PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, perubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

YUNICA ANGGRAENI A

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006, Standar Isi, Hlm. 19 2

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

DADANG SUPARDAN JURS. PEND. SEJARAH FPIPS UPI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

TITIK ARIYANI HALIMAH A

ZULFA SAFITRI A54F100040

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning

Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktifitas mempelajari materi pembelajaran yang sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan atau mencatat, tetapi belajar adalah proses pengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, dan tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor. Belajar melalui CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) ialah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. 3 hal yang harus kita pahami : 1. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan konsep dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. 2. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. 3. CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

Gambar : teori Puzzle pembelajaran kontekstual Pengetahuan yang sudah ada Pengetahuan baru

Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL Latar Belakang Filosofis CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari epistimologi Giambista Vico (Suparno, 1997). Menurut Vico, pengetahuan merupakan struktur konsep dari subjek yang mengamati. Selanjutnya, pandangan filsafat konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah sekedar menghapal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Semua itu terbentuk dari hasil pengalaman siswa.

Piaget : Bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman. Berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak terbentuk skema tentang pengetahuan yang dimilikinya. Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema, Akomodasi adalah proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema yang baru. Semua itu terbentuk dari hasil pengalaman siswa.

Latar Belakang Psikologis Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu terhadap lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minta, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembang diri seseorang. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah faktor pendorongnya yang ada dibelakang gerakan fisik itu. Mengapa demikian? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku.

Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, Belajar pada konteks CTL adalah: Bukanlah menghapal, akan tetapi mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Bukan hanya sekedar mengumpulkan fakta yang terpisah. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, dan lain-lain. Proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intelektualnya saja akan tetapi juga mental dan emosi. Proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

Peran Guru dan Siswa dalam CTL Pada dasarnya guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran kontekstual, seorang guru harus memperhatikan karakteristik pembelajaran kontekstual yang mengutamakan siswa sebagai subjek bukan sebagai objek. Karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu : kerjasama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif.

Beberapa hal yag harus diperhatikan guru dlm menggunakan pendekatan CTL : 1. Peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Peran guru untuk memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa. 3. Peran guru adalah membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. 4. Peran guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.

7 Asas CTL 1. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. 2. Inkuiri ialah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu : Merumuskan masalah Mengajukan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan Membuat kesimpulan 3. Bertanya (questioning), dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk : Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Merangsang keingintahuan siswa pada sesuatu yang diinginkan. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

4. Masyarakat belajar (Learning Community), konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui hasil kerjasama dengan orang lain, baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara ilmiah. 5. Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. 6. Refleksi (Reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. 7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment), dalam CTL penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata. Penialaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa, baik dari segi pengetahuan dan keterampilan, hasil produk siswa, dan tugas-tugas yang relevan dengan kontekstual.

Apa itu Pendekatan Kontekstual? Anak belajar lebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yg alamiah Strategi belajar lebih penting daripada hasil Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya Pembelajaran berorientasi penguasaan materi terbukti hanya berhasil dalam mengingat jangka pendek, tetapi gagal membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

CTL = Konsep belajar mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata Proses belajar alamiah dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa Strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil Siswa mengerti : Apa makna belajar? Apa manfaatnya? Status apa mereka? Bagaimana mencapainya?

Mengapa pendekatan kontekstual menjadi pilihan? Diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.

Kecenderungan belajar pemikiran tentang 1. Proses belajar Anak belajar dari mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu

2. Transfer belajar Anak harus tau makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

3. Siswa sebagai pembelajar Tugas guru : mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru, dan memfasilitasi belajar

4. Pentingnya lingkungan belajar Lupakan tradisi: guru akting di panggung, siswa menonton. Ubah menjadi, siswa aktif bekerja dan belajar di panggung, guru mengarahkan dari dekat.

HAKIKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni :

LANGKAH PENERAPAN CTL DALAM KELAS: 1) Kembangkang pemikiran bhw anak akn belajar lebih bermakna dg cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya! 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik! 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya! 4) Ciptakan masyarakat belajar (beljar dalam kelompok-kelompok)! 5) Hadirkan model sbg contoh pembelajaran! 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan! 7) Lakukan penilaian yg sebenarnya dg berbgai cara!

7 KOMPONEN CTL 1. KONSTRUKTIVISME (CONSTRUCTIVISM) 2. MENEMUKAN (INQUIRY) 3. BERTANYA (QUESTIONING) 4. MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) 5. PEMODELAN (MODELING) 6. PENILAIAN SEBENARNYA (AUTHENTIC ASSESSMENT) 7. REFLEKSI (REFLECTION)

Filosofi Konstruktivisme : Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yg hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan

Siklus inkuiri: Observasi (observation) Bertanya (questioning) Mengajukan dugaan (hipotesis) Pengumpulan data (data gathering) Penyimpulan (conclution) Kata kunci dr Strategi Inkuiri adalah: siswa menemukan sendiri

Bertanya (questioning) Bertanya dipandang sbg kegiata guru utk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa Pada semua aktivitas belajar, questioning dpt diterapkan: antara siswa dg siswa, antara guru dg siswa, antara siswa dg orang lain yg didatangkan ke kelas, dsb.

Masyarakat belajar (learning community) Dalam kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar

Pemodelan (Modeling): Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yg ditiru. Guru memberi model tentang bagaimana cara belajar Dalam pendekatan CTL guru bukan satusatunya model

Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu

Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment): Pembelajran yg benar memang ditekankan pd upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn) sesuatu, bukan ditekanka pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan melulu hasil dan dengan berbagai cara. Tes hanya salah satunya. Itulah hakekat penilaian yang sebenarnya.