GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

TIPE GABUNGAN MENDOMINASI JENIS PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA MAHASISWI TINGKAT I DAN II PRODI DIII KEBIDANANUNUSA

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia kerja yang semakin lesu pada saat ini, tetap mampu membuat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

PROFESI Volume 11 / Maret Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

PENGETAHUAN IBU TENTANG TANDA DAN GEJALA MENOPAUSE. Astika Tafrikul Khafidhoh

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

WORKING PAPER. Shella Lesmana [Kelas : LB33] ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SD TENTANG MENSTRUASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 6 MEDAN TENTANG SINDROMA PREMENSTRUASI (PMS) KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: SITI HAJAR BINTI RAMLI

Hubungan Stress Pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI SMP NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang lain. Menurut Proverawati (2009:107), bahwa gejala-gejala

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

PENGALAMAN HIDUP REMAJA YANG MENGALAMI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) DI SMK MOCH TOHA CIMAHI

Transkripsi:

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN SMK N 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri dan Ida Untari STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta PRODI DIII Keperawatan Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII Kadipiro Banjarsari Surakarta idauntari@yahoo.co.id ABSTRACT Pre Menstrual Syndrome (PMS) is collection of physical symptoms, psychological, and emotion associated with the menstrual cycle. Approximately 80 to 90 percent of women at child-bearing age experience pre menstrual symptoms that can interfere aspects of her life. The symptoms are usually predictable and occur regularly on a two-week period before menstruation. Based on a preliminary survey conducted by the researchers by interviewing five SMKN 9 Surakarta students, the results showed that the most important symptoms of pre-menstrual was breast pain. In addition, they also experienced abdominal pain, body fatigue, dizziness, and decreased concentration. The purpose of this study is to know overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in SMKN 9 Surakarta. This research used descriptive survey research method. The sample was taken by random sampling technique for 132 people. The instrument was a questionnaire with univariat analysis. The results showed that the signs and symptoms of pre menstrual syndrome experienced by in young women in the form physical symptoms the most were changes in appetite 72,7 % (96 people), form of psychological symptoms experienced the most were irritabilitas (easily offended) 87,1 % (115 people), form of behavioral symptoms the most experienced were loss of concentration 39,4 % (52 people), as well as additional symptoms not listed in questionnaire appeared the most were abdominal pain 20,5 % (27 people). The conclusions in this study is overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in SMKN 9 Surakarta is the young women experienced physical symptoms (38,50%), psychological symptoms (58,30%), behavioral symptoms (27,4%), additional symptoms not listed in questionnaire appears (4,2%). Keywords: Signs and Symptoms, Pre Menstrual Syndrome, Young Women ABSTRAK Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta. Metode Penelitian berupa survei deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling sejumlah 132 orang. Instrument menggunakan kuesioner dengan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan tanda dan gejala PMS yang dialami remaja putri berupa gejala fisik paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang), berupa gejala psikologis yang paling banyak dialami yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang), 15

berupa gejala perilaku paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang), serta gejala tambahan diluar teori yang paling banyak muncul yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa Tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta berupa mengalami gejala fisik (38,50%), gejala psikologis (58,30%), gejala perilaku (27,4%), serta gejala tambahan sebanyak (4,2%). Kata Kunci: Tanda dan Gejala, Pre Menstrual Syndrome (PMS), Remaja Putri PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis ataupun sosial. Saat wanita memasuki masa pubertas, sel telur mulai tumbuh dalam organ seksual yaitu sepasang ovarium. Berbeda dengan pria, organ reproduksi wanita merupakan organ reproduksi internal karena berada di dalam bagian tubuh. Hal ini menandai terjadinya menstruasi (Proverawati dkk, 2009) Menurut Prawirohardjo (2007) pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang menstruasi juga terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormonhormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini bisa menyebabkan ketegangan prahaid yang disebut dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS) ((Dewi, 2012). Sindrom Pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya perdarahan, namun dapat berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 % perempuan antara usia 20-35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya (Joseph, 2010). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Satu diantara lima siswa tersebut mengalami gejala yang khas sebelum menstruasi yaitu mengalami batuk dan pilek. Sedangkan dua dari lima siswi tersebut mengalami gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) dimulai dari 1 minggu sebelum menstruasi berlangsung sampai hari ketiga menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena (Sugiyono, 2011) Populasi yang diteliti adalah siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 sejumlah 132 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak (random sampling) yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak. (Suyanto. 2011) Instrumen penelitian menggunakan kuesioner berisi 28 pertanyaan dengan memberikan pilihan jawaban 2 buah (YA/TIDAK) meliputi 16

