BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Arah Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Daftar Isi. S S K K o t a J a y a p u r a Hal 1

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB.3 Kerangka Pembangunan Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

1. Sub Sektor Air Limbah

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

Transkripsi:

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi dan Misi Sanitasi 2.1.1. Visi Sanitasi Kabupaten Muna Dalam penetapan Visi Sanitasi Kabupaten Muna tak lepas dari Visi dan Misi Kabupaten Muna yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015. Visi dan Misi Kabupaten Muna tersebut merupakan penjabaran dari kehendak yang ingin dicapai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dalam kurun waktu 2010-2015 serta berdasarkan kondisi dan potensi Sumber Daya dan memperhatikan isu-isu strategis pembangunan yang akan menjadi tantangan pembangunan Kabupaten Muna dalam waktu 5 tahun ke depan. Dalam RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015, Visi Kabupaten Muna yang ditetapkan adalah 2015 adalah: Terwujudnya Masyarakat Muna yang Maju dan Sehat 2015. Maju dimaksudkan untuk mewujudkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Muna dengan akselerasi yang lebih dinamis, berkesinambungan, dan terdepan di Sulawesi Tenggara dan didukung oleh sendi-sendi kemandirian lokal yang kokoh dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran, dan meningkatnya peran dunia usaha dalam pengelolaan sumber daya alam. Sehat dimaksudkan untuk : (1) mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; (2) mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya/ kearifan lokal serta mampu berkerja keras, cerdas, dan ikhlas; dan (3) mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip pro poor, pro job, dan pro growth. Sedangkan Misi Kabupaten Muna 2010-2015 yang telah ditetapkan berdasarkan visi tersebut adalah : 1. Mewujudkan Perekonomian yang Maju; dimaksudkan untuk memajukan perekonomian Kabupaten Muna dimana desa memiliki kelompok usaha yang maju dan mandiri dan Startegi Sanitasi Kab Muna II - 1

kecamatan memiliki produk unggulan yang memiliki dan mampu menjamin pasar, sentrasentra produksi perikanan menjadi mata rantai produksi yang terintegrasi dalam kawasan minapolitan, dan Muna menjadi tujuan utama investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Mewujudkan masyarakat yang sehat; dimaksudkan untuk menciptakan seluruh desa menjadi Desa Siaga, Rumah sakit, Puskesmas serta jaringannya memenuhi standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat Muna menjadi Keluarga yang cukup gizi dan ikut KB. Dengan sehat masyarakatnya sehingga anak usia sekolah dapat menyelesaikan pendidikan SLTA yang memiliki keterampilan dan berbudaya, dan masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif dan bebas buta aksara sehingga mampu menjadikan pemuda dan pemudi Muna meraih prestasi di bidang olah raga, sosial budaya dan iptek. 3. Mewujudkan pembangunan yang sehat; dimaksudkan untuk menciptakan pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan sesuai RTRW dan Kawasan pemukiman yang memiliki tranportasi dan infrastruktur dasar yang memenuhi syarat serta seluruh sentra produksi memiliki akses transportasi, air, listrik, telekomunikasi dan sanitasi yang handal. 4. Mewujudkan pemerintahan yang sehat; dimaksudkan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang dilaksanakan secara terintegrasi dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat dan terkini, serta pelayanan publik terintegrasi secara online dan memenuhi standar pelayanan prima dan menjangkau seluruh masyarakat dengan didukung seluruh desa menerapkan sistem pemerintahan desa yang tertib dan akuntabel dan seluruh SKPD memiliki sumber daya aparatur kompeten sehingga masyarakat memiliki kepastian hukum dalam melaksanakan aktivitasnya secara tertib dan harmonis. Oleh karena itu maka Visi Sanitasi Kabupaten Muna dapat dirumuskan berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Muna diatas. Pada Visi Kabupaten Muna terdapat kata yang sangat relevan dengan istilah sanitasi yang bermuara pada terwujudnya masyarakat yang sehat. Pernyataan Masyarakat Muna yang Maju dan Sehat 2015 merupakan pernyataan yang memiliki korelasi dengan maksud dan tujuan pembangunan sanitasi. Untuk Misi sanitasi sendiri ditetapkan berdasarkan tiap sub sektor yaitu sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor air bersih dan sub sektor drainase. Visi dan Misi sanitasi Kabupaten Muna dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini. Startegi Sanitasi Kab Muna II - 2

