PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GENERASI MUDA GANTING (GMG) KELOMPOK UMUR-15 KOTA PADANG PANJANG JURNAL

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014 KEMAMPUAN DAYA TAHAN ANAEROBIK DAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN HOKI PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

Transkripsi:

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: SURIANI SARI J 110 050 009 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI JURUSAN FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga merupakan gerak tubuh yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). Olahraga terdiri atas rangakain-rangkain gerakan yang melibatkan kerjasama dari sistem tubuh. Kapasitas gerak merupakan elemen dari kesehatan tubuh yang kemudian berintergrasi dan teroganisasi dengan fungsi tubuh. Gerak pada tubuh selalu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang sangat mempengaruhi dari gerak dan fungsi tubuh adalah faktor internal yakni usia dan faktor eksternal yakni trauma (Cott et al, 1995). Sepanjang daur kehidupan, manusia selalu melakukan gerak yang bertujuan untuk mempertahan kan hidup dan melindungi diri. Kapsitas gerak dan individu manusia termasuk salah satu objek forma dari fisioterapi karena ruang lingkup dari fisioterapi terdiri atas ruang lingkup peran fisioterapi terdiri atas manusia sebagai individu. Fisioterapi memiliki tanggung jawab atas proses pemeliharaan gerak yang berhubungan dengan peningkatan fungsional manusia (Cott et al, 1995). Mengingat olahraga banyak melibatkan gerak tubuh yang dilakukan lakukan oleh manusia maka dibutukan peran fisioterapi pada bidang olahraga. Fisioterapi pada olahraga termasuk pada peran fisioterapi pada orang yang sehat. Peran fisioterapi pada objek yang sehat mempunyai tujuan untuk promosi, 1 ii

prevensi serta optimalisasi karena pada bidang olahraga gerak memiliki peran utama. Peran fisioterapi olahraga yang bersifat promotif antara lain antara lain dengan memperkenalkan gaya hidup sehat dengan program latihan yang sesuai dengan evidence based serta pengruhnya terhadap tubuh (Andrew, 2005). Pevensi pada fisioterapi olahraga adalah dengan penanganan dan pencegahan terhadap gerakan-gerakan yang potensial untuk menimbulkan cidera pada atlit (Bulley,2005) Peran fisioterapai yang sangat penting adalah optimalisasi. Pada peran optimalisasi, para atlit dengan kebugaran yang tingai menjadi objek dari fisioterapi olahraga. Peran fisioterpi mengoptimalkan performance para atlit. Dengan meningkatnya performance para atlit maka akan mengarah pada peningkatan prestasi sebagai goal akhir. Proses peningkatan performance berhubungan dengan pemeliharaan. Dalam proses pemeliharaan fisioterapi olahraga dapat memberikan bentuk-bentuk latihan serta mengidentifikasi masalahmasalah yang timbul selama proses pemeliharaan berlangsung. Proses identifikasi masalah akan dihubungan dengan kemampuan dasar dan disiplin ilmu fisioterapi. Banyak cabang olahraga yang dapat dilakukan manusia untuk mencapai kebugaran dan kesehatan tubuh diantaranya sepak bola, bola basket, futsal, lari jarak jauh, bersepeda dan sebagainya. Dari berbagai macam jenis olahraga terdapat persaman pada olahraga futsal dan sepak bola. Untuk segi permainan tidak jauh berbeda dengan sepakbola yang terdiri dari dua tim, menggunakan kaki sebagai alat pertandingannya, ada wasit sebagai pengatur pertandingannya dan kartu bagi yang melakukan pelanggaran, sepakbola dan futsal adalah aktvitas iii

jasmani atau latihan fisik yang di dalamnya terdapat gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakan dan menangkap bola bagi penjaga gawang, sedangkan dilihat dari segi perbedaaanya dapat dilihat dari tabel diawah ini : Table 1.1 Perbedaan sepak bola dengan futsal Perbedaan Sepak boal futsal Jumlah pemain 11 orang 5 orang Lapangan P=110 meter L=90meter P= 25 meter L= 15 meter Pergantian pemain 3 kali Tidak terbatas Lama permainan 2 X 45 menit 2 X 20 menit Istirahat 15 menit maksimal 10 menit maksimal Kontak badan Diperbolehkan Tidak diperbolehkan Of side Ada Tidak ada Gool kick Pakai tendang Pakai lempar Time Out Tidak ada 1 X perbabak Eksekusi Menunggu peluit 4 detik maksimal Pelanggaran Tidak terbatas 5 kali Kartu merah pemain Tidak dapat digantikan Dapat digantikan setelah 2 menit (Bram, 2009) Semua gerakan yang diperlukan dalam permainan sepak bola dan futsal tidak hanya memerlukan ketangkasan, keahlian, tetapi juga daya tahan yang merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan permainan yang pada iv

