BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Maharani Ritonga, Kertahadi dan Sri Mangesti Rahayu (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting

Contoh : (200) (250) 2.550

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1. Maharani Ritonga, Kertahadi dan Sri Mangesti Rahayu (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial

Masalah Finansial Leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. lainnya. Dengan mendapatkan laba maksimal seperti yang telah. bukan hanya sekedar mendapat keuntungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

ANALISIS LEVERAGE PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LEVERAGE DAN BEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan laporan keuangan tersebut. Pengertian Laporan Keuangan menurut Harahap (2015:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:10), tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan laporan keuangan yaitu: a. Memberi informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 7

8 d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 3._Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Sebelum menganalisa dan menafsir suatu laporan keuangan, penganalisa harus mengetahui bentuk dan isi laporan keuangan tersebut, adapun bentuk laporan keuangan menurut Kasmir (2015:28) terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yaitu : a. Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. b. Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan, sumber pendapatan yang diperoleh, biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. c. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

9 d. Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung kas. e. Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberi informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 2.1.2 Analisis Laporan keuangan 1._Pengertian Analisis Laporan Keuangan Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Sebelum mengadakan analisis laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan. Menurut Harahap (2015:190) pengertian Analisis Laporan Keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang besifat sifnifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. 2._Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2014:36) teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

10 a. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan : 1. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah 3. Kenaikan atau penurunan prosentase 4. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio 5. Prosentase total b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis data untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan. d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk megetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas

11 atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu. f. Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. g. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu perusahaan. h. Analisa break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. 2.1.3 Leverage Sebuah perusahaan baik itu perusahaan industri, jasa, maupun dagang memerlukan dana untuk membiayai kegiatan perusahaan tersebut. Salah satu sumber yang digunakan adalah modal kerja dan juga penggunaan dari aktiva tetap yang mempunyai masa ekonomis cukup panjang seperti tanah, bangunan, mesin dan kendaraan. Dalam hal ini perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki sehingga perusahaan juga harus menanggung biaya tetap atas pengunaan aktiva tersebut melalui penyusutan. Oleh sebab itu leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.

12 Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahan (Syamsuddin, 2011:89) Sedangkan menurut Sudana (2011:165) Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap, yaitu aktiva tetap yang menimbulkan biaya penyusutan, dan utang yang menimbulkan biaya bunga. Leverage dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu leverage operasi (operating leverage), leverage keuangan (financial leverage) dan leverage total (combine leverage) a. Leverage operasi (operating leverage) dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan didalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume pejualan Earning Before Interest and Taxes/EBIT (Syamsuddin, 2011:107) b. Leverage Keuangan (financial leverage) merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT pendapatan per lembar saham biasa (Earning Per Share) (Syamsuddin, 2011:113) c. Leverage Total (combine leverage) diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya tetap, baik biaya-biaya tetap finansial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan pendapatan per lembar saham biasa (EPS)(Syamsuddin, 2011:120)

13 2.1.4 Leverage Operasi (Operating Leverage) Leverage menjelaskan bagaimana dapat mencapai kenaikan laba yang besar (dinyatakan dalam presentase) hanya dengan memanfaatkan kenaikan dan/atau aktiva yang sedikit. Salah satu jenis leverage yang digunakan manajer untuk melakukan hal tersebut dikenal sebagai operating leverage. Operating leverage adalah ukuran besarnya penggunaan biaya tetap dalam sebuah perusahaan. Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin tinggi operating leverage yang dicapai dan semakin besar pula sensivitas laba bersih perubahan penjualan. Jika sebuah perusahaan mempunyai operating leverage tinggi, maka sedikit saja peningkatan dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan persentase yang besar dalam laba. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai operating leverage rendah, maka pengaruh peningkatan dalam penjualan peningkatan laba bersih adalah rendah. Ukuran operating leverage sering disebut dengan Degree of Operating Leverage (DOL) yaitu suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba perubahan dalam penjualan. Degree of Operating leverage bertindak sebagai pengganda (multiplier). Jika Degree of Operating Leverage tinggi, peningkatan persentase yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba bersih dalam persentase yang jauh lebih besar. Degree of Operating leverage adalah ukuran besarnya penggunaan biaya tetap dalam sebuah perusahaan. semakin tinggi biaya tetap, maka semakin tinggi Degree of Operating Leverage yang dicapai dan semakin besar pula sensivitas laba bersih perubahan penjualan. Jika sebuah perusahaan mempunyai Degree of operating leverage

14 tinggi, maka sedikit saja peningkatan dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan persentase yang besar dalam laba. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai Degree of operating leverage rendah, maka pengaruh peningkatan dalam penjualan peningkatan laba bersih adalah rendah. Degree Operating Leverage (DOL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Operating Leverage = EBIT t - EBIT (t-1) EBIT (t-1) Sales t - Sales (t-1) Sales (t-1) X 100% 2.1.5 Leverage Keuangan (financial leverage) Perusahaan dikatakan mempunyai financial leverage adalah perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap. Financial leverage disebut juga dengan debt ratio adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap. Financial leverage merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham yaitu dapat memperbesar pendapatan per lembar saham dan memberikan keuntungan kepada perusahaan atas penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap. Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat sehingga harga saham dari perusahaan tersebut akan naik. Financial leverage menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari pada

