BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AROFAH KALIWUNGU KENDAL. A. Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arofah.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI AROFAH KENDAL

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

A. Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Prima (Excellent Service) di. pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi calon tamutamu

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NURUL HUDA Gambaran Umum Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh;

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB III PROFIL DAN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AL-ANWAR REMBANG TAHUN 2015

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

STRATEGI REKRUTMEN CALON JAMA AH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AROFAH KALIWUNGU-KENDAL TAHUN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENGORGANISASIAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH DAN NAHDHATUL ULAMA KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KBIH AL-FATTAH DEMAK

BAB III STRATEGI REKRUTMEN CALON JAMA AH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AROFAH KALIWUNGU-KENDAL

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

BAB V APLIKASI, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB III GAMBARAN UMUM KBIH MULTAZAM DAN KBIH AL-THOYYIBAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KENDAL

BAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah perusahaan berskala besar maupun kecil baik profit maupun non

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN No. 9, 2016 TENTANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KBIH YAYASAN ASSALAMAH KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

ANALISIS DATA PADA SISKOHAT KANKEMENAG BANTUL SEBAGAI EVALUASI PELAYANAN KBIH

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB IV PEMBAHASAN. dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu. tujuan, karena dengan adanya strategi yang dibuat atau

BAB I PENDAHULUAN. (Fakultas Dakwah UIN Walisongo, 04 Februari 2012). Ibadah Haji bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PEDESAAN PADA KBIH AL-MADINAH BOJA

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengelola

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016

BUPATI BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan salah satu bagian dari rukun Islam yang. adalah mampu secara fisik (jasmani), rohani, ekonomi dan keamanan.

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DATA DAN STRATEGI REKRUTMEN PADA CALON JAMAAH HAJI SERTA FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATNYA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AROFAH KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2013-2014 A. Analisis Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arofah Kaliwungu Kendal Tahun 2013-2014. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan bimbingan ibadah haji (Depag RI, 2006: 90). KBIH merupakan lembaga/yayasan sosial islam dan pemerintah bergerak di bidang bimbingan manasik haji terhadap calon/jamaah haji baik selama dalam pembekalan di tanah air maupun pada saat pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi (Aziz, 2007: 17). Dalam setiap tahunnya, penyelenggaraan bimbingan ibadah haji tidak luput dari permasalahan-permasalan yang muncul. Baik itu dalam pelayanan maupun bimbingan ibadah haji. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan bimbingan ibadah haji, KBIH sangat membutuhkan manajemen untuk meningkatkan kualitas bimbingan. Menurut Syamsir Torang, manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan (2013: 165). 64

Aktivitas manajemen tidak luput dari beberapa unsur manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Sesuai dengan teori manajemen dari Terry yang mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain). (Terry, 1977: 4). Dengan kata lain, manajemen merupakan hal yang penting dalam menjalankan setiap organisasi, termasuk organisasi haji seperti KBIH. Dengan manajemen yang baik pada KBIH akan memberikan kemudahan bagi para calon jamaah haji yang akan menjalankan ibadah haji. Hal ini dapat penulis temukan ketika melakukan penelitian di KBIH Arofah, semua fungsi-fungsi manajemen pada KBIH Arofah berjalan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Seperti dalam penerapan fungsi pengorganisasian, masih ada pengurus yang kurang maksimal dalam pelaksanaan tugasnya. Berikut ini adalah analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam meningkatkan kualitas bimbingan pada kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Arofah Kaliwungu Kendal tahun 2013-2014. 1. Analisis Penerapan Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan yang pertama-tama harus dilaksanakan sebelum aktivitas lainnya dilakukan. Penerapan fungsi- 65

