ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

dokumen-dokumen yang mirip
PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

Mengembangkan Bakat Anak

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB II LANDASAN TEORI

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan Fakultas ilmu pendidikan upi 2009

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

APLIKASI ALAT BANTU PENENTU BAKAT DAN MINAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

Transkripsi:

ANAK BERBAKAT Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung A. Bakat, kemampuan dan prestasi Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud. Dalam hal ini bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan (Performance) dapat dilakukan sekarang, Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. B. Konsep Anak Berbakat dan keberbakatan Anak berbakat ialah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi. Disini kita harus dapat membedakan antara bakat sebagi potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat memiliki potensi yang unggul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul tersebut secar optimal. Keberbakatan (Giftedness) merupakan suatu keadaan dimana dimilikinya bakat-bakat unggul. Dahulu keberbakatan sering diukur dengan tes intelegensi dimana angka IQ 140 biasanya merupakan batasan untuk dapat membedakan antara anak berbakat dengan yang tidak. Tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli makin menyadari bahwa keberbakatan adalah sesuatu yang majemuk (multiple), artinya maliputi macam-macam ranah atau aspek, tidak hanya kecerdasan. Renzulli (1981) menyatakan bahwa keberbakatan seseorang pada hakikatnya merupakan persimpangan (intersection) antara; 1) kemampuan diatas rata-rata, 2) kreativitas, dan 3) pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas. Masing-masing ciri tersebut memiliki peran yang sama-sam menentukan. Seseorang dikatakan memiliki bakat intelektual apabila ia mempunyai intelegensi tinggi, tetapi hal ini belum menjadi penentu utama. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesutau yang baru, sebagi kemampuan untuk memberikan gagasangagasan yang baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-

hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Demikian pula pengikatan diri terhadap tugas yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun menghadapi berbagai rintangan dan hambatan dia tetap mampu menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya karena dia telah mengingatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri. C. Keragaman Bakat (Multiple Inteligence) Setiap anak didik mempunyai potensi yang berbeda-beda, perbedaan terletak pada jenis bakat. Yang satu berbakat musik, yang lain berbakat mengoperasaikan angka-angka dan yang lainnya berbakat mengoperasikan kata-kata. Kondisi seperti ini sejalan seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner melalui teorinya multiple inteligence dimana kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam bagian otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri. Dan yang terpenting mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir saja tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan asal terus dibina dan ditingkatkan. Sedikitnya ada 7 potensi yang diketahui yaitu: 1. Visual/Spasial Orang yang memiliki spasial yang tinggi memiliki mata super. Mereka biasanya memiliki daya pengamatan yang tinggi dan kemampuan untuk berpikir dalam bentuk gambar. Seperti ahli fisika dan arsitektur, dll. Anak-anak dalam kelompok ini biasanya senang bermain dengan balok kayu, membuat bangunan dari lego, bermain konstruksi, tanah liat, komputer, membuat teka-teki silang, dsb. 2. Verbal/Linguistik Orang yang unggul dalam bidang ini bekerja bagaikan generator kata dan bahasa. Mereka bisa memahami struktur, arti dan penggunaan bahasa baik tertulis maupun lisan. Anak-anak ini biasanya bicara lebih cepat dan lebih sering. Mereka senang mengumpulkan kata-kata baru dan suka memamerkan perbendaharaan kata mereka pada orang lain. Mereka menyukai lelucon dan plesetan kata-kata. Anak-anak ini biasanya sering memutar ulang kaset hingga mereka hafal diluar kepalanya. Biasanya mereka bekerja dibidang penyiar radio, pengarang, pemandu wisata, penulis, pembawa acara, pelawak, dll. 3. Musik Bakat musik merupakan gabungan dari kemampuan mengenai pola nada, tinggi rendah nada, melodi, irama, dan kepekaan

