BAB I PENDAHULUAN. tersebut telah tertulis dalam Al-Qur an yang diturunkan Allah melalui malaikat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA CIKARANG NOMOR. 089/Pdt.P/2015/PA.Ckr DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB I PENDAHULUAN. Kewarisan merupakan salah satu bentuk penyambung ruh keislaman antara

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. maupun terhadap sesama umat manusia. Melalui ayat-ayat dan hadis

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan adil. Di dalamnya ditetapkan hak kepemilikan harta bagi setiap

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

ORANG YANG MEWARISKAN HARTANYA DALAM PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM. Naskur

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS WARIS ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Bersama H. Ahmad Bisyri Syakur, Lc, MA Direktur Zaid bin Tsabit waris center

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WASIAT DAN WASIAT WAJIBAH. yang terdapat dalam Al-Qur an, antara lain sebaga berikut :

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu lembaga yang dianjurkan oleh ajaran Islam untuk dipergunakan oleh

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. perceraian. Selanjutnya persoalan yang terjadi di Indonesia telah diatur bahwa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV A. ANALIS HUKUM ISLAM TENTANG STATUS HAK WARIS. elemen masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT PARA KIAI DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang melingkupinya. Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Peringatan Terhadap Sebagian Hadits Tentang Tetangga yang Dinisbatkan Kepada Nabi حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga wasiat yang sudah diterima secara umum oleh masyarakat waktu itu.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menetapkan aturan bagi kehidupan manusia di dunia ini. Aturan tersebut telah tertulis dalam Al-Qur an yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW sebagai pedoman bagi manusia. Peraturan yang terdapat dalam Al-Qur an antara lain mengenai hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk hidup lainnya, serta aturan yang mengatur tentang perbuatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Perkara yang berhubungan manusia dengan manusia sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia sehari-hari. Ketentuan yang mengatur hubungan antar sesama manusia yang telah tercantum daam Al-Qur an antara lain seperti shadaqoh, zakat, hibah, hadiah, waris, wasiat, wakaf. Salah satu aturan antar sesama manusia yang terdapat dalam Al-Qur an memiliki nilai sosial dan ibadah adalah wasiat. Wasiat merupakan salah satu cara peralihan harta dari satu orang ke orang lain. Secara garis besar wasiat adalah pemberian harta dari seseorang kepada orang lain yang pelaksanaannya setelah orang pemberi wasiat tersebut meninggal dunia. 1 Pendapat lain mengatakan bahwa wasiat adalah pesan terakhir dari seseorang yang mau mendekati 1 Hasbi As Shiddieqy, Fiqh Mawaris, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2001, hal 273. 1

2 kematiannya, pesan tersebut dapat berupa apa yang harus dilakukan oleh penerima wasiat terhadap harta peninggalan dari pemberi pesan. 2 Ketentuan wasiat yang diatur dalam Al-Qur an terdapat pada surat Al- Baqarah ayat 180 : ( البقرة : 081 ) Artinya : Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. 3 ( QS : Al- Baqarah 180) Dalam surat Al-Baqarah tersebut, telah jelas bahwa perintah untuk berwasiat telah disyariatkan dalam Islam. Wasiat sendiri tidak hanya memiliki nilai ibadah bahkan wasiat memiliki nilai sosial. Wasiat juga dapat mempererat hubungan silaturahmi antar kerabat dan sanak saudara agar timbulnya solidaritas dan persaudaraan antar kerabat tersebut sehingga tali persaudaraan tidak putus. Wasiat dapat diartikan bahwa keinginan pemberi wasiat sebelum meninggal dunia atas harta kekayaannya sesudah meninggalnya pemberi wasiat agar tidak terjadinya percekcokan dan perselisihan dalam satu keluarga. Karena pada prakteknya kerukunan dalam rumah tangga terganggu karena masalah pembagian harta warisan. 2 Anwar Sitompul, Faraid Hukum Waris Islam dalam Waris Islam dan Masalahnya, Surabaya : Al-Ikhlas, 1984, hal 60. 3 Departemen Agama RI, Al- Qur an dan Terjemahannya, Depok : Cahaya Al-Qur an, 2008, hal 27.

