Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

Model Interaktif dan Sumber Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.A.2 SMA LAB UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 1 ayat (1) (dalam Samino, 2010:36) menyebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual

Transkripsi:

MODEL INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPS Tin Rustini ABSTRAK Salah satu pembelajaran tujuan IPS yang ingin dikembangkan adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang aktif. Dalam hal ini diartikan sebagai manusia yang mampu mengambil keputusan yakni memulai memecahkan masalah-masalah dirinya, sosial, sampai pada kemampuan mempengaruhi kebijakan umum. Pembelajaran merupakan interaksi antar komponen pembelajaran tersebut, diantaranya guru, siswa, materi pembelajaran, metode, media dan sumber dan tujuan pembelajaran. Model interaktif dalam pembelajaran IPS memberikan aletrnatif bagi terciptanya situasi belajar yang dapat menumbuhkembangkan peran aktif siswa selama kegiatan berlangsung. Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS A. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaaah gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Sedangkan Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. (Ischak, 1997:12). IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial atau kehidupan masyarakat yang sebenarnya bukan hanya bersipat hapalan akan tetapi lebih dari itu yaitu lebih melibatkan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotor atau keterampilan keterampilan yang sangat berguna bagi kehidupan dalam sehari-hari. Dalam proses pembelajaran guru IPS hendaknya mengajak para siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, di dengar dan digunakan, memberikan kesempatan membaca, menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan mengkritik menambah atau memberi masukkan sehingga terjadi interaktif atau dialog kreatif yang menunjukkan proses pembelajaran yang efektif serta kemampuan berpikir siswa dapat berkembang seoptimal mungkin. Model pembelajaran interaktif ada persamaan dengan strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran lainnya, diantaranya inkuiri, pemecahan masalah dan pembelajaran dialog kreatif diperlukan keberanian dan kemampuan mengemukakan pendapat pada diri siswa. Guru memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa dan membimbingnya mengemukakan pertanyaan dan membimbingnya mengemukakan pertanyaan yang jelas dan tepat. Dalam hal ini guru tidak memotong pertanyaan atau menyalahkan pertanyaan, tetapi disini guru mengalahkan pertanyaan sehingga tepat dengan maksud siswa yang bertanya. Guru tidak menjawab pertanyaan tetapi memberikan kesempatan kepada siswasiswa lain untuk menjawabnya sampai ditemukan jawaban yang dianggap paling tepat. Dengan demikian, keterlibatan antara peserta didik dan pendidik saling bergantian disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran. Sikap guru hendaknya tidak menyalahakan setiap jawaban siswa akan tetapi memberikan stimulus dan respon yang menghargai setiap jawaban siswa apapun jawabannya, baik yang benar maupun yang salah. Dengan begitu guru membawa siswa ke dalam suasana keikutsertaaan dan keterlibatan dalam PBM. Terdapat empat alasan mengapa siswa harus dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS (Epon Ningrum, 2010) Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi sesuai dengan kebutuhan kehidupannya; kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan; ketiga, kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru,merupakan keterampilan penting memecahkan masalah; keempat; kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara memecahkan masalah. Sejalan dengan hal di atas, penerapan model pembelajaran interaktif dalam pembelajaran IPS dirasakan sangat penting. B. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPS Pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model interaksi edukatif, pada setiap kegiatan pembelajaran terdapat tujuh karakteristik kegiatan pembelajaran yang memiliki nuansa interaktif yaitu: 1. Rumusan tujuan pembelajaran jelas (operasional) yang hendak dicapai melalui kegiatan pembelajaran. 2. Materi pembelajaran dibahas secara sistematis dalam kegiatan pembelajaran 3. Guru meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga setiap siswa terlibat aktif

4. Guru memiliki kualifikasi dan kompetensi pendidik 5. Metode pembelajaran yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran 6. Menggunakan sumber belajar baik berupa media pembelajarn maupun sumber materi 7. Terjadinya interaksi antar komponen pembelajaran secara komponen Model pembelajaran interaktif mengacu pada falsafah pendidikan konstruktivisme bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa bukan ditransfer dari guru. Dalam proses pembentukan pengetahuan tersebut, guru berperan sebagai fasilitaor, motivator dan mediator. Menurut Faire dan Cosgrove (dalam Harlen;!992, Epon N. 2010). Model pembelajaran adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu obyek/peristiwa melalui pertanyaan. Model pembelajaran Interaktif disebut juga pendekatan pertanyaan siswa Dengan kata lain, guru menggali pertanyaan siswa mengenal materi pembelajaran yang sedang di bahas, kemudian siswa mencari jawabannya. Jawaban atas pertanyaan siswa dijawab siswa. Perlu diperhatikan untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan proses, yaitu proses pencarian informasi, Artinya bukan pertanyaan yang dengan segera dapat dijawab oleh siswa. Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaanpertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Untuk itu, guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis dan aktif belajar. Optimalisasi interaksi dalam proses belajar mengajar akan bergantung kepada 9 faktor yang perlu diperhatikan oleh guru agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, yakni aktivitas merumuskan pertanyaan dan menjawabnya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor minat dan perhatian Minat dan perhatian siswa merupakan faktor utama penentu derjata keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Faktor Motivasi Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai motivator untuk menumbuhkembangkan motivasi intrinsik (motivasi yang timbul dari dalam diri siswa) dan motivasi ekstrinsik (pengaruh dari luar dirinya) agar siswa mau dan mampu melakukan kegiatan belajar. 3. Faktor latar atau konteks Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu mencari tahu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa dengan dua tujuan, yaitu agar tidak terjadi pengulangan materi karena hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa, dan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki siswa tersebut. 4. Faktor perbedaan individu Guru harus tetap memperhatikan persamaan dan perbedaan siswa dengan cara mengoptimalkan pengembangan kemampuan mereka masing-masing. 5. Faktor sosialisasi Upaya guru untuk menyalurkan kebutuhan anak akan hubungan sosial tersebut dapat dilakukan dengan belajar kelompok sehingga dapat mengembangkan potensi dan melatih anak menciptakan suasana keja sama, proses pembentukan kepribadian, tumbuhnay kesadaran akan perbedaan di antara temannya yang dapat menumbuhkan solidaritas melalui saling membantu menyelesaikan tugas. 6. Faktor belajar sambil bermain Bermain di sini lebih dimaksudkan pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam suasana menyenangkan sehingga akan mendorong siswa aktif belajar, selain itu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi siswa akan berkembang. 7. Faktor Belajar sambil Bekerja Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dialkukan siswa untuk memperoleh pengalaman baru yang relatif mudah diingat dan tidak cepat lupa. 8. Faktor Inkuiri Berikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran, karena pada dasarnya siswa memiliki potensi untuk mencari dan menemukan sendiri (sense of inquiry). 9. Faktor Memecahkan masalah.