15 beban tetap dari penggunaan data itu. Sebaliknya Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai alternatif metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa. Financial leverage adalah kepekaan dari perubahan pendapatan per lembar sahan (EPS) karena perubahan laba operasi (EBIT). Kepekaan perubahan ini diukur dengan derajat financial leverage (Degree of Financial Leverage/DFL) yaitu presentase perubahan laba operasi (EBIT) Jika suatu perusahaan mempunyai nilai Degree Financial Leverage yang besar, maka perusahaan tersebut menunjukkan adanya perubahan EBIT sehingga menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar sahan (EPS). Jika EPS para pemegang saham meningkat, selain untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, juga akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi atas keberhasilan perusahaan dalam mengelola perusahaan tersebut, juga dapat menarik investor baru untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Demikian juga sebaliknya, jika suatu perusahaan mempunyai nilai Degree Financial Leverage yang kecil atau cenderung menurun, maka EPS yang dihasilkan untuk para pemegang saham juga akan menurun. Degree Financial Leverage (DFL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

16 Financial Leverage = 2.1.6 Analisi Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan EPS t - EPS (t-1) EPS (t-1) EBIT t - EBIT (t-1) EBIT (t-1) X 100% Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laba rugi (Kasmir, 2015:72) Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2014:64) 2. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas (rentabilitas). Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek.

17 b. Rasio Aktivitas (activity ratio), atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetasetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva dalam kebijakan manejemen dan kebijakan pemasaran. Rasio aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba-rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur yang ada pada neraca, khususnya unsur-unsur aktiva. Rasio aktivitas ini diukur dengan istilah perputaran unsur-unsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan. c. Rasio Leverage (leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur sebarapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar beban utang yang akan ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. d. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. 2.1.7 Rasio Pengertian rasio profitabilitas menurut Kasmir (2015:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menejemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjulan dan pendapatan investasi. Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam rasio ini yaitu :

18 1. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan. a. Mengukur laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. b. Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengukur produktifitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. f. Menilai produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan. 2. Manfaat rasio profitabilitas a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan. Jenis-jenis Rasio yaitu sebagai berikut : a. Profit Margin on Sales Profit Margin on Sales atau margin laba atas penjulan merupakan salah satu rasio untuk menilai margin laba atas penjualan dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Kasmir, 2015:199) Profit Margin on Sales ini dihitung dengan rumus :

19 Profit Margin = Pejualan - Harga Pokok Penjualan Sales b. Return on investment (ROI) Merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dan juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil rasio ini maka kinerja perusahaan semakin tidak baik (Kasmir, 2015:202) Return on investment ini dihitung dengan rumus : Return On Investment = Earning After Interest and Tax Total Assets c. Retun on equity (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka kondisi perusahaan semakin baik karena posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2015:204) Return on equity ini dihitung dengan rumus : Return On Equity = Earning After Interest and Tax Total Equity d. Laba per lembar saham biasa (Earning per Share of Common Stock) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham. Jika rasio yang dihasilkan rendah maka manajemen belum berhasil memuaskan pemegang saham, begitu pun sebaliknya (Kasmir, 2015:207) laba per lembar saham ini dihitung dengan rumus :

20 Laba per Lembar Saham (EPS) = Laba Saham Biasa (Earning) Saham yang Beredar (Shares) 2.1.8 Penelitian Terdahulu Tabel 1 No Peneliti Judul Varibel Metode dan Hasil Alat Analisis 1 Lukman Pengaruh 1. Financial Regresi 1. Secara simultan Sukarno Operating Leverage Liniear OL dan FL (2014) Leverage dan Berganda berpengaruh Financial Leverage (Program signifikan + 2. Operating SPSS) ROE pada Leverage 2. Secara parsial perusahaan OL tidak makanan dan berpengaruh minuman di BEI signifikan periode 2009-2012 ROE 3. Financial Leverage berpengaruh dominan ROE

21 Lanjutan Tabel 1 No Peneliti Judul Variabel Metode dan Hasil Alat Analisis 2 Tiara Pengaruh 1. Financial Regresi 1. Secara parsial Herdiani, Financial Leverage Liniear FL tidak Darminto Leverage Berganda berpengaruh dan (Program signifikan Endang ( 2. Debt ratio SPSS) ROE (2012) studi pada 2. Debt Equity perusahaan profitabilitas Ratio manufaktur di 3. Debt Equity berpengaruh BEI periode Ratio dominan 2009-2011) ROE 4. Time Interest Earned Ratio

