JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 12 No. 3

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Dan Pemodalan Static Var Compensator (SVC) Untuk Menaikan Profil Tegangan Pada Outgoing Gardu Induk Probolinggo

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik.

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industrialisasi dan pemukiman penduduk mengakibatkan

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penempatan Unified Power Flow Controller Terhadap Kestabilan Tegangan Sistem Tenaga Listrik

PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

KUKUH WIDARSONO

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Analisis Implementasi Fixed Capacitor, SVC, Stabilitas Tegangan pada Sistem Petrochina

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi

Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR PADA SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK ( Studi Kasus: Sistem Transmisi Tenaga Listrik 150 kv Sumbagut )

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

BAB III METODE PENELITIAN September 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik. Alat dan bahan tugas akhir ini, diantaranya :

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Studi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstrak

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

ANALISIS PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) PADA SISTEM INTERKONEKSI AREA MALANG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

PENEMPATAN FACTS DEVICE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TEGANGAN DAN MENURUNKAN LOSESS JARINGAN DENGAN LINE INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Paper ID: 130. Perth Western Australia 6845, 1) 2)

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

ANALISIS KONDISI STEADY-STATE

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Sistem Jawa-Madura- Bali (Jamali) dengan Pemasangan SVC Setelah Masuknya Pembangkit 1000 MW Paiton

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Analisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 18 MW Menjadi STG 32 MW

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

Transkripsi:

ANALISIS STABILITAS PERALIHAN SISTEM TENAGA MENGGUNAKAN MODEL POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) Lauhil Mahfudz Hayusman, Taufik Hidayat, Choirul Saleh 2 Abstrak: Stabilitas peralihan merupakan kemampuan suatu sistem tenaga untuk kembali pada kondisi operasi normal setelah mengalami gangguan. Gangguan tersebut bisa berupa pelepasan beban, hilangnya pembangkit dan gangguan hubung singkat. Penelitian ini akan menerapkan model Power System Stabilizer (PSS)-1A berdasarkan standar IEEE 421.5-2005 yang efektif meredam osilasi akibat ganggaun tersebut, dan SVC yang digunakan untuk mengontrol aliran daya aktif dan daya reaktif pada saluran transmisi sehingga kualitas dan kontinuitas pembangkitan dan penyaluran daya listrik dapat dijaga pada batas-batas yang diijinkan. Simulasi dilakukan dengan, membandingan hasil sebelum pemasangan PSS dan SVC, setelah pemasangan PSS tanpa SVC dan setelah pemasangan PSS dan SVC. Hasil simulasi menunjukan bahwa sebelum pemasangan PSS dan SVC waktu peralihan sistem setelah terjadi gangguan yaitu t = 18,2 detik dan t = 18,8 detik, setelah pemasangan PSS dan SVC waktu peralihan lebih cepat yaitu t = 13,3 detik dan t = 14,9 detik Kata kunci: stabilitas peralihin, PSS, SVC, gangguan hubung singkat Stabilitas sistem tenaga khususnya stabilitas peralihan merupakan salah satu aspek penting dalam operasi sistem tenaga. Hal ini didasari oleh kenyatan bahwa dalam stabilitas peralihan, mesin mengalami osilasi yang besar. Jika osilasi tersebut tidak ditangani, maka akan menyebabkan pemadaman sebagian atau keseluruhan dari sistem tenaga dan dapat menyebabkan hilangnya sinkronisasi antar sistem tenaga (Kazemi dan Mahamnia, 2008). Stabilitas peralihan mengacu pada kemampuan sistem untuk mempertahankan operasi sinkron saat terjadinya gangguan (Bisen dan Shrivastava, 2013). Gangguan tersebut dapat berupa pembebanan tiba-tiba, kehilangan pembangkit, kehilangan beban yang besar ataupun gangguan hubung singkat (Chaudhary dan Jaswal, 2014). Disamping itu ketidakstabilan sistem banyak ditimbulkan oleh penggunaan kontroler tegangan, sehingga untuk memperbaiki kondisi ini peralatan stabilizer diperlukan (Robandi, 2009). Salah satu teknik yang digunakan untuk memperbaiki regulasi tegangan dan stabilitas peralihan generator yaitu menggunakan powers system stabilizer (PSS) (Surjan dan Grarg, 2012). Selain PSS, penggunaan teknologi FACTS sangat efektif untuk meningkatkan stabilitas sistem tenaga dan meredam osilasi (Virk dan Garg, 2013). merupakan salah satu perangkat FACTS yang dapat mengontrol tegangan pada bus kritis, dengan cara menginjeksikan atau menyerap daya reaktif sehingga profil tegangan sistem dapat terjaga. SVC juga dapat digunakan untuk meredam ayunan listrik, meningkatkan stabilitas peralihan dan mengurangi rugi-rugi dengan mengoptimalkan kontrol daya reaktif (Satvinder Singh dkk, 2013). Penelitian ini akan diimplementasikan model PSS-1A berdasarkan IEEE std. 412.5-2005dan SVC untuk meningkatkan stabilitas peralihan pada sistem tenaga. Stabilitas Sistem Tenaga Stabilitas sistem tenaga secara umum dibagi dalam dua kategori utama yaitu stabilitas steady state dan stabilitas transient. Stabilitas steady state adalah kemampuan sistem 2 Lauhil Mahfudz Hayusman, Taufik Hidayat dan Choirul Saleh adalah Dosen Program Studi Teknik Listrik D-3 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang email: hayusman@lecturer.itn.ac.id 151