menangkap aspek-aspek bunyi dan musik secara mendalam atau penuh perasaan. Anak-anak ini biasanya senang bernyanyi, bersenandung, mengubah lirik lagu, mengolah kata-kata mengikuti suatu pola musik yang teratur, menjentik-jentikan jari tangan, menganggukanggukan kepala mengikuti irama, dll. 4. Kinestetis Kinestetis merupakan kemampuan seseorang untuk mengolah tubuh secara ahli, mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan. Ini termasuk kemampuan untuk menangai suatu benda dengan cekatan dan membuat sesuatu. Anak-anak yang pandai berolah tubuh biasanya suka bergerak dan menyentuh segala sesuatu. Anak-anak ini mengenal dunia melalui otot-otot mereka. Mereka suka membuat model, menjahit, bermain dengan jari tangan, atau belajar bahasa isyarat. 5. Logis/ matematis atis Kemmapuan ini mengatur olah deduktif dan induktif, bekerja dengan angka dan pola abstrak serta mampu berpikir logis. Anak-anak dalam kelompok ini biasanya menyukai teka-teki, suka berpikir secara matematis, mengira-ngira, mengukur dan menghitung serta melakukan eksperimen, 6. Interpersonal Kepandaian seseorang untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Kecerdasan ini memuntun seseorang untuk memahami, bekerjasama dan berkomunikasi, serta memelihara hubungan baik dengan orang lain. Anak-anak ini biasanya pandai bergaul dan memiliki banyak teman. Di tempat bermain mereka biasanya dikenal dengan anakanak yang cinta damai. Kehadirannya sangat dinantikan, anakanak ini tidak selalu menjadi pusat perhatian, mereka pengamat yang baik, berdiri dengan tenang dan menepi mereka suka membaca buku riwayat hidup dan sealu ingin tahu apa yang memotivasi orang lain dalam bersikap dan berprilaku. Anak-anak dengan emosi tenang seperti ini biasanya bisa menjadi ulama, guru, pedagang, pekerja sosial, pengacara, konsultan, dll. 7. Intrapersonal Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya tidak cepat puas dengan hasil pekerjaan mereka. Mereka memiliki pengetahuan tentang dirinya, terutama kepekaan terhadap nilai, tujuan, dan perasaan mereka. Sifat tersebut membuat mereka mandiri, penuh percaya diri, punya tujuan dan disiplin. Anak-anak ini senang bekerja sendiri tetapi juga tidak ragu-ragu dalam berpartsipasi dalam kelompok. Mereka senang menulis

dibuku harian, melihat album keluarga berjam-jam, membaca riwayat hidup orang lain, buku filsafat, dll. Kariernya bergerak dibidang filsafat, ahli agama, budayaan, ahli etika,dll. D. Ciri-Ciri Anak Berbakat Sebenarnya ciri-ciri anak berbakat tidak jauh berbeda dengan anak-anak biasa, hanya anak berbakat memiliki ciri-ciri tersebut dalam derajat yang lebih tingggi. Ciri-ciri tersebut meliputi: 1.Ciri-ciri intelektual Mudah mengkap pelajaran Ingatan baik Perbendaharaan kata luas Penalaran tajam Daya konsentrasi baik Menguasai banyak bahan tentang berbagai macam topik Senang dan sering membaca Ungkapan diri lancar dan jelas Pengamat yangcermat Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopidi Cepat memcahkan soal Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan Cepat menemukan asas dalam suatu uraian Mampu membaca pada usia lebih muda Daya abstraksi tinggi Selalu sibuk menangani berbagai hal 2. Ciri-ciri kreativitas Dorongan ingin tahu besar Sering mengajukan pertanyaan yang baik Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap maslah Bebas dalam menyatakan pendapat Memunyai rasa keindahan Menonjol dalam salah satu bdang seni Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, yidak mudah terpengaruh orang lain Rasa humor tinggi Daya imajinasi kuat Keaslian (orisinalitas) yang tinggi Dapat bekerja sendiri Senangmencoba hal-hal yang baru Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan 3. Ciri-ciri motivasi

