PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

SISTEM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Pedoman Umum. PTT Kedelai

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH KEDELAI DENGAN SISTEM JABALSIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

Pembinaan Penangkar dan Perbanyakan Benih Sumber Varietas Unggul Padi, Jagung dan Kedelai (APBN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERBENIHAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

VARIETAS DAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH KEDELAI

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

DAFTAR PUSTAKA. Adisarwanto, T Kedelai. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai AGRO INOVASI I. PENDAHULUAN

Teknologi Budidaya Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Deskripsi kedelai varietas Burangrang

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

Perakitan Varietas Unggul Kedelai Spesifik Agroekologi

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

Sumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

PROSPEK BALAI PENGEMBANGAN BENIH PALAWIJA UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA KEDELAI DAN JAGUNG

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

KAPASITAS PENYEDIAAN BENIH KEDELAI OLEH KELEMBAGAAN PRODUKSI BENIH DI PROVINSI BANTEN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KEDELAI. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 5

8. PROGRAM PENGEMBANGAN KEDELAI

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kedelai

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

MODUL BUDIDAYA KEDELAI MELALUI PENDEKATAN PTT DI BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI INDONESIA

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

KERAGAAN KINERJA DAN KAPASITAS BALAI BENIH INDUK (BBI) DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Penangkaran Benih Kedelai. pembesaran tumbuhan dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI TERHADAP ULAT GRAYAK DAN PENGGEREK POLONG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 PERBANYAKAN BENIH SUMBER KEDELAI DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERAN BPTP DALAM MENDUKUNG JABALSIM PERBENIHAN KEDELAI DI SETANGGOR, LOMBOK TENGAH, NTB

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Hingga saat ini produksi kedelai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merill) merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, karena

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG PENGEMBANGAN PENANGKAR KEDELAI DI BANTEN

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

Prospek Pengembangan Teknologi Budi Daya Kedelai di Lahan Kering Sumatera Selatan

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian kedelai kacang tanah kacang hijau kacang tunggak kacang gude ubikayu ubijalar

KAPASITAS PRODUKSI BENIH KEDELAI DAN PERMASALAHANNYA DI SULAWESI TENGAH

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

PENDAHULUAN 8ebagai sarana produksi yang membawa sifat-sifat varietas tanaman, benih berperan penting dalam menentukan tingkat hasil yang akan diperoleh. Varietas unggul kedelai umumnya dirakit untuk memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, antara lain: (1) daya hasil tinggi, (2) tahan terhadap hama dan penyakit, (3) umur genjah, dan (4) mutu hasil panen sesuai dengan keinginan konsumen. Keunggulan dari suatu varietas. juga ditentukan oleh mutu benih sumber yang digunakan, yakni benih penjenis (B8), benih dasar (F8), benih pokok (88), dan benih sebar (E8). Benih sumber harus menjadi jaminan mutu bagi benih, baik dari segi genetik dan fisiologis maupun fisiko Oalam penyediaan benih sumber seyogianya tidak mengorbankan mutu karena akan merusak sistem perbenihan. 8istem perbenihan kedelai secara formal belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hingga sa at ini sedikit sekali petani yang menggunakan benih kedelai bermutu, sebagaimana yang tercermin dari penggunaan benih kacang-kacangan bersertifikat yang kurang dari 3%. Untuk memenuhi kebutuhan benih kedelai bermutu dalam upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani perlu dibina usaha penangkaran benih, terutama di sentra produksi kedelai. Kemampuan industri benih untuk memasok benih bermutu sampai ke pedesaan merupakan prasyarat dalam mempercepat pengembangan varietas unggul baru (VUB). 8ebagaimana halnya sistem perbenihan komoditas pangan lainnya, sistem perbenihan kedelai juga harus mengacu kepada aspek efisiensi, daya saing, dan kontinuitas. Perbanyakan benih kedelai diawali dari penyediaan benih penjenis (B8) oleh Balai Penelitian Bidang Komoditas, sebagai sumber untuk perbanyakan benih dasar (BO), benih pokok (BP), dan benih sebar (BR). Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih dan menentukan proses Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

produksi benih sebar. Kelancaran alur perbanyakan benih juga sangat menentukan kecepatan penyebaran VUB kepada para petani. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam perbenihan kedelai sa at ini adalah: (1) belum semua varietas unggul yang dilepas dapat diadopsi petani atau pengguna benih; (2) ketersediaan benih sumber dan benih sebar secara "enam tepat" (varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga) belum dapat dipenuhi; (3) belum optimalnya kinerja lembaga produksi dan pengawasan mutu benih; dan (4) belum semua petani menggunakan benih unggul bermutu/bersertifikat. Oleh karena itu, pada tahun 2007 pemerintah mencanangkan program benih kedelai berbantuan kepada para petani guna mengatasi permasalahan tersebut. Sebagai lembaga penghasil inovasi teknologi, Badan Litbang Pertanian dituntut untuk berperan aktif dalam program nasional tersebut melalui penyediaan benih sumber dalam kaitannya dengan upaya percepatan pengembangan VUB. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu benih kedelai yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kegiatan penyediaan benih sumber kedelai melibatkan berbagai institusi. Oleh karena itu, diperlukan Pedoman Umum Produksi Benih Sumber agar pelaksanaannya di lapangan dapat berjalan lancar dan terkoordinasi. TUJUAN DAN KELUARAN Tujuan 1. Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber (benih penjenis, benih dasar, dan benih pokok) kedelai agar ketersediaannya terjamin sesuai dengan kebutuhan pengguna. 2. Mempercepat pengembangan dan penyebarluasan varietas unggul sehingga mampu meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu hasil. 2 Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai

3. Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih secara tepat; 4. Mendukung upaya penyediaan benih unggul bermutu berbantuan bagi petani. Keluaran 1. Tersedianya benih sumber kedelai (BS, FS, dan SS) secara tepat (varietas, mutu, jumlah) sesuai dengan kebutuhan petani. 2. Berkembangnya penggunaan VUB kedelai sesuai dengan preferensi konsumen/masyarakat. 3. Berfungsinya kelembagaan produksi benih dan pengawasan mutu benih secara optimal. 4. Tersedianya benih sumber unggul bermutu guna mendukung upaya penyediaan benih berbantuan bagi petani. MANFAAT DAN DAMPAK Manfaat 1. Dihasilkannya benih sumber kedelai dengan penerapan sistem sertifikasi mutu. 2. Percepatan penyebaran dan adopsi VUB kedelai. 3. Implementasi sistem perbenihan dan produksi benih sumber kedelai dengan baik. 4. Terpecahkannya masalah ketidakseimbangan penyediaan benih sumber kedelai bermutu sepanjang waktu, musim, dan lokasi. Dampak 1. Meningkatnya produktivitas dan produksi kedelai sebagai dampak dari penyebaran dan pengembangan VUB. 2. Terjaminnya kesinambungan distribusi benih kedelai yang diawali oleh penyediaan benih sumber. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 3

3. Terjaminnya ketersediaan benih sumber dan benih sebar dari varietas unggul kedelai. 4. Meningkatnya gairah penangkar benih dalam pengembangan sistem perbenihan dan produksi benih kedelai. 5. Terciptanya sistem industri perbenihan kedelai skala nasional dan lokal yang mampu mempercepat ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis benih yang menguntungkan. PENDEKATAN DAN STRATEGI Pendekatan Dalam upaya menjamin ketersediaan benih bermutu dari varietas unggul serta meningkatkan penggunaannya oleh petani maka program pengembangan perbenihan kedelai dari hulu sampai hilir harus lebih terarah, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini penting artinya mengingat sistem produksi benih melibatkan berbagai institusi. Pengalaman pun menunjukkan bahwa alur produksi benih kedelai dari BS hingga BR sering terputus. Percepatan produksi dan distribusi benih sumber varietas unggul kedelai diupayakan melalui sosialisasi dan pengenalan varietas, serta pembekalan teknik produksi benih bagi penangkar di sentra produksi dengan melibatkan pihak terkait. Cara ini diharapkan dapat memperce pat adopsi teknologi produksi benih bermutu dan berkembangnya usaha produksi benih kedelai berbasis komunitas. il Ii :I! i". " Pelaksanaan program pengembangan perbenihan perlu mempertimbangkan potensi, permasalahan, dan kendala yang dihadapiserta sumber daya yang mendukung. Secara umum rangkaian kegiatan dalam pengembangan perbenihan meliputi optimalisasi dukungan penelitian dalam perakitan dan pengembangan VUB, produksi dan distribusi benih sumber dan benih sebar, pengendalian mutu melalui sertifikasi benih, dan optimalisasi fungsi kelembagaan perbenihan. 4 Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedefai

! Dalam upaya mendukung penyediaan benih unggul bermutu bersubsidi, program perbenihan kedelai meliputi optimalisasi pengembangan vue, produksi dan distribusi benih sumber, pengendalian mutu melalui sertifikasi benih serta optimalisasi fungsi kelembagaan perbenihan melalui penyempurnaan dan peningkatan sarana dan prasarana perbenihan di lingkup Badan Litbang Pertanian. Penyediaan benih sumber kedelai pada dasamya disesuaikan dengan permintaan/ kebutuhan daerah atau masyarakat, terutama untuk vue. Strategi Kegiatan produksi benih sumber menggunakan teknologi baku/standar agar mutu benih yang dihasilkan te~amin. Benih sumber kedelai yang akan di-produksi meliputi benih penjenis (BS), benih dasar (BD), dan benih pokok (BP) dengan melibatkan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Dalam pelaksanaannya, kegiatan produksi benih berkoordinasi dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Balai Benih Induk (BBI), dan institusi produsen benih sebar untuk kelancaran produksi dan penyaluran benih sumber. OPTIMALISASI DUKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU Dalam periode 1995-2005 Departemen Pertanian telah melepas 27 varietas unggul kedelai (TabeI1). Berdasarkan kesesuaian lahan, 18 varietas dianjurkan pengembangannya di lahan sawah, tujuh varietas di lahan kering masam, dan dua varietas di lahan rawa pasang surut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas yang akan digunakan adalah: (a) daya hasil, (b) musim tanam, (c) preferensi pasar, (d) nilai jual, (e) ketersediaan benih, dan (f) kecocokan agroekologi. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 5