tenaga listrik untuk kembali ke kondisi operasi normal setelah mengalami gangguan kecil, sedangkan stabilitas transient adalah kemampuan sistem tenaga listrik untuk kembali kekondisi operasi normal setelah mengalami gangguan besar seperti hilangnya pembangkitan, hilangnya beban besar dan gangguan hubung singkat (Saadat, 2009). Gambar 1 menunjukan klasifikasi stabilitas sistem tenaga, yaitu stabilitas sudut rotor, stabilitas frekuensi dan stabilitas tegangan. 152 Gambar 1. Klasifikasi stabilitas sistem tenaga (Kundur dkk, 2004) Stabilitas Sudut Rotor Stabilitas sudut rotor mengacu pada kemampuan mesin sinkron dari sistem tenaga yang saling berhubungan untuk tetap sinkron setelah mengalami gangguan. Hal ini tergantung kemampuan untuk menjaga atau mempertahankan keseimbangan antara torsi elektromegnetik dan torsi mekanik dari setiap mesin sinkron pada sistem. Ketidakstabilan yang dapat menyebabkan peningkatan sudut ayunan dalam beberapa generator menyebabkan kerugian sinkronisasi dengan generator lain. Stabilitas Frekuensi Stabilitas frekuensi mengacu pada kemampuan system tenaga untuk mempertahankan frekuensi stabil mengikuti upset sistem yang menghasilkan ketidakseimbangan yang signifikan antara generator dan beban. Hal ini tergantung pada kemampuan untuk mempertahankan/mengembalikan keseimbangan antara sistem generator dan beban, dengan kehilangan beban minimal yang tidak disengaja. Ketidakstabilan yang terjadi dapat mengakibatkan dalam bentuk ayunan frekuensi yang leading menyebabkan tripping unit pembangkit atau beban. Upset system umumnya mengakibatkan pergerakan besar frekuensi, daya arus, tegangan, dan variable system lainnya, dengan demikian tindakan proses, kontrol, dan perlindungan yang tidak dimodelkan dalam stabilitas transienkonvensional atau studistabilitas tegangan. Proses-proses ini mungkin sangat lambat, seperti dinamika boiler, atau hanya dipicu untuk kondisi sistem yang ekstrim, seperti pengaman tripping generator volt/hertz. Dalam system tenaga besar yang saling berhubungan, situasi seperti ini adalah paling sering dikaitkan dengan ketentuan membagi system ke islands. Stabilitas Tegangan Stabilitas tegangan mengacu pada kemampuan sistem tenaga untuk mempertahankan tegangan di semua bus dalam sistem setelah mengalami gangguan dari kondisi operasi awal. Hal tersebut tergantung kemampuan sistem untuk menjaga kebutuhan beban dan ketersediaan dari sistem tenaga. Bentuk stabilitas dipengaruhi oleh karakteristik beban, kontrol terus menerus, dan kontrol diskrit diberikan pada waktu singkat. Konsep ini berguna dalam menentukan, pada waktu singkat, bagaimana

