PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA PENSIUNAN PEGAWAI PERHUTANI SURAKARTA YANG BEKERJA DENGAN YANG TIDAK BEKERJA SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mecapai derajat Sarjana Kedokteran

ERY SANDI NIM I

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN GEJALA SOMATIK ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PENGARUH ANDROPAUSE TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA PRIA DI KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIA YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI PT TYFOUNTEX KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

PERBEDAAN DEPRESI ANTARA GURU SMA BERJENIS KELAMIN PRIA YANG BEKERJA DENGAN TUGAS TAMBAHAN DAN YANG BEKERJA SECARA REGULER DI SMA NEGERI SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

SKRIPSI. Diajukan oleh: Triasworo Nawangwulan J Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. G Harldy Parendra G

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA GURU SEKOLAH LUAR BIASA DI SLB NEGERI SURAKARTA DENGAN GURU REGULER DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PROGRAM PENDIDIKAN SISWA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KEJADIAN SKIZOFRENIA PADA USIA DEWASA MUDA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

: PAMBUDI EKO PRASETYO

Oleh: Esti Widiasari S

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 KAYEN PATI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN HIPOTIROIDISME DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI EREKSI PADA PRIA di KECAMATAN NGARGOYOSO, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PEDAGANG PASAR KLEWER PASCA KEBAKARAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT STRES PRIMIGRAVIDA YANG BEKERJA DENGAN YANG TIDAK BEKERJA DI KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

RELATIONSHIP BETWEEN LOCUS OF CONTROL AND WORKING ATMOSPHERE WITH NURSE S WORK STRESS IN OUTPATIENT INSTALLATION (POLYCLINICS) RSUP PROF. DR. R.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CO-ASSISTANT DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROF. SOEDOMO FKG UGM YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

ANAK SKRIPSI J

PENGARUH STRATEGI MIND MAP

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Transkripsi:

1 PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh : RAHMA LIONITA LAMANDAWATI J 500 110 120 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

3 SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirahmanirrahim, Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Rahma Lionita Lamandawati NIM : J 500110120 Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Pendidikan Dokter Jenis : Skripsi Judul : Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Perawat Profesional Dengan Perawat Vokasional Di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulis karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatika mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya Surakarta, Februari 2015 Penulis

1 PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS Rahma Lionita Lamandawati, Rh Budhi Muljanto, Erna Herawati Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Perawat adalah komponen yang tak terpisahkan dari dunia kesehatan. Namun, banyak dari mereka yang dikenal bekerja dilingkungan stres yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka. Hal ini dapat berdampak kecemasan bagi penderita. Masalah ini dampat berdampak pada seorang karena akan mengalami penurunan produktivitas.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi Kudus.Metode penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini masing-masing sebanyak 26 perawat profesional dan perawat vokasional yang sesuai dengan kritaria restriksi, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data responden dilakukan dengan cara mengisi biodata, kuesioner L-MMPI dan kuesioner TMAS. Data Dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Dari hasil penelitiandata perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi Kudus diuji dengan uji t tidak berpasangan didapatkan p=0,001 (<0,05) yang artinya bermakna secara statistik. Nilai mean pada perawat profesional sebesar 22,73 sedangkam perawat vokasional sebesar 18,23 menunjukan tingkat kecemasan perawat profesional lebih tinggi disbanding peawat vokasional. Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi Kudus, dimana tingkat kecemasan perawat profesiona lebih tinggi dari pada perawat vokasional. Kata Kunci: kecemasan, perawat profesional, perawat vokasional

2 DIFFERENCE ON ANXIETY LEVEL BETWEEN THE PROFESSIONAL NURSE WITH VOCATIONAL NURSE OF RSU KUMALA SIWI KUDUS Rahma Lionita Lamandawati, Rh Budhi Muljanto, Erna Herawati Faculty of medicine of Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT Nurse are an unseparate component of world s health. But, many of them known working at stress environment that can affect their welfare. This case can making a anxiety for them. This problem can affect at people because it will decrease productivity.this study aimed to determine differences in the level of anxiety among professional nurses with vocational nurse at the RSU Kumala Siwi Kudus. The method uses observational analytic design with cross sectional approach. Number of sample were 26 respondents from nurse professional and 26 from nurse vocational who met the restriction criteria, by using a purposive sampling technique. Then respondents fill out the instrument to get data. Data were analyzed by t test. Data difference in the level of anxiety among professional nurses with vocational nurse at the RSU Kumala Siwi Kudus tested by unpaired t test was obtained p = 0.001 (<0.05), which means statistically significant. The mean value of professional nurse is 22,73 and 18,23 of vocational nurse were professional nurse more have high anxiety level than vocational nurse.the Conclusions there are differences in the level of anxiety among professional nurses with vocational nurses in RSU Kumala Siwi Kudus, were professional nurse more have high anxiety level than vocational nurse. Keywords: anxiety, professional nurses, vocational nurses Pendahuluan Perawat adalah komponen yang tak terpisahkan dari angkatan kerja dalam sistem perawatan kesehatan, dan perawat lebih sering bersinggungan dengan pasien oleh sebab itu kinerja mereka pasti sangat mempengaruhi kualitas keseluruhan perawatan pasien di rumah sakit 1. Ada dua kategori tenaga keperawatan menurut UU Praktik Keperawatan, yaitu perawat vokasional dan perawat profesional. Perawat vokasional adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan lulusan Program Diploma III Keperawatan. Perawat profesional

