PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. siswa serta didukung oleh lingkungan belajar mengajar yang kondusif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 (dalam Samino, 2012: 35)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masalah kemerosotan moral semakin mengancam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan dan mampu bersaing dengan bangsa lain, namun mengelola dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pradigma baru yang dapat mengembangkan kelas sebagai democratic. terbentuk dimulai dari lingkungan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memahami yang diajarkan.pendidikan harus mendapat perhatian baik oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Melalui mata pelajaran Kewarganegaraan juga diharapkan warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab gagalnya penanaman nilai dan moral pada siswa dan generasi. muda pada umumnya. Menurunnya moralitas, pejabat yang korup,

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Berhubungan dengan hal itu, pendidikan memiliki peranan yang cukup besar karena kualitas sumber daya manusia dapat dikembangkan melalui pendidikan. Para pelaku pendidikan tidak hanya memikul tugas dan tanggung jawab mengajar sebagai upaya mencerdaskan peserta didik, tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab mendidik dari mulai membentuk kepribadian, mengisi moral dan membina perilaku peserta didik terutama perilaku tersebut bisa menjadi karakter kewarganegaraan. Karakter siswa merupakan salah satu indikator meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang dikembang melalui pendidikan. Melalui pendidikan ini diharapkan bahwa karakter siswa dapat menunjukan sikap positif. Para siswa akan lebih menunjukan karakternya serta menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai pribadi bangsa ini. Fenomena yang tampak tidak selalu menunjukan hal equal dengan cita-cita yang diharapkan. Karakter siswa belum menunjukan sikap yang positif. Hal ini dapat direduksi dari perilaku dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita menemukan siswa yang belum jujur ketika ujian berlangsung. Masih banyak siswa yang menunjukan sikap yang belum memahami bagaimana mereka sadar bahwa perilaku jujur merupakan nilai-nilai yang berharga. Hal ini disebabkan karena mereka belum dibina mengenai karakter kewarganegaraannya. Sehingga perilaku mereka seringkali membuat situasi yang tidak baik dan merugikan orang lain. Karakter sangat penting diterapkan untuk diberikan dalam lingkungan sekolah. Dalam kurikulum 2013 mengutamakan penilaian afektif sehingga siswa diharapkan mempunyai perilaku dan sikap yang baik. Dengan demikian para siswa akan bisa menonjolkan karakternya sesuai cita-cita bangsa.

2 Peran pendidikan sangat diperlukan untuk mempertahankan nilai-nilai luhur karakter bangsa agar tetap menjadi landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu cara agar nilai-nilai luhur tersebut tetap terjaga dan lestari adalah melalui program pendidikan. Pendidikan menurut Sanusi (1998, hlm. 267) adalah : Proses mendidik atau pembelajaran peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi seperti antara lain mampu menumbuhkan atau mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi kepribadian peserta didik. Persekolahan merupakan wahana yang strategis untuk mengoprasionalkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk membentuk kepribadian, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap pada peserta didik. Sekolah dapat menjadi sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut di sekolah guru berperan sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai dan keterampilan melalui kegiatan pembelajaran dan mata pembelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum setiap bidang studi. Bagi guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tanggung jawab membentuk perilaku dan kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik sudah merupakan bagian integral dalam menunaikan tugasnya sehari-hari di sekolah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu konsep pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga Negara yang mempunyai karakter. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pengembangan karakter dikemukakan oleh Samsuri (2011, hlm. 20) yang menyatakan Pendidikan Kewarganegaraan memilki dimensi-dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik warga Negara.

3 Menurut Djahiri (1996, hlm. 19) bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah membawa misi tiga fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkepribadian Indonesia 2. Membina manusia Indonesia yang melek politik, yakni manusia Indonesia yang : (a). Melek konstitusi dan hukum, yang memahami pokok pikiran Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum yang ada dalam Negara Republik Indonesia serta menyadari esensi penegakannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (b) Melek pembangunan yakni manusia yang memahami laju gerak kehidupan bangsa yang sudah, sedang, dan yang akan ditempuh dan mau serta mampu berpartisipasi secara aktif dan fungsional, dan (c) Melek masalah, yakni yang tahu parsoalan, kendala dan kesulitan yang dihadapi masyarakat, bangsa, negara dan dirinya dalam membina hal-hal diatas 3. Membina perbekalan siswa untuk mampu belajar lebih lanjut Usaha menanamkan dan mengembangkan etika, moral, dan norma kepada peserta didik khususnya melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan melalui semua jenjang dan jalur pendidikan. Pembelajaran pendidikan etika, moral, dan norma yang dilakukan selama ini kenyataanya belum semuanya berhasil sehingga para peserta didik belum bisa menunjukan karakter yang diharapkan bangsa ini. Dalam prakteknya PKn menghadapi kendala yang mengakibatkan jauhnya tujuan pembelajaran. Pernyataan dari kelemahan PKn diungkapkan oleh Winataputra (2009, hlm. 37) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dan penilaian lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi/pada dimensi kognitif. Dengan demikian apa yang diperoleh peserta didik bukan bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik namun masih dalam lingkup kognitif. Menurut ketentuan Dirjen Dikti, prinsip pembinaan moral dan norma yang perlu diperhatikan, yaitu melalui keterpanggilan-keterlibatan-keterundangan dan keterikatan siswa sendiri terhadap konsep moral yang ditampilkan. Melalui cara ini secara tidak langsung kita ajari, melainkan siswa di undang untuk menangkap

