BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

PROSPEK ISLAM POLITIK

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

Al Ngatawi, Zastrouw Gerakan Islam Simbolik : Politik Kepentingan FPI. Yogyakarta : LkiS hal Ibid, hal

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

RENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). TAHUN ANGGARAN 2017

Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama 9.6. Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel

Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

KAJIAN SEPUTAR PILGUB DKI JAKARTA Media Survei Nasional

DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Aksi - aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kelompok Islam radikal secara

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

[102] Ormas Dalam Bahaya Friday, 19 April :43

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk

Pudarnya Akal Sehat dalam Pilkada DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

IDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

I. PENDAHULUAN. Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan salah satu produk budaya yang diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

Menangani Garis Keras : Strategi dan Metode Penanganan Kelompok dan Faham Radikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

Presiden Jokowi: Masyarakat Inggris Harus Lebih Mengenal Indonesia Rabu, 20 April 2016

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'

PENGELOLAAN KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA DAN PERAN FKUB

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dari zaman sebelum Indonesia merdeka, masa Orde Lama, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN PRASANGKA

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Romahurmuziy Selasa, 22 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim Indonesia dikenal sebagai Muslim yang moderat. Hal ini terlihat dari keikutsertaan kelompok Islam dalam proses demokrasi di Indonesia. Berbagai partai yang berlandaskan Islam ikut serta dalam politik pemilu di Indonesia, Empat dari 10 partai yang ikut dalam pemilu 2014 adalah partai Islam, diantaranya adalah PAN, PKS, PPP, dan PKB (Permana, 2013). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005), moderat diartikan sebagai selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Dalam kamus The American Heritage Dictionary of English Dictionary 5 th edition (2011), moderat diartikan sebagai berlawanan dengan pandangan radikal yang ekstrem, terutama dalam agama atau politik. Meskipun dikenal sebagai moderat, pemberitaan tentang kelompok Islam fundamentalis masih sering muncul di berbagai media berita di Indonesia. Montgomery Watt menjelaskan fundamentalis adalah individu atau kelompok yang secara sepenuhnya menerima pandangan dunia tradisional keyakinannya serta berkehendak untuk mempertahankan keyakinannya (Yoyo Hambali,2010). Menurut Sofyan dan Sabardilla (2001), era reformasi yang terkesan memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pergerakan kelompok masyarakat memiliki andil yang besar dalam munculnya berbagai organisasi kemasyarakatan 1

termasuk organisasi kemasyarakatan berbasis agama. Beberapa contoh organisasi masyarakat berbasis Islam di Indonesia adalah NU, Muhammadiyah, JIL, FUI, Laskar Jihad, FPI, Majelis Mujahidin Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia, dsb. Sebagian dari kelompok Islam tersebut berusaha untuk melakukan penegakan hukum Islam di Indonesia. Sebagian kelompok (misal: NU, Muhammadiyah dll) berupaya menegakkan hukum Islam sesuai dengan Pancasila. Kelompok-kelompok ini cenderung mengedepankan cara-cara persuasif yang damai. Kelompok (misal: FPI) melakukan penegakan hukum Islam dengan melarang perbuatan yang bertentangan dengan hukum Islam dengan cara langsung turun ke lapangan dan melakukan aksi, melakukan sweeping penutupan tempat hiburan malam, penutupan warung makan pada siang hari saat bulan Ramadhan, hingga melakukan bentrokan fisik. Dalam buku Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia (2009) dijelaskan kelompok seperti Hizbut Tahrir Indonesia mengupayakan perubahan dasar negara menjadi hukum Islam melalui aksi-aksi damai. Ada juga kelompok yang terang-terangan melakukan tindakan kekerasan sebagai upaya untuk melakukan penegakan hukum Islam sehingga dicap teroris oleh pemerintah, seperti Mujahidin Indonesia Barat, Mujahidin Indonesia Timur, Jamaah Ansharuut Tauhid, dll (Laban & Erick, 2015). Dengan melihat pengertiannya, usaha-usaha untuk melakukan perubahan mendasar pada suatu sistem dengan menggunakan cara persuasif maupun tindakan kekerasan dapat digolongkan sebagai perilaku radikal. yaitu pikiran ataupun perilaku yang menuntut perubahan yang mendasar (KKBI,2011) 2

Sebagaimana berbagai pemberitaan di media massa, paham Islam Radikal yang merujuk pada tindakan kekerasan sering terjadi di Indonesia. Misalnya, merujuk pada Rofiuddin (2013), penutupan lokalisasi prostitusi dan judi dan penjualan togel selama bulan Ramadhan yang dilakukan oleh kelompok FPI (Front Pembela Islam) di Kendal, Jawa Tengah pada 18 Juli 2013 merupakan salah satu bentuk tindakan penegakan hukum Islam dengan menggunakan pemaksaan. Konsekuensi dari pemaksaan ini justru berujung pada bentrok antara warga dengan FPI, yang menyebabkan berbagai kerugian (Rofiuddin, 2013). contoh lain adalah kasus bom Bali I pada tahun 2002 yang memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Bali khususnya (Aries Setiawan, 2012). Peristiwa ini merenggut nyawa banyak orang serta merusak fasilitas umum. Tindakan pengeboman tersebut memberikan efek rasa takut yang memang sengaja diciptakan oleh para pelaku. Ali Imron, terpidana kasus bom Bali pertama mengakui bahwa bom bunuh diri dilakukan untuk memberikan rasa takut terhadap masyarakat (Suhendi, 2012), yang artinya ketakutan yang ingin mereka ciptakan adalah ketakutan global. Sebagian gerakan Islam Radikal juga melakukan tindakan terhadap kelompok Islam lain yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Contohnya Aliansi Nasional Anti Syiah. Aliansi Nasional Anti Syiah menganggap kelompok Syiah sebagai kelompok sesat yang menodai Islam. Aliansi Nasional Anti syiah juga berusaha mengajak pemerintah untuk melarang kegiatan organisasi kelompok Syiah di Indonesia. (C30, 2014). Sebagian kelompok Islam tidak hanya menggunakan jalur hukum dalam pergerakannya, ada juga kelompok Islam yang 3

