Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

Kajian Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Metode External Prestressing

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

PERILAKU BALOK BETON SANDWICH DALAM MENERIMA BEBAN LENTUR TESIS MAGISTER OLEH FIRDAUS

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

STUDI KUAT LENTUR BALOK DENGAN PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton YONGKI ALDINO 1, BERNARDINUS HERBUDIMAN 2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Email : yongki.aldino@yahoo.com ABSTRAK Diketahui bahwa bagian balok beton yang bekerja memikul momen lentur yaitu bagian yang mengalami gaya tekan, pada bagian yang mengalami gaya tarik kinerja beton tidak diperhitungkan. Hal tersebut menjadi dasar penggunaan lapisan beton ringan bermutu rendah pada bagian tarik balok. Penggunaan beton ringan bertujuan untuk membuat berat balok lebih ringan, namun penggunaan beton ringan juga diharapkan tidak mempengaruhi kapasitas lentur dan jenis keruntuhan balok. Pada penelitian ini dibuat balok menggunakan dua lapisan beton berbeda mutu (balok sandwich) dengan dimensi 15 cm x 15 cm x 100 cm. Dibuat 3 jenis balok sandwich dengan variasi tebal lapisan beton ringan. Pembebanan pada balok dilakukan di atas tumpuan sederhana dengan metode three point loading. Hasil pengujian memperlihatkan kapasitas lentur balok sandwich sesuai dengan perencanaan dengan rasio 100,60% 104,63%. Penggunaan beton ringan mutu rendah pada balok sandwich tidak mempengaruhi jenis keruntuhan balok dan dapat membuat berat balok lebih ringan 8,84% 16,75%. Kata kunci: balok beton, beton ringan, beton lapis, kapasitas lentur ABSTRACT It was known that parts of the concrete that works bearing bending moment only in the compression area, whereas in tension area concrete performance is not be considered. It underlies the use of lightweight concrete with low quality on the tensile area. The use of lightweight concrete aims to make the weight of the beam become lighter, but the use of lightweight concrete is not only expected to affect the bending capacity and failure of beam. In this research has made a beam using two difference of qualities concrete layer with dimensions 15 cm x 15 cm x 100 cm. The beam has made in 3 variation with the differences thick of lightweight concrete layer. The loading of beams applied at simple beam using three point loading method. The test results showed that the bending capacity of sandwich beam in accordance with the planning ratio 100,60% 104,63%. The use of low quality of light concrete on the sandwich beam not affect the failure of beam on the beam and can make beams lighter 8,84% 16,75%. Keywords: concrete beam, lightweight concrete, sandwich concrete, bending capacity Reka Racana - 1