4 sendiri misi moral yang ingin di tanamkan oleh guru melalui pembelajaran di kelas. Masalah tersebut menimbulkan berbagai tanggapan, diantaranya bahwa kurang efektifnya pengajaran moral disekolah adalah karena etika, moral, dan norma diajarkan hanya sampai pada tataran kognitif. Selain itu, penyajian materi pelajaran terbatas pada metode ceramah sementara etika, moral, dan norma mengarah kepada tindakan dan praktek secara nyata, meskipun tingkah laku dipengaruhi oleh cara seseorang mematuhi suatu tindakan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para guru, khususnya guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan norma pada peserta didik. Berhubungan dengan hal itu, Dahlan (1990, hlm. 21) mengemukakan bahwa: Menentukan suatu model mengajar yang dianggap tetap adalah sangat sulit. Model mengajar itu berbagai macamnya, dan kebaikan atau keunggulannya tergantung pada tujuan pengajaran itu sendiri. Pada hakikatnya mengajar merupakan suatu proses di mana pengajar dan siswa berupaya menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif agar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menata seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan mereka (siswa) terhadap realitas sekelilingnya. Pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran moral dan norma yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari. Selain itu, mata pelajaran ini dimaksud pula untuk membina pengetahuan dan kemampuan yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara. Diharapkan siswa memiliki kesadaran karakter yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan studi kasus di SMPN 3 Majalengka.

5 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Pada penelitian ini penulis mengangkat suatu masalah, yaitu : Bagaimana Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 3 Majalengka?. Mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : a. Nilai-nilai karakter Kewarganegaraan apa saja yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan? b. Bagaimana pandangan pihak sekolah terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai progam pendidikan karakter? c. Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membina karakter Kewarganegaraan siswa di SMPN 3 Majalengka? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMPN 3 Majalengka. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui nilai karakter kewarganegaraan yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Untuk mengetahui pandangan pihak sekolah terhadap Pendidikan Kewarganegaraan sebagai progam pendidikan karakter di sekolah

6 c. Untuk mengungkapkan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina kesadaran karakter kewarganegaraan siswa SMPN 3 Majalengka. 1.4 Manfaat Penelitian Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari segi: 1.4.1 Manfaat dari Segi Teoritis a. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan terhadap ilmu pendidikan, khususnya dalam pembinaan karakter Kewarganegaraan siswa ke arah yang lebih baik b. Memberikan sumbangan pikiran dan konsep bagi lembaga pendidikan formal khususnya SMP dalam membina karakter kewarganegaraan siswa di sekolah c. Memberikan sumbangan pemikiran keilmuan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. 1.4.2 Manfaat dari Segi Kebijakan a. Menjadi informasi atau masukan bagi para peneliti selanjutnya serta para pengambil kebijakan dalam bidang pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 1.4.3 Manfaat dari Segi Praktis a. Memperluas wawasan dan meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya dalam upaya penggunaan dan pemilihan modelmodel mengajar yang dianggap tepat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Sebagai salah satu sumbangan terhadap praktisi pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya

7 berkaitan dengan masalah-masalah pembentukan etika, moral, dan normanorma 1.4.3 Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial a. Memberi pengalaman baru bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran dan pembinaan karakter Kewarganegaraan siswa 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Keseluruhan penulisan isi skripsi ini disusun dengan membagi ke dalam 5 bab, yang masing-masing berisikan hal-hal sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Di dalamnya menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka/Kerangka Teoritis Bab ini akan secara khusus membahas kerangka teori yang menjadi pijakan dalam pembahasan selanjutnya. Bab III Metode Penelitian Bab ini akan menguraikan tentang pendekatan dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, metode penelitian, teknik penelitian, prosedur penelitian, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini akan membahas hasil penelitian dan meliputi seluruh data yang terkumpul, setelah terlebih dahulu dilakukan klasifikasi dan analisis. Hasil yang diperoleh dibahas secara kritis. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang akan menyajikan hasil pembahasan dari penelitian secara garis besar.

8