fungsi manajemen pada KBIH Arofah Kaliwungu Kendal sudah dilaksanakan meskipun terkadang ada yang tidak sesuai dengan perencanaan. Seperti jadwal manasik yang mundur dari perkiraan, pemotongan kuota jamaah membuat pengurus harus mengatur lagi tentang bimbingan pada jamaah, dan kesibukan para pengurus yang tidak bisa memberikan bimbingan manasik padahal sudah dijadwalkan. Perencanaan dalam KBIH Arofah merupakan awal dari penentuan program-program yang akan dilakukan KBIH Arofah, karena memang dalam perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Handoko, 2011: 78). Implementasi fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan. Dalam perencanaan KBIH Arofah Kaliwungu Kendal menentukan rencana-rencana yang akan dilakukan dalam setahun kedepan, KBIH Arofah melakukan perencanaan dalam segala kegiatannya dengan harapan segala kegiatan bisa terstruktur dan bisa terlaksana dengan baik. KBIH juga membuat perencanaan berdasarkan kebutuhan dan keadaan jamaah saat ini. Perencanaan KBIH Arofah meliputi perekrutan, pelayanan pendaftaran haji, pembimbingan di Tanah Air, di Tanah Suci, maupun setelah melaksanankan ibadah haji, dan pelayanan perlengkapan haji. Dalam perekrutan, pengurus KBIH melakukan berbagai cara, yaitu memasang iklan, menyebar brosur dan mendatangi bank yang digunakan untuk membayar biaya haji. Hal itu dilakukan untuk menarik jamaah agar 66

mengikuti bimbingan KBIH Arofah. Pelayanan pendaftaran haji oleh KBIH juga dilakukan dalam rangka membantu para calon jamaah haji ketika melakukan pendaftaran. Pengurus KBIH membantu mempersiapkan persyaratan pendaftaran, mengantar ke bank untuk membayar biaya haji, ke puskesmas, dan ke kantor Kementerian Agama untuk melakukan pendaftaran dengan entri data. Pelayanan pendaftaran ini dilakukan KBIH kepada calon jamaah agar mereka juga tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan yang diselenggarakan oleh KBIH, yaitu bimbingan manasik di Tanah Air, di Tanah Suci, dan bimbingan setelah pulang haji. Pembimbingan manasik dilaksanakan dua minggu sekali, manasik juga tidak hanya disampaikan lewat materi namun juga ada praktek yang dilaksanakan di alun-alun Kaliwungu, hal itu dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada para calon jamaah tentang tata cara haji. Pembimbingan KBIH sangat membantu para jamaah dalam memahami tata cara ibadah haji, karena dilihat banyak para calon jamaah yang belum memahami tata cara haji. Baik itu rukun, syarat maupun halhal lain yang terkait dengan ibadah haji. Padahal ibadah haji membutuhkan biaya yang besar dan harus sesuai dengan syariat. Tanpa kesesuaian dengan syariat, maka hajinya dianggap tidak sah dimata agama, hal ini yang mendasari KBIH Arofah dalam melakukan bimbingan bagi calon jamaah haji. Bimbingan manasik yang diadakan oleh kementrian agama tidak akan cukup bagi calon jamaah yang sama sekali belum paham dengan ibadah haji, sehingga bimbingan KBIH ini sangat 67

membantu para jamaah. Bimbingan yang diberikan saat pelaksanaan haji di Tanah Suci juga diberikan oleh KBIH. Pembimbing dari KBIH senantiasa mendampingi jamaah dalam ibadah haji, pembimbing selalu memandu dan memberikan pelayanan yang baik, sehingga para jamaah bisa menjalankan ibadah dengan tenang tanpa adanya kesalahankesalahan. Dengan harapan para jamaah KBIH bisa menjadi haji yang mabrur. Untuk menjaga kemabruran jamaah yang telah haji uga mendapat bimbingan dari KBIH. Para jamaah dikelompokkan setiap tahunnya untuk mengadakan pengajian sebagai wadah silaturrahim dan pemberian mauidhoh dari pembimbing KBIH. Selain pemahaman materi manasik, perlengkapan haji juga merupakan hal yang harus dipersiapkan oleh calon jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Oleh sebab itu dalam perencanaan KBIH Arofah salah satunya adalah pelayanan perlengkapan haji yang dikelola oleh koperasi Arofah. Perlengkapan ini disediakan oleh koperasi apabila para calon jamaah ingin berbelanja maupun memesan perlengkapan dan oleh-oleh haji seperti air zam-zam, sajadah, kurma dll. 2. Analisis Penerapan Pengorganisasian Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada dalam organisasi. KBIH Arofah juga melakukan pengorganisasian dengan membagi tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Karena, memang dengan mengorganisasikan (organizing) dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan 68

susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi (Manullang, 1983: 21). Pelaksanaan tugas dalam kepengurusan KBIH Arofah sudah diatur sesuai tugasnya. Ada beberapa bagian dalam KBIH Arofah yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Pembagian tersebut bertujuan untuk memaksimalkan kinerja dari pengurus agar tujuan organisasi dapat tercapai. Para pengurus yang mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik dapat berkesempatan menjadi pembimbing jamaah di Tanah suci. Selain itu, pemimpin KBIH Arofah juga akan memberikan teguran bagi para pengurus yang lalai dengan tanggung jawabnya. Hal itu dilakukan agar semua pengurus memahami akan tanggung jawabnya dalam kegiatan KBIH Arofah yang sudah direncanakan. KBIH Arofah selalu melakukan koordinasi kepada seluruh pengurusnya, masing-masing pengurus mempunyai tanggung jawab yang harus dijalankan dan dilaporkan kepada pimpinan. Menjadi seorang pengurus KBIH tidaklah mudah, pengurus harus mampu merekrut jamaah dan memahami tentang ibadah haji. Gaji yang diperoleh dari menjadi pengurus tidaklah setiap bulan, melainkan hanya setiap kegiatan. Namun, iming-iming menjadi pembimbing di Tanah Suci merupakan salah satu yang diinginkan semua pengurus KBIH. Kerjasama antar pengurus yang terjalin dengan baik, membuat pengurus menjadi semangat dan nyaman dalam melaksanakan tugas. Sikap demokratis dalam mengambil keputusan, juga merupakan kebudayaan yang ada di KBIH Arofah. Rapat yang dilaksanakan dilakukan dengan 69

jalan musyawarah tanpa mementingkan pribadi masing-masing. Semua pengurus bisa menyampaikan pendapat dan ikut andil dalam semua keputusan yang ada di KBIH Arofah. Misalnya dalam membimbing jamaah di Tanah Suci, seorang pembimbing yang mengalami permasalahan harus mengambil keputusan dengan tepat dan cepat, tidak perlu menunggu komando dari pengurus yang ada di Tanah Air. Karena bisa jadi para pengurus di Tanah Air tidak memahami secara keseluruhan masalah yang dihadapi karena tidak mengalami langsung. 3. Analisis Penerapan Penggerakan Setelah semua kegiatan direncanakan dan pembagian tugas dalam fungsi pengorganisasian, tidaklah akan terwujud tujuan organisasi apabila tidak ada realisasi. Fungsi manajemen yang ketiga setelah perencanaan dan pengorganisasian. Semua pengurus KBIH berusaha semaksimal mungkin mewujudkan apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan. Dalam penggerakan, semua yang telah direncanakan dijalankan oleh para pengurus yang sudah siap dengan tugas masing-masing yang telah disusun saat pengorganisasian. Setelah semua pengurus telah memiliki rencana dan siap untuk menjalankan, maka tugas pimpinan adalah memberikan pengarahan dan bimbingan agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien. Kegiatan pengarahan dan bimbingan diaplikasikan mulai dari perekrutan, idealnya semua pengurus KBIH ikut membantu melaksanakan perekrutan calon jamaah haji, namun dengan kesibukan masing-masing 70

