BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di sekolah adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Epy Purwasih 1. Balinggi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peranan. di Kelompok B PAUD Terpadu Tri Dharma Santi Lebagu Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung di sekolah berkat guru dan siswa. Tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

I. PENDAHULUAN. sarana media massa sudah semakin berkembang, semua ini tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fatwa Tresna Radityan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam

2014 IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Steil, Profesor retorika di University of Minnesota, bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan di sekolah dalam pembelajaran, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah gratis, teknologi canggih yang sudah mulai masuk dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan pembenahan terhadap perangkatperangkat sekolah salah satu contohnya kesejahteraan guru lebih diperhatikan pemerintah. Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting karena pendidikan khususnya melalui sekolah dapat membentuk karakteristik seseorang atau perubahan pada individu tersebut. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dalam proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada pengembangan aspek-aspek pribadi baik segi jasmani maupun rohani. Dalam hal ini jalur pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia dan pembinaan manusia ke arah perkembangan kehidupan yang utuh, dinamis, penuh gairah, dan idealis sebagai manusia-manusia pembangunan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasii dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui 1

2 pengembangan, perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan, pendidikan tidak hanya di dapat pada pendidikan formal saja melainkan pada informal juga. Salah satu pendidikan formal yang telah kita kenal adalah sekolah. Sekolah adalah tempat yang dijadikan proses belajar mengajar yang formal di Indonesia. Sekolah dapat dijadikan setiap orang dalam belajar formal, masyarakat umum menjadi ketergantungan dan memiliki harapan terhadap proses belajar mengajar khususnya di sekolah. Lembaga pendidikan sekolah swasta, negeri, dan lembaga luar sekolah berusaha meningkatkan kualitas belajar dengan kemajuan teknologi. Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Menurut Azhar Arsyad (2004:1) menyatakan bahwa : Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Azhar Arsyad (2004:14) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar dipengaruhi oleh: lingkungannya yang terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah rekaman video atau audio) dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor, overhead, perekam pita audio atau tape recorder, radio, televisi,

3 komputer, perpustakaan, laboratorium dan pusat sumber belajar). Salah satu penunjang demi meningkatkan kualitas belajar adalah penerapan media pembelajaran. Media pembelajaran selalu menampilkan perubahan-perubahan yang cukup signifikan demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Media pembelajaran dibuat semenarik mungkin agar dapat meningkatkan motivasi belajar seperti yang dikemukakan Hamalik (1982:80) bahwa : 1. Media pendidikan yang memadai (fasilitas belajar) membangkitkan keinginan dan minat/motivasi belajar yang baru. Melalui alat atau media pada siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas, dengan demikian pengertiannya lebih cepat. 2. Media pendidikan menimbulkan dan membangkitkan motivasi serta perangsang bagi siswa itu sendiri. Ahmad Rohani (1997:4) menjelaskan bahwa Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil belajar-mengajar secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah. Media pembelajaran dapat mempermudah kerja Guru, dapat meningkatkan motivasi belajar, dan menarik minat siswa. Media pembelajaran merupakan penyampai pesan yang dapat diterima oleh penerima pesan atau siswa. Guru yang memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan ini. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut mengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disampaikan. Apabila Guru tidak

4 dapat menyampaikan pesan ini dengan baik maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang dihadapi sekarang ini. Banyak sekolah yang belum memaksimalkan media pembelajaran yang dianjurkan akibatnya siswa tidak mendapat gambaran yang lebih baik terhadap materi pembelajaran. Media pembelajaran haruslah dibuat semenarik mungkin sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, yaitu cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi contohnya seperti buku-buku, dan materi visual statis melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis, (2) media hasil teknologi audio-visual, yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio atau visual, contohnya mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor viasual yang lebar, (3) media teknologi yang berdasarkan komputer, yaitu cara mengahasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Hal tersebut adalah merupakan teknologi yang dipakai dalam proses belajar mengajar sekarang ini dan merupakan hal yang sangat penting untuk membantu menyampaikan pesan pada siswa. Tape recorder adalah salah satu media hasil teknologi audio, media ini selalu digunakan untuk merangsang siswa dalam pemahaman terhadap materi dan