Tabel 2.1. Visi dan Misi Kabupaten Muna, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Muna Visi Kabupaten Muna Terwujudya masyarakat Muna dan 2015 Maju sehat Misi Kabupaten Muna 1. Mewujudkan Perekonomian yang maju 2. Mewujudkan masyarakat sehat 3. Mewujudkan yang pembangunan yang sehat 4. Mewujudkan pemerintahan sehat yang Visi Sanitasi Kabupaten Muna Terwujudnya sanitasi system Kabupaten Muna yang memadai menuju masyarakat Muna Yang Maju dan Sehat Misi Sanitasi Kabupaten Muna Misi Sub Sektor Air Limbah 1. Meningkatkan akses pelayanan air limbah melalui pembangunan infrastruktur pendukung pengelolaan air limbah 2. Meningkatkan akses layanan air limbah untuk MBR dan wilayah padat dan kumuh 3. Merumuskan PERDA tentang air limbah dan retribusinya 4. Menyiapkan kelembagaan pengelolaan air limbah 5. Meningkatkan peran stakeholder terkait dan swasta dalam pengeleloaan air limbah domestik 6. Meningkatkan peran media dalam mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik Misi Sub Sektor Persampahan 1. Meningkatkan pelayanan dan menyiapkan sarana prasarana untuk wilayah yang memiliki resiko persampahan 2. Meningkatkan operasional dan pemeliharaan infrastruktur persampahan 3. Meningkatkan system pengelolaan TPA Lakauduma menjadi Sanitary Landfill 4. Meningkatkan peran serta masyarakat (kader peduli) dan swasta dalam penelolaan persampahan 5. Merumuskan PERDA tentang pengelolaan persampahan di Kabupaten Muna 6. Peningkatan peran media dalam mensosialisasikan pengelolaan persampahan Misi Sub Sektor Drainase 1. Meningkatkan kwalitas jaringan drainase dan penambahan jaringan drainase 2. Mengurangi daerah dengan khususnya pada daerah produktif 3. Meningkatkan pemeliharaan terhadap jaringan Startegi Sanitasi Kab Muna II - 3

Sumber : Dokumen RPJMD Kab. Muna (2010) dan Kesepakatan Tim (2013) drainase eksisting 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan 5. Merumuskan PERDA tentang pengelolaan drainase 6. Meningkatkan peran media dalam mensosialisasikan pengelolaan drainase Misi Sum Sektor Prohisan 1. Meningkatkan Promosi hygiene dan sanitasi di sektor rumah tangga 2. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam promosi dan kampaye hygiene dan sanitasi. 3. Mendorong penyusunan Stantar Operasional Pruduk (SOP) dan PERDA Prohisan 4. Menigkatkan kemandirian berprilaku hidup sehat dari tatanan sekilah, rumah tangga dan pemerintahan 5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat melalui media lokal 6. Meningkatkan ketersediaan pendanaan sub sektor Prohisan. 2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi Dalam pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna mempertimbangkan beberapa faktor diantara : 1. Faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan O & M, dan kepemilikan aset. 2. Faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfataan lahan dan topografi) 3. Faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan dan mekanisme pendanaan). Faktor-faktor tersebut diatas saling mempengaruhi dalam rangka sukses atau tidaknya pengembangan sanitasi pada suatu wilayah termasuk di Kabupaten Muna. Dalam pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna dilakukan secara bertahap yaitu jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (10-15 tahun). Startegi Sanitasi Kab Muna II - 4

