(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU GEOTEKNIK TANAH RESIDU TROPIK DAN VULKANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. stabilitas lereng. Analisis ini sering dijumpai pada perancangan-perancangan

BAYU TEGUH ARIANTO NIM : D NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

Kapasitas Dukung dari Hasil Pengujian 2.8. Pengujian Di Laboratorium... 86

Estimasi Odds Ratio Model-1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Pada ujung bawah kaki timbunan terlihat kelongsoran material disposal yang menutup pesawahan penduduk seperti terlihat pada Gambar III.27.

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK (GEOTECHNICAL INVESTIGATION)

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

BAB 3 METODOLOGI. mencari data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

Kasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak

BAB III KRITERIA DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

Research Roadmap on Sustainable Pavement Technology

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BABI PENDAHULUAN. Pada masa Pembangunan Jangka Panjang Tahap II ini, Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

PERKUATAN TALUD BATU KALI DENGAN METODE GROUTING SEMEN PADA TANAH TIMBUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III KOMPILASI DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT VARIASI TINGGI MUKA AIR TANAH (LOKASI DESA KEMUNING KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR)

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KETIDAKSTABILAN TIMBUNAN OPRIT JEMBATAN AKIBAT DAMPAK PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN POLA ALIRAN SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran. rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB III DATA PERENCANAAN

PERBAIKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau


BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

Transkripsi:

GEOTEKNIK FORENSIK (FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 Dr.Eng. Agus S. Muntohar 1 Kasus Keruntuhan Struktur PROYEK KOMPLEK OLAH RAGA HAMBALANG 2

Proyek Hambalang 3 Beberapa kondisi 4

Lokasi Proyek Hambalang 5 Lokasi Proyek Hambalang 6

Geologi Proyek Hambalang 7 Diskusi Pakar Kelongsoran yg terjadi. sekalipun kelongsoran yg melalui lapisan weathered clay shale bersifat lokal, dengan skala agak besar. Kedalaman maksimum fresh clay shale dari muka tanah 9-10m. Jadi bidang gelincir berada diatas dari kedalaman itu. Pada waktu terjadi kelongsoran yg meruntuhkan power house (tiang bor patah), kelongsoran hanya terlokalisasi sekitar gedung, termasuk merusak rigid pavement sekitar gedung. Pada proyek ini banyak lereng yang dibuat curam dengan lokasi yg berjarak dekat dengan gedung dengan alasan aesthetica. Sekalipun ada perkuatan geotextile, menyebabkan potensi longsor menjadi besar. Keruntuhan lereng-lereng ini menyebabkan sebagian tiang fondasi terbuka (exposed), sekalipun tidak sampai membuat gedung runtuh. Kondisi lereng curam juga membatasi working space jika ingin memperbaiki geotextile wall yg runtuh. Penggunaan flexible retaining system utk mengamankan lereng curam yg dekat dengan building adalah kurang tepat. 8

What is Shale? Ukuran partikelnya halus (fine-grained) yang berasal dari pemadatan lanau (silt) dan mineral ukuran-lempung (clay-size mineral). Sering disebut dengan LUMPUR ("mud".) Masuk kategori Batuan endapan sebagai batu-lanau ("mudstones ). Ciri dasar Shale: rapuh ("Fissile ) --- mudah dipisahkan sepanjang bidang lapisan --- dan berlapis-lapis ("Laminated ). 9 Pengantar Geoteknik Forensik 10

GEOTEKNIK FORENSIK MATERI DAPAT DIUNDUH PADA: http://civil.iisc.ernet.in/~gls/courses_files/ FORENSIC%20GEOTECHNICAL%20EN GINEERING.pdf 11 Forensik dalam Geoteknik Analisis forensik dalam geoteknik meliput penyelidikan secara ilmiah (scientific) dan norma hukum (legalistic) dan pengambilan kesimpulan untuk menemukan penyebab termasuk pula proses runtuhnya (distress) suatu struktur sebagai akibat dari kejadian geoteknik. (Rao (2009). Efektifitas dan Ekonomis dengan peninjauan kembali secara cermat atas pemasangan struktur penguat/penahan. 12

Forensik dalam Geoteknik Penijauan kembali dilakukan pada: prosedur standar dalam pengujian, analisis, perencanaan, dan konstruksi. pemilihan parameter pengujian dan asumsi perencanaan. Dibuktikan di depan hukum 13 Lingkup Forensik Geoteknik Penyelidikan Wajib: i. Survei dan pengumpulan dokumen ii. Pengamatan rinci semua dokumen perencanaan termasuk pemilihan kriterianya iii. Kajiulang hasil penyelidikan geoteknik asal, analisis, dan pemilihan parameter iv. Kaji laporan konstruksi lapangan v. Wawancara orang orang yang terlibat dalam pererncaaan, perancangan, kostruksi dan pengawasan, dll. Penyelidikan Tambahan: i. Penyelidikan tambahan (geoteknik dll) ii. Pengujian khusus iii. Pengujian tak-merusak (nondestructive testing) pada elemen struktur Analisis dan evaluasi semua data: i. Riwayat keruntuhan ii. Penyebab keruntuhan iii. Identifikasi kelemahan dalam penyelidikan dan analisis awal 14