5 penyampaian pesan secara audio. Tape recorder dapat digunakan untuk merekam materi pembelajaran, menyampaikan pesan dan media ini dapat diputar kembali secara berulang-ulang. Pesan dan isi pelajaran tersebut dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar mengajar. Tape recorder dapat menggambarkan pengalaman dan mengantarkan siswa belajar secara langsung. Media tape recorder dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan materi sampai evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu menurut Azhar Arsyad (2005:45) mengemukakan bahwa : Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi : 1. Memusatkan perhatian dan mempertahankan perhatian 2. Mengikuti pengarahan 3. Melatih daya analisis 4. Menentukan arti dari konteks 5. Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan 6. Meragkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Pendapat tersebut menyatakan bahwa begitu sangat penting peran atau kegunaan media audio terhadap keterampilan siswa dalam belajar, tetapi di sekolah yang penulis teliti media ini jarang digunakan padahal masih sangat berguna. Penggunaan media tape recorder dipandang masih belum maksimal karena masih ada sekolah yang mengabaikan media tersebut. Padahal apabila media digunakan secara maksimal akan terjadi proses pembelajaran yang lebih menarik dan dapat membangkitkan gairah siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil pra penelitian, wawancara dengan guru dan siswa, yang dilakukan pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) membuktikan

6 bahwa media memang jarang digunakan, sehingga siswa tidak mendapat pembelajaran yang menggunakan media tersebut. Hal lainnya yang menjadi permasalahan bagi penulis terjadi ketika proses belajar mengajar. Pada saat proses belajar mengajar, penulis melakukan penelitian ketika mengajar tanpa menggunakan media yang dibutuhkan, hasilnya siswa banyak yang tidak memperhatikan, mengobrol, dan tidur-tiduran. Tetapi pada saat penulis mengajar dengan menggunakan salah satu media, hasilnya siswa cenderung lebih memperhatikan dan menurut pendapat siswa pembelajaran jadi lebih menarik. Dengan demikian seharusnya media pembelajaran lebih diutamakan mengingat untuk menghindari tingkat kejenuhan siswa dalam hal belajar. Dengan melakukan pengamatan seperti hal di atas, maka penggunaan media pembelajaran harus lebih ditingkatkan. Penulis tertarik untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari media pembelajaran, dengan mengambil salah satu media yaitu tape recorder. Maka sebagai judul dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penggunaan Media Tape recorder Terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Pada SMK di Kota Cimahi. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penuilis dapat mengidentifikasi masalah penelitian yaitu kurangnya motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada SMK di Kota

7 Cimahi. Hal ini terbukti dari masih banyaknya siswa yang merasa jenuh atau bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Faktor timbulnya masalah kurangnya motivasi yang terjadi di sekolah hampir sama dengan yang dikemukakan Azhar Arsyad (2005:32) dalam bukunya Media Pembelajaran bahwa masalah yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran disebabkan karena: 1. Sekolah-sekolah tidak dapat memaksimalkan penggunaan media tape recorder akibatnya tujuan pencapaian materi yang disajikan kurang dipahami. 2. Media tape recorder yang tersedia tidak dibuat semenarik mungkin sehingga tidak dapat memotivasi siswa. 3. Tidak tersedianya media tape recorder di Sekolah dapat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Namun kurangnya motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada SMK di Kota Cimahi diidentifikasikan karena penggunaan media pembelaran masih terbatas atau tidak digunakan. Padahal untuk dapat melaksanakan pembelajaran perlu ditunjang oleh salah satu media yaitu media Tape Recorder untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik bagi para siswa. 2. Perumusan Masalah Penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Mengutip pendapat Mohamad Ali ( 1978:36) bahwa : Melaksanakan penelitian terhadap suatu masalah yang tercakup dalam judul atau pokok penelitian perlu dibatasi terlebih dahulu dan dirumuskan secara jelas dan operasional ruang lingkup dan batas-batas masalahnya. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

8 adalah : 1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan media Tape Recorder dan bagaimana gambaran motivasi belajar siswa, setelah menggunakan media tape recorder pada SMK di kota Cimahi. 2. Adakah pengaruh media tape recorder terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada SMK di Kota Cimahi 3. Seberapa besar pengaruh media Tape Recorder terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada SMK di kota Cimahi. C. Maksud dan Tujuan Penelitian Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, dan tolak ukur keberhasilan yang dapat dijadikan pedoman untuk dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dalam rangka penyusunan usulan penelitian ini. Maka dalam penelitian ini penulis merumuskan maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai penggunaan media tape recorder dengan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media Tape Recorder dan untuk mengetahui gambaran tentang motivasi belajar siswa setelah menggunakan media tape recorder. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media tape recorder terhadap motivasi belajar siswa pada SMK di Kota Cimahi.

9 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media Tape Recorder terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada SMK di kota Cimahi D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kajian yang lebih kompherensif untuk pengembangan pendidikan mengenai pentingnya media tape recorder di sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Secara praktis Bagi instansi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam peningkatan mutu pendidikan yang berperan penting untuk optimalisasi penyelenggaraan optimalisasi pendidikan sehingga tercapainya motivasi belajar siswa dalam mendukung kelancaran pendidikan. Bagi peneliti, penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pendidikan Manajemen Perkantoran agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, grjala dan peristiwa yang secara ilmiah dan objektif sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

10