menggunakan cara-cara kekerasan. Serangan terhadap kelompok Syiah yang dianggap sesat oleh sekelompok orang Islam juga terjadi pada 29 September 2011, sebuah pesantren Syiah dan rumah pemimpin Syiah dibakar (Sunardi, 2012) Perilaku-perilaku agresif kelompok Islam radikal di atas berdampak negatif bagi masyarakat. Perilaku ini dapat merugikan secara materi seperti perusakan-perusakan, serta dapat menimbulkan korban luka maupun korban jiwa. Dampak lainnya adalah efek psikologis yang ditimbulkan oleh perilaku kekerasan dari kelompok Islam radikal. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal dapat memberikan efek yang negatif bagi psikologis korban. Menurut Nasrudin, seorang tokoh Ahmadiyah, Anggota kelompok Ahmadiyah mengalami pengusiran paksa sehingga harus tinggal di penampungan, sehingga memberikan rasa tertekan pada para pengungsi, bahkan ada yang gila. (Purnomo, 2013) Beberapa kasus di atas merupakan contoh bahaya dari aksi kekerasan kelompok radikal yang berdampak negatif terhadap masyarakat, karena membahayakan jiwa masyarakat, merugikan secara materi, serta efek psikologis yang buruk bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan solusi bagi permasalahan ini. Mengapa ada individu atau kelompok yang mampu melakukan serangan kepada kelompok atau individu? Sedangkan nilai-nilai dalam agama Islam mengajarkan perdamaian, dan Indonesia adalah negara yang memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang mengajar kesetaraan suku maupun agama di Indonesia. Dari berbagai kasus yang telah dipaparkan di atas, peneliti melihat perilaku kekerasan radikal pada sebagian kelompok berbasis Islam di Indonesia mungkin dapat terjadi karena adanya persepsi ancaman terhadap Islam yang dirasakan oleh 4

sebagian kelompok Islam. Persepsi ancaman adalah pengalaman ketika anggotaanggota kelompok menganggap kalau kelompok lain berada di posisi yang dapat menyebabkan hal negatif terhadap kelompoknya (Stephan, Ybbara, & Morrison, 2008). Sebagai contoh: Kelompok seperti FPI melakukan sweeping pada tempattempat yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti judi, pelacuran, minuman keras, dan berbagai tempat yang dianggap menodai kesucian bulan Ramadhan. Pemboman di Bali dilakukan sebagai aksi balas dendam umat Islam yang diserang di Maluku, dsb. Serangan kelompok Islam radikal terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah didasarkan pada anggapan bahwa Syiah dan Ahmadiyah merupakan kelompok sesat yang menodai Islam dan harus dibubarkan. Habib Rizieq menyatakan bahwa hukum Islam posisinya berada di atas hukum Indonesia (Arsyad, L, 2015). Sedemikian penting hukum agama dipandang di Indonesia, sehingga bagi kelompok Islam fundamentalis yang memiliki paham radikal memiliki anggapan bahwa kitab suci merupakan sebuah kesempurnaan yang tidak mungkin memiliki kesalahan, serta merupakan hukum tertinggi yang melebihi hukum negara atau konstitusi atau hukum lain, sehingga hukum yang diluar dai hukum agama dipandang sebagai suatu ancaman bagi nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian hukum-hukum yang tidak sesuai dengan hukum Islam tidak boleh dipatuhi dan harus diubah. Mematuhi hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh agama, merupakan hak dan kewajiban setiap umat beragama. Permasalahan pada berbagai kasus yang telah disampaikan sebelumnya adalah ketika usaha untuk melaksanakan 5

hukum agama berbenturan dengan hukum. Umat beragama melakukan berbagai pelanggaran hukum dalam usahanya untuk melaksanakan hukum-hukum agamanya. Pada beberapa kasus umat beragama juga berusaha mengganti dasar negara yang sudah ada menjadi hukum agama yang diyakininya. Fenomena ini merupakan fenomena yang cukup rumit untuk dijelaskan, karena meliputi keyakian agama, politik, hukum, sejarah, dsb, sehingga dibutuhkan interpretasi yang mendalam pada data yang diberikan oleh subjek nantinya. Menurut peneliti, penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut peneliti, metode kualitatif yang menggunakan interpretasi dalam pemaknaan data dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai pernyataan yang akan diberikan oleh para subjek, sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. B. Pertanyaan Penelitian 1) Bagaimana gambaran perceive threat dan radikalisme pada kelompok Islam fundamentalis? 2) Apa sajakah bentuk-bentuk perceive threat yang dirasakan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kelompok Islam yang radikal memang menganggap adanya ancaman terhadap kelompoknya, serta melihat bentuk ancaman yang muncul. 6

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa orang Islam menjadi radikal karena mereka merasa ada ancaman terhadap agama dan umatnya. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan pada penelitian-penelitian selanjutnya, terutama di bidang Psikologi Sosial 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami perilaku radikal orang Islam sehingga dapat mempermudah proses deradikalisasi terhadap orang Islam yang radikal E. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas 5 Bab. Di dalam Bab I disajikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II berisikan Landasan teoritis yang menjadi landasan yang mengarahkan penelitian ini. Bab III berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Bab IV berisi deskripsi data dan pembahasan. Terakhir, kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disajikan pada Bab V. 7