sifat ketahanan toleran terhadap hama aphid. Persilangan dilakukan tahun 2005. Pada tahun 2006-2007 berdasarkan seleksi pada populasi bulk F5 diperoleh 60 galur yang toleran terhadap hama aphid dan berdaya hasil tinggi Uji toleransi terhadap hama aphid dilakukan di lapangan dengan cara galur rentan ditanam 2-3 minggu sebelum penanaman varietas Brawijaya 1. Penanaman dilakukan di lokasi yang endemik hama aphid. Metode ini paling efektif untuk pemuliaan ketahanan terhadap hama yang mudah menyebar antar tanaman. Metode pemuliaan yang digunakan adalah metode bulk dengan modifikasi dan seleksi massa. 1000 benih F2 ditanam secara bulk untuk mendapatkan populasi F3. Selama generasi hidup terjadi seleksi secara alami baik oleh hama aphid maupun cekaman lingkungan lainnya. Modifikasi terhadap metode bulk dilakukan dengan hanya mengambil satu polong dari setiap tanaman yang terseleksi. Biji yang diperoleh di bulk dan ditanam kembali. Tahapan ini dilakukan beberapa kali sampai pada populasi Bulk F4. massa secara individu dilakukan pada populasi bulk F5 dengan skrining sifat toleransi terhadap hama aphid. Hasil seleksi pada F5, merupakan galur yang tahan terhadap aphid dan berdaya saing tinggi. Perbanyakan setiap generasi dilakukan melalui sistem generatif dengan biji. Pada varietas Brawijaya 1 di generasi F6 sudah memiliki karakteristik gabungan antara kedua tetua yaitu hasil tinggi menyerupai tetua betina dan toleransi terhadap aphid menyerupai tetua jantan MLG 15151.

Uji daya hasil dilakukan tahun 2008-2009 terhadap 60 galur hasil seleksi bersamaan dengan 60 galur dari pasangan persilangan yang lain. Pada saat uji daya hasil dilakukan seleksi galur dan diperoleh 8 galur harapan. Uji adaptasi dilakukan akhir 2009-2010 di 3 lokasi dan 2 musim. Dari uji adaptasi diputuskan galur UB 7070 P1 sebagai salah satu galur potensial yang didaftarkan ke Pusat PVT dengan nama varietas Brawijaya 1. Skema pemuliaan kacang panjang Brawijaya 1 PS x MLG15151 F1 F2 F3 F4 F5 F6 UB 7070 P1 Investasi hama aphid, tanaman F7-F8 Uji daya hasil F9-F10 Uji adaptasi F11 Varietas Brawijaya 1

Prosedur pemuliaan kacang panjang Brawijaya 3 Galur ini diperoleh dari persilangan buatan dengan tetua betina Hijau Super (HS) dan tetua jantan MLG 15151. Tetua betina Hijau Super merupakan varietas yang sudah dilepas oleh PT. BISI International dan sudah lama beredar dimasyarakat sedangkan tetua jantan MLG 15151 merupakan galur harapan dari Balai Penelitian Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada tahun 1999. Tetua betina memiliki sifat hasil tinggi namun rentan terhadap cowpea aphid borne mosaic virus (CABMV). Tetua jantan memiliki sifat agak tahan terhadap CABMV dan toleran terhadap hama aphid. Metode pemuliaan Metode pemuliaan yang dipergunakan adalah silang balik sampai dengan BC4 pada tahun 2003-2005. Setiap kali dilakukan backcross/silang balik dan menghasilkan populasi BC, populasi tersebut dinya terhadap CABMV dengan cara inokulasi buatan. Pada generasi BC4 dilakukan selfing sebanyak 2 kali (tahun 2006-2007) dan setiap selfing dilakukan terhadap CABMV. Pada generasi BC4S2 varietas Brawijaya 3 sudah memiliki karakteristik gabungan tetua betina yaitu daya hasil tinggi dan tetua jantan yaitu agak tahan terhadap CABMV. Uji daya hasil dilakukan tahun 2005-2006 terhadap 101 galur hasil seleksi bersamaan dengan 252 galur dari 2 pasangan persilangan yang lain. Pada saat uji daya hasil dilakukan seleksi galur dan diperoleh 18 galur harapan. Uji daya hasil lanjutan dilakukan 2006 dan galur UB 24715 terlipih sebagai salah satu galur untuk diikutkan dalam uji adaptasi. Uji adaptasi dilakukan akhir 2009-2010 di 3 lokasi dan 2 musim. Dari uji adaptasi diputuskan galur UB 24715 sebagai salah satu galur potensial yang didaftarkan ke Pusat PVT dengan nama varietas Brawijaya 3. Sistem perbanyakan setiap generasi adalah secara generatif menggunakan biji.

