BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan, dan keterampialan proses yang diperlukan dalam kehidupan (Undangundang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PORTOFOLIO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan keterampialan proses yang diperlukan dalam kehidupan (Undangundang sisdiknas nomor 20 tahun 2003). Lebih lanjut mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diuraikan di atas adalah membentuk individu yang mandiri, utamanya kemandirian dalam belajar. Kemandirian belajar telah menjadi salah satu indikator sikap dalam pendidikan karakter. Lebih khusus mengenai sikap kemandirian belajar, pemerintah dalam peraturan menteri nomor 41 tahun 2007 menjelaskan bahwa sikap kemandirian belajar suatu sikap yang dimiliki individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri dalam upaya menginternalisasi pengetahuan tanpa tergantung atau mendapat

2 bimbingan langsung dari orang lain. Lebih lanjut mengenai sikap kemandirian belajar. Listyani (2008) menjelaskan bahwa terdapat enam buah indikator sikap kemandirian belajar, yaitu : (1) Ketidaktergantungan terhadap orang lain, (2) Memiliki kepercayaan diri, (3) Berperilaku disiplin, (4) Memiliki rasa tanggung jawab, (5) Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan (6) Melakukan kontrol diri. Hasil studi pra-penelitian yang dilakukan di kelas X di salah satu sekolah menengah negeri di kota Bandung mengenai sikap kemandirian belajar siswa saat mengikuti program pembelajaran fisika, menunjukan bahwa: 1. Tanggung jawab dalam belajar yang dimiliki siswa masih kurang baik, hal ini nampak terlihat dari data yang menunjukan bahwa hanya sekitar 36,4% siswa yang merasa dirinya secara penuh memperhatikan proses pembelajaran, sisanya sebesar 63,6% siswa siswa terkadang merasa memperhatikan dan tidak memperhatikan saat proses pembelajaran fisika berlangsung. Dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, hanya sekitar 15,1% siswa bertanggung jawab secara penuh mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR), hal ini dikarenakan mereka ingin mengerti pelajaran fisika. Sisanya, sebanyak 78,8% siswa terkadang merasa bertanggung jawab atau tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas, hal ini disebabkan oleh suasana hati siswa dan pemahaman siswa terhadap tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru.

3 2. Pada segi keaktifan dalam belajar, hanya 6,1% siswa yang secra aktif mengituti proses pembelajaran, 90,9% siswa terkadang aktif ataupun tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menunjukan sangat kurangnya rasa kepercayaan diri yang dimiliki siswa saat saat mengikuti proses pembelajaran. 3. Sikap inisiatif dalam belajar yang dimiliki siswa masih sangat rendah, hal ini terlihat dari data bahwa ketika tidak ada tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, hanya sekitar 9,1% siswa yang berinisiatif secara mandiri untuk mempelajari fisika. Sisanya, sebanyak 63,6% terkadang berinisiatif atau tidak berinisiatif untuk mempelajari fisika. Hal lain yang menujukan inisistif belajar yang dimiliki siswa masih sangat rendah adalah dari data yang menunjukan bahwa sebelum mata pelajaran fisika dimulai, hanya 9,1% siswa yang mempelajari materi fisika terlebih dahulu, alasannya adalah karena ingin mengerti. Sebanyak 60,6% siswa terkadang mempelajari ataupun tidak mempelajari materi fisika terlebih dahulu sebelum mata pelajaran fisika dimulai, hal ini dipengaruhi suasana hati siswa. Sisanya, sebanyak 21 % siswa merasa tidak mempelajari materi fisika terlebih dahulu sebelum mata pelajaran fisika dimulai, hal ini dikarenakan siswa yang merasa malas, merasa nanti saja saat pelajaran fisika berlangsung. 4. Hasil observasi menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR) di sekolah, baik dikerjakan sendiri ataupun melihat langsung jawaban temannya tanpa harus mengerti. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa belum memiliki sikap kedisiplinan dan tanggung jawab yang baik dalam belajar.

