BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Bank BTN menyalurkan FLPP ini melalui dua produk, yakni KPR BTN Sejahtera Tapak (untuk pembelian rumah tapak/landed house) dan KPR BTN Sejahtera Susun (untuk pembelian rumah susun). Produk ini ditujukan bagi MBR yang memenuhi kriteria, yaitu Untuk pembelian rumah pertama, Belum pernah menerima subsidi, Memiliki NPWP dan SPT/Surat Pernyataan Penghasilan; dan, Memiliki penghasilan pokok maksimal Rp3,5 juta/bulan untuk KPR BTN Sejahtera Tapak dan Rp5,5 juta per bulan untuk KPR BTN Sejahtera Susun. Pemberian KPR Dengan Ketentuan Dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP bank BTN adalah Agunan Sertipikat dan IMB atas nama penjual, Maksimal Kredit 90% dari taksasi agunan, Jangka waktu maksimal 20 Tahun, Pemohon belum punya rumah, Pemohon belum pernah mendapatkan subsidi perumahan, Mempunyai NPWP, Harga jual rumah maksimal Rp. 88.000.000. Prosedur KPR FLPP mulai dari prosedur administrasi yaitu pengumpulan berkas berkas seusuai dengan persyaratan dan ketentuan yang sudah ada, wawancara yaitu dengan melontarkan berbagai pertanyaan seputar kehidupan, perkerjaan, penghasilan, tanggungan, kemampuan membayar dll 113
sebagai langkah awal lolos atau tidaknya kredit, selanjutnya adalah BI Checking dengan mengecek apakah sebelumnya pihak debitur telah memiliki tanggungan di bank lain dan bagaimana rapor debitur sebelumnya, On the Spot yaitu kunjungan ketempat tinggal maupun ketempat kerja guna mencocokkan kenyataan dengan berkas berkas yang dikumpulkan, Komisi Pemutus Kredit adalah dewan yang bertindak menilai dari kredit tersebut dan memutuskan apakah kredit dapat diberikan ataupun tidak, SP3K surat penegasan pemberian pembiayaan kredit sebagai tanda bahwa kredit tersebut lolos dan bank bersedia untuk membiayai, Taksasi Agunan adalah pengecekan kembali rumah yang akan dibeli apakan sesuai atau tidak penilaian meliputi harga jual rumah tersebut apakan sesuai dengan kesepakatan bank atau tidak, Realisasi Kredit dilakukan setelah rumah itu jadi yaitu dengan melakukan Akad yaitu penandatanganan akta akta notariel contohnya akta jual beli, langkah terakhir adalah Pengarsipan yaitu mengarsipkan data data kredit nasabah sengan rapi agas bila suatu saat nanti dibutuhkan bisa dengan mudah dicari dan ditemukan, untuk Pembayaran Angsuran ada 3 motode yang biasanya digunakan yaitu mengansur perbulan sesuai dengan kesepakatan selama jangka waktu kredit, pelunasan setengah setengah dan pelunasan total sebelum jangka waktu kredit. Yang terakhir yaitu apabila kredit tersebut telah selesai maka langkah selanjutnya yaitu pengembalian Jaminan. Bank Tabungan Negara dalam memberikan kredit selalu dengan metode berhitungan bunga anuitas, karena metode bunga anuitas sangatlah cocok dalam pemberian kredit jangka panjang. Metode bunga anuitas angsuran 114
bunga dihitung dari sisa pokok kredit tersebut, meskipun jumlah angsuran (pokok+bunga) yang dibayarkan setiap bulannya sama tetapi komposisi dari pembayarannya berbeda. bunga yang dibayarkan setiap bulan akan semakin menurun. Sedangkan angsuran pokok yang dibayarkan yaitu angsuran (pokok+bunga) angsuran bunga, angsuran pokok yang dibayarkan setiap bulannya semakin bertambah. Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCP Sukoharjo pada Oktober Desember 2010 25 Debitur Rp 1.397.400.000 mengalami peningkatan 88% pada Tahun 2011 yaitu 234 Debitur Rp 10.714.500. pada tahun 2012 19 Debitur Rp 1.098.000.000 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu 91% dari tahun sebelumnya dikarenakan pada Tahun 2012 Pemerintah merubah kebijakan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP. Pada Tahun 2013 bank kembali mengalami peningkatan 64% meskipun tidak sebesar tahun 2010 dan 2011 tapi peningkatan ini cukup membanggakan yaitu dapat membiayai KPR FLPP sebesar Rp 3.094.000,- 185 Debitur. Dan Pada Januari Maret 2014 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCP Sukoharjo telah Membiayai 19 Debitur yaitu dengan total Rp 1.291.890.000. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Karena pada dasarnya kelebihan dan kelemahan itu wajar adanya. Tergantung bagaimana pihak yang terkait mensikapi kelebihan dan kelemahan tersebut karena pandangan orang itu berbeda beda. Beberapa contoh tentang Kelebihan KPR Sejahtera FLPP adalah Suku bunga nya 115
ringan karena disubsidi oleh pemerintah, ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yaitu <Rp 3.500.000 baik berpenghasilan tetap misal PNS atau Pegawai Swasta dan berpenghasilan tidak tetap yaitu Wirausaha, rumah langsung bisa ditempati dan lain sebagainya. Sedangkan beberapa contoh Kelemahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP adalah tidak semua kredit dapat diberikan oleh bank meskipun sudah membayar DP, Adanya developer nakal meskipun banyak juga developer yang jujur, kredit jangka panjang memiliki risiko yang cukup besar terutama untuk debitur berpenghasilan tidak tetap. Begitu pula dengan & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. kelebihan dan kekurangan (KPR) Sejahtera FLPP & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum. Pada dasarnya kelebihan dan kekurangan itu wajar adanya. Tergantung bagaimana pihak yang terkait mensikapi kelebihan dan kelemahan tersebut karena pandangan orang itu berbeda beda. 4.2 SARAN Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang selama ini telah ditetapkan oleh kementrian Perumahan Rakyat yaitu Dari FLPP 2010 Hingga FLPP 2012 Sudah sangat baik diterapkan di masyarakat. Hanya saja masih ada kekurangan kekurangannya. Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu: a. Pemerintah harus lebih teliti dalam mengawasi developer developer perumahan. Karena tidak sedikit dari mereka yang melakukan kecurangan meskipun banyak dari mereka yang jujur. Sanksi sanksi 116
untuk developer nakal harus lebih ditegaskan lagi agar developer tersebut jera dan tidak mengulanginya lagi. b. Harapan kedepan tentang KPR Sejahtera berdasarkan hasil wawancara, nasabah berharap agar KPR Sejahtera FLPP tetap ada dan suku bunganya tetap ringan. Oleh karena itu pemerintah harus peka dengan masyarakat terutamanya berpenghasilan rendah, apabila terpaksanya harus merubah kebijakan KPR Sejahtera FLPP lagi semoga kebijakan tersebut nantinya tidak memberatkan nasabah. c. Berdasarkan hasil wawancara dengan nasabah BTN sukoharjo dalam pembiayaan kredit pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP sudah baik. Pelayanan untuk kedepannya lebih diperbaiki lagi agar bank dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah. d. Baik dari pemerintah, perbankan maupun pihak developer lebih meingkatkan penyampaian informasi yang ada. Agar informasi tentang perumahan subsidi tersebut dapat terinformasikan kepada manyarakat dengan baik. Dengan begitu pula penjualan rumah akan meningkat dan dapat mensejahterakan masyarakat berpenghasilan Rendah. e. Untuk peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk memperbarui data data perkembangan kredit tahun selanjutnya, memperbarui ketentuan tentang KPR FLPP apabila nantinya kebijakan diubah kembali. Metode penulisan yang penulis gunakan yaitu metode kualitatif dimana hanya dengan wawancara dan studi pustaka, saran untuk penulis selanjutnya dapat melakukan wawancara dengan nasabah dan pihak bank agar informasi dapat dibandingkan antara kedua pihak tersebut. 117