3 adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan 2. Perawat sendiri harus mempunyai landasan keilmuan yang kuat dan sikap profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien 3, sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjalankan profesinya. Di Amerika Serikat sendiri, gangguan kecemasan mempengaruhi sekitar 40 juta orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih tua (sekitar 18% dari populasi itu) setiap tahun dan mempengaruhi sekitar 28,8% dari populasi Amerika Serikat dalam waktu hidup mereka 4. Di Indonesia, berasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007, menunjukan prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat ini yang mengalami gangguan mental emosional 5. Berdasarkan tersebut perawat sangat mungkin mengalami kecemasan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Biasanya ditandai dengan perasaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, takut, atau tidak menentu 6. Perawat profesional lebih banyak mendapatkan teori dan berkewajiban menyalurkan ketrampilannya kepada perawat vokasional dan pasien, sedangkan pada perawat vokasional hanya melakukan tindakan medis berdasarkan perintah perawat profesional. Oleh sebab itu perawat profesional memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perawat vokasional sehingga perawat profesional lebih besar kemungkinan mengalami kecemasan. Maka dari itu disebutkan juga dalam penelitian sebelumnya bahwa perawat dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi ternyata memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi daripada

4 perawat dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah 7. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi Kudus. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya satu kali pada saat yang sama 8. Jumlah sampel penelitian ini masing-masing sebanyak 26 perawat profesional dan perawat vokasional yang sesuai dengan kritaria restriksi, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data responden dilakukan dengan cara mengisi biodata, kuesioner L- berpasangan. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 dan 21 Januari 2015. Semua data responden dicatat dilakukan editing kemudian coding dan dianalisis menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 17.0 for Windows. Analisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil Berdasarkan tabel 6 dari hasil uji t menunjukan perbedan tingkat kecemasan yang bermakna antara perawat profesional dengan perawat vokasional yaitu didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) ditunjukan nilai nilai mean pada perawat profesional 22,73 sedangkan pada perawat vokasional adalah 18,23 yang berarti bahwa pada perawat profesional lebih cenderung mengalami gejala kecemasan. Tabel 6. Uji t-tidak Berpasangan Tingkat Kecemasan antara Perawat Profesional dengan Perawat Vokasional Jumlah Mean P Perawat Profesional 26 22,73 0,001 Perawat Vokasional 26 18,23 MMPI dan kuesioner TMAS. Data Dianalisis menggunakan uji t tidak Diskusi

5 Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara perawat profesional dengan perawat vokasional yaitu ditunjukan nilai p=0,001 (p<0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gao (2012) 4 bahwa diantara faktor-faktor gaya hidup dan kondisi kerja, kelas rumah sakit, peringkat pekerjaan, gaji bulanan, hubungan perawat-pasien, kepuasan kerja ditemukan secara signifikan berhubungan dengan kecemasan. Keadaan tersebut dikarenakan seorang perawat sering kali dihadapkan pada permasalahan dan resiko yang berhubungan dengan pasien yang sedang dirawatnya, dan keadaan inilah yang dapat memunculkan stres 9. Dan disebutkan juga pada penelitian yang dilakukan Almasitoh (2011) 10 gangguan psikologis yang paling sering terjadi akibat stres adalah kecemasan dan depresi. Berdasarkan tabel 6 dari hasil uji t menunjukan perbedan tingkat kecemasan yang bermakna antara perawat profesional dengan perawat vokasional yaitu didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) ditunjukan nilai nilai mean pada perawat profesional 22,73 sedangkan pada perawat vokasional adalah 18,23 yang berarti bahwa pada perawat profesional lebih cenderung mengalami gejala kecemasan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Gao, et al. 2012 menyatakan bahwa perawat dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi ternyata memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada perawat dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah dengan prevalensi gejala kecemasan perawat kepala 11,6% lebih tinggi daripada perawat dasar. Hal tersebut didukung dengan pernyataan bahwa perawat profesional memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada perawat vokasional. Karena pada perawat profesional dalam menyelesaikan pendidikannya lebih lama sehingga teori yang didapat banyak, berbeda dengan perawat vokasional yang menyelesaikan pendidikannya lebih singkat sehingga teori yang didapat lebih sedikit. Tugas pada perawat profesional juga lebih berat daripada