3 Wasiat yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam termuat dalam bab V yaitu Pasal 194 sampai dengan Pasal 209. Pengertian wasiat sendiri terdapat dalam Pasal 171 huruf f yang berbunyi, Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia. 4 Aturan tentang wasiat wajibah yang telah tertera dalam Al-Qur an dan Kompilasi Hukum Islam tersebut masih memerlukan penjelasan yang sifatnya memerinci tentang kewarisan beda agama. Dalam Al-Qur an sendiri tidak menjelaskan bagian bagi ahli waris beda agama. Bahkan dalam Hadits Rasulullah SAW menyebutkan dengan tegas bahwa antara muslim dan non-muslim tidak dapat saling mewarisi : ح د ث ن ا ح ى ب ن ح ى و أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ش ب ة و إ س ح ق ب ن إ ب ر اه م و الل ف ظ ل ح ى ق ال ح ى أ خ ب ر ن ا و ق ال االخ ر ان ح د ث ن ا اب ن ع ن ة ع ن الز ه ري ع ن ع ل ب ن ح س ن ع ن ع م ر وب ن ع ث ما ن ع ن أ س ام ة ب ن ز د أ ن الن ب ص ل ى هللا ع ل ه و س ل م ق ال ال ر ث الم س ل م الك اف ر و ال الك اف ر الم س ل م )رواه البخارى ومسلم( Artinya : Yahya bin Yahya, Abu Bakar bin Abu Syaibah, dan Ishaq bin Ibrahim telah memberitahukan kepada kami lafazh hadits milik Yahya- Yahya berkata, Ibnu Uyainah telah mengabarkan kepada kami, sementara dua perawi lainnya berkat, Ibnu Uyainah telah memberitahukan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari Amr bin Utsman, dari Usamah bin Zaid, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Orang muslim tidak dapat mewarisi (harta) orang kafir, dan orang kafir tidak dapat mewarisi (harta) orang muslim. (HR Bukhari dan Muslim) 5 4 Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam, Pasal 194, hal 85. 5 Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Jakarta : Dar al Sunnah, 2013, hal 878.

4 Para ulama telah sepakat bahwa orang kafir tidak dapat mewarisi harta benda peninggalan orang muslim, begitu pula orang muslim tidak dapat mewarisi harta benda orang kafir. Sebagian ulama ada yang menambahkan murtad sebagai hal yang menjadi gugurnya hak mewarisi. Orang yang telah keluar dari Islam dinyatakan sebagai orang murtad. Dalam hal ini ulama bersepakat bahwa murtad termasuk dalam kategori perbedaan agama. 6 Perbedaan agama yang menjadi penghalang mewarisi adalah apabila ahli waris dan pewaris dengan agama yang berbeda, salah satunya beragama Islam dan yang lainnya bukan beragama Islam. Perbedaan agama sebagai penghalang kewarisan diperhitungkan pada saat pewaris meninggal dunia, karena pada saat itulah hak kewarisan untuk ahli waris mulai berlaku. 7 Dalam hukum kewarisan Islam anak merupakan salah satu dari ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris dari pewaris. Kriteria anak itu sendiri telah dijelaskan dalam al-qur an surat An-Nisa ayat 11 bahwa anak yang mendapatkan harta warisan adalah anak-anak kandung dari si mayit, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, serta cucu-cucu si mayit yaitu cucu laki-laki dari anak laki-laki, cucu perempuan dari anak laki-laki. 8 Anak yang mendapatkan harta waris dari pewaris tidak terhalang syarat kewarisan salah satunya adaah perbedaan agama. Karena ahli waris anak yang 6 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pembagian Waris Menurut Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 1995, hal 43. 7 Abu Umar Basyir, Warisan Belajar Mudah Hukum Waris Sesuai Syari at Islam, Solo : Rumah Dzikir, 2006, hal 68. 8 Muhammad Thaha Abul Ela Khalifah, Hukum Waris Pembagian Warisan Berdasarkan Syariat Islam, Penerjemmah : Tim Kuwais Media Kreasindo, Solo : Tiga Serangkai, 2007, hal 57.

