ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP KUALITAS JARINGAN ADSL PADA ARAH UPLINK DI TELKOM PURWOKERTO

ANALISIS PENGARUH JUMLAH USER AKTIF TERHADAP BANDWIDTH USED PADA LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT. TELKOM, Tbk. PURWOKERTO

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

BAB II DASAR TEORI A. JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT) (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan

Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto

Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

ANALISIS KUALITAS JARINGAN USEETV CABLE MENGGUNAKAN KABEL TEMBAGA PADA PT TELKOM PONTIANAK

BAB III PARAMETER ELEKTRIS JARLOKAT

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

Teknologi x-dsl. Oleh: Prima Kristalina Mike Yuliana. Disadur dari training PT.Telkom

Internet, Sharing, dan Penggunaan Router 5.1 Koneksi Internet untuk Sharing

FUNGSI NETWORK MANAGEMENT SYSTEM

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

VDSL (Very High bit-rate DSL)

BAB III TAHAPAN AWAL PERENCANAAN JARINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PENGUKURAN JARINGAN AKSES

ANALISA KELAYAKAN PEMASANGAN ADSL DI AREA DENPASAR

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

MULTI MEDIA AKSES (MMA)

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

Pengukuran dan Analisis Performansi Jaringan Berbasis IP Pada DSLAM Sebagai Acess Node Pada pelanggan SPEEDY

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

Teknologi x-dsl. Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS. Disadur dari training PT.Telkom

Abstrak. pengguna harus menggunakan modem ADSL.

TEKNOLOGI DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM

Makalah Seminar Kerja Praktek NETWORK ELEMENT ADSL SPEEDY Anton Prabowo (L2F004458) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

STT Telematika Telkom Purwokerto

Menggunakan Internet untuk peleruan informasi dan komunikasi. Menjelaskan berbagi perangkat keras dan fungsi untuk keperluan akses internet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH JARAK DAN WAKTU GEOGRAFIS SERVER TERHADAP KECEPATAN DOWNLOAD DAN UPLOAD PADA KONEKSI ASYMMETRIC

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

Discrete Multitone TRANSMISI SUARA TELEPON TELEPON KABEL TEMBAGA PC + MODEM INTERNET TRANSMISI BERSAMA TELEPON DAN DATA KABEL TEMBAGA TELEPON DG DSL

Computer Networks Technology in Indonesia. Adhi Harmoko S, M.Komp

JARINGAN AKSES BROADBAND

Jaringan Komputer Multiplexing

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Kegiatan Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini

intranet Kompetensi Dasar 1.5. Melakukan berbagai cara untuk memperoleh sambungan internet / intranet Tujuan Pembelajaran

Frequency Division Multiplexing

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

PERENCANAAN JARINGAN INTERNET ADSL DI APARTEMEN PURI CASABLANCA

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan utama perusahaan pada umumnya, tujuan dari setiap

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

SETTING MODEM ADSL PROLINK (Hurricane 9200 Series) DAN TROUBLESHOOTING Teguh Prakoso (L2F606056)

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

INTERKONEKSI DAN KONFIGURASI JARINGAN AKSES BROADBAND DSL SEBAGAI ALAT BANTU PRAKTIKUM TEKNIK TRAFIK PADA PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro. UIN SUSKA RIAU oleh :

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di indonesia, meluncurkan jasa layanan telkom speedy yang. menjanjikan kecepatan dan kenikmatan yang lebih baik dari pada

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. Telkom) merupakan perusahaan

Jika anda terhubung ke Internet, ada beberapa kemungkinan jenis teknologi yang digunakan agar komputer anda akan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 80% pengguna internet Indonesia adalah remaja berusia tahun. dengan total

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1: Metode Pengukuran Kontinuitas Dengan Multimeter. 1

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

) UNTUK LAYANAN SPEEDY

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA PADA PERFORMANSI DSLAM BERBASIS TEKNOLOGI ADSL SKRIPSI LAOSMARIA JULIASTRY NABABAN

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM MANAJEMEN DATA DAN INTERNET MEMANFAATKAN SNMP DI PT. INFOMEDIA NUSANTARA. Hendra Gunawan Setiadi Gunawan ABSTRAK

KECEPATAN AKSES INTERNET

TEKNOLOGI ADSL PADA LAYANAN SPEEDY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROSES BISNIS

Peran Metode Jaringan Kabel Dan Nirkabel Pada Perbandingan Kecepatan Streaming Online Radio

SETTING MODEM ADSL (Assymetric Digital Subscriber Lines) TP-LINK (Type TD ) DENGAN LAYANAN SPEEDY Kurnia Aditya Rahman (L2F606039)

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline)

29

3 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sistem Intergrator (SI) perangkat akses jaringan telekomunikasi.

