BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. tingkat perkembangan pasar modal menjadi tolok ukur kemajuan perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa dana yang bersifat abstrak berupa surat-surat berharga dibursa efek.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya ke berbagai sektor ekonomi Indonesia. Banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia usaha berada dalam lingkungan persaingan yang berubah

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan zaman, dapat kita lihat bahwa persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam suatu negara yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup penting karena dapat dijadikan sumber dana alternatif bagi perusahaan. Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada publik. Publik sebagai pemilik dana dapat menginvestasikan dananya pada pihak yang memerlukan dana jangka panjang (perusahaan) dengan mengharapkan adanya imbalan atau return dari investasi tersebut. Sedangkan pihak yang memerlukan dana jangka panjang (perusahaan) dapat menggunakan dana dari luar untuk mengembangkan usahanya tanpa menunggu dana dari internal perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang (perusahaan). Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 mendefinisikan pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan definisi pasar modal menurut (www.idx.co.id) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya, merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

seperti pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan melihat definisi dari pasar modal maka tidak heran jika dikatakan bawa perkembangan pasar modal memiliki pengaruh yang cukup penting dalam pembangunan nasional. Didalam pasar modal sendiri terdapat beberapa instrumen keuangan yang diperjual belikan, salah satunya adalah saham. Saham adalah surat berharga yang menerangkan bahwa pemilik surat adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Jadi semakin besar saham maka semakin besar pula kepemilikannya pada perusahaan, dan semakin besar pula peluang untuk mendapatkan keuntungannya. Hal tersebut menjadikan saham sebagai yang paling menarik dibandingkan dengan sekuritas lainnya sehingga saham menjadi instrumen yang paling populer dan banyak dipilih oleh para investor. Harga saham merupakan cerminan keberhasailan manajemen dalam mengelola perusahaan, oleh karena itu saham mendapat perhatiaan khusus dari para investor atau calon investor. Jika harga saham suatu perusahaan mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Begitupun sebaliknya jika harga saham suatu perusahaan mengalami penurunan maka investor menilai bahwa perusahaan telah gagal mengelola usahanya. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada September 2012, sektor pertambangan menjadi sektor yang paling diminati investor asing berdasarkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA). Realisasi PMA yang nilai investasinya sama dengan pertambangan adalah industri kimia

dasar, barang kimia dan farmasi sebesar US$. 1,1 miliar. Setelah itu disusul sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi US$. 0,8 miliar, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan US$. 0,7 miliar, dan industri alat angkutan dan transportasi lainnya US$. 0,5 miliar. (www.indonesiafinancetoday.com). Namun ada salah satu industri yang menunjukkan kinerja suram yaitu sektor batu bara (coal mining). Hal ini disebabkan karena harga jual komoditas yang lebih rendah dari tahun sebelumnya (www.merdeka.com). Salah satu perusahaan batu bara (coal mining) yang terdaftar di BEI, PT Bumi Resources mencatat penurunan yang signifikan: Menurut Kiswoyo Adi Joe (Managing Partner Investa Sarana Mandiri) memprediksi sampai akhir bulan Agustus, saham BUMI bisa mencapai level Rp 700. "Posisi (EPS) BUMI -150 dengan price earning ratio (P/E) sebesar -5.18,". Return on equity (ROE) BUMI menjadi -68%. "Artinya perlu kinerja yang sangat berat agar BUMI meraih untung atas ekspansinya,' jelasnya. Debt equity ratio (DER) BUMI juga mencapai 13 kali yang berarti utang BUMI sudah 13 kali lipat dari modalnya. "Sulit bagi saham BUMI untuk rebound lagi. Satu-satunya rekomendasi untuk BUMI adalah jual". Selain kinerja fundamental yang memburuk, sektor pertambangan batubara belakangan makin tersendat. Ekonomi negara konsumen terbesar batubara dunia yaitu China sedang melambat. "Harga saham-saham batubara akan sulit menembus harga tertinggi mengingat harga jual batubara masih di bawah US$ 90, tutur Kiswoyo. (www.investasi.kontan.co.id) Pertambangan batu bara (coal mining) adalah sub sektor dari sektor mining (pertambangan), pada sektor mining terdapat pula sub sektor crude petroleum & natural gas production (minyak mentah & produksi gas alam), sub sektor metal & mineral mining (pertambangan logam & mineral) dan sub sektor land/stone quarrying (pertambangan tanah/batu). Di dalam sub sektor coal mining sendiri

terdapat 17 perusahaan yang terdaftar. Harga saham rata-rata subsektor coal mining dapat dilihat pada gambar berikut ini: Harga Saham 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 10412 9328,6 7741,82 6253,17 5250,59 2008 2009 2010 2011 2012 Harga Saham Gambar 1.1 Grafik Harga Saham Subsektor Coal Mining Periode 2008-2012 (dalam rupiah) Sumber : www.idx.co.id (diolah kembali) Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan rata-rata harga saham subsektor coal mining pada tahun 2008 sampai tahun 2012. Pada tahun 2008 berada pada 10412, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 6153,17 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi 9328,60 akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali menjadi 7741,82 dan terus menurun sehingga pada tahun 2012 menjadi 5250,59. Hal ini disebabkan karena kinerja keuangan yang memburuk, selain itu efek krisis dunia juga menjadi penyebab penurunan harga saham batu bara. Suad Husnan (2005:54), sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganalisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Kinerja keuangan memberikan informasi kepada investor mengenai potensi perusahaan dimasa yang

akan datang. Kinerja keuangan dapat diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Dari penggunaan rasio tersebut akan diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Kinerja profitabilitas adalah salah satu dari rasio keuangan, dengan menganalisis kinerja profitabilitas suatu perusahaan akan didapatkan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Kinerja profitabilitas dapat dilihat salah satunya dari rasio Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan mendistribusikan laba yang diperoleh perusahaan kepada pemilik saham. EPS menggambarkan kinerja perusahaan terutama dari kemampuan laba yang dikaitkan dengan pasar. Jadi investor akan menilai bahwa suatu emiten memiliki kinerja baik atau buruk dengan melihat EPS suatu perusahaan. Seperti yang dijelaskan oleh Suad Husnan (2001:317) bahwa: Jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Jika nilai EPS suatu perusahaan tinggi maka laba yang akan diterima oleh pemegang saham semakin besar, dan harga saham akan ikut meningkat. Earning per share subsektor coal mining dapat dilihat pada grafik berikut:

EPS 800 600 400 200 184,8 379,13 478,91 744,91 391,23 EPS 0 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1.2 Grafik Earning Per Share subsektor coal mining Periode 2008-2012 (dalam rupiah) Sumber : www.idx.co.id (diolah kembali) Gambar 1.2 menunjukkan bahwa EPS yang dihasilkan subsektor coal mining mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 rata-rata EPS subsektor coal mining adalah 184,8. Kemudian pada tahun 2010 mengalami kenaikan mencapai 478,91 dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 379,13. Kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 744,91, dan pada tahun 2012 EPS subsektor coal mining menurun cukup jauh sehingga mencapai nilai 391,23. Hal ini menunjukan kinerja keuangan subsektor coal mining bila dilihat dari kemampuan menghasilkan laba mengalami fluktuasi dan menurun pada tahun 2012. Dalam kondisi EPS yang mengalami penurunan maka akan mengurangi daya tarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan, dan akan berakibat pada penurunan harga saham. Selain profitabilitas, struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan memiliki efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi

nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2001: 282) Struktur modal adalah perbandingan atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri. Bila terjadi kesalahan dalam penentuan struktur modal misalkan perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal ini juga akan meningkatkan risiko finansial, yaitu risiko saat perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran hutangnya. Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modal dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri. Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham. Semakin tinggi rasio ini berarti modal yang bersumber dari internal perusahaan yang digunakan semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya atau kewajibannya. Dengan demikian nilai perusahaan menjadi semakin rendah karena kinerja perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya lebih banyak menggunakan dana dari hutang atau pinjaman, dan mengakibatkan perusahaan kurang baik untuk dijadikan sasaran investasi bagi para investor karena resiko yang akan ditanggung investor terlalu tinggi. Nilai perusahan yang rendah akan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut kurang diminati sehingga harga saham akan turun. Berikut ini pergerakan tingkat DER subsektor coal mining.

500,00% 400,00% 300,00% 200,00% 100,00% 0,00% DER 390,83% 253,65% 188,87% 167,61% 43,60% 2008 2009 2010 2011 2012 DER Gambar 1.3 Grafik Debt to Equity Ratio subsektor coal mining Periode 2008-2012 (dalam persen) Sumber : www.idx.co.id (diolah kembali) Berdasarkan gambar 1.3 menunjukkan bahwa DER subsektor coal mining cenderung mengalami peningkatan sejak periode 2011-2012. Pada tahun 2008 nilai DER subsektor coal mining 43.60%, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 390,83% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 188,87%. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali hingga mencapai nilai 167,61%, dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 hingga mencapai nilai 253,63%. Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bentuk dari analisis rasio kinerja keuangan, kinerja keuangan memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan harga saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan akan menaikan nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan tinggi maka tingkat kepercayaan investor untuk melakukan penanaman modal pada perusahaan tersebut akan meningkat, dan tingginya permintaan saham dari para investor akan meningkatkan harga saham perusahaan. Maka dari itu

perkembangan dari Earning per Share dan Debt to Equity Ratio harus diperhatikan oleh perusahaan sebagai referensi untuk meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga investor semakin percaya untuk menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Mining yang Terdaftar di BEI. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, dijelaskan bahwa harga saham subsektor coal mining cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2011 sampai tahun 2012. Jika harga saham terus mengalami penurunan maka nilai perusahaan pun akan menjadi semakin rendah. Hal ini akan mengakibatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya akan berkurang. Nilai perusahaan dapat dilihat dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan, salah satunya dengan melakukan analisis rasio profitabilitas. Rasio profabilitas yang dapat digunakan salah satunya adalah Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat EPS yang dihasilkan subsektor coal mining menunjukan kecenderungan menurun, yang artinya kurang baik. Selain itu kinerja keuangan dapat dilihat dengan menganalisis struktur modal perusahaan dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER),

yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modal dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri. Tingkat rasio DER pada subsektor coal mining menunjukan kecenderungan meningkat, yang artinya struktur modal kurang baik. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan peniliti untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI? 2. Bagaimana gambaran struktur modal pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI? 3. Bagaimana gambaran harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI? 4. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI? 5. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui gambaran struktur modal pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui gambaran harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI. 5. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada perusahaan subsektor coal mining yang terdaftar di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian Keguanaan yang hendak dicapai dari penelitian ini dari aspek teoritis dan aspek praktis adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi suatu ilmu yang dapat menambah wawasan dalam manajemen keuangan pasar modal khususnya dalam penilaian kinerja profitabilitas dan struktur modal sebagai alat untuk memperkirakan harga saham dalam berinvestasi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis

Dapat menambah ilmu dan mengetahui aplikasi yang sebenarnya dari pelaksanaan manajemen keuangan di pasar modal terutama manajemen investasi. b. Bagi investor Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam pemilihan saham yang memiliki harga optimal melalui penilaian kinerja keuangan yang tepat. c. Bagi perusahaan emiten Hasil penelitian ini diharapan menjadi bahan referensi untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.