Yongki Aldino, Bernardinus Herbudiman 1. PENDAHULUAN Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan pada konstruksi bangunan sipil seperti gedung, bendungan, dan jembatan. Pemilihan beton sebagai material tentunya didasarkan atas keunggulan material ini dibanding material yang lain. Keunggulan beton antara lain mudah dikerjakan, mempunyai kuat tekan tinggi, awet, pemeliharaan yang mudah, dan ketersediaan material pembentuk beton bertulang relatif mudah didapatkan. Di sisi lain terdapat kekurangan pada konstruksi yang menggunakan beton, yaitu rendahnya kuat tarik beton, nilai kuat tarik ini hampir selalu diabaikan dalam perhitungan struktur. Oleh karena itu penggunaan beton pada suatu struktur kerap kali dikombinasikan dengan baja tulangan sebagai pemikul gaya tarik. Berdasarkan asumsi yang dikemukakan Nawy (2002) mengenai perilaku balok beton bertulang yang mengalami momen lentur, diketahui bahwa beton bekerja secara optimal pada bagian yang mengalami gaya tekan, sedangkan pada bagian penampang yang mengalami gaya tarik, kinerja beton dapat diabaikan karena pada bagian ini baja tulangan yang akan memikul gaya tarik. Mengetahui kondisi tersebut maka dimungkinkan untuk menggunakan beberapa lapisan beton dengan mutu berbeda pada balok (Schauman et al., 2008). Pada penelitian ini akan dibuat balok dengan dua lapisan beton yang berbeda (beton sandwich). Pada bagian tekan penampang balok digunakan beton normal dan pada bagian tarik penampang balok akan digunakan beton ringan dengan mutu yang lebih rendah. Penggunaan beton ringan pada balok ditujukan untuk membuat berat total balok menjadi lebih ringan, selain itu penempatan beton ringan pada serat bawah balok diharapkan tidak menurunkan kapasitas lentur balok tersebut. Namun penggunaan beton ringan perlu juga memerhatikan pengaruh gaya geser yang bekerja pada balok. Diketahui bagian beton yang menahan gaya geser merupakan fungsi dari mutu beton, tinggi, dan lebar penampang, sehingga persentase penggunaan beton ringan harus diperhitungkan agar balok tetap dapat bekerja secara optimal dalam menahan gaya geser maupun momen lentur akibat beban layan yang bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kapasitas lentur, pola keruntuhan, dan berat sendiri balok sandwich. Data hasil pegujian balok sandwich kemudian dibandingkan dengan data hasil pengujian balok normal dan juga hasil perhitungan teoritis. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Material Balok sandwich yang direncanakan dibuat dari dua jenis beton, beton normal dengan kuat tekan rencana 25 MPa, dan beton ringan dengan kuat tekan rencana 17 MPa. Formula beton ringan yang digunakan merupakan penelitian Mustiadi (2011). Dalam penelitiannya menggunakan batu apung asal Batujajar sebagai agregat kasar untuk menghasilkan beton ringan struktural. Batu apung ini dipilih selain mempunyai berat jenis ringan juga merupakan limbah pembuatan batako yang dibuang di tepi jalan di sekitar tempat pembuatan batako. Batu apung yang diambil mempunyai ukuran yang bermacam-macam, mulai dari ukuran yang memenuhi untuk dijadikan agregat kasar yaitu maksimum 20 mm, sampai ukuran besar yang harus dipecahkan terlebih dahulu agar memenuhi ukuran sebagai agregat kasar. Agregat halus yang digunakan adalah pasir ringan pembuat bahan batako. Tabel 1 dan Tabel 2 menyajikan rincian jumlah material yang digunakan untuk pembuatan balok beton sandwich. Reka Racana - 2

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton Tabel 1. Komposisi Campuran Beton Normal 25 MPa per m 3 No Material Jumlah Satuan 1 Semen 413 kg 2 Batu pecah ukuran 10 20 mm 1021 kg 3 Pasir beton Cimalaka lolos saringan no.4 681 kg 4 Air bersih 215 kg Tabel 2. Komposisi Campuran Beton Ringan 17 MPa per m 3 kondisi SSD No Material Jumlah Satuan 1 Semen 365 kg 2 Batu apung Batujajar ukuran 10 20 mm 473 kg 3 Pasir Ringan 512 kg 4 Air bersih 190 kg 2.2 Benda Uji Pada penelitian ini dibuat benda uji berupa balok dengan dimensi 150 mm x 150 mm x 1000 mm. Benda uji terdiri dari balok beton normal (BN) dan balok beton sandwich (BS). Balok beton sandwich dibuat dalam 3 variasi dengan perbedaan terletak pada tebal lapisan beton ringan. Penentuan tebal lapisan beton normal ditentukan berdasarkan perhitungan tinggi blok tekan beton menggunakan data-data perencanaan. Seluruh balok direncanakan dalam kondisi bertulangan lemah (under reinforced) sehingga diharapkan balok mengalami keruntuhan lentur terlebih dahulu sebelum terjadinya keruntuhan geser. Untuk mengantisipasi terjadi keruntuhan geser maka kapasitas geser balok direncanakan lebih besar dibandingkan dengan kapasitas lenturnya. Tulangan geser yang digunakan berupa sengkang menggunakan baja polos diameter 8 mm dipasang per jarak 200 mm. Untuk memikul momen lentur yang terjadi dipasang 2 tulangan pada serat atas dan bawah balok menggunakan baja polos diameter 8 mm. Detail seluruh benda uji dapat dilihat pada Gambar 1. (a) Balok Normal (BN) (b) Balok Sandwich 1 (BS1) Reka Racana - 3