pengurus yang berbeda-beda sehingga perekrutan tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Namun demikian, kegiatan perekrutan juga dijalankan meski tidak semua pengurus ikut andil. Selain itu, para jamaah yang pernah mengikuti bimbingan di KBIH Arofah juga ikut membantu menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk bergabung dengan KBIH Arofah. Dalam pelayanan pendaftaran haji KBIH juga selalu siap dalam membantu calon jamaah untuk mendaftar dan melengkapi persyaratan-persyaratan. pengurus mengantar calon jamaah untuk melakukan tes kesehatan di puskesmas, mengantar ke bank untuk membayar biaya haji, mengantar ke kantor kementrian agama untuk mendaftar. Bimbingan yang direncanakan oleh KBIH Arofah baik itu bimbingan di Tanah Air maupun di Tanah Suci, dan bimbingan setelah ibadah haji, sudah direalisasikan oleh KBIH Arofah dengan baik, meskipun dalam pelaksanaannya terkadang ada hambatan-hambatan yang dialami. Hambatan yang datang dari internal pengurus seperti tidak dapat menghadiri dan mendampingi ketika pelaksanaan manasik, pemateri harus diganti karena ada halangan, dan terkadang waktu manasik yang tidak tepat dengan jadwal yang direncanakan. Hambatan yang datang dari calon jamaah seperti intensitas kehadiran manasik, kadang jamaah datang terlambat ketika manasik, ketika manasik membawa anak kecil sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan menjadi berkurang dll. 71

Namun, dengan hambatan itu para pengurus tidak berhenti dalam melaksanakan kegiatan manasik. Kegiatan manasik selalu berjalan sesuai yang direncanakan meskipun dengan adanya hambatan. Selain dari pemahaman manasik, para jamaah juga harus mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa saat menjalankan ibadah haji. Karena perlengkapan haji merupakan bagian penunjang dalam proses ibadah haji, Pengurus KBIH Arofah dalam seksi usaha juga menjalankan kegiatannya dalam pelayanan perlengkapan haji yang dikelola dalam bentuk koperasi Arofah. Semua kegiatan yang telah terlaksana dengan baik tidak luput dari penjalinan komunikasi yang baik antar pengurus, penciptaan dan pengembangan komunikasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu faktor pendukung dalam manajemen organisasi yaitu penggerakan. 4. Analisis Penerapan Pengawasan Setelah ketiga fungsi manajemen telah dilaksanakan maka penilaian dan koreksi sangat diperlukan dalam aktivitas pengawasan (controlling) (Torang, 2013: 170). Semua fungsi manajemen yang telah dilaksanakan tidak akan efektif tanpa adanya pengawasan. Setelah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan, proses selanjutnya adalah pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan 72

semula (Manullang, 1983: 24). Dengan fungsi pengawasan ini semua yang telah dilaksanakan bisa diketahui kekurangan dan kelebihannya. KBIH Arofah juga melakukan evaluasi dalam setiap kegiatannya, pengawasan yang dilakukan oleh KBIH Arofah bertujuan untuk mengukur apa yang dihasilkan dengan apa yang direncanakan. Rapat evaluasi dilakukan tiga kali, yang pertama setelah perekrutan, kedua setelah manasik, dan yang ketiga setelah pulang dari Tanah Suci. Langkah pertama dalam pengawasan yaitu rapat evaluasi yang pertama dilakukan dengan menetapkan standar pencapaian tujuan untuk mengkoreksi hasil yang telah dicapai dalam perekrutan. Yang kedua yaitu mengukur kinerja yaitu mengevaluasi hasil dari perekrutan dan pemberian materi manasik dan pertanggung jawaban dari semua pengurus dalam satu tahun pelayanan ibadah haji oleh KBIH. Evaluasi dilakukan melalui rapat pengurus yang membahas kinerja yang telah dicapai dengan rencana pencapaian tujuan. Untuk kegiatan manasik, evaluasi dilakukan dengan wawancara dan tanya jawab kepada para jamaah KBIH untuk mengukur seberapa paham jamaah dengan materi yang disampaikan saat pelaksanaan manasik, dan menjadi evaluasi bagi pengurus dalam keberhasilan penyampaian bimbingan manasik haji. Dengan semua evaluai yang dilakukan, KBIH Arofah dapat mengetahui keberhasilan yang dicapai, sebagai bahan acuan kinerja yang akan datang. Selain itu, KBIH dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan supaya tidak terjadi lagi ditahun yang akan datang. 73