akhirnya akan meningkatkan prestasi atlit tersebut. Prestasi atlit yang baik membutuhkan kondisi yang baik pula sehingga dibutuhkan latihan fisik yang teratur. Latihan fisik sebaiknya sudah dimulai sejak usia muda, sehingga penurunan kondisi fisik dapat diperlambat. Untuk meningkatkan kondisi fisik biasanya pelatih memberikan latihan yang didalamnya mengandung beberapa aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik yang terdiri dari tes kelenturan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan kekuatan dimana latihan-latihan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan kondisi tiap pemai, karena tanpa fisik yang bagus seorang pemain tidak akan dapat mengembangkan permainannya. Pelatih akan mengadakan evaluasi apakah latihan yang diberikan berhasil atau tidak didalam meningkatkan kondisi fisik para pemainnya. Evaluasi itu biasanya berupa uji coba dengan cara bertanding atau bermain, karena dengan cara tersebut pelatih dapat mengetahui tingkat kondisi fisik para pemainnya. Menurut Soekatamsi (2008), bibit atlit yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlit. Salah satu aspek pembinaan yang biasa diterapkan pada atlit sepak bola maupun futsal adalah pembinaan fisik (kesegaran jasmani). Kesegaran jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melaksanakan kegiatan atau kerja yang memerlukan kekuatan, koordinasi, keterampilan dan daya tahan dengan efisien sehingga tidak mengakibatkan kelelahan yang berarti (Munandar, 1999). Kesegaran jasmani sangat erat hubungannya dengan daya tahan tubuh. Menurut Kovacs (2003), daya tahan tubuh membutuhkan ratusan kontraksi otot sub v

maksimal pada satu periode waktu. Adanya daya tahan tubuh yang baik maka akan tercipta kondisi kardiovaskuler yang baik. Daya tahan pada banyak kegiatan seperti sepak bola, bola basket, lari jarak jauh dan sebagainya, dibatasi oleh sistem serkulasi (jantung, pembuh darah, dan darah) dan sistem respirasi (paru) untuk menyampaikan oksigen ke otot yang sedang berkerja dan mengangkut limbah otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikata gorikan sebagai daya tahan kardiorespirasi, daya tahan kardovaskuler, atau daya tahan aerobik. Daya tahan juga tidak lepas dari faktor makanan. Karena bahan makanan diperlukan tubuh untuk sumber energi, pembangun sel-sel tubuh, komponen katalisator dan metabolisme. Dalam hal ini meningkatkan daya tahan aerobik atau endurance dikenal pula prinsip penambahan beban latihan atau overload principle yang dalam hal ini terdiri dari: 1) Intensitas; 2) Frekwensi; 3) Lama program latihan yang dilakukan (Sajoto,1988). Menurut Robergs dan Robert (1997), untuk meningkatkan daya tahan dibutuhkan latihan-latihan yang meningkatkan daya tahan jantung-paru serta daya tahan jantung-pembuluh darah, karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 0%-10% peningkatan daya tahan dipengaruhi oleh proses adaptasi kardiovaskuler dan transfer kardiorespirasi. Sehingga peningkatan daya tahan akan memberikan hasil yang signifikan dengan cara meningkatkan kerja sistem kardiovaskuler dan kardiorespirasi melalui progran latihan yang berinterval dan continue (terus-menerus). Faktor-faktor utama yang membatasi bentuk sebagian besar bentuk latihan yang bersifat aerobik adalah kapasitas jantung, paru dan sirkulasi untuk vi