identitas responden meliputi nama, umur, dan pertanyaan tentang seputar tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome. Skor untuk jawaban yang ya = 1, dan jawaban tidak = 0. Analisa menggunakan analisa univariat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Karakteristik Berdasarkan Usia Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Umur (tahun) f % 1. 12-15 37 28 2. 16-18 92 69,7 3. 19-22 3 2,3 Diketahui bahwa mayoritas responden masuk dalam kategori remaja tengah 16-18 tahun yaitu 92 siswi (69,7%). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Fisik Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Fisik 1. Nyeri tekan dan pembengkakan 75 56,8 payudara 2. Perut kembung 21 15,9 3. Edema perifer 6 4,5 4. Sakit kepala atau migrain 34 25,8 5. Rasa panas dan kemerahan 10 7,6 pada wajah serta leher 6. Limbung 10 7,6 7. Palpitasi 9 6,8 8. Gangguan penglihatan 3 2,3 9. Ketidaknyamanan 91 68,9 panggul 10. Perubahan pola buang 34 25,8 air besar 11. Perubahan nafsu makan 96 72,7 12. Mual 16 12,1 13. Timbul jerawat atau lesi 95 71,9 Diketahui bahwa gejala fisik yang paling banyak dialami yaitu perubahan nafsu makan 96 orang (72,7%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis. Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis. 1. Penurunan koordinasi 38 28,8 2. Tegang 32 24,2 3. Irritabilitas (mudah tersinggung) 115 87,1 4. Depresi 12 9,1 5. Perubahan alam perasaan 63 47,7 6. Ansietas (cemas) 62 46,9 7. Gelisah 59 44,7 8. Letargi (mudah lelah) 109 82,6 9. Penurunan libido 25 18,9 10. Penurunan konsentrasi 68 51,5 Tabel diatas dapat diketahui bahwa gejala psikologis yang paling banyak dialami yaitu mudah tersinggung 115 orang (87,1%). 4. Karakteristik Berdasarkan Gejala Perilaku Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Perilaku. 1. Agoraphobia 11 8,3 2. Bolos sekolah 7 5,3 3. Penurunan prestasi belajar 4. Kehilangan konsentrasi 5. Penghindaran aktivitas sosial 28 21,2 52 39,4 39 29,5 17

Diketahui bahwa gejala perilaku yang paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 52 orang (39,4%). 5. Karakteristik Berdasarkan Gejala Tambahan Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Tambahan. 1. Nyeri perut 27 20,5 2. Ingin minum es 1 0,8 degan 3. Keputihan 1 0,8 4. Badan pegal-pegal 3 2,3 5. Suka makan 1 0,8 makanan pedas 6. Malas beraktivitas 4 3,0 7. Kaki pegal-pegal 1 0,8 8. Punggung sakit 2 1,5 9. Susah tidur 1 0,8 10 Mudah marah 1 0,8 Diketahui bahwa gejala tambahan yang paling banyak dialami yaitu nyeri perut 27 orang (20,5%). 6. Gambaran Tanda Dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome). Tabel 6. Distribusi Gambaran Gambaran Tanda Dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) 1. Gejala Fisik 500 38,5 2. Gejala Psikologis 583 58,3 3. Gejala Perilaku 137 27,4 4. Gejala tambahan 42 4,2 Diketahui bahwa Remaja Putri yang mengalami gejala fisik sebanyak (38,5 %), gejala psikologis sebanyak (58,3 %), gejala perilaku sebanyak (37,4 %), serta gejala tambahan sebanyak (4,2 %). Pembahasan Setelah dilakukan penelitian pada responden sejumlah 132 orang remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta mendapatkan hasil berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa remaja putri yang berusia termuda yakni 15 tahun sebanyak 1 orang (0,80%), umur 16 tahun sebanyak 36 orang (27,20%), umur antar 17 tahun sebanyak 85 orang (64,40%), umur 18 tahun sebanyak 7 orang (5,30%), umur 19 tahun sebanyak 2 orang (1,50%), dan yang tertua umur 20 tahun sebanyak 1 orang (0,80%). Dari data tersebut didapatkan remaja putri kelas XI yang paling banyak berusia 17 tahun sebanyak 85 orang. Distribusi responden pada tabel 2 menunjukkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang). Pre Menstrual Syndrome itu terdiri dari 4 tipe salah satunya PMS tipe C (craving). PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabakan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium. Selain gejala fisik, pada tabel 3 menunjukkan bahwa remaja putri yang mengalami gejala psikologis yang paling banyak yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang). Berdasarkan data tersebut, bahwa gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif dan sekitar 40 % wanita berusia 14-50 tahun mengalami hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh peneliti Zulaikha (2010) dengan judul Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Pre Menstrual Syndrome Di SMA N 5 Surakarta yang menunjukkan bahwa selain keluhan fisik, ditemukan pula adalah keluhan yang bersifat psikologis seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah (18,59%). 18

