Unjuk Kerja Waduk Jatigede

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI POLA OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI WADUK KEDUNGOMBO

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO. Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni

EVALUASI KINERJA WADUK WADAS LINTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

Bab IV Analisis Data

EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI WADUK TILONG DI KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

BAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

7. PERUBAHAN PRODUKSI

EVALUASI KINERJA WADUK DENGAN METODE SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

DEFt. W t. 2. Nilai maksimum deficit ratio DEF. max. 3. Nilai maksimum deficit. v = max. 3 t BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Desain Penelitian Partisipan... 35

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1 Djoko Luknanto

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

STUDI PERENCANAAN OPERASI WADUK BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekspansi Tenaga Air Untuk Ketahanan Energi Melalui Pengoperasian Waduk Tunggal

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI WADUK LOMPATAN HARIMAU DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Peta lokasi Penelitian Sumber : Google Map

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

OPTIMASI POLA OPERASI WADUK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (Studi Kasus Waduk Wonogiri)

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS

BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Gusta Gunawan Staf Pengajar pada Jurusan Sipil Universitas Bengkulu. ABSTRAK

3 BAB III METODOLOGI

3 BAB III METODOLOGI

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

PENINGKATAN KINERJA OPERASI WADUK JEPARA LAMPUNG DENGAN CARA ROTASI PEMBERIAN AIR IRIGASI

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

TEKNOLOGI HUJAN BUATAN DALAM SISTEM PENGELOLAAN WADUK IR. JUANDA, DAS CITARUM. JAWA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

EVALUASI KINERJA POLA OPERASI WADUK (POW) WONOGIRI 2014

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

ANALISIS PERBANDINGAN FLUKTUASI PERUBAHAN VOLUME WADUK PENJALIN DENGAN METODE PEMERUMAN DAN PENGUKURAN ELEVASI MUKA AIR

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

BAB III STUDI KASUS. Bab III Studi Kasus 3.1. SEKILAS SUNGAI CITARUM

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN DANAU, WADUK DAN BENDUNG

2015 ANALISA PENGISIAN AWAL WADUK (IMPOUNDING) PADA BENDUNGAN JATIGEDE

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN

ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN WADUK SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian

Pembangkitan Data Debit dan Skenario Pola Tanam Daerah Irigasi Embung Suruhan

Gambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede)

PENYUSUNAN RULE CURVE WADUK MENGGUNAKAN MODEL PROGRAM DINAMIK DETERMINISTIK

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

Bab III Metodologi Analisis Kajian

KAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK BENING KABUPATEN MADIUN (EMPERICAL AREA REDUCTION METHOD

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TENGORO KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN PROGRAM DINAMIK

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

BAB II STUDI PUSTAKA

NERACA AIR WADUK SUNGAI PAKU TERHADAP KEBUTUHAN AIR BAKU BAGI MASYARAKAT Water Balance of Paku River Reservoir to Standart Water Needs for the People

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PADA WADUK KEDUNGOMBO

PERENCANAAN EMBUNG SIDOMULIH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB III STUDI KASUS III-1

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

1 Analisis Awal. 1.1 Analisis Hidrologi

STUDI ATURAN LEPASAN UNTUK OPERASI WADUK DI BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Pengoperasian waduk kaskade berpola listrik - listrik - multiguna

Transkripsi:

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 Risdiana Cholifatul Afifah Pusat Studi Bencana, LPPM Universitas Diponegoro Gedung Widya Puraya Jl.Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 5275 E-mail: dhianmanis@gmail.com Pranoto Samto Atmodjo Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang E-mail: pranotosa21@yahoo.com Sri Sangkawati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang E-mail: srisangkawati@gmail.com Abstract Jatigede Reservoir located in Sumedang, West Java. As the second largest reservoir in Indonesia, the main purpose of the reservoir construction is to irrigate the 9. Ha of irrigation area, the source of 3,5 m3/s of raw and drinking water, as well as the source of water for hydropower plan Jatigede requiring water supply as much as 61,84 m3/s. One of the efforts that can be taken to optimize reservoir of water resources, particularly for irrigation water needs, is to do a simulation model of the Jatigede Reservoir operation. This study is discusses the analysis of the performance of the operating pattern Jatigede were analyzed based on the stochastic model of Cimanuk river flow and rain data of Cimanuk Water District. Data needs to be tested first to qualify for a normal statistical distribution using AProb software version 4.1. Stochastic models were analyzed with software SAMS 27 from Colorado State University. Surgery simulation analysis to determine the performance of the reservoir using software Ribasim. To test the performance of reservoir used the criteria of reliability, resilience, and vulnerability. From the analysis of performance can be concluded that the reliability of the reservoir in an effort to meet the needs of raw water, irrigation, and hydropower at existing condition is of 98.3%, the resilience of the reservoir by 5%, and the vulnerability of dams throughout the simulation period amounted to 6824.7 m3/s, While in the next 5 years the condition of the dam by 92.7% reliability, resilience reservoir by 34%, and the vulnerability of dams throughout the simulation period amounted 2.54,51m3/s. It can be concluded that the performance of Jatigede reservoir decreased after the analysis of reservoir operation plan for the next 5 years. Keywords: Ribasim, SAMS 27, Simulation, Stochastic. Abstrak Waduk Jatigede terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sebagai waduk kedua terbesar di Indonesia, tujuan utama dibangunnya waduk adalah untuk mengairi Daerah Irigasi Rentang seluas 9. Ha, sumber air baku serta air minum sebesar 3,5 m 3 /dt, serta sumber air untuk rencana PLTA Jatigede yang membutuhkan suplai air sebanyak 61,84 m 3 /dt. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk mengoptimasi sumber daya air waduk, terutama untuk kebutuhan air irigasi, ialah dengan melakukan model simulasi terhadap pengoperasian Waduk Jatigede. Penelitian ini membahas analisis unjuk kerja dari pola operasi Waduk Jatigede yang dianalisis berdasar model stokastik dari data debit Sungai Cimanuk dan hujan DAS Cimanuk. Data perlu diuji terlebih dahulu untuk memenuhi syarat distribusi statistik normal dengan menggunakan perangkat lunak AProb versi 4.1. Model stokastik dianalisis dengan perangkat lunak SAMS 69

Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati 27 dari Colorado State University. Analisis simulasi operasi untuk menentukan unjuk kerja waduk menggunakan perangkat lunak Ribasim. Untuk uji unjuk kerja waduk digunakan kriteria keandalan, kelentingan, dan kerawanan. Dari hasil analisis unjuk kerja dapat disimpulkan bahwa keandalan waduk dalam upaya memenuhi kebutuhan air baku, irigasi, dan PLTA pada kondisi eksisting adalah sebesar 95 %, kelentingan waduk sebesar 53%, dan kerawanan waduk sepanjang periode simulasi sebesar 589.653 juta m 3. Sedangkan pada kondisi 5 tahun mendatang keandalan waduk sebesar 92%, kelentingan waduk sebesar 66 %, dan kerawanan waduk sepanjang periode simulasi sebesar 1.751 miliar m 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja Waduk Jatigede mengalami penurunan setelah pengoperasian waduk selama 5 tahun ke depan. Kata-kata Kunci: Ribasim, SAMS 27, Simulasi, Stokastik. Pendahuluan Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, kebutuhan industri, air irigasi untuk pertanian sampai pembangkit listrik tenaga air. Rekayasa manusia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya air adalah dengan merubah distribusi air alami menjadi distribusi air secara buatan yaitu diantaranya dengan membangun waduk. Waduk merupakan suatu tampungan yang digunakan untuk menampung debit air berlebih pada saat musim hujan supaya kemudian dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau (Sudjarwadi, 1987). Pada umumnya permasalahan yang timbul pada waduk-waduk di Indonesia adalah kecenderungan penurunan debit air yang masuk ke waduk terutama pada musim kemarau, sehingga volume tampungan efektif waduk berkurang dan mengurangi tingkat keandalan waduk dalam pemenuhan kebutuhannya. Kemarau juga menyusutkan cadangan air waduk. Berdasarkan pemantauan Kementerian PU pada tahun 212 terhadap waduk-waduk yang tersebar di Indonesia, untuk 3 waduk besar di Jawa Barat yang kondisinya waspada yaitu Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Misalnya pada Waduk Jatiluhur terdapat kekurangan air sebesar 187,66 juta m 3 dari tampungan normalnya. Hal yang sama juga terjadi di Jawa Tengah, seperti waduk Wonogiri, Cacaban, Rawapening, Gembong, Sudirman. Demikian pula di Jawa Timur terdapat 7 waduk normal, 13 waspada, 1 kering. Sedangkan di Bali dari 5 waduk yang ada, 4 waspada dan 1 kering. Waduk Jatigede terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Waduk Jatigede yang berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk merupakan waduk kedua terbesar di Indonesia dengan tujuan pembangunnya adalah untuk mengairi Daerah Irigasi Rentang seluas 9. ha, mencukupi kebutuhan air PLTA Jatigede 67,83 m 3 /dt guna membangkitkan daya listrik sebesar 11 MW, dan 3,5 m 3 /dt sebagai sumber air baku serta air minum untuk wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. Sebelum dibangunnya Waduk Jatigede, sekitar 2,2 miliar m 3 air per tahun debit ait Sungai Cimanuk hanya sia-sia terbuang ke laut, padahal di hilir DAS Cimanuk terdapat DI Rentang yang membutuhkan air dalam jumlah besar. Sehingga dengan dibangunnya Waduk Jatigede dapat menampung limpahan air Sungai Cimanuk. Dengan adanya Waduk Jatigede dan pemanfaatanyya di daerah hilir, maka perlu dianalisis unjuk kerja waduk agar pemanfaatannya terhadap inflow dan demand dapat diperhitungkan secara optimal (Balai Data dan Informasi SDA, PSDA Jawa Barat). Pada tahun 29, PT. Indah Karya (Persero) telah melakukan simulasi operasi Waduk Jatigede, dengan tujuan untuk menghasilkan pedoman pengoperasian waduk dengan menggunakan trend data inflow dari tahun 1983-28. Simulasi yang dilakukan oleh PT. Indah Karya tersebut menghasilkan keandalan waduk sebesar 9%. Dalam 492 bulan simulasi, sebanyak 443 bulan daya sebesar 11 MW dapat beroperasi. Sedangkan pada tahun 213, PT. Multimera Harapan melakukan studi optimasi waduk mengunakan model dynamic programming dan menghasilkan pedoman pengoperasian waduk dengan data inflow dari tahun 1998-212. Penelitian ini adalah mengenai unjuk kerja Waduk Jatigede yang dianalisis menggunakan prediksi data inflow dan hujan menggunakan metode stokastik, sehingga dapat diketahui seberapa besar unjuk kerja waduk pada rencana pengoperasian selama 5 tahun ke depan. Data yang digunakan adalah dari tahun 1998-212. Data yang tidak lengkap sampai tahun 214 adalah data hujan, sedangkan data inflow sudah lengkap. Sehingga hanya dipakai dimana data hujan dan inflow berada dalam rentang waktu yang sama, yaitu 1998-212. Lokasi penelitian adalah Waduk Jatigede yang terletak di Kampung Jatigede Kulon, Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang (Gambar 1). 7

918 92 922 924 926 928 93 VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 1 12 14 16 18 2 22 24 26 N W E KARAWANG S 93 LAUT JAWA INDRAMAYU SUBANG 928 PURWAKARTA SUMEDANG MAJALENGKA CIREBON KOTA CIREBON 926 Waduk Jatigede KOTA CIMAHI 924 KOTA TEGAL KOTA BANDUNG KUNINGAN BREBES 922 BANDUNG JAWA BARAT Keterangan : Waduk CIANJUR Jatigede Sungai Cimanuk DAS Cimanuk GARUT KOTA TASIKMALAYA CIAMIS KOTA BANJAR CILACAP JAWA TENGAH 92 918 1 12 14 16 18 2 22 Sumber: PT. Multimera Harapan, 213 Gambar 1. Peta lokasi Waduk Jatigede 24 26 Prinsip pengoperasian waduk adalah berdasar kepada kebutuhan air baku dan irigasi, sedangkan kebutuhan air PLTA mengikuti pola kebutuhan air semuanya (irigasi dan air baku). Sedangkan alokasi volume tampungan air Waduk Jatigede dapat dilihat pada Gambar 2. TAMPUNGAN BANJIR +262. ELEVASI MA. NORMAL TANPA PINTU +265. +262. +247. TAMPUNGAN BERGUNA 876.5 JUTA m3 TAMPUNGAN AKTIF 796.1 JUTA m3 +221. +23. (a) Gambar 2. (a) Skema tata air Waduk Jatigede, (b) Alokasi volume tampungan air Waduk Jatigede (b) 71

Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian meliputi beberapa kegiatan dan tahapan yang secara skematis ditunjukkan pada Gambar 3. Dalam studi, datadata yang diperlukan antara lain: 1. Pengumpulan data sekunder yang didapatkan dari instansi-instansi terkait, antara lain: a. Data kebutuhan air yang diperoleh dari Laporan Penunjang Hidrologi, Supervisi Pembangunan Waduk Jatigede tahun 29 yang diterbitkan oleh SNVT Pembangunan Waduk Jatigede b. Data inflow waduk diperoleh dari pencatatan AWLR Bendung Eretan dan Sta. Debit Parakan Kondang, Kab. Sumedang.Data yang digunakan yaitu 15 tahun, dari tahun 1998-212. c. Data curah hujan diperoleh dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung.Data curah hujan yang digunakan yaitu dari tahun 1998-212. d. Data klimatologi yang digunakan yaitu penguapan, yang diperoleh dari BMKG Jatiwangi, Kab.Majalengka dari tahun 1998-212. e. Data teknis waduk diperoleh dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung. f. Peta DAS Cimanuk diperoleh dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung. g. Peta Daerah Irigasi Rentang diperoleh dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung. h. Data Pola Tanam diperoleh dari Laporan Penunjang Hidrologi, Supervisi Pembangunan Waduk Jatigede tahun 29 yang diterbitkan oleh SNVT Pembangunan Waduk Jatigede i. Kurva Tampungan Waduk eksisting pada tahun 29 dan kurva tampungan waduk plus sedimen diperoleh dari BBWS Cimanuk- Cisanggarung Start Perumusan masalah dan tujuan penelitian Studi pustaka metode pelaksanaan Pengumpulan data sekunder dan studi terdahulu Data inflow waduk Data hujan Data teknis waduk Peta DAS Data klimat Peta daerah irigasi Data kebutuhan air baku/plta Distribusi sebaran data Data normal? Ya Tidak Data dinormalkan Kebutuhan air irigasi Generate data hujan & inflow waduk 5 th Data series hujan & inflow waduk 5 th mendatang Validasi data hujan & Inflow Data valid/homogen Gambar 3. Metode penelitian A 72

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 2. Analisis distribusi sebaran data Analisis distribusi data menggunakan Program AProb versi 4.1 dari Universitas Gajah Mada, serta memplotkan data tersebut menurut distribusi: Gumbel, Log Normal, Log Pearson Tipe III, dan Normal. hujan rata-rata 2-mingguan. Data inflow dan hujan sintetik periode 2- mingguan selama 15 tahun, yaitu dari tahun 1998-212 diturunkan dengan metode PARMA sebanyak 5 seri data debit sintetik. Grafik inflow waduk dan hujan ditampilkan pada Gambar 5. 3. Analisis peramalan/generate data Perangkat lunak SAMS 27 dari Colorado State Universitydigunakan untuk menurunkan atau membangkitkan data debit dan hujan sintetik rata-rata 2-mingguan dengan menggunakan metode unvariate seasonal PARMA. 4. Validitas data bangkitan/hasil generate Data sekunder yang akan dipergunakan dalam analisis perhitungan selanjutnya perlu diuji validitasnya. Dalam menguji validitas data dipergunakan uji homogenitas (keseragaman), baik berdasarkan pada harga rata-rata maupun pada harga simpangan baku. (a) 5. Simulasi operasi waduk Pada penelitian unjuk kerja Waduk Jatigede dilakukan pula simulasi dengan menggunakan perangkat lunak RIBASIM versi 6.33 dengan manfaat untuk menentukan keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersedian sumber air (neraca air). 6. Unjuk kerja waduk Bahasan akhir dari penelitian ini adalah menganalisis unjuk kerja (performance) Waduk Jatigede yang meliputi : 1. Keandalan 2. Kelentingan 3. Kerawanan Hasil dan Pembahasan Analisis distribusi sebaran data Pada pengukuran dispersi tidak semua nilai dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya akan tetapi kemungkinan ada nilai yang lebih besar atau lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Data harus diurutkan dari kecil ke besar untuk kemudian diplotkan pada Program AProb 4.1. Setelah didapatkan parameterparameter statistik, kemudian diuji dengan Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof. Gambar plotting data pada Probability Paper dapat dilihat pada Gambar 4.(a) dan Gambar 4.(b). Analisis peramalan/generate data inflow dan hujan (b) Gambar 4. (a) Plotting normal probability paper data hujan, (b) Plotting normal probability paper data inflow Dalam metode time series, alat utama untuk mengidentifikasi model dari data yang akan diramalkan adalah dengan melihat kestasioneran data menggunakan fungsi Autokorelasi parsial/partial Autocorrelation Function (PACF). Data dikatakan stasioner bila data tidak berubah sepanjang waktu, dengan kata lain proses dalam seimbang secara statistik. Pada Gambar 6 memperlihatkan plot PACF untuk data sudah stasioner, dimana hanya ada satu lag saja yang signifikan, sedangkan lag-lag lainnya berada di dalam daerah interval. Sedangkan Gambar 7 memperlihatkan plot PACF untuk data historis belum stasioner, dimana ada beberapa lag yang berada di luar daerah interval. Sehingga harus dilakukan transformasi data, agar data menjadi stasioner. Setelah dilakukan transformasi data, dapat dilihat bahwa data sudah stasioner, karena time series data berada di dalam interval. Data yang digunakan untuk input model SAMS 27 yaitu inflow waduk rata-rata 2- mingguan,dan 73