Jenis Kerusakan Struktur KerusakanYang Tampak Penyebab Gedung dan Jembatan Retak (crack) Struktural Geoteknik: penurunan, pengembangan, gaya angkat, getaran Miring (tilt) Runtuh (collapse) Penurunan tidak merata Gempa Kelebihan beban Erosi tanah Beban berulang, siklik 15 Jenis Kerusakan (2) Struktur KerusakanYang Tampak Penyebab Struktur Perkuatan Tanah Pergerakan tanah lateral Miring (tilt) Tahanan pada fondasi rendah Penurunan tidak merata antara kaki dan tumit fondasi Beban berlebih pada bagian timbunan Tekanan air berlebih karena buruknya drainase 16

Jenis Kerusakan (3) Struktur KerusakanYang Tampak Penyebab Lereng Penurunan yang berlebihan Pemadatan yang tidak memenuhi standar Keruntuhan lereng Penurunan pada lapisan tanah Retakan longitudinal Erosi karena air, hujan, Sistem drainase buruk 17 Uji Diagnosa Sudahkan kerusakan benar-benar terjadi? Jika belum, bagaimana kerusakan yang diharapkan? Besaran, volume? Apakah penyebab sebenarnya kerusakan? Apakah tanah mengalami riwayat tegangan-defoermasi yang sama dengan yang telah diantisipasi? Jika tidak, apakah riwayat yang sebenarnya? Pengaruh dan kehandalan teknik perbaikan pada perilaku tanah dan struktur? 18

Jenis Pengujian Lapangan i. Bor termasuk SPT ii. Sondir (CPT) iii. Uji beban langsung iv. Pengujian khusus seperti pressuremeter, baling-baling geser, uji seismik v. Inclinometer 19 Jenis Pengujian Laboratorium i. Uji geser Triaksial untuk mensimulasikan kondisi lapangan sebenarnya: Pengujian dilakukan dengan peningkatan tegangan dalam kondisi tidak jenuh. Pengujian dilakukan pada berbagai derajat kejenuhan ii. iii. Pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan riwayat tegangan (stress history). Uji geser siklik, biasanya untuk jembatan, dll. Uji deformasi, to assess the residual strength and magnitude of final deformations in cases of slopes,etc. iv. Uji pemadatan tanah: Standar dan Modifikasi v. Uji permeabilitas 20

Keruntuhan Pada Struktur Geoteknik Geoteknik Forensik 21 Faktor Penyebab Keruntuhan Pada kebanyakan struktur geoteknik, air atau tekanan air merupakan faktor yang paling sering menyebabkan keruntuhan. 22

Faktor Penyebab Keruntuhan (1) Penyebab Penyelidikan geoteknik yang tidak memadai Kesalahan pemilihan parameter Penjelasan Keterbatasan anggaran atau program dapat menghasilkan penyelidikan geoteknik yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Walaupun dilakukan penyelidikan yang komprehensif masih dimungkinkan tidak memberikan kondisi kritis yang mempengaruhi perilaku geoteknik. Dapat terjadi karena beberapa sebab: - Pengambilan sampel dan prosedur pengujian yang tidak kurang sesuai. - Pemilihan parameter yang tidak tepat untuk suatu kondisi perencanaan (misal: nilai rata-rata, nilai terendah atau teratas) - Estimasi sifat-sifat tanah yang terlalu rendah (underestimation). 23 Faktor Penyebab Keruntuhan (2) Penyebab Kesalahan model analisis Penetapan beban/gaya yang terlalu rendah Perubahan kadar air atau kedalaman air tanah Penjelasan Ketidakmampuan mengenali mekanisme keruntuhan kritis, seperti kondisi lereng atau fondasi dalam keadaan terdrainase vs. tak terdrainase, stabilitas internal vs. stabilitas eksternal dari struktur timbunan. Kesalahan dalam menilai besar, distribusi atau kombinasi gaya (beban atau displacements), terutama kondisi beban atau kombinasi yang tidak diperhitungkan, penggunaan struktur yang berubah sepanjang waktu. Perubahan muka air tanah dapat meningkatkan beban pada struktur dan menurunkan kuat geser tanah. Gaya rembesan dapat pula mempengaruhi stabilitas. Perubahan kadar air pada tanah tak jenuh (partially saturated soils) menyebabkan pelunakan, pengembangan atau keruntuhan, penurunan. 24