Dari data distribusi responden pada tabel 4. menunjukkan remaja yang mengalami gejala perilaku yang paling banyak dirasakan yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). Berdasarkan teori yang ada, pada sekitar 14 % perempuan antara usia 20-35 tahun mengalami Pre Menstrual Syndrome yang sangat hebat yang mengharuskan mereka untuk beristirahat dari sekolah atau kantornya. Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta menunjukan bahwa dari 132 orang responden mengalami gejala tambahan yang muncul diluar teori diantaranya: nyeri perut sebanyak 27 orang (20,5%), ingin minum es degan sebanyak 1 orang (0,8%), keputihan sebanyak 1 orang (0,8%), badan pegalpegal sebanyak 3 orang (2,3%), suka makan makanan pedas sebanyak 1 orang (0,8%), malas beraktivitas sebanyak 4 orang (3,0%), kaki pegalpegal 1 orang (0,8%), punggung sakit sebanyak 2 orang (1,5%), susah tidur sebanyak 1 orang (0,8%), dan mudah marah sebanyak 1 orang (0,8%). Dari hasil penelitian tersebut dapat digolongkan tanda dan gejala PMS (Pre Menstruasi Syndrome) yang berupa gejala fisik yaitu nyeri perut, ingin minum es degan, keputihan, badan pegal-pegal, kaki pegal-pegal, punggung sakit. Yang berupa gejala psikologis yaitu mudah marah. Serta yang berupa gejala perilaku yaitu suka makan makanan pedas, malas beraktivitas, dan susah tidur. Analisa penelitian di SMK N 9 Surakarta dapat dsimpulkan secara umum bahwa remaja putri di SMK N 9 Surakarta mengalami gejala fisik sebanyak 38,5 %, gejala psikologis sebanyak 58,3 %, gejala perilaku sebanyak 27,4 %, serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak 4,2 %. Dari hasil tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setiap wanita itu bisa saja mengalami beberapa gejala yang dirasakan sebelum terjadinya menstruasi. Bisa saja wanita itu mengalami gejala fisik, gejala psikologis dan juga gejala perilaku. Tapi ada juga yang hanya mengalami gejala fisik saja, atau gejala psikologis saja bahkan hanya gejala perilaku saja. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai Gambaran Tanda Dan Gejala Pre Menstrual Syndrome dapat disimpulkan yaitu: 1. Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan hasil yaitu remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta mayoritas masuk dalam kelompok remaja tengah 16 18 tahun sebesar 69,7 % 2. Karakteristik responden berdasarkan gejala fisik mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang). 3. Karakteristik responden berdasarkan gejala psikologis, mengalami irritabilitas (mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang). 4. Karakteristik responden berdasarkan gejala perilaku, mengalami kehilangan konsen-trasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). 5. Karakteristik responden berdasarkan gejala tambahan yang paling banyak dirasakan yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang). 6. Karakteristik responden berdasarkan tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome, mengalami gejala fisik sebanyak 38,5 %, gejala psikologis sebanyak 58,3 %, gejala perilaku sebanyak 27,4 %, serta gejala tambahan lain sebanyak 4,2%. Saran Saran bagi remaja putri untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang PMS dengan cara mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja khususnya PMS misalnya dari buku, internet, mengikuti penyuluhan dan dapat melalui diskusi secara terbuka dengan kesehatan reproduksi remaja dalam hal ini tentang PMS dengan orangtua, guru, teman, maupun orang yang memang paham akan hal ini. Perlu dikembangkan lagi penelitian lanjutan berkaitan dengan faktor lain muncul diluar teori. 19

DAFTAR PUSTAKA Dewi, Syntia Nilda. 2012. Biologi Reproduksi, Yogyakarta: Pustaka Rihama Joseph,HK dan M. Nugroho S. 2010. Catatan Kuliah GINEKOLOGI dan OBSTETRI (OBSGYN) Untuk Keperawatan dan Kebidanan, Yogyakarta: Nuha Medika Pieter, Zan Herri dan Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna, Yogyakarta: Nuha Medika Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Yogyakarta: Nuha Medika Zulaikha F. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrom di SMA N 5 Surakarta. Dibuka tanggal 21 Desember 2013 dari Error! Hyperlink reference not valid. diakses pada tanggal 02 Januari 2014. 20