Yongki Aldino, Bernardinus Herbudiman (c) Balok Sandwich 2 (BS2) (d) Balok Sandwich 3 (BS2) Gambar 1. Jenis balok sandwich. Untuk mengetahui karakteristik beton pada balok sandwich, diambil sampel beton yang dicetak ke dalam silinder berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm. Sampel beton dicetak sebanyak 6 silinder baik untuk beton normal maupun beton ringan. Setelah pembuatan benda uji dilakukan perawatan (curing) pada setiap benda uji maupun silinder beton. Tujuan perawatan pada beton yaitu untuk menjaga keberlangsungan proses reaksi hidrasi semen pada beton sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai dan juga mencegah beton mengalami retak yang berlebihan akibat kehilangan kelembaban. Pada penelitian ini perawatan dilakukan setelah benda uji mengeras atau mencapai final setting. Metode perawatan beton dilakukan dengan cara merendam beton sampai dua hari sebelum pengujian. 2.3 Pengujian Benda Uji Sebelum pengujian, setiap balok dicat dengan warna putih untuk memperjelas apabila terjadi keretakan saat pengujian, selain itu pada balok diberi penanda jarak per 5 cm seperti pada Gambar 2.a. Pengujian yang pertama kali dilakukan yaitu uji berat balok dengan cara penimbangan pada setiap benda uji balok. Setelah itu dilakukan uji tekan pada balok. Pengujian tekan pada balok bertujuan mengetahui perilaku balok pada saat diberi beban maksimum. Balok ditempatkan terlebih dahulu di atas perletakkan, kemudian posisi balok diatur sehingga jarak dari tepi kiri-kanan balok ke as perletakan berjarak 10 cm atau bentang balok dari as ke as perletakkan 800 mm. Pengujian dilakukan dengan metode third point loading menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk menghasilkan lentur murni pada balok. Skema pembebanan terlihat pada Gambar 2. Data-data yang diambil dari pengujian balok yaitu berat balok, kapasitas beban maksimum balok, dan pola retak balok. Reka Racana - 4

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton Gambar 2. (a) Skema pembebanan, (b) Diagram geser, dan (c) Diagram momen. 3. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Karakteristik Beton dan Tulangan Dari serangkaian pengujian yang dilakukan terhadap silinder beton normal dan beton ringan pada umur >28 hari, didapat hasil seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian Karakteristik Beton Normal dan Beton Ringan No Pengujian Beton Normal Beton Ringan Satuan 1 Berat isi beton 2337,58 1674,10 kg/m 3 2 Kuat tekan beton 29,52 14,83 MPa 3 Kuat tarik belah beton 2,31 0,94 MPa Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada Tabel 3, beton dengan menggunakan batu apung Batujajar sebagai agregat kasar memenuhi kriteria beton ringan yang ditetapkan SNI 2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, peraturan tersebut mensyaratkan berat isi beton ringan tidak melebihi 1900 kg/m 3. Kekuatan tekan beton ringan hanya mencapai 14,83 MPa, lebih rendah 49,76% dari kuat tekan beton normal, sedangkan kuat tariknya hanya 0,94 MPa atau 59,31% lebih rendah dibanding kuat tarik beton normal. Hasil pengujian karakteristik tulangan lentur dan geser dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengujian Karakteristik Tulangan No Pengujian Hasil Pengujian Satuan 1 Diameter tulangan 7,39 mm 2 Tegangan leleh 435 MPa 3.2 Hasil Pengujian Berat Balok Sandwich Salah satu tujuan pembuatan balok beton sandwich yaitu untuk melakukan efisiensi dari segi berat struktur. Penggunaan lapisan beton ringan pada balok beton sandwich diharapkan membuat berat balok beton sandwich jauh lebih ringan dibanding dengan balok beton normal. Hasil pengujian dan analisis berat balok sandwich disajikan pada Tabel 5. Reka Racana - 5