ACF PACF Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati Gambar 5. Data rata-rata 2-mingguan inflow Waduk Jatigede dan hujan DAS Cimanuk PACF for Station 1 (original) 1.5 -.5-1 1.5 -.5-1 5 1 15 2 25 3 35 LAG Gambar 6. Plot PACF data inflow ACF Seasonal Series 1 3 6 9 12 15 LAG Gambar 7. Plot PACF data hujan Historical Generated Hasil generate data inflow dan hujan ditampilkan dalam grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Gambar 9. Hasil generate data hujan Waduk Jatigede Pada grafik di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara time series data historis dan generated pada 15 tahun pertama relatif berbeda. Namun bukan berarti gagal dalam generate data, karena yang diperbandingkan adalah parameter statistik, yaitu rerata data (mean) dan standar deviasi (varian) dari data historis dan hasil generated. Sedangkan 35 tahun ke belakang mengikuti trend data awal. Dari generate data hujan dan inflow, maka kemudian dilihat nilai mean dan varian untuk setiap periode 2-mingguan. Hasilnya digambar sebagai grafik untuk membandingkan dengan nilai mean dan varian dari data hasil pencatatan. Nilai perbandingan kedua parameter statistik data sintetik dan data hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1. Validasi data bangkitan/hasil generate Gambar 8. Inflow rata-rata tahunan Waduk Jatigede hasil analisis generate Validasi data hasil bangkitan, dilakukan dengan uji kesamaan nilai mean dan varian antara dua populasi. Untuk uji homogenitas (keseragaman), rangkaian data sepanjang 5 tahun dibagi 2 kelompok yaitu kelompok data historis sepanjang 15 tahun dan kelompok data bangkitan sepanjang 35 tahun. 74