Skema perakitan Brawijaya 3 Persilangan tetua HS / MLG 15151 Silang balik pertama Silang balik ke dua Silang balik ke tiga Silang balik ke empat F1 / HS BC1 / HS BC2 / HS BC3 / HS BC4 Selfing 1 Selfing 2 BC4S1 BC4S2 (UB 24715) seleksi seleksi Uji daya hasil Uji adaptasi Varietas Brawijaya 3

Prosedur pemuliaan kacang panjang Brawijaya 4 Galur ini diperoleh dari persilangan buatan dengan tetua betina Hijau Super (HS) dan tetua jantan MLG 15151. Tetua betina memiliki sifat hasil tinggi namun rentan terhadap hama aphid. Tetua betina Hijau Super merupakan varietas yang sudah dilepas oleh PT. BISI International dan sudah lama beredar dimasyarakat sedangkan tetua jantan MLG 15151 merupakan galur harapan dari Balai Penelitian Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada tahun 1999. Tetua jantan memiliki sifat ketahanan toleran terhadap hama aphid. Persilangan dilakukan di Malang pada tahun 2005. Dari persilangan ini diperoleh 60 galur harapan yang toleran terhadap hama aphid dan berdaya hasil tinggi. Uji toleransi terhadap hama aphid dilakukan di lapangan dengan cara galur rentan ditanam 2-3 minggu sebelum penanaman varietas Brawijaya 4. Penanaman dilakukan di lokasi yang endemik hama aphid. Metode ini paling efektif untuk pemuliaan ketahanan terhadap hama yang mudah menyebar antar tanaman. Metode pemuliaan yang digunakan adalah metode bulk dengan modifikasi dan seleksi massa. 1000 benih F2 ditanam secara bulk untuk mendapatkan populasi F3. Selama generasi hidup terjadi seleksi secara alami baik oleh hama aphid maupun cekaman lingkungan lainnya. Modifikasi terhadap metode bulk dilakukan dengan hanya mengambil satu polong dari setiap tanaman yang terseleksi. Biji yang diperoleh di bulk dan ditanam kembali. Tahapan ini dilakukan sampai pada populasi Bulk F5. massa secara individu dilakukan pada populasi bulk F5 dengan skrining sifat toleransi terhadap hama aphid. Hasil seleksi pada F5 adalah F6 yang merupakan galur yang tahan terhadap aphid dan berdaya hasil tinggi. Waktu persilangan dan pengujian bersamaan dengan varietas Brawijaya 1. Perbanyakan setiap generasi dilakukan melalui sistem generatif dengan biji. Pada varietas Brawijaya 4 sudah memiliki karakteristik gabungan antara kedua tetua yaitu hasil tinggi menyerupai tetua betina dan toleransi terhadap aphid menyerupai tetua jantan MLG 15151.

Uji daya hasil dilakukan tahun 2008-2009 terhadap 60 galur hasil seleksi bersamaan dengan 60 galur dari pasangan persilangan yang lain. Pada saat uji daya hasil dilakukan seleksi galur dan diperoleh 8 galur harapan.uji adaptasi dilakukan akhir 2009-2010 di 3 lokasi dan 2 musim. Dari uji adaptasi diputuskan galur UB 7023 J44 sebagai salah satu galur potensial yang didaftarkan ke Pusat PVT dengan nama varietas Brawijaya 4. Skema pemuliaan Brawijaya 4 HS x MLG15151 F1 F2 F3 F4 F5 F6 UB 7023 J44 Investasi hama aphid, tanaman F7-F8 Uji daya hasil F9-F10 Uji adaptasi F11 Varietas Brawijaya 4