22 Lanjutan Tabel 1 No Peneliti Judul Variabel Metode dan Hasil Alat Analisis 3 Asty Pengaruh Financial 1. Financial Regresi 1. Secara parsial Dela Leverage Leverage Linear FL tidak Mareta, ( Berganda berpengaruh Topowi studi pada (Program signifikan jono dan perusahaan 2. Debt ratio SPSS) ROE Zahroh makanan dan 2. Debt Ratio (2015) minuman BEI profitabilitas berpengaruh periode 2009-3. Debt Equity dominan 2011) Ratio ROE 4. Time Interest Earned Ratio

23 Lanjutan Tabel 1 No Peneliti Judul Variabel Metode dan Hasil 4 Rosita Pengaruh 1. Financial Regresi 1. Secara parsial Kumala Operating Leverage Linear FL Sari Leverage dan Berganda berpengaruh (2016) Financial (Program signifikan Leverage 2. Operating SPSS) negatif Leverage ROE pada Perusahaan 2. Secara parsial Telekomunikasi OL di BEI periode berpengaruh 2010-2014 signifikan positif ROE 3. Financial Leverage berpengaruh dominan ROE

24 2.1.9 Hubungan antar Konsep Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya : Operating Leverage dan Financial Leverage. Variabelvariabel bebas tersebut mempunyai hubungan dengan profitabilitas (variabel terikat). Hubungan antar masing-masing variabel bebas (independent) variabel terikat (dependent) akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Hubungan Operating Leverage Terhadap Menurut Gultom (2011:257) menyatakan bahwa Operasional berjalan dengan baik dengan dukungan manajemen keuangan yang tepat. Analisis fundamental diharapkan untuk dapat mengendalikan kegiatan operasional dan finansial agar berjalan secara ekonomis, efektif serta efisien. Semakin tinggi biaya tetap operasi yang digunakan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dimiliki perusahaan. Sehingga besar kecilnya Operating Leverage akan berpengaruh profitabilitas. Operating Leverage berkaitan dengan cara perusahaan dalam menekan biaya tetap seminimal mungkin untuk mencapai efisiensi perusahaan. Semakin besar tingkat efisiensi perusahaan maka akan semakin besar pula profitabilitas yang akan didapatkan. Begitu pula sebaliknya semakin kecil tingkat efisiensi perusahaan maka akan semakin kecil pula profitabilitas yang akan diterima oleh perusahaan. Semakin besar tingkat Operating Leverage berarti semakin besar pula biaya tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan sehingga akan menurunkan profitabilitas.

25 2. Hubungan Financial Leverage Terhadap Menurut Sartono (2010:120) menyatakan bahwa penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada biaya tetapnya, sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial Leverage akan berpengaruh pada profitabilitas, sehingga perusahaan yang menggunakan financial leverage harus memperoleh EBIT yang maksimal karena hutang yang besar menyebabkan pembayaran beban bunga yang besar dan mengurangi pendapatan. Pada kondisi ekonomi yang baik, penggunaan financial leverage dapat memberikan pengaruh positif berupa peningkatan ROE. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian laba operasi perusahaan lebih besar dari pada beban tetapnya. Pada kondisi seperti ini perusahaan dapat membelanjai kebutuhan dananya dengan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya, karena laba yang diperoleh masih dapat digunakan untuk menutup beban yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut. Pada kondisi ekonomi normal, peningkatan penggunaan hutang awalnya akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena suku bunga masih relatif rendah dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, namun jika perusahaan terus menggunakan hutang maka laba yang akan dihasilkan semakin kecil. Pada kondisi ekonomi buruk, umumnya suku bunga pinjaman sangat tinggi, sementara penjualan dan laba perusahaan menurun. Hal ini berarti

26 penggunaan financial leverage yang semakin besar dapat memberikan pengaruh negatif berupa penurunan ROE. Pada kondisi seperti ini perusahaan sebaiknya menghindari pembelanjaan dengan menggunakan hutang, karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. 2.2 Rerangka Pemikiran Keputusan untuk berhutang yang dilakukan oleh perusahaan haruslah dipertimbangkan secara matang. Kehadiran hutang jangka panjang dalam struktur modal sebuah perusahaan merupakan keputusan yang mencoba melakukan efektifitas dan efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Di samping dapat membantu perusahaan untuk melakukan peningkatan aktivitas operasional dan produksinya dengan adanya suntikan dana dari hutang tersebut, akan tetapi dengan adanya hutang akan menanggung resiko berupa beban bunga yang mengikuti hutang tersebut, dan ketidakmampuan perusahaan untuk menutupi biaya tetap berupa beban bunga itu akan berakibat pada kebangkrutan, sebaliknya bila lonjakan aktifitas yang dihasilkan dari suntikan dana itu dapat menjadi pendongkrak pendapatan dan dapat menutupi beban bunga tadi, maka dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah telah dikemukakan, maka dapat digambarkan rerangka pemikiran sebagai berikut :

27 Operating Leverage ( OL ) Financial Leverage ( FL ) H2 H1 ( ROE ) Gambar 2 Model Konseptual Penelitian Sumber : Penelitian yang telah diolah 2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teori yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Operating Leverage berpengaruh profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. H2 : Financial Leverage berpengaruh profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. H3..:..Financial Leverage berpengaruh dominan profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.