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 Tabel 1. Perbandingan mean dan varian Inflow Hujan Mean Standar deviasi Mean Standar deviasi Data Data Data Data Data Data Data Data historis generate historis generate historis generate historis generate 1-Jan 1,89 1,53 6,11 5,94 143,8 143,5 71,91 73,34 2-Jan 14,12 13,67 9,13 8,73 165,3 165,5 81,92 79,1 1-Feb 13,21 12,82 8,1 7,6 171,3 172,4 55,72 55,43 2-Feb 12,71 12,69 7,58 7,47 189,4 19, 73,65 71,61 1-Mar 13,95 14,41 7,97 7,44 215,2 216,8 5,63 5,14 2-Mar 11,97 12,19 3,65 3,79 24,8 26,1 56,8 59,24 1-Apr 1,64 1,86 4,9 4,91 21,1 217,1 72,2 73,16 2-Apr 5,96 5,99 2,35 2,47 146,5 148, 59,27 59,47 1-Mei 6,2 5,82 4,28 4,24 17,7 15,1 56,1 55,66 2-Mei 3,74 3,72 3,64 3,71 89,87 85,6 84,84 84,51 1-Jun 3,67 4, 4,64 4,21 65,24 62,66 5,58 5,28 2-Jun 2,23 2,44 2,84 2,84 5,2 47,88 36,81 35,46 1-Jul 1,4 1,3 1,63 1,62 36,84 35,6 35,85 35, 2-Jul 1,27 1,21 2,2 2,18 28,83 27,88 21,9 2,71 1-Agt,85,87 2,53 2,53 21,43 2,64 22,8 21,43 2-Agt,5,52 1,1 1, 25,14 24,54 32,49 32,7 1-Sep 1,31 1,37 3,85 3,72 4,19 39,4 96,66 95,38 2-Sep,58,59 1,15 1,1 42,3 41,7 14,6 13,4 1-Okt 2,62 2,63 2,35 2,41 39,13 38,97 46,76 47,64 2-Okt 4,9 3,88 3,62 3,74 59,45 58,14 76,99 78,97 1-Nop 8,17 7,97 5,39 5,33 11,2 99,26 11,2 13,1 2-Nop 13,53 13,33 7,11 7,3 143,7 141,6 115,6 117,1 1-Des 1,5 1,44 5,54 5,53 149,9 144,4 124,4 125,1 2-Des 9,78 9,8 3,88 3,59 174, 168,5 85,46 81,3 Tabel 2. Perbandingan tc mean dan tc varian dengan tc kritis Data tc mean tc varian t kritis Keterangan Inflow,53,43 1,678 Data homogen Hujan,39 1,2 1,678 Data homogen Pada validasi data hujan dan inflow, dengan menggunakan tabel student t dengan tingkat kepercayaan α = 5% dan derajat kebebasan (n1+n2-2) diperoleh t (,5;48), kemudian dilakukan interpolasi dihasilkan t kritis = 1,678, sehingga perbandingan antara tc mean dan tc varian dengan t kritis dapat dilihat pada Tabel 2. Simulasi operasi waduk Pola operasi waduk yang dianalisis dalam studi ini menggunakan pendekatan simulasi dengan model Ribasim, Simulasi bertujuan untuk mengetahui kondisi fluktuasi muka air waduk dan volume tampungan waduk dalam jangka panjang, yang dioperasikan sesuai batas-batas elevasi yang ditetapkan dalam perencanaan. Kondisi pengoperasian waduk adalah dengan batas atas/full reservoir pada elevasi +26, yaitu di atas pintu spillway (dalam kondisi pintu tertutup). Batas bawah pengoperasian adalah pada elv +23, yaitu di intake waduk. Dengan adanya pintu spillway maka kapasitas tampungan diantara spillway dan full reservoir ini bersifat dinamik, karena apabila pintu dibuka, air akan melimpas dan kapasitas tampungan berkurang. Simulasi yang pertama dilakukan adalah simulasi kondisi eksisting (kondisi awal yaitu ketika waduk pada awal operasi). Simulasi kedua yaitu simulasi waduk pada kondisi 5 tahun mendatang dengan memperhatikan laju sedimen yang mengendap di dasar waduk sesuai dengan studi yang pernah dilakukan oleh Tim Supervisi Waduk Jatigede. Simulasi kondisi eksisting Grafik inflow dan hujan rata-rata 2-mingguan kondisi eksisting dapat dilihat pada Gambar 1.a, kemudian data evaporasi ditampilkan pada Gambar 4. 75