Yongki Aldino, Bernardinus Herbudiman Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Balok Sandwich No Jenis Balok Massa Balok Aktual (kg) Rerata Massa Balok (kg) Rasio Berat BS/BN Selisih Berat BN dengan BS Selisih Berat BN dengan BS (kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) = 100% - (5) (7) = (6) x 53,75 kg 1 BN A 54,0 2 BN B 53,5 53,75 - - - 3 BS1 A 45,0 4 BS1 B 44,5 44,75 83,25 16,75 9,00 5 BS2 A 46,0 6 BS2 B 47,5 46,75 86,97 13,03 7,00 7 BS3 A 49,0 8 BS3 B 49,0 49,00 91,16 8,84 4,75 Berdasarkan hasil penimbangan dan perhitungan, diketahui bahwa balok beton sandwich lebih ringan 4,75 kg sampai 9 kg atau 8,84% sampai 16,28% dibanding balok beton normal. Sementara berdasarkan hasil perhitungan teoritis, seharusnya selisih berat balok normal dengan balok sandwich dapat mencapai 21,76%. Hal tersebut disebabkan pada saat pembuatan balok sandwich, lapisan beton normal lebih tebal dibanding dengan tebal perencanaan, sehingga membuat berat balok sandwich lebih berat, yang mengakibatkan selisih antara berat balok normal dengan balok sandwich lebih kecil dibanding hasil perhitungan teoritis. 3.3 Pola Retak Balok Sandwich Gambar 3 sampai Gambar 5 memperlihatkan pola retak yang terjadi pada balok sandwich. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa setiap balok memiliki pola retak berbeda, hal ini disebabkan perbedaan karakteristik beton pada setiap balok sehingga memengaruhi pola distribusi beban yang diterima. Namun jenis keretakan yang terjadi relatif sama, sesuai dengan perencanaan seluruh balok mengalami retak dan keruntuhan lentur. Arah retak ini hampir tegak lurus sumbu longitudinal. Retak lentur terjadi di daerah yang mengalami lentur murni. Retakan lentur awal disebabkan tegangan tarik yang terjadi melampui tegangan tarik pada beton. Setelah retak pertama, beton tidak mampu lagi menahan tegangan tarik, sehingga gaya tarik yang timbul dipikul oleh tulangan. Ketika terjadi penambahan beban, hal ini dapat menimbulkan retak retak baru atau dapat memperpanjang dan memperlebar retak yang terjadi sebelumnya. Seluruh balok tidak terlihat adanya retak yang disebabkan gaya geser. Ditandai dengan tidak tampaknya pola retak arah diagonal di daerah geser balok. Pada BS1-B, retak lentur timbul hanya diluar area lentur murni. Penyebab keretakan di luar daerah lentur murni pada BS1-B, pertama, akibat kesalahan pada saat pengaturan posisi perletakkan saat pengujian. Posisi salah satu perletakkan berada pada jarak ±7 cm dari tepi balok dan pada sisi lain berada pada jarak 10 cm, hal tersebut membuat bentang geser salah satu sisi balok menjadi lebih panjang sehingga momen yang terjadi di sisi tersebut menjadi lebih besar dibanding sisi yang lain. Reka Racana - 6

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton Gambar 3. Pola retak BS1-B. Gambar 4. Pola retak lentur BS2-A. Gambar 5. Pola retak lentur BS3-B. Penyebab lain yaitu akibat terjadi keretakan awal lebih dini yang terjadi pada BS1-B. Retak awal terjadi karena tegangan akibat beban telah melampaui tegangan tarik beton. Berbeda dengan BS2 dan BS3, pada BS1 seluruh daerah balok yang mengalami tegangan tarik diisi oleh beton mutu rendah yang memiliki kapasitas tegangan tarik 59% lebih rendah dibanding beton normal. Hal itu memicu terjadinya retak awal yang lebih dini pada BS1, seiring penambahan beban retak awal tersebut semakin membesar, dan pada akhirnya beton mengalami keruntuhan pada tingkat beban yang lebih rendah dibanding BS1-A. Selisih yang cukup jauh antara kapasitas beban maksimum BS1-A dan BS1-B ditambah ketidak sempurnaan pada saat pengujian BS1-B, sehingga dinyatakan data kapasitas beban BS1-B outlier dan tidak dipakai pada analisis selanjutnya. 3.4 Kapasitas Lentur Balok Sandwich Secara teoritis balok beton sandwich seharusnya memiliki kapasitas lentur yang sama dengan balok beton normal. Hasil perhitungan menggunakan data aktual didapat kapasitas lentur maksimum balok normal 4,78 kn.m. Tabel 6 menyajikan ringkasan kapasitas lentur balok sandwich dengan balok normal. Reka Racana - 7