4 Hasil pra-penelitian di atas menunjukan terdapat permasalahan yang menunjukan bahwa siswa cenderung memiliki sikap kemandirian belajar yang kurang baik. Kurang baiknya sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa mengindikasikan kurang baiknya inisiatif siswa dalam belajar, kurang baiknya kedisiplinan siswa dalam belajar, kurang baiknya rasa kepercayaan diri siswa dalam belajar, serta kurang baiknya tanggung jawab siswa dalam belajar. Dengan kurang baiknya inisistif, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kepercayaan diri dalam belajar diyakini akan berpengaruh pada kurang baiknya hasil belajar yang akan diraih siswa. Hal tersebut terlihat dari kurang baiknya hasil belajar pada ranah kognitif yang diperoleh siswa, khususnya pada mata pelajaran fisika. Secara umum, hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam mata pelajaran fisika mendapatkan peringkat terbawah jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lainnya. Sikap kemandirian belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar juga telah diteliti oleh Tahar. Dalam penelitiannya, Tahar (2006:100) meyimpulkan bahwa semakin tinggi sikap kemandirian belajar seseorang, maka akan memungkinkannya untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Kemandirian berlajar berkonstribusi sebesar 63,91% tehadap hasil belajar seseorang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Tahar (2006), menggunakan sampel peneltiian yaitu mahasiswa pada pendidikan jarak jauh yang secara logika harus memiliki sikap kemandirian belajar. Kaitannya dengan sikap kemandirian belajar pada siswa, dewasa ini siswa dituntut untuk memiliki sikap kemandirian belajar yang baik seperti yang telah dicanangkan pemerintah dalam bentuk pendidikan

5 karakter. Sikap kemandirian belajar pada diri siswa melalui pendidikan karakter diyakini akan berdampak pada hasil belajar yang akan diraih siswa, khusunya hasil belajar pada ranah kognitif yang dikenal dengan istilah prestasi belajar. Untuk itu, dalam penelitian ini akan diteliti mengenai sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa, prestasi belajar yang diperoleh siswa, dan hubungan antara sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa dengan prestasi belajar yang diraihnya. Siswa kelas X (sepuluh) dipilih sebagai sampel penelitian. Selain karena siswa kelas X telah mengikuti program pendidikan karakter dalam bentuk latihan kepemimpinan siswa, siswa kelas X juga berada pada rentang usia 15-16 tahun, yaitu usia remaja. Menurut Erikson (Hurlock, 1994:208) dalam Aisah (2011:3) mengungkapkan pencapaian kemandirian merupakan isu sentral bagi remaja, karena esensi dari kemandirian adalah kecakapan dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Untuk menunjang penelitian mengenai Hubungan antara Sikap Kemadirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X, digunakan pembelajaran berbasis portofolio. Pembelajaran berbasis portofolio dipilih karena pembelajaran ini juga dipercaya berkontribusi terhadap pembentukan dan peningkatan sikap kemandirian belajar pada diri siswa. Seperti diungkapkan oleh Trianto (2010:282) yang menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis portofolio dapat memberikan konstribusi yang baik dalam upaya pembentukan sikap kemandirian belajar pada diri siswa. Sikap kemandirian belajar yang dapat dibentuk diantaranya

6 ketidakbergantungan pada orang lain, tanggung jawab, kemampuan mengevaluasi diri sendiri, serta berprilaku atas inisiatif sendiri dalam belajar. Dari beberapa uraian di atas, maka dipilihlah suatu judul penelitian, yaitu Hubungan antara Sikap Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis portofolio? Rumusan masalah tersebut dikembangkan lagi dalam bentuk pertanyaan penelitian seperti berikut ini : 1. Bagaimana sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa? 2. Bagaimana prestasi belajar fisika yang diperoleh siswa? 3. Bagaimana hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis portofolio? 4. Berapa besar kontribusi kemandirian belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar yang diperolehnya? C. Batasan Masalah Batasan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai : 1. Sikap kemandirian belajar yang merupakan sikap yang dimiliki individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri dalam upaya menginternalisasi pengetahuan