WAN (Wide Area Network)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BERBAGI KONEKSI INTERNET BROADBAND

Transkripsi:

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL Anggun Fitrian Isnawati 1) Irwan Susanto 2) Renny Ayu Purwanita 3) 1,2,3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi AKATEL Sandhy Putra Purwokerto Abstraksi ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi yang paling banyak digunakan untuk memberikan layanan broadband, lebih dari 60% pasar broadband di dunia menggunakan teknologi ini. ADSL merupakan sebuah teknologi yang tangguh, mempunyai kemampuan untuk mendukung aplikasi-aplikasi multimedia seperti voice, video, dan juga data. Konfigurasi ADSL juga sangat sederhana, cukup menggunakan infrastruktur jaringan lokal kabel tembaga yang sudah ada. Namun ADSL juga masih memiliki kekurangan, diantaranya jarak jangkauan untuk ADSL hanya berkisar ± 5 km. Selain itu, jarak pelanggan yang jauh dari sentral sangat mempengaruhi untuk nilai kecepatan download. Hal ini, dikarenakan semakin jauh jarak yang berarti media penghantar maka akan semakin banyak redaman yang terjadi pada media tersebut yang menyebabkan turunnya Signal to Noise Ratio dimana dalam hal ini dapat diartikan kekuatan sinyal. Sehingga dari hal-hal tersebut akan mempengaruhi kualitas kecepatan download. Dari sinilah yang kemudian akan dibandingkan bagaimana pengaruh jarak terhadap redaman, Signal to Noise Ratio, dan juga kecepatan download. Kata kunci : ADSL, jarak, redaman, signal to noise ratio, kecepatan download I. PENDAHULUAN Speedy adalah produk layanan akses internet dari TELKOM dengan basis teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon. Media transmisi pada Speedy menggunakan media jaringan lokal akses tembaga (Jarlokat) dan digunakan sebagai media PSTN (Public Switched Telephone Network). Salah satu keunggulan Speedy adalah instalasinya yang tergolong murah karena menggunakan infrastruktur yang sudah ada. Dan hanya perlu menambah modem ADSL di sisi pelanggan yang nantinya dihubungkan dengan modem DSLAM yang ada di sentral. Namun keunggulan ini dapat dibilang merupakan kelemahan yang tak dapat dihindari oleh TELKOM. Salah satu faktornya adalah jarak antara sentral dengan user Speedy. Mungkin tidak masalah bagi user yang berada di dekat sentral, selain jaraknya dekat, percabangan juga belum banyak. Lain dengan user yang berada jauh dari sentral, sudah banyak percabangan dari RK (Rumah Kabel) dan DP (Distribution Point). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas Speedy ini dapat dilihat pada besar redaman, (Signal to Noise Ratio), dan besar kecepatan download. Redaman adalah suatu besaran yang diperoleh dari hasil perbandingan antara daya input (Pi) dengan daya output (Po). Daya input lebih besar dari daya output. Redaman mempunyai