2.2.1. Pengembangan Sanitasi Jangka Pendek Dalam jangka pendek pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada pembenahan infrastruktur yang terkait dengan sanitasi yaitu drainase, air bersih, air limbah dan persampahan. Pembenahan tersebut meliputi perbaikan jaringan dan fasilitas eksisting yang teah terbangun sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu dalm jangka pendek ini, pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada upaya meningkatkan status Kabupaten Muna dalam hal kebersihan melalui target pencapaian predikat peraih Adipura. Upaya untuk mencapai predikat tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah ada serta pembenahan pada aspek pelayanan kesanitasian bagi segenap komponen masyarakat khususnya pada fasilitas publik, fasilitas pemerintahan dan kawasan permukiman penduduk. 2.2.2. Pengembangan Sanitasi Jangka Menengah Dalam jangka menengah pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada upaya mewujudkan Misi Sehat Masyarakat dan Misi Sehat Pembangunan sebagaimana yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Muna. Misi tersebut menekankan pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta peningkatan akses dan kualitas Infrastruktur dasar wilayah pada semua kawasan pemukiman, pemantapan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kehendak dari misi tersebut sangat berkorelasi terhadap program pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna. Oleh karena itu maka arahan pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna pada jangka menengah adalah peningkatan akses dan kualitas infrastruktur sanitasi (air limbah, drainase, air bersih dan persampahan) pada kawasan permukiman) guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 2.2.3. Pengembangan Sanitasi Jangka Panjang Pengembangan sanitasi secara jangka panjang di Kabupaten Muna diarahkan pada terwujudnya masyarakat Kabupaten Muna yang memiliki kemampuan dalam hal kemandirian untuk mengatasi masalah sanitasi dan memiliki kemampuan dalam pengelolaan sektor sanitasi guna menopang pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muna. Pada tahap ini peran pemerintah daerah lebih bersifat sebagai fasilitator dan regulator dalam pengelolaan sanitasi. Hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian masalah sanitasi lebih banyak/dominan diselesaikan oleh masyarakat secara mandiri. Selain itu secara jangka menengah pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna lebih ditekankan pada optimalisasi jaringan infrastruktur sanitasi yang telah terbangun melalui reempowering lembaga/lembaga pengelola infrastruktur keseanitasian agar mampu mengelola fasilitas yang telah terbangun secara maksimal. Hal lain yang juga menjadi concern secara jangka menengah adalah pertumbuhan nol (Zero Growth) masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Muna yang berkaitan dengan sektor sanitasi seperti Diare, Malaria, DBD dan lain-lain. Secara lengkap tahapan pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna dapat dilihat pada peta-peta berikut ini yang pengembangannya berdasarkan tiap sub sektor sanitasi yatu sub sektor air limbah domsetik, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase. Pemetaan ini beradasarkan data-data yang diinput pada instrumen 1 SSK yang bersumber dari area beresiko pada Buku Putih Sanitasi Kabupaten Muna, data Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna serta data-data lainnya yang telah terverifikasi keabsahannya. Data-data yang telah diinput pada Startegi Sanitasi Kab Muna II - 5