menyampikan oksigen ke otot yang sedang berkerja (aktif). Pelatih yang ingin mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan olahraga yang bersifat aerobik harus memiliki kemampuan maksimal fungsi paru-jantung merupakan penilaian yang terbaik untuk mengukur konsumsi oksigen. Konsumsi oksigen maksimal disingkat dengan VO2 maks, artinya VO2 maks menunjukan volume maksimal yang di konsumsi. Ditinjau dari kesehatan olahraga VO 2 maksimum merupakan indikator suatu kesegaran jasmani dan kapasitas fisik seseorang. VO 2 maksimum merupakan jumlah rata-rata oksigen maksimal yang dapat dikonsumsi oleh tubuh selama melakukan aktifitas fisik dan bernafas pada kerapatan oksigen normal sehingga semakin tinggi VO 2 maksimum maka semakin tinggi pula tingkat ketahanan dan adaptasi seseorang terhadap suatu aktifitas fisik (Seiler, 1996). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lana (1990) didapat perbedaan yang signifikan VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan fusal. Rendahnya kadar VO 2 maksimum menjadi salah satu sebab kegagalan akibat buruknya fisik dan ketahanan di lapangan yang menjadikan prestasi atlit sepak bola dan futsal terpuruk pada kompetisi. Hampir di setiap kekalahan, atlit sepak bola dan futsal selalu beranggapan bahwa tim mereka kalah stamina dibandingkan dengan lawan-lawannya. Untuk itu diberikanlah latihan-latihan penunjang yang dapat meningkatkan serta melibatkan sistem kardiovaskuler dan kardiorespirasi yang baik. Dalam hal ini organ jantung dan paru mensuplai oksigen (O 2 ) keseluruh otot dan mengirimkan karbondioksida (CO 2 ) kembali ke paru, sehingga hal ini pula yang menentukan jumlah komsumsi oksigen maksimal vii

atau VO 2 maksimum (Rafort, 2005). Salah satu cara untuk mengetahui nilai VO 2 maksimum adalah dengan test balke yaitu dengan lari 15 menit. Lari juga termasuk dalam latihan aerobik berinterval panjang dimana mampu meningkatkan VO 2 maksimum yang lebih besar (Mc.Ardle et al, 1991). Melihat besarnya peran fisioterapi dalam bidang olahraga khususnya pada peran optimalisasi untuk meningkatkan prestasi atlit, dan melihat pentingnya oalahraga sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia dan penting bagi kesehatan tubuh. Berdasar kan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. B. Identifikasi Masalah Ditinjau dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang akan diidentifikasi adalah kapasitas VO 2 maks pada cabang olah raga sepak bola dan futsal. Aktifitas fisik aerobik akan mempunyai efek apabila memenuhi kecukupan frekuensi, intensitas, durasi dan bentuk latihan. Bila proses latihan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, maka akan terjadi proses adaptasi dari organ tubuh terutama sistem kardiopulmonal, sehingga terjadi peningkatan daya tahan tubuh kapasitas aerobik serta tercapainya kebugaran sistem kardiopulmonari (Horne, 2004). VO 2 maks sangat dibutuhkan oleh pemain sepakbola dan futsal, karena VO 2 maks dapat meningkatkan penampilan para pemain sepakbola dan futsal, dengan kata lain olahraga sepakbola dan futsal merupakan olahraga yang viii

membutuhkan suplai oksigen yang besar untuk menjadi sumber energi dan pembentukan Adenosin Tri Phosfat (ATP) sebagai energi pula. Dengan VO 2 maksimum yang bagus maka para pemain sepakbola dan futsal tidak akan cepat mengalami kelelahan sebelum pertandingan selesai. C. Pembatasan Masalah Penulisan ini penulis membatasi pada perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta D. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada Perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta? E. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui Perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Iptek Mendapatkan gambaran secara teoritis tentang perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. ix

2. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman mengenai cara dan proses berfikir ilmiah serta praktis sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan serta menambah pengetahuan tentang perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Bagi Institusi Memberi tambahan informasi tentang perbedaan nilai kapasitas VO 2 maks pada atlit sepak bola dengan futsal di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4. Bagi Atlit dan masyarakat Memberikan gambaran tentang alternatif bentuk latihan yang dapat diberikan oleh seorang fisioterapais pada seorang atlit dalam rangka untuk meningkatkan daya tahan otot dan daya tahan tubuh. x