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai) Ulet menghadapi kesulitan Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin Menunjukan minat terhadap berbagai macam masalah orang dewasa Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin Dapat mempertahankan pendapatnya Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang Senang mencari dan memecahkan soal-soal. D. Perlunya pelayanan khusus bagi anak yang berbakat. Diperlukanya pelayan pendidikan khusus bagi anak-anak yang berbakat ditujukan untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Cukup banyak anak-anak yang unggul di sekolah tetapi tidak menunjukan prestasi yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya (underacheiver), sebetulnya mereka dapat berprestasi jauh lebih baik andaikata kondisi-kondisi internal dan eksternal menunjang. Yang mereka butuhkan adalah program pendidikan yang berdifferensiasi sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Mereka memerlukan pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat mewujudkan sumbangan mereka baik terhadap masayarakat maupun terhadap diri sendiri. Tetapi hal-hal yang perlu diwaspadai adalah bagaimana supaya pelayanan khusus ini tidak menjadikan mereka menjadi orang-orang yang eksklusif yang menganggap dirinya yang terbaik dan orang-orang lain yang dibawahnya adalah orang-oarng yang tidak mampu berbuat apa-apa. Sehingga program pendidikan inklusi menjadi tawaran yang lebih mungkin dimana anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus ditempatkan dalam suatu sekolah yang sama akan tetapi tetapi mampu mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Bimbingan yang diperuntukkan bagi anak berbakat adalah bimbingan yang bersifat out-reached guidance counseling, yaitu bimbingan konseling yang memiliki jangkauan yang lebih luas dari hanya relasi dua pihak antara konselor dan klien. Tetapi juga bimbingan yang senatiasa melibatkan banyak informasi dan banyak

pihak yang berkaitan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya tersebut. E. Peran guru dan orang tua dalam memupuk bakat anak Guru dan orang tua sama-sama memegang peranan penting dalam memupuk dan mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak. Ketika anak memasuki situasi pendidikan formal maka dapat dipastikan terdapat perubahan-perubahan tertenut pada anak, begitu juga pada anak berbakat. Guru hendaknya mampu mengenali dan memahami keragaman potensi yang dimiliki oleh anak serta mampu mengatasi segala sitausi yang menuntut berkembangnya bakat anak secara optimal. Orang tua yang bijaksana harus dapat membedakan antar memberikan perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dengan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut hendaknya orang tua dapat mengusahakan suatu lingkungan yang kaya (Print-rich environment) yang akan merangsang anak supaya tertarik dan tertantang untuk mewujudkan bakat-bakat kreativitasnya. Bantuan yang dapat diberikan kepada anak-anak tersebut adalah: Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan keberbakatannya Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak Menjadi pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya Membantu anak untuk memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan bukan malah menghukumnya Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasannya Memberikkan peluang mengenai informasi-informasi yang tersedia. F. Bakat, Kemampuan, Prestasi Definisi bakat, kemampuan dan prestasi serta keterkaitan antara ketiganya. G. Konsep anak berbakat dan Keberbakatan Siapakah anak berbakat dan pengertian keberbakatan H. Keragaman bakat

Mengidentifikasi kemajemukan dalam bakat, salah satunya yang dikemukakan oleh Howard Gardner tentang multiple inteligence. I. Ciri-Ciri Anak Berbakat Mengenali dan memahami ciri-ciri anak berbakat. J. Perlunya pelayanan khusus bagi anak yang berbakat. Pentingnya memberikan pelayanan khusus bagi anak-anak berbakat dengan pendidikan yang berdifferensiasi, atau pendidikan inklusi. Bimbingan-bimbingan yang diperuntukkan bagi anak berbakat. K. Peran guru dan orang tua dalam memupuk bakat anak Peran dan hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua dalam memupuk bakat anak.