notasi A dan satuan desibel. Redaman yang bagus pada Speedy kurang dari 60 db. (Signal to Noise Ratio) ialah perbandingan antara daya sinyal yang diinginkan dengan daya sinyal yang tidak diinginkan (noise) pada suatu titik ukur. menyatakan kualitas sinyal informasi yang diterima pada sistem transmisi. juga merupakan batas ambang sinyal analog yang masih dapat diterima. Semakin besar nilai maka kualitas sinyal semakin bagus. Untuk Speedy nilai standar yang harus dimiliki oleh harus lebih dari 10 db. Selain hal tersebut di atas, faktor yang paling menonjol dari Speedy adalah kecepatan transfer data. Kecepatan transfer data dibagi menjadi 2 bagian yaitu downstream dan upstream. Downstream adalah kecepatan aliran data ketika pelanggan melakukan download. Begitu juga dengan upstream yang merupakan kecepatan aliran data ketika pelanggan melakukan upload. Untuk itu penulis bermaksud mengambil judul : ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL. II. LANDASAN TEORI A. Teknologi x-dsl x-dsl adalah istilah untuk menyebut semua tipe teknologi Digital Subscriber Lines yang memiliki kecepatan data antara 160 kbps sampai dengan 60 Mbps. (5) B. Teknologi ADSL ADSL merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan transfer data dengan kecepatan tinggi dapat dikirimkan melalui kabel telepon biasa dibandingkan dengan modem konvensional yang ada. ADSL mampu menerima data 2 hingga 8 Mbps pada saat downstream dan mampu mengirim data pada kecepatan 64 kbps hingga 1 Mbps ketika upstream. Karakter yang membedakan ADSL dari xdsl adalah aliran kapasitas data dari satu arah lebih besar daripada arah yang lain atau disebut juga asimetris. C. DSLAM DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) adalah konfigurasi perangkat xdsl yang secara fisik modem sentral-nya berupa card module. DSLAM merupakan suatu modem yang terletak pada sisi sentral telepon otomatis (STO) yang menggunakan teknologi DSL. DSLAM mengalirkan transmisi data dengan kecepatan tinggi dengan menggunakan media jaringan telepon kabel tembaga yang telah ada. DSLAM memisahkan sinyal frekuensi suara dan sinyal frekuensi data hingga mencapai pada sisi pelanggan.

D. Deskripsi Umum SPEEDY Speedy adalah layanan Internet (Internet Service) end to end dari TELKOM dengan berbasis teknologi akses Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice dan video secara bersamaan pada media jaringan akses kabel tembaga (line telepon) dengan kecepatan maksimal 1.024 kbps yang dijaminkan dari DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) sampai Broadband Remote Acccess Server (BRAS). 1. Keunggulan Speedy Keunggulan Speedy terhadap koneksi Dial Up antara lain adalah sebagai berikut : Dengan Speedy, saluran telepon dapat dipergunakan untuk pembicaraan telepon dan akses internet pada saat bersamaan. Koneksi ke internet lebih cepat dibanding menggunakan saluran telepon dial up yang hanya dapat mencapai 56 kbps. Koneksi memiliki sifat highly secure, karena saat pengguna mengakses Speedy akan langsung menempati port tertentu pada DSLAM. 2. Konfigurasi Jaringan Speedy Speedy mempunyai jaringan yang sama dengan jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network), yaitu menggunakan jaringan lokal tembaga. Yang dimulai dari Sentral hingga ke pelanggan. Hanya bedanya adalah terdapat komponen DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) pada sentral yang berfungsi sebagai modem utama. Kemudian splitter yang berfungsi memisahkan frekuensi untuk frekuensi di bawah 4 Khz akan dikirimkan ke pesawat telepon sedangkan untuk frekuensi tinggi antara 25 Khz hingga 1 Mhz yang berisi data akan dikirimkan menuju modem ADSL. Serta modem ADSL yang kemudian bertugas untuk meneruskan transmisi data menuju Personal Computer, dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 1 Konfigurasi Jaringan ADSL E. ATENUASI Atenuasi sinyal atau redaman sinyal merupakan proses peredaman sinyal hingga kekuatan sinyal berkurang seiring dengan penambahan jarak yang ditempuh. (6) Berkaitan dengan atenuasi, ada tiga hal yang harus pertimbangkan dalam membangun transmisi.