Jan-1 Jan-2 Feb-1 Feb-2 Mar-1 Mar-2 Apr-1 Apr-2 Mei-1 Mei-2 Jun-1 Jun-2 Jul-1 Jul-2 Agus-1 Agus-2 Sept-1 Sept-2 Okt-1 Okt--2 Nop-1 Nop-2 Des-1 Des-2 Penguapan (mm) 1-15 Jan 16-31 Jan 1-15 Feb 16-28 Feb 1-15 Mar 16-31 Mar 1-15 Apr 16-3 Apr 1-15 Mei 16-31 Mei 1-15 Juni 16-3 Juni 1-15 Juli 16-31 Juli 1-15 Agt 16-31 Agt 1-15 Sept 16-3 Sept 1-15 Okt 16-31 Okt 1-15 Nop 16-3 Nop 1-15 Des 16-31 Des Debit (m3/dt) Hujan (mm) Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati 18 16 14 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 12 14 16 Hujan DAS Waktu (2-Mingguan) Inflow Waduk (a) 6 5 4 Data Penguapan Rata-Rata 2 Mingguan 3 2 1 Waktu (2-Mingguan) (b) Gambar 1. (a) Grafik inflow & hujan rata-rata 2-mingguan tahun 1998 212. (b) Data penguapan ratarata 2 mingguan Sta. Jatiwangi Analisis simulasi ribasim Analisis dimulai dengan membuat jejaring DAS Cimanuk dengan node inflow sebagai input debit Waduk Jatigede yang dapat dilihat pada Gambar 11.(a). dan didukung oleh data kurva tampungan waduk yang ditampilkan pada Gambar 11.(b). luas DAS dan Sub DAS, data teknis waduk, data pola tanam, demand air baku, dan data teknis rencana PLTA Jatigede. Dari hasil running Ribasim kondisi eksisting dapat dilihat bahwa pada awal operasi waduk, kebutuhan air baku, irigasi, dan PLTA dapat terpenuhi. Grafik suplai dan demand ditampilkan pada Gambar 12 (a) dan Gambar 12 (b). Sedangkan pola operasi tahunan dapat dilihat pada Gambar 13. 76

1-Jan 2-Jan 1-Feb 2-Feb 1-Mar 2-Mar 1-Apr 2-Apr 1-Mei 2-Mei 1-Jun 2-Jun 1-Jul 2-Jul 1-Agt 2-Agt 1-Sep 2-Sep 1-Okt 2-Okt 1-Nop 2-Nop 1-Des 2-Des Debit (m3/dt) Elevasi (m) Elevasi (m) VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 (a) Luas (ha) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 28 28 27 27 26 26 25 25 24 24 23 23 22 22 21 21 2 2 19 19 18 18 17 Volume LUAS 17 16 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 Volume (juta m3) Gambar 11. (a) Jejaring DAS Cimanuk. (b) Kurva tampungan Waduk Jatigede 6 5 4 3 2 1 (b) SUPPLY DEMAND a) 77

Muka Air Waduk (m) Energi DIbangkitkan (GWh) Debit (m3/dt) Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 SUPPLY DEMAND b) Gambar 12. (a) Demand dan supply air baku. b) Irigasi kondisi eksisting 511. 51.95 51.9 51.85 51.8 51.75 51.7 51.65 51.6 51.55 Gambar 13. Demand dan supply PLTA kondisi eksisting 265 26 255 25 245 24 235 23 225 22 Pola Operasi Dead Storage TMA. Minimum TMA. Full Reservoir Gambar 14. Pola operasi Waduk Jatigede 78

Debit (m3/dt) Elevasi (m) VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 Dapat dilihat pada kurva pola operasi di atas, bahwa elevasi awal = elevasi akhir, karena pada musim hujan debit/inflow melimpah, tampungan waduk penuh sehingga pintu intake harus ditutup. Ketika musim kemarau, elevasi muka air menyusut, sehingga pintu intake harus dibuka, dan konsep pola operasinya mengikuti pada gambar di atas. Simulasi kondisi 5 tahun mendatang Pada simulasi dengan kondisi mendatang menggunakan input data hidrologi (inflow, hujan, dan air larian) hasil generate data dari tahun 1998-247. Data teknis untuk simulasi kondisi mendatang yaitu tampungan waduk berubah karena proses sedimentasi di dasar waduk selama 5 tahun. Dari studi yang dilakukan oleh Tim Supervisi Bendungan Jatigede, diketahui laju sedimentasi Waduk Jatigede sebesar 7,77 juta m 3 /tahun. Selama kurun waktu 5 tahun sedimen yang 28 27 26 25 24 23 22 21 2 19 18 17 16 Elv. Intake El. dead storage rencana/eksisting Volume Kondisi Eksisting mengendap di dasar waduk pada elevasi +221, adalah sebesar 236,22 juta m 3. Sehingga dengan adanya distribusi sedimen di tampungan Waduk Jatigede didapatkan kurva tampungan waduk kondisi mendatang seperti ditampilkan pada Gambar 14. Hasil running simulasi ribasim kondisi 5 tahun mendatang Dari hasil running Ribasim kondisi 5 tahun mendatang, dapat dilihat bahwa kebutuhan air baku, irigasi, dan PLTA terdapat defisit kebutuhan air irigasi pada musim kemarau, yaitu diantara minggu kedua bulan Juli sampai dengan minggu pertama bulan September. Sedangkan defisit air baku terjadi pada dua minggu pertama bulan agustus. Grafik suplai dan demand ditampilkan pada Gambar 15. Pola operasi tahunan pada kondisi 5 tahun mendatang dapat dilihat pada Gambar 16. Elv. Sedimen 5 th Mendatang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Volume (juta m3) Gambar 15. Kurva tampungan waduk kondisi 5 tahun mendatang 6 5 4 3 2 1 SUPPLY a) 79