Tabel1. Varietas unggul kedelai yang dilepas dalam 10 tahun terakhir (1995-2005). Varietas Umur Bobot biji Potensi hasil Warna Sifat penting lainnya (hari) (g/100biji) (Uha) biji Umur benjah, biji kecil «10 g/100 biji) Tidar 75 7.0 1,4 Kuning Agak tahan lalat bibit kehijauan dan karat daun Petek 75 8,3 1,2 Kuning Lokal Kudus, bersih Jawa Tengah Lumajang Bewok 77 9,6 1,5 Kuning Agak tahan lalat bibit dan karat daun Dieng 76 7,5 1,7 Kuning Agak tahan rebah kehijauan dan karat Jayawijaya 85 8-9 1,8 Kuning Agak tahan karat & pucat virus Seulawah 93 9,5 1,6-2,5 Kuning Tahan karat, adaptif kehijauan lahan masam Menyapa 85 9,1 2,0 Kuning Adaptif pada lahan kehijauan rawa tipe B & C Umur sedang, biji sedang (10-12 g/100 biji) Sindoro 86 12,0 2,03 Kuning Tahan karat, adaptif lahan masam Siamet 87 12,5 2,26 Kuning Tahan karat, adaptif lahan masam Sinabung 88 10,7 2,16 Kuning Agak tahan karat, tidak mudah pecah lien 83 11,2 2,15-2,49 Kuning agak Tahan ulat grayak mengkilap Tanggamus 88 11,5 2,5 Kuning Agak tahan karat, adaftif lahan masam Ratai 90 10,5 1,6-2,7 Kuning Agak tahan karat, kehijauan adaftif lahan masam Nanti 92 11,0 2,4 Kuning Tahan karat, adaptif lahan masam Lawit 84 10,5 1,9 Kuning Adaptif pad a lahan rawa tipe B & C Umur sedang, biji besar ( > 12 g/100 biji) Baluran 80 15-17 2,5-3,5 Kuning Burangrang 82 17,0 1,2-2,5 Kuning Tahan karat, rendemen susu tinggi Anjasmoro 83 14-15,3 2-2,25 Kuning Tahan karat, tidak mudah pecah Panderman 85 18-19 2,37 Kuning muda Tahan rebah Rajabasa 85 15,0 3,90 Kuning Tahan karat, adaptif cerah padalahanmasam Gumitir 81 15,8 2,41 Kuning Tahanlalatbibit, Argopuro 84 17,8 3,05 kehijauan pengisap polong, Kuning Tahan lalat bibit, pengisap polong 6 Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai

Dari segi teknis, hal yang menjadi tolok ukur dalam memilih varietas kedelai adalah umur tanaman dan tipe biji yang dibedakan menurut ukuran, warna, dan bentuk biji. Umurtanaman dikelompokkan menjadi tiga, yaitu genjah (70-75 hari), sedang (80-95 hari), dan dalam (>95 hari). Keuntungan penanaman varietas genjah dan berumur sedang adalah lebih cepat dipanen, risiko serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) lebih rendah, dan meningkatkan indeks panen. I Menurut ukuran biji, varietas kedelai dibedakan ke dalam varietas berbiji kecil «10 g/100 biji), sedang (10-12 g/100 biji), dan besar (> 12 g/100 biji). Untuk produk tahu dan tempe, kedelai yang banyak digunakan adalah yang berbiji sedang sampai besar. Kedelai yang berbiji kecil cocok digunakan untuk bahan baku sayur kecambah. Varietas kedelai dengan biji berukuran kecil antara lain adalah Tidar, Petek, dan Lumajang Bewok, yang berukuran biji sedang meliputi pangrango, Kawi, Leuser, Manglangyang, Kaba, Sinabung, Ijen, Siamet, Sindoro, Tanggamus, Sibayak, Nanti, Ratai, Lawit, dan Menyapa, sedangkan yang berukuran biji besar di antaranya adalah Bromo, Argomulyo, Burangrang, Anjasmoro, Mahameru, Baluran, Merubetiri, Panderman, Gumitir, dan Argopuro. Kedelai yang bijinya berwarna kuning sampai coklat lebih disukai daripada yang bijinya berwarna kehijauan. Pengembangan kedelai sering dihadapkan kepada tidak tersedianya benih bermutu dari varietas unggul tertentu pad a saat diperlukan. Pengembangan sistem produksi benih sumber diharapkan menjadi salah satu kegiatan penting dalam upaya pengembangan VUB kepada penggunanya, terutama petani. Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) yang bernanung di bawah BPTP diharapkan dapat berperan dalam mempercepat pengembangan VUB kedelai di daerah. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 7