BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Sarmi, Provinsi Papua. Adapun waktu penelitian Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. 3.3. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2010), dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun
kelapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap, focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara, panduan wawancara dan observasi. 3.5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan model Borg and Gall, dalam Sugiyono (2011) dimana langkah-langkah penelitian dan pengembangan ada sepuluh langkah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba Pemakaian, (9) Revisi Produk dan,(10) Produksi massal. Namun penelitian ini hanya membatasi pada langkah satu sampai dengan langkah ke lima, karena yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sarmi belum sampai pada langkah ujicoba produk, diharapkan dengan berjalannya waktu, langkah berikutnya dapat diambil oleh kepala sekolah dan diharapkan langkah-langkah berikutnya dari model ini dapat menjadi strategi meningkatkan penguasaaan konten materi pembelajaran melalui workshop. Adapun alasan memilih workshop sebagai strategi karena melalui workshop lebih efektif. Adapun langkah-langkah penelitiannya dapat dituangkan dalam gambar berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D) menurut Borg & Gall Selanjutnya untuk dapat memahami tiap langkah tersebutt di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Langkah 1. Potensi dan Masalah Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh dalam bidang pendidikan di SMA Negeri 1 Sarmi dimanaa potensi yang dimiliki antara lain, guru-guru berstatus PNS, latar belakang pendidikan guru sebagian besar adalah sarjana strata satu, sebagian besar memiliki pengalaman mengajar rata-rata di atas 10 tahun, dan sudah disertifikasi. Selain itu saat ini Pemerintah sangat memperhatikan kesehjahteraan guru dalam bentuk pemberian insentif, seperti adanya tunjangan-tunjangan sertifikasi, tunjangan profesi, dan pengembangan keprofesionalisme berkelanjutan, penilaiann kinerja guru, pemberlakuan otonomi khusus di wilayah Papua sehingga guru-guru mendapat perhatian lebih. Sementara masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan realita yang terjadi. Masalah juga dapat dijadikan potensi apabila dapat mendayagunakannya, (Sukardi, 2011). Misalnya, bahan ajar yang tidak memadai, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang dikurangi karena kondisi geografis yang sangat luas, terbatasnya alat transportasi, persiapan mengajar guru kurang, serta penambahan jumlah sekolah, adanya peraturan
tentang penilaian kinerja guru, jika kinerjanya menurun ada kompensasi yang diterima setelah sertifikasi, perubahan kurikulum, pemekaran wilayah, dan beban jam mengajar yang banyak (24-44 jam per minggu, belum termasuk tugas guru menangani administrasi kelas (khusus guru sertifikasi). Langkah 2. Pengumpulan data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Data yang dibutuhkan dalam kegiatan workshop yang akan dilaksanakan adalah peserta yang terdiri dari bapak ibu guru yang berdasarkan hasil evaluasi kinerja belum dapat melaksanakan butir-butir dalam instrumen penilaian yang berkaitan dengan penguasaan konten materi pembelajaran. Selain itu berkaitan dengan materi yang dibutuhkan dalam kegiatan workshop sebaiknya diinventarisir lebih awal melalui need assesment sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan tepat sasaran. Langkah 3. Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian research and development bermacam-macam. Untuk menghasilkan system kerja baru maka harus dibuat rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap system tersebut. Selain itu harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan system kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan tersebut berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik karena efektifitasnya belum terbukti dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
Desain produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah workshop penyusunan konten materi pembelajaran bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Sarmi. Dalam penelitian ini model pengembangan strategi yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Otto dan Glaser, yang terdiri dari lima langkah. Pertama, menganalisis masalah latihan. Kedua, merumuskan dan mengembangkan tujuan-tujuan latihan. Ketiga, memiliki bahan latihan, bahan belajar, metode dan teknik latihan. Keempat, menyusun kurikulum dan unit, mata latihan, dan topik latihan. Kelima, menilai hasil latihan. Langkahlangkah dalam model ini akan dikembangkan sebagai desain produk dalam meningkatkan pemahaman konten materi pembelajaran bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Sarmi. Langkah 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah produk, dalam hal ini system kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama. Dikatakan secara rasional karena validasi disini masih bersifat penilaian masih bersifat rasional, belum merupakan fakta di lapangan. Validasi desain produk yang telah dilakukan dalam penelitian ini, telah mendapat penilaian dari para pakar pendidikan. Dengan demikian, desain produk tersebut yang telah divalidasi dapat dijadikan strategi dalam rangka peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran di SMA Negeri 1 Sarmi. Sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan hal tersebut adalah melaksanan workshop. Langkah 5.Revisi Desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar, selanjutnya dapat diketahuii kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas
memperbaiki desain adalah peneliti yang hendak menghasilkan produk tersebut. Dalam penelitian ini, desain produk berupa panduan workshop dengan tema peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri 1 Sarmi telah disetujui untuk dilaksanakan.