instrumen tersebut selanjutnya akan direlianasikan pada peta per sub sektor diatas. Berikut Peta tahapan pengembangan air limbah di Kabupaten Muna. Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Peta 2.1. Peta Tahapan Pengembangan Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Muna Kawasan Perkotaan Raha Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Zoning wilayah Air limbah Domestik Kab. Muna terbagi dalam dua zona yakni : 1. Zona I Onsite Komunal ( > 25 jiwa /Ha ), sistem onsite komunal ini dipersiapkan untuk perencanaan jangka menengah sistem terpusat Kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kecamatan Katobo yang terdiri dari Kelurahan Wamponiki, Kelurahan Watunea, Kelurahan Butung-butung, Kel. Raha 1, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan Manggakuning. Wilayah-wilayah ini memiliki resiko kesehatan berdasarkan IRS studi EHRA dan kondisi kepadatan penduduk. 2. Zona II Onsite Individual ( > 25 Jiwa /Ha), sistem ini dipersiapkan untuk perencanaan sistem terpusat jangka panjang. Wilayah kecamatan/kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah semua kelurahan/desa yang ada di Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tikep, Kecamatan Towea, Kecamatan Lawa, Kecamatan Duruka, Kecamatan Batalaiworu, Napabalano, Kecamatan Tikep, Kecamatan Wakarumba selatan dan Kecamatan Maligano. yang didorong menggunakan sistem terpusat jangka panjang ; wilayah-wilayah ini bukan merupakan area beresiko berdasarkan IRS studi EHRA. Dan kondisi kepadatan penduduk Tabel 2.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Muna No Sistem A Sistem On Site 1 Individual (Tangki septik) 2 Komunal (MCK, MCK ++ 3 Cupluk dan sejenisnya 4 IPAL Komunal/Septic Tank komunal B Cakupan Layanan Eksisting (%) 2014 2015 2016 2017 2018 47% 52% 57% 62% 67% 72% 5% 8% 12% 15% 18% 21% 12% 9% 6% 3% 0% 0% 0% 0% 3% 6% 9% 12% Sistem Off Site Skala Kota 0% 0% 0% 0% 0% 0% Skala Wilayah 0% 0% 05 0% 0% 0% C BABS 36% 31% 26% 21% 16% 11% TOTAL 100% Sumber: Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kab Muna. Berdasarkan tabel tahapan pengembangan air limbah Kabupaten Muna, cakupan layanan eksisiting sistem On-Site yakni individual Jamban keluarga kondisi eksisting 47% dengan target penambahan setiap tahunnya yaitu 5%. Jamban cubluk /Helikopter, Sungai, Kebun, Pantai cakupan layanan eksisting sebesar 12 % target pengurangannya yaitu 3%, pertahun.cakupan layanan eksisting MCK, MCK ++ sebesar 5 % target penanbahan setiap tahunnya yaitu 3 % setiap tahunnya. Pemda saat ini menargetkan peningkatan kepemilikan jamban pribadi hingga 72% di akhir tahun 2018 dengan memaksimalkan pemicuan STBM dan kampanye stop BABS. Untuk sistem komunal yakni IPAL komunal/septik tank komunal ditargetkan mencapai 12% pada tahun 2018 warga di daerah peri urban. Untuk sistem terpusat pemerintah baru akan melakukan sosialisasi pra kelayakan pengelolaan Air limbah sistem off site. Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7

Zoning wilayah Pengembangan Persampahan Kab. Kolaka terbagi dalam 2 zona yakni : 1. Zona I Penanganan Langsung Coverage >100% ; jika kepadatan penduduk >25 jiwa/ha atau wilayah tersebut merupakan area centrall business distrik (CBD) Pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kawasan CBD sudah harus sistem langsung dimana sampah-sampah yang dihasilkan dari titik timbulan pada area tersebut langsung dibawa oleh armada pengangkut sampah ke TPA. Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kecamatan Katobu yang terdiri dari Kelurahan Wamponiki, Kelurahan Watunea, Kelurahan Butung-Butung, Kelurahan Raha I, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan Mangga Kuning. 2. Zona II Penanganan langsung dan tidak langsung coverage > 70 % ; jika kepadatan > 25 jiwa/ha Sampah yang dihasilkan dari titik timbulan (user interface) pada area-area padat penduduk /pusat-pusat permukiman, pengelolaan sampah sudah harus ditangani secara langsung akan tetapi pada wilayahpermukiman yang belum padat penduduk sampah diolah dengan sistem tidak langsung artinya sampah yang ada dari titik timbulan akan melalui beberapa proses pemindahan mulai dari bak sampah diangkut oleh armada pengumpul untuk dipindahkan ke TPS, kontainer atau dibawa ke TPST /komposter, lalu diangkut oleh armada pengangkut sampah ke TPA untuk diproses lebih lanjut. Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kelurahan Wakorambu, Kelurahan Wawesa, Kelurahan Sidodadi, dan desa laiworu 3. Zona III Penanganan tidak langsung coverage < 70 % ; jika kepadatan < 25 jiwa/ha Sampah yang dihasilkan dari titik timbulan (user interface) akan melalui beberapa proses dikelola langsung/ individu dengan pelayanan seperlunya. Layanan ini berlaku pada wilayah yang masih kurang dari 25 jiwa /ha. Zone III ini berada pada Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kecamatan Towea, Kecamatan Duruka, Kecamatan, Kecamatan Napabalano, Kecamatan Wakorsel dan Kecamatan Maligano. Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7

Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Persampahan No Sistem Cakupan Layanan 2014 2015 2016 2017 2018 Eksisting (%) A Penanganan Langsung 2.60% (Direct) 1 Kawasan Komersial 4.60% 8.60% 10,60% 12.60% 14.60 B Penanganan Tidak 97.40% Langsung Kawasan Permukiman (Inderect) 1 Pemilahan Rumah 3.7% 13.7% 23.7% 43.7% 53.7% 63.7% Tangga 2 Pengumpulan setempat a. Pengumpulan 3R Motor sampah 3R 0% 10% 20% 30% 40% 50% Gerobak sampah 0% 10% 20% 30% 40% 50% 3R b. Pengumpulan Biasa Gerobak sampah 10% 20% 30% 40% 50% 60% Motor Sampah 0% 10% 10% 10% 10% 10% C Penanganan Berbasis 0% 5% 10% 15% 20% 25% Masyarakat Zoning wilayah Pengembangan Drainase Kab. Kolaka terbagi dalam tiga zona yakni : 1. Zona I (> 25 jiwa/ha), coverage minimal 80 % dengan mengevaluasi drainase makro dan mikro. Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kelurahan Wamponiki dan Kelurahan Butung-Butung, pada derah tersebut terdapat area genangan dan memiliki resiko kesehatan berdasarkan IRS EHRA. 2. Zona II (> 25 jiwa/ha), coverage 80 % belum diperlukan untuk melakukan evaluasi drainase makro dan mikro Wilayah yang termasuk dalam zone II ini adalah Kelurahan Watunea, Kelurahan Raha I, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan manga Startegi Sanitasi Kab Muna II - 8

Kuning. pada derah tersebut tidak terdapat area genangan serta bukan merupakan area resiko kesehatan berdasarkan IRS EHRA 3. Zona III (< 25 jiwa/ha) coverage minimal 60% Wilayah yang masuk dalam Zone III ini adalah semua desa yang berada di Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tikep, Kecamatan Towea, Kecamatan Lawa, Kecamatan Duruka, Kecamatan Batalaiworu, Kecamatan Napabalano, Kecamatan Wakarumba Selatan dan Kecamatan Maligano. Tabel 2.4: Tahapan Pengembangan Persampahan No Sistem Cakupan Layanan 2014 2015 2016 2017 2018 Eksisting (%) A Drainase Primer 30% 35% 40% 45% 50% 55% B Drainase Sekunder 25% 30% 35% 40% 45% 50% C Drainase Tersier 25% 30% 40% 45% 50% 55% Startegi Sanitasi Kab Muna II - 9