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arofah Kaliwungu Kendal Tahun 2013-2014. Setiap organisasi berusaha untuk memaksimalkan kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Termasuk organisasi haji seperti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. KBIH Arofah menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk meningkatkan kualitas bimbingan. Dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji, terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor itu dapat dilihat dari internal dan eksternal KBIH. faktor pendukung bisa berasal dari internal KBIH dan bisa juga dari eksternal KBIH, begitu juga dengan faktor penghambat. Adapun analisis faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kualitas bimbingan pada KBIH Arofah adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)) a. Kekuatan (strengths) 1) Telah memiliki izin operasional dari kementrian agama. Kelompok Bimingan Ibadah Haji keberadaannya harus mendapat izin operasional dari Kantor Kementrian Agama. KBIH Arofah tercatat dalam akte Notaris No. 15 Tanggal 15 April 1997, dan telah mendapatkan ijin operasional dari Kakanwil Depag. Propinsi Jawa Tengah dengan surat keputusan Nomer: WK/4- a/h.j..02/4569/1998. Dan masih melaksanakan kegiatan yang 74

terkait bimbingan ibadah haji sampai saat ini (Dokumentasi KBIH Arofah). 2) KBIH yang pertama berdiri di Kabupaten Kendal. Banyak jamaah yang telah pernah bergabung dengan KBIH Arofah dan telah mengenal KBIH Arofah, hal itu dikarenakan KBIH Arofah merupakan KBIH tertua di Kabupaten Kendal dan masih eksis sampai saat ini, KBIH yang ada di Kabupaten Kendal yaitu : a) KBIH Arofah di kecamatan Kaliwungu, tahun 1987 b) KBIH Ar-Rahmah Muhammadiyah di kecamatan Weleri, tahun 2002 c) KBIH Al-Madinah di kecamatan Boja, tahun 2003 d) KBIH Al-Barokah di kecamatan Kaliwungu, tahun 2003 e) KBIH Raudlatul Jannah di kecamatan Kaliwungu, tahun 2004 f) KBIH NU Makkah Madinah di kecamatan Weleri, tahun 2004 g) KBIH Muslimat NU di kecamatan Cepiring, tahun 2004 h) KBIH Al-Thoyyibah di kecamatan Gemuh, tahun 2005 i) KBIH A.3 Mandiri di kecamatan Patebon, tahun 2005 j) KBIH Ni daul Islam di kecamatan weleri, tahun 2013 (Dokumentasi Kementrian Agama Kabupaten Kendal 04/04/2014). 75

3) Sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu persyaratan KBIH dalam memperoleh izin operasional adalah memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang seluruh kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh KBIH. Sarana dan prasarana yang dimiliki KBIH Arofah yaitu Kantor kesekretariatan KBIH Arofah berada di yayasan Arofah Jl. Pungkuran Kaliwungu Kendal. ± 20 meter dari alun-alun kota kaliwungu. Dan beberapa alat peraga yang digunakan untuk kegiatan manasik, seperti miniatur ka bah dan gambar peraga yang lain untuk menjelaskan materi manasik. Selain itu juga tersedia komputer, proyektor dan Sound System (Dokumentasi KBIH Arofah). 4) Pembimbing ibadah haji yang ahli Menjadi pembimbing haruslah menguasai segala hal tentang haji, pembimbing KBIH Arofah juga mengikuti pelatihan pembimbing KBIH salah satunya yaitu bapak H. Moh. Najib Fauzan. Semua pembimbing di KBIH Arofah sudah sangat memahami tentang haji meskipun tidak semua pembimbing telah mengikuti pelatihan pembimbingan sebagai pembimbing ibadah haji. Semua pembimbing siap mendampingi para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dengan harapan dapat menjadi haji yang mabrur. 76