Yongki Aldino, Bernardinus Herbudiman Tabel 6. Kapasitas Lentur Balok Normal dan Balok Sandwich Jenis Balok P P rerata M Aktual (kn.m) M Teoritis BN (kn.m) Momen Momen (1) (2) (3) (4)= 0,175 (5) (6) (7)=(6)-100% (8) (9)=(8)-100% BN A 62,1 BN B 61,3 BS1 A 55 BS1 B 42,7* BS2 A 51,6 BS2 B 59,3 BS3 A 60,4 BS3 B 53,9 * Data Outlier 61,7 5,40 4,78 112,97 12,97 - - 55 4,81 4,78 100,63 0,63 89,12-10,88 55,45 4,85 4,78 101,46 1,46 89,81-10,19 57,15 5,00 4,78 104,60 4,60 92,60-7,40 Rata-rata beban maksimum yang dapat dipikul balok normal (BN) mencapai 61,7 kn, dengan hasil tersebut balok normal memiliki kapasitas lentur paling besar (5,40 kn.m) dibanding 3 jenis balok sandwich yang dibuat. Rasio kapasitas lentur aktual dengan teoritis balok normal mencapai 112,97%, artinya balok normal memiliki kapasitas 12,97% lebih besar dari estimasi teoritis. Balok sandwich 1 (BS1) dan balok sandwich 2 (BS2) memiliki rata-rata kapasitas lentur yang tidak jauh berbeda. Hal tersebut disebabkan karena tebal lapisan beton normal pada kedua balok sama besar, hanya saja pada BS2 lapisan beton normal juga diletakkan di bagian dasar penampang dengan tujuan mengantisipasi adanya momen negatif. Namun apabila balok diletakkan di atas tumpuan sederhana, momen negatif tersebut tidak akan timbul, sehingga beton normal pada bagian dasar penampang yang mengalami gaya tarik tidak akan berfungsi memikul beban. Dengan demikian BS1 dan BS2 memiliki perilaku yang relatif sama dalam menahan momen lentur. BS1 dan BS2 memiliki kapasitas beban lentur paling mendekati dengan perhitungan teoritis, rasio masing-masing terhadap estimasi teoritis mencapai 100,63% dan 101,46%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perilaku lentur BS1 dan BS2 sesuai dengan yang estimasi teoritis. Namun apabila dibandingkan dengan kapasitas lentur aktual balok normal, BS1 dan BS2 menunjukkan perilaku lebih lemah. Terlihat dari selisih kapasitas lentur BN dengan BS1 mencapai 10,88% sementara selisih BN dengan BS2 mencapai 10,19%. Pada balok BS3 yang mempunyai lapisan beton normal lebih tebal 1,5 cm dibanding balok sandwich yang lain memperlihatkan peningkatan kapasitas lentur. Namun, peningkatan kapasitas lentur yang terjadi hanya sekitar 3%. Hal tersebut tidak memperlihatkan kenaikan kapasitas secara signifikan. Dapat dikatakan penambahan tebal lapisan beton normal sebesar 1,5 cm pada BS3 tidak banyak mempengaruhi kapasitas beban pada balok, mengingat BS3 merupakan balok sandwich yang memiliki beban paling berat. Reka Racana - 8

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton 3.5 Kapasitas Geser Balok Sandwich Penempatan beton ringan dengan mutu rendah pada daerah yang mengalami gaya geser pada balok sandwich diharapkan tidak mengubah jenis keruntuhan lentur menjadi keruntuhan geser. Untuk mengantisipasi hal tersebut kapasitas geser balok dibuat lebih besar dibanding kapasitas lentur balok (dapat dilihat pada Tabel 7). Berdasarkan perhitungan teoritis pada balok normal diketahui kapasitas geser yang disumbangkan penampang sebesar 15,47 kn dan kapasitas geser tulangan sebesar 21,25 kn, total kapasitas geser balok 36,73 kn, lebih besar dari gaya geser yang bekerja sebesar 27,365 kn. Artinya balok mampu menahan gaya geser yang bekerja. Penggunaan beton dengan mutu berbeda pada balok sandwich akan berimbas pada penurunan kapasitas geser yang disumbangkan oleh penampang. Untuk itu perlu dihitung berapa kapasitas geser masing-masing penampang balok sandwich. Untuk menghitung kapasitas geser penampang balok yang dibentuk dari dua mutu berbeda diperlukan angka modular untuk mentransformasikan penampang (Wikana, 2007) sehingga terbentuk penampang ekuivalen yang disusun hanya dengan satu mutu saja, seperti dijelaskan pada Gambar 6. Diketahui data balok sebagai berikut: Gambar 6. Hasil transformasi penampang BS1 Setelah terbentuk penampang transformasi dapat dihitung rasio luas penampang BS1 terhadap luas penampang BN. Reka Racana - 9