tegangan sistem akan merespon perubahan sistem yang kecil. Dengan asumsi yang tepat, persamaan sistem dapat dilinierisasi untuk analisis sehingga memungkinkan perhitungan informasi sensitivitas berharga yang berguna dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas. Bagaimanapun juga linearisasi ini tidak dapat menjelaskan efek nonlinier seperti kontrol tap- changer (deadbands, discrete tapsteps, dan time delays). Power System Stabilizer (PSS) Fungsi dasar power system stabilizer (PSS) adalah untuk menambah redaman osilasi rotor generator dengan mengatur eksitasi menggunakan penyetabil tambahan (IEEE Std 421.5-2015). Untuk memberikan peredaman, PSS harus menghasilkan komponen torsi elektrik yang se-fasa dengan perubahan kecepatan rotor (Kundur, 1994). Sinyal kontrol (input ke PSS) adalah perubahan kecepatan rotor, namun pada aplikasi praktis dapat menggunakan sinyal lain, misalnya frekuensi bus daya listrik dan akselerasi daya yang merupakan sintesis dari kombinasi sinyal daya elektrik dan mekanik. Sinyal daya mekanik dapat diperoleh dari posisi gate pada turbin hidrolik atau tekanan uap pada turbin uap. Meskipun demikian, sulit untuk mengukur daya mekanik. Hal itu dapat dilihat pada kenyataan bahwa jika variasi daya mekanik lambat maka sinyal yang dikirim dari daya elektrik akan mempercepat daya. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah pada saat pembangkit cepat mengalami peningkatan. Sedangkan PSS digunakan untuk menurunkan tegangan. Dalam hal ini yang terjadi adalah kelambatan yang dapat membahayakan keamanan sistem. Pemilihan sinyal control untuk PSS dapat didasarkan pada criteria berikut: a. Sinyal harus dihasilkan dari pengukuran dan mudah disatukan. b. Noise yang dihasilkan sinyal harus minimal. Jika tidak minimal maka dibutuhkan filter untuk menghilangkannya. c. PSS harus didesain dengan baik agar terhindar dari noise, yang berarti kompensasi harus dijaga agar minimum untuk menghindari penguatan noise. Seluruh sinyal kontrol yang menggunakan variasi kecepatan rotor, frekuensi, daya elektrik dapat digunakan secara lokal. Sinyal kecepatan diperoleh dari tranduser dengan menggunakan roda gigi, atau dapat pula diperoleh dari sudut tegangan internal yang dapat disatukan. Sinyal frekuensi bus dapat diperoleh dari pengukuran periode menggunakan deteksi zero cross, dan sinyal daya dapat diperoleh dari tranduser efek hall. Diagram blok PSS yang banyak digunakan di industri dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram ini terdiri dari rangkaian washout, kompensator dinamik, filter transional dan limitter. Pada model ini, dengan input dan output kita mempunyai variabel keadaan baru, dan. 153 Gambar2.Diagram blokpss (Robandi, 2009) Static Var Compensator adalah sumber daya reaktif yang dapat diatur besarnya dan merupakan alat yang pengembangannya termasuk mutakhir. Generator dapat pula

dipakai sebagai sumber daya reaktif dengan jalan mengatur arus penguat medan magnetnya. SVCbanyak digunakan pada sistem tenaga untuk menjaga stabilitas tegangan dan menaikan faktor daya (Zhong, 2012) dengan cara menginjeksikan dan menyerap daya reaktif yang dihubungkan secara paralel dengan sistem tenaga listrik (Manju & Subbiah, 2013). SVC terdiri dari TCR (Thyristor Controlled Reactor), TCS (Thyristor Capasitor Switched) dan filter yang berfungsi untuk mengatasi besarnya harmonisa yang dihasilkan oleh TCR(Dinakaran & Balasundaram, 2013). Konfigurasi SVC jenis FC-TCR diperlihatkan pada Gambar 3. Fixed Capasitor bank terhubung ke sistem melalui step down transformator. Ratting pada reaktor dipilih yang lebih besar dariratting kapasitor dengan jumlah yang diberikan maksimum lagging vars yang akan diserap dari sistem. Dengan mengubah firing angle dari thyristor akan mengontrol reaktor dari 90 o menjadi 180 o, maka sifat kompensasi akan berubah dari lagging ke leading. Kerugian dari konfigurasi ini adalah harmonik yang dihasilkan karena besarnya partialconduction dari reaktor dibawah kondisi operasi sinusoidal steady-state normal ketika SVC menyerap zero MVAR. 154 Gambar 3 Konfigurasi SVC jenis FC-TCR (Padiyar,2007) Blok diagram sistem kontrol SVC dengan voltage regulator dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar tersebut menunjukan bahwa terdapat dua sinyal masukan untuk sistem kontrol SVC, yakni sinyal tegangan (V SVC ) dan sinyal arus (I SVC ) yang diperoleh dari potensial transformator (PT) dan Current transformer (CT). AC Filter pada dasarnya merupkan filter yang digunakan untuk menghilangkan komponen sinyal frekuensi yang timbul pada bus SVC. Gambar 4. Sistem kontrol SVC (Padiyar, 2007) PEMBAHASAN Analisis dilakukan menggunakan data standar IEEE 14-bus, yang terdiri dari 5 Generator seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5. Stabilitas peralihan yang terjadi disebabkan oleh gangguan hubung singkat 3 fasa di bus6, sehingga dipasang PSSpada