6 perawat vokasional yaitu melakukan tindakan keperawatan lanjut, sebagai pembimbing dan pendidik perawat vokasional, dan juga sebagai pelaksana riset keperawatan 11. Gao, et al. (2012) mengemukakan bahwa pada perawat profesional harus memikirkan tindakan medis apa yang akan dilakukan dan biasanya perawat profesional menugaskan perwat vokasional untuk membantu dalam proses tindakan medis tersebut. Oleh sebab itu pada perawat profesional lebih cenderung mengalami kecemasan 7. Adanya gangguan kecemasan yang dialami oleh perawat dapat menimbulkan kecemasan yang menyebabkan penyimpangan pada fungsi psikologis, fisik, dan tingkah laku individu yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari fungsifungsi normal. Jika kecemasan terus terjadi, dapat menyebabkan penurunan kinerja perawat sehingga kesembuhan pasien menjadi lebih lama dan pelayanan kesehatan menjadi tidak memuaskan 10. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan antara lain yaitu jenis kelamin, pengalaman, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara perawat profesional dengan perawat vokasional. Didapatkan nilai mean untuk perawat profesional 22,73 dan perawat vokasional 18,23, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat profesional lebih cenderung mengalami kecemasan daripada perawat vokasional. Walaupun hasil penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Gao, et al., pada tahun 2012 di China yang menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional, namun penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Dalam penelitian ini menggunakan metode cross sectional sehingga tidak bisa mengetahui kesulitan, hambatan dan beban kerja dalam melaksanakan tugas perawat. Selain itu, terdapat keterbatasan sampel sehingga tidak bisa menentukan perbandingan

7 jumlah sampel usia dan jenis kelamin. Lalu tidak diketahuinya faktor genetik, faktor hormonal dan faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada perawat. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus yang bermakna secara statistik, dengan nilai p=0,001 didapatkan mean pada perawat profesional sebesar 22,73 lalu pada perawat vokasional sebesar 18,23 yang menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada perawat profesioanal lebih tinggi dari pada perawat vokasional. Daftar Pustaka 1. Koesmono., H. T., 2007. Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No. 1. 2. Depkes (Departemen Kesehatan), R.I. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/Menkes/SK/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Jakarta. 3. Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta, EGC. pp 73-75 4. Gao, Y. Q., Pan, B.C., Sun, W., Wu, H., Wang, J. N., Wang, L., 2012. Anxiety symptoms among Chinese nursesand the associated factor: a cross sectional study.bmc Psychiatry. http: //www.biomedcentral.com/147 1-244X/12/141.Volume 12:141 5. Supriyantoro. 2011. Kecemasan dan Depresi Capai 11,6 Persen. http://www.health.kompas.com /read/2011/09/29/07021233/ke cemasan.dan.depresi.capai.11. 6.Persen (diakses tanggal 16 agustus 2014) 6. Maramis, W.F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya, Airlangga University Press. 7. Gao, Y. Q., Pan, B. C., Sun, W., Wu, H., Wang, J. N., Wang, L., 2012. Anxiety Symptoms Among Chinese Nurses: Prevalence and The Associated Factors. Journal of Advanced Nursing. 68(5), 1166-1175. http://onlinelibrary.wiley.com/

8 doi/10.111/j.1365-2648.2011.05832.x/abstract 8. Arief, M. TQ., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. LPP UNS dan UNS Press. 9. Lestarianita, P., Faathrurrozi, M., 2011. Pengatasan Stres Pada Perawat Pria Dan Wanita. Jurnal Psikologi Gunadarma. Vol 1, No 1. http: //ejournal.gunadarma.ac.id/ind ex.php/psikos/articles/view/28 2 10. Almasitoh, U. H., 2011. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islami (JPI). Vol 8 No.1, 63-82 11. PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). 2005. Pendidikan Keperawatan. http://www.inna.ppni.or.id/inde x.php/pendidikan/keperawatan (18 agustus 2014)