5) Memiliki tenaga yang ahli. Pengurus KBIH Arofah selain berpengalaman dalam ibadah haji juga berpengalaman dalam bidang lain, dan telah menempuh pendidikan sarjana. Terbukti dari beberapa pengurus KBIH, ada yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat profinsi Jawa Tengah yaitu KH. Syamsul Ma arif, SH. M.H, dan H. Moh. Mustamsikin, menjadi wakil bupati Kendal. Selain itu, pengurus KBIH juga mengikuti pelatihan pembimbing ibadah haji yang diselenggarakan pemerintah (wawancara dengan Hj. Asniah, pengurus KBIH Arofah, 28/02/2014). b. Kelemahan (weaknesses) 1) Tenaga yang kurang profesional. Kelemahan yang ada di KBIH yaitu para pengurus yang sibuk dengan kegiatan lain dan tidak profesional. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pengurus maupun pembimbing kadang tidak sesuai yang ditetapkan, H. Moh. Mustamsikin, yang menjadi sekretaris KBIH Arofah harus dibantu dengan pengurus lain dalam administrasi karena kesibukan beliau dalam menjadi wakil bupati. 2) Belum mantabnya pola perencanaan. Pola perencanaan yang telah ditetapkan di awal terkadang berubah, misalnya perubahan jadwal bimbingan manasik yang direncanakan dimulai dari pukul 09.00 WIB, tetapi dimulai pada 77

pukul 10.00 WIB dan para jamaah banyak yang datang terlambat. Selain itu, perubahan jadwal pembimbing juga terjadi ketika pelaksanaan manasik. 3) Kepercayaan masyarakat mulai menurun. Perkembangan jumlah jamaah KBIH yang naik turun yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya disebabkan karena banyak persaingan dan kurang maksimalnya perekrutan yang dilakukan KBIH Arofah sehingga masyarakat memilih KBIH lain. Selain itu, masyarakat sekarang juga sudah pandai dalam memilih KBIH sesuai dengan keyakinan masing-masing. 2. Faktor eksternal (peluang (opportunities) dan ancaman (treats)) a. Peluang (opportunities) 1) Terbentuknya kesempatan untuk meningkatkan kualitas. Semua KBIH selalu meningkatkan pelayanan ibadah haji setiap tahunnya menjadikan KBIH Arofah harus selalu meningkatkan kualitas terutama dalam bimbingan ibadah haji, karena mengingat persaingan antar KBIH setiap tahun yang semakin ketat. 2) Hubungan dengan lembaga lain. Kerjasama dengan pihak lain dalam melaksanakan bimbingan, terutama dengan dengan lembaga kesehatan yaitu para dokter yang memberikan informasi kesehatan bagi calon jamaah 78

haji. Selain itu, para pengurus KBIH Arofah selalu berkomunikasi dengan kementrian agama kabupaten Kendal khususnya sie. haji dan umroh, sehingga informasi yang berkaitan dengan ibadah haji bisa mudah didapatkan dan langsung bisa disampaikan kepada para jamaah KBIH (wawancara dengan H. Najib Fauzan, pengurus KBIH Arofah, 06/04/2014). b. Ancaman (treats) 1) Munculnya pesaing baru. Jumlah KBIH di Kabupaten Kendal semakin banyak, telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya yaitu sampai saat ini ada 10 KBIH yang telah mendapatkan izin operasional dari Kementrian Agama Kabupaten Kendal. Hal itu membuat persaingan antar KBIH semakin banyak. 2) Berkurangnya jumlah jama ah. Banyaknya KBIH yang ada di kabupaten Kendal dan persaingan semakin ketat membuat masyarakat lebih pandai dalam memilih KBIH. Perekrutan yang dilakukan setiap tahunnya tidak cukup menarik banyak jamaah untuk ikut bergabung dengan KBIH Arofah. Perkembangan jumlah jamaah KBIH Arofah dari tahun ke tahun mengalami naik turun, terlihat dalam tabel di bawah ini : 79

Tabel 5. Perkembangan jumlah jamaah KBIH Arofah. Tahun Jumlah 2011 98 2012 90 2013 68 2014 102 (Dokumentasi KBIH Arofah) 3) Waiting list yang lama. Jumlah masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah haji semakin bertambah setiap tahunnya, hal itu membuat waktu tunggu bagi calon jamaah haji semakin lama. Keadaan tersebut membuat para pengurus KBIH kesulitan dalam melakukan perekrutan, dikarenakan banyak calon jamaah haji yang memilih mengikuti KBIH ketika akan berangkat haji, bukan pada saat mendaftar haji. 80