Muka Air Waduk (m) Energi DIbangkitkan (GWh) Debit (m3/dt) Risdiana Cholifatul Afifah, Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 SUPPLY Supply DEMAND Demand 511. 51.95 51.9 51.85 51.8 51.75 51.7 51.65 51.6 51.55 b) c) Gambar 16. a) Demand dan supply air baku, b) Irigasi, c) PLTA kondisi 5 tahun mendatang 265 26 255 25 245 24 235 23 225 22 Pola Operasi Dead Storage TMA. Minimum TMA. Full Reservoir Gambar 17. Pola operasi Waduk Jatigede 5 tahun mendatang 8

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 215 Unjuk kerja waduk kondisi eksisting Keandalan waduk Banyaknya periode sukses = 341 periode Banyaknya periode operasi = 36 periode Keandalan = 95% Kelentingan waduk Frekuensi terjadi masa transisi dari sukses ke gagal = 1 periode Banyaknya periode gagal = 19 periode Jangka waktu rata-rata waduk dalam keadaan gagal = 19/1 = 1,9 Kelentingan waduk = 53% Kerawanan waduk Total defisit = 589,653 juta m 3 Jumlah periode gagal = 19 periode Rata-rata defisit = 31,34 juta m 3 Unjuk kerja waduk kondisi 5 tahun mendatang Keandalan waduk Banyaknya periode sukses = 118 periode Banyaknya periode operasi = 12 periode Keandalan = 92 % Kelentingan Waduk Frekuensi terjadi masa transisi dari sukses ke gagal = 61 periode Banyaknya periode gagal = 92 periode Jangka waktu rata-rata waduk dalam keadaan gagal = 92/61 = 1,51 Kelentingan waduk = 66% Kerawanan Waduk Total defisit = 1,751 miliar m 3 Jumlah periode gagal = 92 periode Rata-rata defisit = 19,37 juta m 3 Kesimpulan Dari hasil analisis unjuk kerja dapat disimpulkan bahwa keandalan waduk dalam upaya memenuhi kebutuhan air baku, irigasi, dan PLTA pada kondisi eksisting adalah sebesar 95%, kelentingan waduk sebesar 53%, dan kerawanan waduk sepanjang periode simulasi sebesar 589,653 juta m 3, Sedangkan pada kondisi 5 tahun mendatang keandalan waduk sebesar 92%, kelentingan waduk sebesar 66%, dan kerawanan waduk sepanjang periode simulasi sebesar 1,751 miliar m 3. Saran Perlu ditinjau pengaruh beberapa aspek yang lain terhadap unjuk kerja waduk, seperti manajemen air irigasi, efisiensi irigasi, sebaran sedimen, pertumbuhan penduduk, dan perubahan iklim, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan untuk pola operasi waduk di masa mendatang. Daftar Pustaka Balai Data dan Informasi SDA, PSDA Jawa Barat, (t,thn,). DAS Cimanuk, Profile Ekoregion Jawa. Direktorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, 1986. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 1, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum, 1986. Kriteriar Perencanaan Bangunan Utama 2, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 214. Efisiensi Penggunaan Air Solusi Kekeringan, http://sda,pu,go,id/index,php/berita-sda/datinsda/item/79-efisiensi-penggunaan-air-solusikekeringan. PT. Indah Karya (Persero), 29. Supervisi Pembangunan Waduk Jatigede, BBWS Cimanuk Cisanggarung, Cirebon. PT. Multimera Harapan, 213. Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Bendungan Jatigede, BBWS Cimanuk Cisanggarung, Sumedang. Sudjarwadi, 1987. Dasar-Dasar Teknik Irigasi, KMTS-UGM, Yogyakarta. Sudjarwadi, 199. Teori dan Praktek Irigasi, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta. 81