Prosedur pemuliaan kacang panjang Bagong 2 Galur ini diperoleh dari persilangan buatan dengan tetua betina Putih Super (PS) dan tetua jantan MLG 15151. Tetua betina Putih Super merupakan varietas yang sudah dilepas oleh PT. BISI International dan sudah lama beredar dimasyarakat sedangkan tetua jantan MLG 15151 merupakan galur harapan dari Balai Penelitian Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada tahun 1999. Tetua betina memiliki sifat daya hasil tinggi namun rentan terhadap cowpea aphid borne mosaic virus (CABMV). Tetua jantan memiliki sifat ketahanan terhadap CABMV. Persilangan dilakukan di Malang pada tahun 2005. Uji ketahanan terhadap CABMV dilakukan di lapangan dengan cara inokulasi buatan. Penanaman dilakukan di Kebun Percobaan FP UB. Metode pemuliaan yang digunakan adalah metode pedigri. Biji F1 ditanam, dan biji F2 yang dihasilkan di campur (F2 bulk). Dari populasi ini, generasi F3 terbaik dipilih dan ditanam untuk mendapakan generasi F4. Dari generasi F4 ditanam, dan dipilih tanaman terbaik untuk mendapatkan generasi F5. Perbanyakan setiap generasi dilakukan melalui sistem generatif dengan biji. Pada varietas Bagong 2 di generasi F6 sudah memiliki karakteristik gabungan antara kedua tetua yaitu hasil tinggi menyerupai tetua betina dan agak tahan terhadap penyakit mosaik (CABMV) menyerupai tetua jantan MLG 15151. Uji daya hasil dilakukan tahun 2008-2009. Galur UB 606572 ikut diuji bersamaan dengan galur-galur dari persilangan lain. Pada saat uji daya hasil dilakukan seleksi galur dan diperoleh 8 galur harapan. Uji adaptasi dilakukan akhir 2009-2010 di 3 lokasi dan 2 musim. Dari uji adaptasi diputuskan galur UB 606572 sebagai salah satu galur potensial yang didaftarkan ke Pusat PVT dengan nama varietas Bagong 2. Nama Bagong adalah singkatan dari Brawijaya Gong.

Skema perakitan Bagong 2 PS x MLG15151 F1 F1 F2 F3 F4 Metode pedigri F5 F6 UB 606572 F7-F8 Uji daya hasil F9-F10 Uji adaptasi F11 Varietas Bagong 2

Prosedur pemuliaan kacang panjang Bagong 3 Galur ini diperoleh dari persilangan buatan dengan tetua betina Putih super (PS) dan tetua jantan MLG 15167. Tetua betina Putih Super merupakan varietas yang sudah dilepas oleh PT. BISI International dan sudah lama beredar dimasyarakat sedangkan tetua jantan MLG 15167 merupakan galur harapan dari Balai Penelitian Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada tahun 1999. Tetua betina memiliki sifat daya hasil tinggi namun rentan terhadap cowpea aphid borne mosaic virus (CABMV). Tetua jantan memiliki sifat ketahanan terhadap CABMV. Persilangan dilakukan di Malang pada tahun 2003. Metode pemuliaan Metode pemuliaan yang dipergunakan adalah silang balik sampai dengan BC4 pada tahun 2003-2005. Setiap kali dilakukan backcross/silang balik dan menghasilkan populasi BC, populasi tersebut dinya terhadap CABMV dengan cara inokulasi buatan. Pada generasi BC4 dilakukan selfing sebanyak 2 kali (tahun 2006-2007) dan setiap selfing dilakukan terhadap CABMV. Pada generasi BC4S2 varietas Bagong 3 sudah memiliki karakteristik gabungan tetua betina yaitu daya hasil tinggi dan tetua jantan yaitu agak tahan terhadap CABMV. Sistem perbanyakan setiap generasi adalah secara generatif menggunakan biji. Uji daya hasil dilakukan tahun 2005-2006 terhadap 42 galur hasil seleksi bersamaan dengan 311 galur dari 2 pasangan persilangan yang lain. Pada saat uji daya hasil dilakukan seleksi galur dan diperoleh 18 galur harapan. Uji daya hasil lanjutan dilakukan 2006 dan galur UB 24089 X1 terlipih sebagai salah satu galur untuk diikutkan dalam uji adaptasi. Uji adaptasi dilakukan akhir 2009-2010 di 3 lokasi dan 2 musim. Dari uji adaptasi diputuskan galur UB 24089 X1 sebagai salah satu galur potensial yang didaftarkan ke Pusat PVT dengan nama varietas Bagong 3. Nama bagong adalah singkatan dari Brawijaya Gong.

Skema perakitan Bagong 3 Persilangan tetua PS / MLG 15167 Silang balik pertama Silang balik ke dua Silang balik ke tiga Silang balik ke empat F1 / PS BC1 / PS BC2 / PS BC3 / PS BC4 Selfing 1 Selfing 2 BC4S1 BC4S2 (UB 24089 X1) seleksi seleksi Uji daya hasil Uji adaptasi Varietas Bagong 3