Pertama, sinyal yang diterima harus cukup kuat sehingga arus elektronik pada receiver bisa mendeteksi sinyal. Kedua, sinyal harus mempertahankan level yang lebih tinggi dibanding derau yang diterima. Ketiga, atenuasi merupakan fungsi frekuensi yang meningkat. Adapun rumus redaman adalah sebagai berikut : (6) Atenuasi = 10 log 10 (P 1 / P 2 ) db (1) dengan P 1 : level daya sinyal kirim (Watt) P 2 : level daya sinyal terima (Watt) Dari rumus tersebut tampak besarnya redaman merupakan fungsi logaritma dari perbandingan daya sinyal yang ditransmisikan terhadap daya sinyal yang diterima. Hubungan antara besar redaman terhadap panjang media secara langsung belum ditentukan formulasinya. Namun hubungan tersebut dapat didekati melalui rumus resistivitas berikut ini : (1) (2) dengan: R = hambatan (Ω) ρ = bilangan konstan, disebut resistivitas (atau hambatan jenis) zat (Ωm). L = panjang kawat (meter) A = diameter penampang (m 2 ) Keterkaitan antara redaman dengan rumus 2 tersebut adalah dianalogikan redaman berperilaku mirip dengan hambatan (R). Sehingga bila dalam rumus tersebut besar R berbanding lurus atau sebanding dengan panjang media (L), demikian pula besar redaman juga akan berbanding lurus dengan panjang media (L). F. (Signal To Noise Ratio) Signal to Noise Ratio merupakan perbandingan daya dalam suatu sinyal terhadap daya yang dikandung oleh noise yang muncul pada titik-titik tertentu pada saat transmisi. Hubungan daya sinyal dan noise tampak pada persamaan 3. Berikut ini rumus untuk : (6)(11) = 10 log 10 (S/N) db (3) dengan S : daya sinyal rata-rata (Watt) N: daya derau (Watt) Noise yang bernilai besar akan menyebabkan nilai yang semakin kecil. Semakin dekat jarak transmisi, maka akan semakin besar pula kekuatan begitu pula sebaliknya. G. Kecepatan Download Kecepatan download adalah nilai pergerakan trafik atau byte yang ditransfer dari internet ke jaringan LAN di rumah melalui router ADSL. Kecepatan download dihitung jumlah byte yang mampu ditransfer per satuan waktu (byte/s). Formulasi hubungan kecepatan

download terhadap jarak belum diketahui secara langsung. Namun hubungan ini dapat didekati melalui analogi rumus hubungan redaman terhadap jarak, dimana semakin jauh jarak / panjang media maka akan semakin besar redaman. Atau dapat dianalogikan materi / trafik yang mampu diakses (download) merupakan daya output yang mampu menembus media. Dalam hal ini trafik yang dapat di-download dapat dianalogikan dengan daya output. Dengan menggunakan dua analogi di atas maka dapat dibangun hubungan antara kecepatan download terhadap jarak, dimana semakin jauh jarak maka kecepatan download akan semakin kecil. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pada penelitian ini data yang diambil adalah data jarak, redaman, (Signal to Noise Ratio), dan juga kecepatan download. Yang dimaksud jarak pada penelitian ini adalah jarak pelanggan dari sentral. Kemudian untuk nilai redaman merupakan besaran yang dihasilkan oleh perbandingan daya masukkan dan daya keluaran. Untuk nilai (Signal to Noise Ratio) mecerminkan seberapa besar kekuatan sinyal yang dapat dihasilkan hingga di sisi pelanggan. Sedangkan untuk kecepatan download merupakan sebuah nilai pergerakan trafik atau byte yang ditransfer dari internet ke jaringan LAN di rumah melalui router ADSL atau yang sering disebut dengan modem. Data-data tersebut diperoleh dari portal TELKOM yang merupakan data sheet dari BAMS (Broadband Access Measurement System) dan EMBASSY. Perlu diketahui sebelumnya bahwa di dalam pengambilan data untuk penelitian ini, diambil data sampling untuk wilayah Baturraden. Dari data-data tersebut untuk mengetahui keterkaitan dan agar data tersebut menjadi lebih mudah untuk diamati maka akan dibatasi untuk range nilainya diambil pada titik kelipatan 1000 m dengan ± 100 m. Untuk lebih jelasnya berikut ini pembagian range jaraknya : 1. Untuk titik 1000 m, data yang diambil antara titik 900 m hingga 1100 m. 2. Untuk titik 2000 m, data yang diambil antara titik 1900 m hingga 2100 m. 3. Untuk titik 3000 m, data yang diambil antara titik 2900 m hingga 3100 m. 4. Untuk titik m, data yang diambil antara titik 3900 m hingga 4100 m. 5. Untuk titik m, data yang diambil antara titik 4900 m hingga 5100 m. B. Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengambilan data yang telah dilakukan menggunakan data sheet BAMS, dan EMBASSY maka didapatkan hasil sebagai berikut ini :