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 10

2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbu 2008 2009 2010 2011 2012 han Rata-Rata I Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 +1.3 +1.4) 5,121,821,800 5,036,480,000 5,739,217,038 4,634,182,240 6,719,797,387 9.51 1.1 Air Limbah Domestik 2,678,400,000 3,360,000,000 2,495,956,656 1,142,837,540 1,871,965,385 1.2 Sampah Rumah Tangga 2,201,236,800 1,269,450,000 2,367,747,782 2,229,634,700 1,684,261,002 1.3 Drainase Lingkungan 151,000,000 396,115,000 790,832,600 1,239,300,000 3,094,031,000 1.4 PHBS 91,185,000 10,915,000 84,680,000 22,410,000 69,540,000 2 Dana Alokasi Khusus (2.1 + 2.2 + 2.3 ) 3,375,900,000 4,135,000,000 3,448,918,708 1,996,657,595 2,824,927,437 1.32 2.1 DAK Sanitasi 2,678,400,000 3,360,000,000 2,495,956,656 1,142,837,540 1,871,965,385 2.2 DAK Lingkungan Hidup 697,500,000 775,000,000 952,962,052 853,820,055 952,962,052 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 0 3 Pinjaman Hibah Untuk Sanitasi 0 0 0 0 0 Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1+2+3) 1,745,921,800 901,480,000 2,290,298,330 2,637,524,645 3,894,869,950 42.13 Total Belanja Langsung 215,311,379,897 173,517,046,431 157,453,885,926 199,077,393,030 275,374,886,183 9.02 APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0.81 0.52 1.45 1.32 1.41 35.47 Komitmen APBD untuk Pendanaan Sanitasi ke depan (% terhadap Belanja Langsung ataupun penetapan nilai absolut) Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7

Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) Total Pendanaan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Perkiraan Belanja Lansung 327,292,976,739 356,814,803,241 388,999,498,494 424,087,253,258 462,339,923,502 1,959,534,455,234 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 7,868,002,209 11,182,791,540 15,894,101,616 22,590,286,627 32,107,574,383 89,642,756,375 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata Belanja Saniitasi 150,000,000 955,980,000 2,181,732,427 3,636,024,645 5,066,414,950 192.88% Air Limbah Domestik 0 0 0 0 0 0% Biaya Operasional/pemeliharaan 0 0 0 0 0 0% (justified) Sampah Rumah Tangga 901,480,000 2,102,649,167 2,637,524,645 3,894,869,950 0 Biaya Operasional/pemeliharaan 0 901,480,000 2,102,649,167 2,637,524,645 3,894,869,950 51.59% (justified) Drainase Lingkungan 150,000,000 54,500,000 79,083,260 998,500,000 1,171,545,000 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 150,000,000 54,500,000 79,083,260 998,500,000 1,171,545,000 290.34% Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Kebutuhan Operasional Pemeliharaan Aset Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Total Pendanaan 2014 2015 2016 2017 2018 Belanja Saniitasi 1,121,190,315 1,593,547,794 2,264,909,480 3,219,115,844 4,575,329,350 12,774,092,783 Air Limbah Domestik 177,030,050 251,612,810 357,617,286 508,281,449 722,420,424 2,016,962,018 Biaya Operasional/pemeliharaan 177,030,050 251,612,810 357,617,286 508,281,449 722,420,424 (justified) Sampah Rumah Tangga 507,486,143 721,290,054 1,025,169,554 1,457,073,487 2,070,938,548 5,781,957,786 Biaya Operasional/pemeliharaan 507,486,143 721,290,054 1,025,169,554 1,457,073,487 2,070,938,548 (justified) Drainase Lingkungan 436,674,123 620,644,930 882,122,640 1,253,760,908 1,781,970,378 4,975,172,979 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 436,674,123 620,644,930 882,122,640 1,253,760,908 1,781,970,378 Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Muna Dalam Mendanai Program Kegiatan SSK No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Total Pendanaan 2014 2015 2016 2017 2018 Perkiraan Kebutuhan 1,121,190,315 1,593,547,794 2,264,909,480 3,219,115,844 4,575,329,350 12,774,092,783 Operasional/Pemeliharaan Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi 7,868,002,209 11,182,791,540 15,894,101,616 22,590,286,627 32,107,574,383 89,642,756,375 Perkiraan Komitmen Pendanaan 7,826,000,000 11,150,000,000 15,132,000,000 22,563,000,000 32,187,000,000 88,858,000,000 Sanitasi Kemampuan Mendanai SSK (APBD 6,746,811,895 9,589,243,746 13,629,192,136 19,371,170,783 27,532,245,033 76,868,663,592 Murni) (2-1) Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) 6,704,809,685 9,556,452,206 12,867,090,520 19,343,884,156 27,611,670,650 76,083,907,217 Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6