Generator-1 (G1) dan SVC pada bus2. Analisis yang dilakukan meliputi, tanpa pemasangan PSS dan SVC, pemasangan PSS dan tanpa SVC, pemasangan PSS dan SVC. 155 Gambar 5. Digram segaris sistem IEEE 14 Bus Tanpa pemasangan PSS dan SVC Gambar 6(a), 6(b), menunjukan grafik daya aktif, dan sudut rotor G1 saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa pada waktu t = 2 s tanpa pemasanganpss dan SVC. (a) (b) Gambar 6. Grafik daya aktif, dan sudut rotor G1 tanpa pemasagan PSS dan SVC Dari Gambar tersebut terlihat bahwa, setelah terjadi gangguan pada t = 2 detik di bus-6, Generator-1 dapat kembali pada operasi sinkron dengan waktu dan nilai daya aktif, sudut rotor baru seperti yang tertuang pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu peralihan dan nilai daya aktif dan sudut rotor tanpa PSS dan SVC P Sudut Rotor Kondisi (MW) (degree) Sebelum Gangguan 350 43,5 Sesudah Gangguan: 384,7 11,38 Tanpa PSS&SVC Waktu peralihan (detik) 18,2 18,8 Menggunakan PSS dan Tanpa SVC Gambar 7(a), 7(b),) menunjukan grafik daya aktif dan sudut rotor pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa pada waktu t = 2 detik dengan pemasangan PSS dan tanpa SVC.Tabel 3 menunjukan data PSS-1A berdasarkan standar IEEE 412.5-2005. Tabel 2. Data power system stabilizer(pss-1a) Ks Vs max Vs min T 1 T 2 T 3 T 4 3,15 0,9-0,9 0,76 0,1 0,76 0,1 Sumber: (IEEE std. 412.5-2005) 156 (a) (b) Gambar 7. Grafik daya aktif, dan sudut rotor G1 dengan pemasangan PSS dan tanpa SVC Dari gambar tersebut terlihat bahwa, setelah terjadi gangguan pada t = 2 detik di bus 6, Generator-1 yang dilengkapi dengan PSS dapat kembali pada operasi sinkron jauh lebih cepat t = 3,2 detik dan t = 3,6 detikapabila dibandingkan dengan tanpa pemasangan PSS. Nilai daya aktif, dan sudut rotor yang baru seperti yang tertuang pada Tabel 3.

Tabel 3. Waktu peralihan dan nilai daya aktif, dan sudut rotor dengan PSS dan tanpa SVC P Sudut Rotor Kondisi (MW) (degree) Sebelum Gangguan 350 43,5 Sesudah Gangguan: 385,2 11,3 Dengan PSS & Tanpa SVC Waktu peralihan (detik) 15 15,2 Pemasangan PSS dan SVC Gambar 9(a), 9(b),menunjukan grafik daya aktif, dan sudut rotor pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa pada waktu t = 2 detik dengan pemasangan PSS dan SVC. Kapasitas SVC yang digunakan, ditunjukan pada Tabel 4. Tabel 4. Data static var compensator (SVC) X c (p.u) X l (p.u) Slope (%) MVA kv 1,1708 0,4925 90 175 2 200 13,8 Sumber: (Kodsi dan Ca izares, 2003) 157 (a) (b) Gambar 8. Grafik daya aktif dan sudut rotor G1 dengan pemasangan PSS dan SVC Dari gambar tersebut terlihat bahwa, setelah terjadi gangguan pada t = 2 detik di bus 6, Generator-1 yang dilengkapi dengan PSS dan SVCdapat kembali pada operasi sinkron jauh lebih cepat t = 1,7 detik dan t = 0,3 detik apabila dibandingkan dengan pemasangan PSS-tanpa SVC. Nilai daya aktif, dan sudut rotor yang baru seperti yang tertuang pada Tabel 5.