Tabel 1 Data pada titik km 1 (1000 m) Data pada titik 1000 m Jarak Redaman 912 7,4 42 23408 956 8,7 35,5 23280 978 15,7 34,2 22100 998 18 31,3 20890 1081 20,5 30,7 20040 1084 21,1 30 18778 1096 22 25 16456 Tabel 2 Data pada titik km 2 (2000 m) Data pada titik 2000 m Jarak Redaman 1920 29,5 31,3 14552 1947 30,8 29 14500 1972 31 28,8 13860 1975 32 20,1 11452 2000 35,3 19,5 10840 2071 39,7 17 9873 Tabel 3 Data pada titik km 3 (3000 m) Data pada titik 3000 m Jarak Redaman 2931 37,5 28,4 13292 2958 40 25,5 13124 2971 43,2 23,9 11385 3004 43,8 22 9720 3026 46,5 21,6 8056 3090 49,2 18,7 7080 Tabel 4 Data pada titik km 4 ( m) Data pada titik m Jarak Redaman 3905 38,2 25 5924 3923 41,2 24,1 5890 3982 43,1 23,5 5800 4015 44,8 23 4732 4072 45 21,6 3904 4088 48,6 20,9 3486 Tabel 5 Data pada titik km 5 ( m) Data pada titik m Jarak Redaman 4909 37,2 25,3 3203 4948 40,8 25,2 3129 4975 41,5 24 3128 4999 45 23,9 2980 5024 47,9 23 2980 5042 53,2 22,7 2700 5056 53,4 19,8 2765 5097 55 17,5 2504 Untuk data-data tersebut selanjutnya diolah diambil rata-rata untuk masing-masing nilainya. Sehingga dari pengolahan data tersebut didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut :

Tabel 6 nilai rata-rata titik km 1 (1000 m) n Jarak Loss 1 912 7,4 42 23408 2 956 8,7 35,5 23280 3 978 15,7 34,2 22100 4 998 18 31,3 20890 5 1081 20,5 30,7 20040 6 1084 21,1 30 18778 7 1096 22 25 16456 Rerata 1015 16,2 32,7 20707 Tabel 7 nilai rata-rata titik km 2 (2000 m) n Jarak Loss 1 1920 29,5 31,3 14552 2 1947 30,8 29 14500 3 1972 31 28,8 13860 4 1975 32 20,1 11452 5 2000 35,3 19,5 10840 6 2071 39,7 17 9873 Rerata 1981 33 24,3 12513 Tabel 8 nilai rata-rata titik km 3 (3000 m) n Jarak Loss 1 2931 37,5 28,4 13292 2 2958 40 25,5 13124 3 2971 43,2 23,9 11385 4 3004 43,8 22 9720 5 3026 46,5 21,6 8056 6 3090 49,2 18,7 7080 Rerata 2997 43,4 23,4 10443 Tabel 9 nilai rata-rata titik km 4 ( m) n Jarak Loss rate (kbps) 1 3905 38,2 25 5924 2 3923 41,2 24,1 5890 3 3982 43,1 23,5 5800 4 4015 44,8 23 4732 5 4072 45 21,6 3904 6 4088 48,6 20,9 3486 Rerata 3997 43,5 23 4956 Tabel 10 nilai rata-rata titik km 5 ( m) n Jarak Loss 1 4909 37,2 25,3 3203 2 4948 40,8 25,2 3129 3 4975 41,5 24 3128 4 4999 45 23,9 2980 5 5024 47,9 23 2980 6 5042 53,2 22,7 2700 7 5056 53,4 19,8 2765 8 5097 55 17,5 2504 Rerata 5006 46,7 22,7 2924 Dari masing-masing tabel tersebut selanjutnya nilai rata-rata dapat dikelompokkan berdasarkan titik jaraknya menjadi seperti pada tabel 11 berikut ini :

1000 2000 3000 1000 2000 3000 Redaman Kecepatan download (kbps) 1000 2000 3000 Signal to Noise Ratio Tabel 11 Hasil nilai rata-rata untuk setiap titik Jarak Loss 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1000 16,2 32,7 20707 2000 33 24,3 12513 3000 43,4 23,4 10443 43,5 23 4956 46,7 22,7 2924 C. Tampilan Hasil Dari hasil rata-rata yang sudah didapat pada Sub Bab B maka didapatkan grafik untuk masing-masing titik sebagai berikut : Jarak Gambar 2 Grafik jarak terhadap redaman Gambar 2 menunjukkan hubungan jarak terhadap redaman yang terus naik seiring dengan bertambah jauhnya jarak pelanggan dari sentral. Selanjutnya untuk menunjukkan hubungan antara jarak terhadap (Signal to Noise Ratio) dan juga jarak terhadap kecepatan download dapat dilihat pada gambar 3 dan juga gambar 4 berikut : 35 30 25 20 15 10 5 0 Jarak Gambar 3 Grafik jarak terhadap (Signal to Noise Ratio) 2 20000 1 10000 0 Jarak Gambar 4 Grafik jarak terhadap kecepatan download