5 beda agama tidak mendapatkan bagan warisan sedikit pun. 9 Dalam hal ini anak tidak mendapatkan harta warisan karena anak tersebut tidak memenuhi syarat seseorang menerima warisan. Anak yang tidak menerima warisan dikarenakan beda agama bisa mendapatkan harta peninggalan dengan bentuk wasiat wajibah. Dalam Kompilasi hukum Islam, tidak ada ketentuan sama sekali tentang wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama. Konsep wasiat wajibah dalam Kompilasi Hukum Islam yaitu membatasi orang yang berhak menerima wasiat wajibah hanya anak angkat dan orang tua angkat, apabila orang tua angkat tidak menerima wasiat, maka diberikan wasiat wajibah maksimal sebanyak 1/3 (sepertiga) dari harta peninggalan anak angkatnya. Begitupun sebaliknya, apabila anak angkat tidak menerima wasiat, maka diberikan wasiat wajibah maksimal sebanyak 1/3 (sepertiga) dari harta peninggalan orang tua angkatnya. Peraturan wasiat wajibah dalam Kompilasi Hukum Islam yakni pada Pasal 209, yang berbunyi sebagai berikut : (1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya. (2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya. 10 Sayangnya Kompilasi Hukum Islam tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang wasiat wajibah tersebut, sehingga terdapat perbedaan pendapat tentang wasiat wajibah tersebut. Wasiat wajibah menurut Fatchur Rahman dalam bukunya Ilmu Waris adalah suatu tindakan pembebanan oleh hakim atau lembaga yang mempunyai hak agar harta seseorang yang telah meninggal dunia, tetapi 9 Muhammad Jawad Mughniyah, hal 732. 10 Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam, Pasal 209, hal 90.

6 tidak melakukan wasiat secara sukarela agar diambil hak atau benda peninggalannya untuk diberikan kepada orang tertentu dalam keadaan tertentu pula. 11 Dalam Penetapan Pengadilan Agama Cikarang No 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr menetapkan bahwa anak beda agama mendapatkan harta peninggalan sebagaimana anak yang lain yang beragama Islam. Penetapan tersebut tentu sangat bertentangan dengan ketentuan hukum Islam yang menyatakan bahwa harta warisan dapat diberikan kepada ahli waris yang memenuhi syarat tidak adanya penghalang waris, salah satunya adalah pewaris dan ahli waris harus seagama. Dalam hal ini Penulis memiliki ketertarikan menganalisa masalah ini, karena ahli waris yang beda agama merupakan penghalang adanya hubunngan kewarisan. Akan tetapi Majelis Hakim Pengadilan Agama Cikarang dalam perkara ini memutuskan anak yang beda agama mendapatkan harta warisan dalam bentuk wasiat wajibah. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang waris yang diberi judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Anak Beda Agama Yang Mendapatkan Harta Peninggalan Berdasarkan Wasiat Wajibah (Analisis Penetapan Pengadilan Agama Cikarang No. 89/Pdt.P/2015/Pa.Ckr). 11 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, hal 371.

7 B. Rumusan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini, penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang sesuai dengan judul di atas, antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana dasar hukum dalam Penetapan Pengadilan Agama Cikarang No. 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr? 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penetapan anak beda agama yang mendapatkan harta peninggalan berdasarkan wasiat wajibah? C. Tujuan Penelitian Dalam rumusan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penuliasan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui dasar dalam Penetapan Pengadilan Agama Cikarang No. 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr. 2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap penetapan anak beda agama yang mendapatkan harta peninggalan berdasarkan wasiat wajibah. D. Telaah Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan masalah kewarisan beda agama telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Qonik Hajah Masfuah (2005) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo dengan judul Analisis Putusan MA No. 368 K/Ag/1995 Tentang