Dalam kegiatan pembelajaran, tantangan dapat diciptakan oleh guru dengan mengajukan situasi bermasalah yang terkait dengan materi pelajaran agar siswa peka terhadap masalah. C. PROSEDUR IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPS Model pembelajaran interaktif terdiri atas 7 langkah kegiatan pembelajaran, berikut visualisasi langkah-langkah pembelajaran IPS dengan model interaktif. PERSIAPAN Guru dan Kelas memilih topik dan menemukan informasi PENGETAHUAN AWAL Kelas atau perorangan siswa mengemukakan Yang diketahui tentang topik yang dibahas KEGIATAN EKSPLORASI Melibatkan siswa dalam topik PERTANYAAN ANAK Kesempatan kelas mengundang siswa Mengajukan Pertanyaan tentang topik PERBANDINGAN PENYELIDIKAN Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi selama 2 3 hari PERTANYAAN TAMBAHAN PENGETAHUAN AKHIR Pernyataan perorangan atau kelompok dikompilasi Dan dibandingkan dengan pernyataan sebelumnya REFLEKSI Saat memantapkan hal hal yang telah diverifikasi Dan hal hal yang masih perlu dipilah Gambar 1 Bagan Alur Pembelajaran Interaktif (Faire and Cosgrove, dalam Harlen 1992)

Berikut akan dipaparkan hasil penelitian yang dilakukan para guru IPS mengenai pembelajaran IPS dengan metode interaktif yaitu: 1. Hasil penelitian Margo pada tahun 1997 terhadap siswa SD di Cimahi menyimpulkan pendekatan interaktif dapat meningkatkan aktivitas kegiatan belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh tanda tanda yang dapat diamati pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, yaitu kegiatan pembelajaran menjadi lebih terpusat pada siswa, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan administrator dalam kegiatan belajar. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tampak lebih besar. Ada peningkatan kemampuan siswa, baik dalam ranah ingatan, pemahaman dan aplikasi. 2. Hasil penelitian Sofiareni tahun 2001 terhadap siswa SD di Bandung menyimpulkan bahwa pendekatan interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan berpikir rasional dan ketrampilan proses serta dapat meningkatkan prestasi siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, baik ranah kognitif, afektif dan psikootor. 3. Hasil penelitian Ujang Sudrajat tahun 2004 terhadap siswa SD di Purwakarta menyimpulkan bahwa pendekatan interaktif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa pada saat mengungkapkan pertanyaan serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa 4. Hasil penelitian Lina Marlina tahun 2008 di SD Negeri Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung menyimpulkan bahwa Aktivitas siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Interaktif menumbuhkan kemamuan siswa, kemampuan bertanya, berkerja sama, kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menghargai pendapat orang lain serta siswa memiliki kemampuan menghubungkan dan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan menghubungkan antara pengetahuan awal dengan hasil diskusinya. Selain itu hasil belajar siswa mengalami peningkatan. D. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model atau pendekatan Interaktif dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan dalam setiap pokok bahasan dengan syarat harus memperhatikan 9 hal yaitu minat dan perhatian, motivasi, latar belakang siswa, perbedaan individual, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, inkuiri, problem solving. Adapun langkah-langkah permbelajaran

yaitu, persiapan, pengetahuan awal, pertanyaan siswa penyelidikan, pengetahuan akhir dan refleksi. Peran guru IPS dalam disini sebaga fasilitator, motivator, mediator, pembimbing dan agen pembaharu. Sedangkan kedudukan siswa dalam kegiatan di kelas memiliki peran aktif, di mana aktifitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, membaca, menyimak, mencatat, bertanya menyanggah, menjawab, dan mengerjakan tugas baik tugas kelompok, maupun tugas individual. Pembelajaran yang demikian sesuai dengan filsapat konstruktivisme. Daftar Pustaka Harlen, W.L. (1992). The Teaching of Science. London: David Fulton Publishers. Joyce, B. & Weil, M. (1964). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Novak, J.D. & Gowin, D.B. (1984). Learning how To Learn. Cambridge: Cambridge University Press. Ningrum, Epon. (2010). Modul: Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2008/08/prayekti_ pengembangan_model_pembelajaran_interaktif1.pdf BIODATA PENULIS Tin Rustini adalah dosen pada Universitas Pendidikan Indonesia dpk. UPI Kampus Cibiru Bandung. Penulis menyelesaikan pendidikan pada jenjang magister (S-2) Pendidikan IPS SD dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.