1000 2000 3000 Signal to Noise Ratio 1000 2000 3000 Redaman D. Analisa Data 1. Jarak Terhadap Redaman Selanjutnya melalui metode Least Square dengan menggunakan penggunaan trend garis. Hal ini digunakan nilai b untuk mengetahui kecenderungan trend garis naik atau turun. Nilai b tersebut yang akan dikalikan dengan nilai jarak. Sehingga bisa diketahui berapa rentang nilai jarak terhadap redaman,, dan juga kecepatan download yang sebenarnya. Dengan perhitungan menggunakan metode Least Square didapatkan grafik yang kemudian akan dibandingkan dengan nilai pengamatan sebagai berikut: 60 50 40 30 20 10 0 nilai dengan metode Least Square nilai sebenarnya Jarak Gambar 5 Grafik jarak terhadap redaman nilai dengan metode Least Square vs nilai sebenarnya Pada gambar 5, grafik linear tersebut menunjukkan gambar grafik Y = 15,11 + 0,00715 X. Dimana Y adalah redaman, dan X adalah jarak. Pada persamaan tersebut diperoleh slope/ kemiringan sebesar 0,00715. Yang artinya setiap kenaikan jarak sebesar 1000 m (1 km) akan memberi pengaruh kenaikan redaman sebesar 7,15 db. Ini berarti rentang nilai antar titiknya adalah sebesar 7,15 db dari titik yang satu ke titik yang lain. Memang untuk nilai dengan menggunakan metode Least Square tidaklah sama nilainya dengan perhitungan yang sebenarnya. Namun hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena metode Least Square ini, digunakan hanya untuk perbandingan saja. Untuk grafik hasil perhitungan nilai sebenarnya dan nilai dengan metode Least Square didapatkan kecenderungan garis yang sama, yaitu kecenderungan (trend) naik. 2. Jarak Terhadap (Signal To Noise Ratio) 35 30 25 20 15 10 5 0 nilai dengan metode Least Square nilai sebenarnya Jarak Gambar 6 Grafik jarak terhadap nilai dengan metode Least Square vs nilai sebenarnya

1000 2000 3000 Kecepatan download (kbps) Pada gambar 6 grafik linear tersebut menunjukkan gambar grafik Y =31,61 + -0,00213 X. Dimana Y adalah (Signal to Noise Ratio), dan X adalah jarak. Pada persamaan tersebut diperoleh slope / kemiringan sebesar - 0,00213. Yang artinya setiap kenaikan jarak sebesar 1000 m (1 km) akan memberi pengaruh penurunan nilai sebesar 21,3 db. Hal ini berarti rentang nilai antar titiknya adalah sebesar 21,3 db dari titik yang satu ke titik yang lain. Memang untuk nilai dengan menggunakan metode Least Square tidaklah sama nilainya dengan perhitungan yang sebenarnya. Namun hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena metode Least Square ini, digunakan hanya untuk perbandingan saja. Untuk grafik hasil perhitungan nilai sebenarnya dan nilai dengan metode Least Square didapatkan kecenderungan garis yang sama, yaitu kecenderungan trend turun. 3. Jarak Terhadap kecepatan download Pada gambar 7 grafik linear tersebut menunjukkan gambar grafik Y= 23245,5 + -4,3123 X. Dimana Y adalah kecepatan download, dan X adalah jarak. Pada persamaan tersebut diperoleh slope/ kemiringan sebesar - 4,3123. Yang artinya setiap kenaikan jarak sebesar 1000 m (1 km) akan memberi pengaruh penurunan kecepatan download sebesar 4312,3 kbps. Ini berarti rentang nilai antar titiknya adalah sebesar 4312,3 db dari titik yang satu ke titik yang lain 2 20000 1 10000 Gambar 7 Grafik jarak terhadap kecepatan download nilai dengan metode Least Square vs. 0 nilai sebenarnya Untuk nilai menggunakan metode Least Square tidaklah sama hasilnya dengan perhitungan yang sebenarnya. Namun hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena metode Least Square ini, digunakan hanya untuk perbandingan saja. Untuk grafik hasil perhitungan nilai sebenarnya dan nilai dengan metode Least Square didapatkan kecenderungan garis yang sama, yaitu kecenderungan turun. nilai dengan metode Least Square nilai sebenarnya Jarak