8 Wasiat Wajibah Bagi Ahli Waris Nonmuslim. 12 Penelitian ini memaparkan tentang ahli waris anak beda agama yang diambil dari putusan MA. Penelitian tersebut menggunakan analisis formil dan materiil. Hasil dari penelitian tersebut memberikan hak wasiat wajibah kepada ahli waris beda agama untuk mendapatkan harta peninggalan dari pewaris muslim secara formil, yang mana sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam pasal 44 ayat (1) Undang-undang nomor 5 tahun 2004, yaitu kasasi diajukan oleh pihak yang berhak mangajukan kasasi. Dalam pasal 43 yaitu putusan yang dimintakan kasasi adalah putusan yang menurut hukum dapat dimintakan kasasi. Pasal 40 dan 41 yaitu perkara disidangkan oleh tiga orang hakim yang tidak memiliki hubungan darah serta putusan disampaikan dalam sidang terbuka untuk umum. Sedangkan hasil penelitian secara materiil, pendapat bahwa ahli waris nonmuslim berhak mendapatkan harta peninggalan orang meninggal bertentangan dengan penafsiran Ibnu al-arabi, Ibnu Katsir dan Imam Jalalain serta pendapat Imam empat Madzhab. Namun Ibnu Hazm berpendapat yang sama tentang hak wasiat wajibah bagi ahli waris non muslim. Penelitian yang kedua yaitu Studi Analisis Pendapat Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Tentang Wasiat Wajibah oleh Taufik Rosadi (2006) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. 13 Menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, wasiat wajibah adalah wasiat yang ditetapkan oleh 12 Skripsi Qonik Hajah Masfuah (2005) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo dengan judul Analisis Putusan MA No. 368 K/Ag/1995 Tentang Wasiat Wajibah Bagi Ahli Waris Nonmuslim. 13 Skripsi Taufik Rosadi (2006) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo dengan judul Studi Analisis Pendapat Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Tentang Wasiat Wajibah.

9 penguasa (dilaksanakan oleh hakim) untuk orang-orang yang tidak diberi wasiat oleh orang yang meninggal dunia yang hukumnya fardlu ain. Sedangkan yang dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 209 bahwa yang berhak mendapatkan wasiat wajibah adalah orang tua angkat atau anak angkat yang tidak menerima warisan dari anak atau orang tua angkatnya yang telah meninggal dunia dengan batasan minimal sepertiga harta dari pewasiat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa wasiat wajibah diberikan kepada kerabat yang tidak mendapatkan warisan, dalam hal ini adalah cucu. Akan tetapi pemberian wasiat wajibah kepada cucu tersebut harus diperhatikan kondisi ekonomi cucu. Apabila cucu itu berkecukupan, maka bisa dialihkan ke garis keturunan yang lebih rendah yang benar-benar membutuhkan harta tersebut. Penelitian yang ketiga yaitu Pendapat Ibnu Hazm tentang wajibnya wasiat wajibah kepada kerabat nonmuslim oleh Rini Asmawati (2004) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. 14 Menurut Ibnu Hazm, wasiat wajibah adalah wasiat yang pelaksanaannya tidak dipengaruhi oleh kehendak orang yang meninggal dunia. Menurutnya, dari segi ketetapan hukumnya, hukum asal wasiat adalah wajib walaupun tidak ada ketetapah hukum positifnya. Sedangkan dari segi penerimanya ditujukan kepada semua ahli waris yang sudah menerima warisan (kerabat) yang mana menurut Ibnu Hazm kerabat yang terhalang atau kufur (beda agama) bisa menerima wasiat wajibah. Besarnya wasiat pun dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari sepertiga harta. 14 Skripsi Rini Asmawati (2004) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo dengan judul Pendapat Ibnu Hazm tentang Wajibnya Wasiat Wajibah kepada Kerabat Nonmuslim.

10 Penelitian yang keempat, yaitu Kewarisan Beda Agama, Studi Perbandingan Terhadap Putusan PA Jakarta No. 377/Pdt.G/1993 dan Kasasi MA No. 368.K/AG/1995 oleh Muhammad Mujib, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 15 Skripsi ini manjelaskan bahwa dalam KHI tidak dinyatakan secara jelas tentang status kewarisan bagi kerabat non-muslim. Pasal 173 hanya menyatakan bahwa membunuh dan memfitnah yang menjadi penghalang kewarisan. Sedangkan menurut Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta sesuai dengan Pasal 1-2 jo. 49 UU No. 7 tahun 1989, khususnya masalah kewarisan, maka persoalan Islam ditentukan oleh agama yang dipeluk oleh pewaris. Dalam perkara ini almarhum suami istri beragama Islam. dengan demikian yang diterapkan dalam perkara ini adalah hukum Islam. Dalam buku Suparman Usman dan Yusuf Somawinata yang berjudul Fiqh Mawaris, Kewarisan Islam. 16 Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa kedudukan waris berlainan agama sebagai penghalang kewarisan telah menjadi ijma seluruh umat Islam. Namun apabila orang yang berlainan agama tersebut mewasiatkan kepada yang lainnya untuk menerima hartanya setelah kematiannya, maka wasiat tersebut apabila tidak lebih dari sepertiga dapat dilaksanakan tanpa memerlukan izin dari ahli waris, sebab perbedaan agama itu hanya menghalangi wasiat. 15 Skripsi Muhammad Mujib, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Kewarisan Beda Agama, Studi Perbandingan Terhadap Putusan PA Jakarta No. 377/Pdt.G/1993 dan Kasasi MA No. 368.K/AG/1995. 16 Buku Suparman Usman dan Yusuf Somawinata yang berjudul Fiqh Mawaris, Kewarisan Islam.