158 Tabel 5. Waktu peralihan dan nilai daya aktif, dan sudut rotor dengan PSS dan SVC P Sudut Rotor Kondisi (MW) (degree) Sebelum Gangguan 350 43,5 Sesudah Gangguan: 385,4 11,4 Dengan PSS & SVC Waktu peralihan (detik) 13,3 14,9 Tabel 6. Waktu peralihan untuk tiga kondisi sistem Kondisi Sistem Waktu Peralihan (detik) Daya Aktif Sudut Rotor Tanpa PSS dan SVC 18,2 18,8 Dengan PSS & tanpa SVC 15 15,2 Dengan PSS dan SVC 13,3 14,9 KESIMPULAN Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Penggunaan model PSS-1A dan SVCdapat memperbaiki stabilitas peralihan, yang ditunjukan dengan waktu peralihan (transient) yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan tanpa menggunakan PSS dan SVC. 2. Padasaat terjadi gangguan, waktu peralihan sebelum pemasangan PSS dan SVC selama t = 18,2 dan 18,8 detik, akan tetapi setelah pemasanganpss dan SVC waktu peralihan semakin cepat menjadi t = 13,3 detik dan t = 14,9 detik. DAFTAR PUSTAKA Bisen, Prity dan shrivastava, Amit. 2013. Comparison between SVC and STATCOM FACTS Devices for Power System Stability Enhancement. International Journal on Emerging Technologies., 4(2), pp.101-109. Chaudhary, Ajay dan Ram Avtar Jaswal, Avtar. Ram. 2014. Transient Stability Improvement of Multi Machine Power System Using Static VAR compensator. International Journal of Electronic and Electrical Dinakaran, C dan Balasundaram, G. 2013. Optimum Location of Static Var Compensator (SVC). Indian Journal of Research, 2(8). IEEE Std. 412.5-2005. IEEE Recommended Practice for Excitation System Models for Power System Stability Studies. IEEE Power Engineering Society. Kazemi, A dan Mahamnia, F. 2008. Improving of Transient Stability of Power System by Supplementary Controllers of UPFC Using Different Fault Conditions. Wseas Transactions On Power Systems., vol. 3, pp.547-556. Kodsi, Mena. K. S dan Ca izares, A. C. 2003. Modeling and Simulation of IEEE 14 Bus System With Facts Controllers Kundur, Praba. 1994. Power System Stability and Control. McGraw-Hill Inc. New York. Kundur dkk. 2004. Definition and Classification of Power System Stability. IEEE Transactions On Power System, Vol. 19, No. 2, pp. 1387-1401. Manju, P dan Subbiah, V. 2013. Static Var Compensator: Effect of Fuzzy Controller. International Journal of Electrical Engineering, 189-196. Padiyar, R. K. 2007. Facts Controllers In Power Transmission And Distribution. New Age International. India.

Robandi, Imam. 20089. Modern Power System Control : Desain, Analisis dan Solusi Kontrol Tenaga Listrik. ANDI. Yogyakarta. Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. McGRAW-Hill International Editions. Singh, Satvinder, Ram, Atma, Goel, Nitin dan Kumar, Pawan. 2013. Transient Stability Enhancement of Multi-Machine System Using FACTS Controllers, International Journal of Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT)., vol.2, issue 2, pp.260-268. Surjan, Singh. Balwinder dan Garg, Ruchira. 2012. Power System Stabilizer Controller Design for SMIB Stability Study. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT)., vol.2, issue-1, pp.209-214. Virk, Singh. Pardeep dan Garg, Kumar. Vijay. 2013. Stability Enhancement of Long Transmission Line System by Using. International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering., vol.2, issue 9, pp.4361-4365. Zhong, C. Q. 2012. Active Capacitors: Concept and Implementation. International Electrical of Electronic engineering. 159