7 tanpa tergantung atau mendapat bimbingan langsung dari orang lain. Sikap kemadirian belajar teridiri dari 6 buah indikator sikap kemandirian belajar, yaitu : 1) Ketidaktergantungan terhadap orang lain, 2) Memiliki kepercayaan diri, 3) Berperilaku disiplin, 4) Memiliki rasa tanggung jawab, 5) Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan 6) Melakukan kontrol diri. Sikap kemandirian belajar yang diteliti adalah sikap kemandirian belajar pada diri siswa yang telah mengikuti program pembelajaran fisika berbasis portofolio. 2. Prestasi belajar merupakan hasil belajar pada ranah kognititf. Prestasi belajar pada penelitian ini hanya ditijau dari 3 (tiga) aspek ranah kognitif, yaitu : aspek pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), dan analisis (C4). 3. Hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar. Hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar bisa bernilai positif (searah) ataupun negatif (berlawanan arah). 4. Kontribusi sikap kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa, prestasi belajar yang diraih siswa, hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa, serta mengetahui seberapa besar kontribusi sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar yang akan diraihnya.

8 E. Variabel Penelitian Pada penelitian ini, terdapat dua variabel peneitian, yaitu: a. Variabel bebas : Sikap kemandirian belajar siswa b. Variabel terikat : Prestasi belajar siswa F. Definisi Operasional Terdapat empat definisi operasional pada penelitian ini, yaitu: 1. Sikap kemandirian belajar merupakan suatu sikap yang dimiliki individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri dalam upaya menginternalisasi pengetahuan tanpa tergantung atau mendapat bimbingan langsung dari orang lain. Pengukuran sikap kemandirian belajar siswa dilakukan menggunakan instrumen nontes berupa skala sikap kemandirian belajar. 2. Prestasi belajar merupakan hasil belajar pada ranah kognitif. Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes prestasi belajar berupa soal objektif berbentuk pilihan ganda. 3. Hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar dapat bernilai positif (searah) ataupun negatif (berlawanan arah). Hubungan yang positif memiliki arti bahwa semakin baik sikap kemandirian belajar dimiliki siswa, semakin baik (positif) pula prestasi belajar yang akan diraihnya. Adapun hubungan yang negatif memiliki arti bahwa semakin baik sikap kemandirian belajar dimiliki siswa, maka akan semakin buruk prestasi belajar yang akan diraihnya, ataupun sebaliknya. Pengukuran hubungan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar menggunakan perhitungan koefisien korelasi.

9 4. Kontribusi sikap kemandiran belajar terhadap prestasi belajar. Konstribusi yang dimaksud adalah seberapa besar sikap kemandirian belajar memiliki arti terhadap prestasi belajar. Untuk mengukur seberapa besar kontribusi sikap kemandirian belajar terhadap prestasi belajar digunakan perhitungan koefisien determinasi. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Salah satu manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian ini adalah membuka pemahaman baru bahwa tujuan pendidikan melalui pembelajaran bukan hanya berkutat pada peningkatan pengetahuan yang harus dimiliki siswa, melainkan juga ada pembangunan karakter pada diri siswa. Pembangunan karakter, terutama sikap kemandirian belajar pada diri siswa diyakini akan membantu dalam upaya peningkatan prestasi belajar (peningkatan pengetahuan) pada diri siswa. H. Asumsi Penelitian Sikap kemandirian belajar membentuk siswa untuk memiliki sikap ketidakbergantungan dalam belajar, inisiatif diri dalam belajar, tanggung jawab dalam belajar, kedisiplinan dalam belajar, kepercayaan diri dalam belajar, dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar. Sikap-sikap tersebut yang terdapat dalam sikap kemandirian belajar merupakan salah satu faktor internal (dalam diri) yang mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa.

10 Temuan hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa individu yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik, sehingga memperoleh skor yang tinggi dalam sains (Hargis dalam Listyani, 2008). Temuan tersebut diperkuat oleh hasil penelian lainnya, Tahar (2006:100) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dan hasil belajar, semakin tinggi kemandirian belajar seseorang peserta ajar, maka akan memungkinkannya untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. I. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa kelas X pada pembalajaran fisika berbasis portofolio