11 Adapun yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah anak beda agama yang mendapatkan harta peninggalan berdasarkan wasiat wajibah, diambil dari Penetapan Pengadilan Agama Cikarang no 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr yang ditinjau dari hukum Islam. Sepanjang pengetahuan penulis, pembahasan ini belum pernah dilakukan. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang tepat untuk melakukan suatu kegiatan ilmiah dengan menganalisis. Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam mengumpulkan bahan materi penulisan skripsi. Dalam penulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah library research (penelitian pustaka). Penelitian pustaka adalah metode penelitian yang berkenaan dengan metode data pustaka mencatat serta mengolah bahan penelitian. 17 Penelitian yang akan dilakukan penulis berkaitan dengan ahli waris beda agama. 2. Sumber Data Terdapat dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 17 Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004, cet. ke-i, hal. 3.

12 a. Sumber data primer adalah bahan orisinil yang menjadi dasar bagi peneliti lain, dan merupakan penyajian formal pertama dari hasil penelitian. 18 Sumber data primer disini berupa penetapan Pengadilan Agama Cikarang No. 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr. b. Sumber data sekunder adalah sumber pelengkap dari sumber data primer yang mempermudah proses penilaian literatur primer. 19 Adapun sumber data yang sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah bukubuku, karya-karya ilmiah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan ini. 3. Metode Pengumpulan Data a. Dokumentasi Dokumentasi adalah sumber tertulis atau catatan peristiwa yang telah lalu. 20 Dokumentasi berupa cara memperoleh data dengan menelusuri serta mempelajari dokumen berupa berkas perkara No 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr. b. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber. 21 Wawancara yang penulis lakukan adalah dengan hakim yang memutus perkara No 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr 18 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada, 2009, hal. 117-118. 19 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hal. 11-12. 20 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2014, cet.5, hal 107 21 Ibid, hal 107.

13 4. Metode Analisis data Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan normatif. Deskriptif tersebut meliputi isi dan struktur hukum, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hal yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu menguraikan isi penulisan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut 22 : BAB I : Pendahuluan. Dalam pendahuluan memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan umum tentang wasiat dan wasiat wajibah. Berisi tentang tinjauan umum tentang wasiat seperti pengertian wasiat, dasar hukum wasiat, hukum wasiat, syarat dan rukun wasiat, ha yang dapat membatalkan wasiat seperti batalnya wasiat dan cabutnya wasiat, serta latar belakang adanya wasiat wajibah. BAB III : Penetapan Pengadilan Agama Cikarang Nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr tentang anak beda agama yang mendapatkan harta peninggalan berdasarkan wasiat wajibah. Berisi tentang ruang lingkup Pengadilan Agama Cikarang dan Penetapan Pengadilan Agama Cikarang nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr. 22 Ibid, hal 225.

14 BAB IV : Analisis Penetapan Pengadilan Agama Cikarang Nomor 89/Pdt.P/2015/Pa.Ckr dalam tinjauan hukum Islam. Pada bab ini merupakan inti dari skripsi ini yaitu berisi tentang Analisis dasar hukum dalam Penetapan Pengadian Agama Cikarang nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr dan Analisis hukum Islam terhadap penetapan anak beda agama yang mendapatkan harta peninggalan berdasarkan wasiat wajibah. BAB V : Penutup. Berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.