Yongki Aldino, Bernardinus Herbudiman Dengan cara yang sama, perhitungan rasio luas penampang dilakukan terhadap BS2 dan BS3. Tabel 7 menyajikan perhitungan teoritis kapasitas geser teoritis balok sandwich. Jenis Balok Tabel 7. Perhitungan Teoritis Kapasitas Geser Balok Beton Sandwich Rasio Luas Penampang Kapasitas Geser Penampang Kapasitas Geser Tulangan, Kapasitas Geser Balok Gaya Geser (1) (2) (3)=15,47 x (2) (4) (5)=(3)+(4) (6) BS1 77,67 12,01 21,25 33,26 27,365 BS2 82,11 12,70 21,25 33,95 27,365 BS3 90,29 13,97 21,25 35,22 27,365 Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa kapasitas geser balok sandwich lebih besar daripada gaya geser yang bekerja pada balok, sehingga secara teoritis balok tidak akan mengalami keruntuhan geser terlebih dahulu. Hal tersebut sesuai dengan perilaku aktual balok sandwich yang hanya mengalami keruntuhan lentur ditandai dengan retakan paling parah pada setiap balok terjadi di daerah lentur murni. 4. KESIMPULAN Secara umum hasil pengujian dan analisis mengenai perilaku balok sandwich beton dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Selisih Berat dan Kapasitas Lentur Balok Normal (BN) dengan Balok Sandwich (BS) Jenis Balok Selisih Berat BN dengan BS Selisih Kapasitas Lentur BN dengan BS BS1 16,75 10,88 BS2 13,03 10,19 BS3 8,84 7,4 Berdasarkan data tabel di atas dan analisis yang telah dilakukan mengenai balok sandwich beton, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Penggunaan balok beton sandwich dapat membuat berat balok lebih ringan 8,84% sampai 16,75% dibanding balok beton normal; (2) kapasitas lentur balok sandwich lebih rendah 7,4% sampai 10,88% dibanding dengan kapasitas lentur aktual balok beton normal; (3) balok beton sandwich memiliki kapasitas lentur mendekati kapasitas lentur teoritis terbukti dari rasio kesamaan mencapai 100,63% sampai 104,60%; (4) penambahan lapisan beton normal pada bagian beton yang mengalami tarik tidak memengaruhi kapasitas lentur balok secara signifikan; (5) penempatan beton mutu rendah pada daerah balok yang mengalami gaya geser dan momen tidak memengaruhi jenis keruntuhan pada balok sandwich. DAFTAR RUJUKAN Mustiadi, E. (2011). Pemanfaatan Batu Apung Batujajar Pada Beton Ringan Struktural. Tugas Akhir. Bandung: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Bandung. Nawy, E.G. (2002). Reinforced Concrete A fundamental Approach fifth edition. Prentice- Hall,Inc. Reka Racana - 10

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton Purwono, R., Tavio., Imran, I. & Raka, I.G.P. (2009). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya: itspress. Schaumann, E., Valle, T. & Keller, T. (2008). Direct Load Transmission in Sandwich Slabs with Lightweight Concrete Core. Journal of Tailor Made Concrete Structures-Walraven & Stoelhorst (eds), Taylor & Francis Group, London, 849-855. Wikana, I., Widayat, Y. (2007). Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Lapisan Mutu Beton Yang Berbeda. Majalah Ilmiah UKRIM. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil UKRIM. Reka Racana - 11