E. Hubungan Antar Variabel Apabila diamati secara seksama data-data tersebut maka bisa diketahui secara garis besar hubungan jarak (f(x)) dengan ketiga variabel yaitu redaman, Signal to Noise Ratio, dan kecepatan download adalah sebagai berikut : 1. f(x) Redaman, semakin jauh jarak pelanggan dari sentral maka akan semakin besar nilai redamannya begitu juga sebaliknya. Atau dengan kata lain jarak sebanding dengan redaman. 2. f(x) (Signal to Noise Ratio), semakin jauh jarak akan mengakibatkan nilai Signal to Noise Ratio yang semakin rendah nilainya begitu juga sebaliknya. Atau dengan kata lain jarak berbanding terbalik dengan (Signal to Noise Ratio). 3. f(x) Kecepatan download, semakin jauh jarak akan memiliki nilai kecepatan download yang semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, untuk pelanggan yang dekat dengan sentral akan memiliki nilai kecepatan download yang tinggi. Atau dengan kata lain jarak berbanding terbalik dengan kecepatan download. IV. KESIMPULAN 1. Semakin jauh jarak pelanggan dari sentral, maka akan semakin besar redaman yang dihasilkan. Hal ini terbukti pada titik yang terdekat dengan sentral yaitu 1000 m nilai redaman hanya sebesar 16,2 db sedangkan untuk jarak yang terjauh dari sentral yaitu m nilai redaman yang dimiliki sebesar 46,7 db. Hal ini membuktikan bahwa jarak sebanding dengan redaman. 2. Semakin jauh jarak pelanggan dari sentral, maka akan semakin kecil nilai (Signal to Noise Ratio) yang dihasilkan. Dibuktikan pada titik 1000 m yang merupakan titik pelanggan terdekat dengan sentral mampu memiliki nilai sebesar 33 db, namun pada titik m yang merupakan titik terjauh dari sentral hanya memiliki nilai sebesar 22,7 db saja. Hal ini membuktikan bahwa jarak berbanding terbalik dengan (Signal to Noise Ratio). 3. Semakin jauh jarak pelanggan dari sentral, maka akan berpengaruh terhadap nilai kecepatan download yang semakin kecil. Titik 1000 m yang merupakan titik pelanggan terdekat dengan sentral memiliki nilai kecepatan download sebesar 20707 kbps, sedangkan pada titik m yang merupakan titik terjauh pelanggan dari sentral hanya memiliki nilai

kecepatan download sebesar 2924 kbps saja. Sehingga dalam hal ini membuktikan bahwa jarak memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan kecepatan download. DAFTAR PUSTAKA 1. Bueche, Frederick. J. (1989). Teori Dan Soal-Soal Fisika Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. 2. http://info.gexcess.com/id/info/pe modelan_jaringan_xdsl.info (diakes tanggal 30 November 2009 pukul 09.03) 3. http://i-networking.net/wpcontent/uploads/2007/07/adsl.pdf (diakses tanggal 30 November 2009 pukul 09.26) 4. http://rendranurdiana.co.cc/2009/0 1/teknologi-jaringan-akses-adsl/ (diakses tanggal 30 November 2009 pukul 09.47 WIB) 5. http://www.mustnofee.com/articles /97-sekilas-koneksi-adsl (diakses tanggal 19 januari 2010 pukul 19.45 WIB) 6. Isnawati, A. F. (2006). Diktat Komunikasi Data. Purwokerto: Akatel Sandhy Putra Purwokerto. 7. Mulyanto, E., Rahman, A. A., & Syamsurana. (2000). x-dsl - Dari Modem Analog ke Modem Digital. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 8. Prasojo, A. B. (2006). Analisis Performansi Kinerja Speedy Studi Kasus di PT. TELKOM, Tbk. Purwokerto: Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto. 9. Purbo, O. W. (2006). Buku Pegangan Pengguna ADSL dan Speedy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 10. Speedy Broadband Access, Telkom Trainning centre. 2006. 11. Stallings, William. (2001). KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER DASAR-DASAR KOMUNIKASI DATA. Jakarta: Salemba Teknika. 12. Usman, U. K. (2008). Pengantar Ilmu Telekomunikasi. Bandung: Informatika.