PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PERILAKU KLIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Zainatun Zahrah*), Faridah Aini**), Yunita Galih Yudanari**)

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

NASKAH PUBLIKASI DWI AGUNG SANTOSO I

SKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ISTIQOMAH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH

ABSTRAK. EFEK INFUSA KULIT PISANG RAJA (Musa paradisisaca L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN KELOPAK BUNGA ROSELA MERAH (Hisbiscus sabdariffa, L) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA WANITA DEWASA

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sukoharjo dengan luas wilayah Ha yang merupakan 9,40% dari luas. dataran rendah dan sebagian merupakan dataran tinggi.

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

Kata kunci: Belimbing wuluh, tekanan darah, wanita dewasa.

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

PENGARUH TERAPI HEALING TOUCH TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI DESA TULAKAN DONOROJO JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH SENAM LANSIA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT NASKAH PUBLIKASI

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

PENURUNAN TEKANAN DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

ABSTRAK. EFEK KAPSUL SERBUK AKAR ALANG-ALANG (Imperta cylindrica Beauv.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI-LAKI DEWASA

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO Nurul Solechah Gresty N. M. Masi Julia V. Rottie Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : Nurul.solechah@yahoo.com Abstract: Hypertension is systolic blood pressure greater than 140 mmhg and diastolic over 90 mmhg. In addition to pharmacological therapy, treatment of hypertension can use nonpharmacological therapy, is one foot soak therapy warm water. The aim to determine the effect of foot soak therapy with warm water to decrease blood pressure in patients with hypertension at Bahu Public Health Center. The samples are patients with hypertension at Bahu Public Health Center met the inclusion criteria, using non-random sampling technique was purposive sampling method got 17 samples. The design using quasi experiment designs with one group time series design, observations pretest and then treatment (foot soak therapy warm water) and posttest observations three times. The research results based on the Friedman test showed that P-value = 0.689 > α = 0.05, there is no difference between the systolic blood pressure after foot soak therapy with warm water O2, O3, O4. Based on Wilcoxon test, there are significant before and after foot soak therapy with warm water to decrease blood pressure (P-value = 0.000). The conclusion, foot soak therapy with warm water ineffective to decrease blood pressure in patients with hypertension at Bahu Public Health Center. Keywords: warm water foot bath, blood pressure, hypertension, patients Abstrak: Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan diastolik lebih dari 90 mmhg. Selain terapi farmakologi, penatalaksanaan hipertensi dapat menggunakan terapi nonfarmakologi salah satunya terapi rendam kaki air hangat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pasien dengan. Sampel adalah penderita yang memenuhi kriteria inklusi, menggunakan teknik non random sampling dengan metode purposive sampling didapatkan 17 orang. Desain penelitian menggunakan metode penelitian quasi eksperiment designs dengan rancangan one group time series, dilakukan observasi pretest kemudian perlakuan (terapi rendam kaki air hangat) dan observasi posttest sebanyak tiga kali. Hasil Penelitian berdasarkan uji Friedman didapatkan bahwa P- value = 0,689 > (α = 0,05), maka tidak terdapat perbedaan antara hasil tekanan darah sistolik setelah terapi O2, O3, O4. Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah (P-value = 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini, terapi tidak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien dengan. Kata kunci : rendam kaki air hangat, tekanan darah, hipertensi, pasien

PENDAHULUAN Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg. darah merupakan gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah akibat kontraksi jantung dan dipengaruhi oleh elastisitas dinding pembuluh (Tortora & Derrickson, 2009). Penatalaksanaan hipertensi terbagi dua yaitu, terapi farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan hipertensi secara non-farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat, salah satunya terapi merendam kaki dengan air hangat yang bertemperatur 39-40⁰C. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Lalage, 2015). Survey yang dilakukan peneliti di Puskesmas Bahu didapatkan data pasien dengan hipertensi cukup tinggi, dari bulan Januari 2016 September 2016 terdapat 1.271 pasien dengan hipertensi, diantaranya 1085 pasien dengan hipertensi essensial, 77 pasien dengan hipertensi heart disease (HDH) dan 109 hipertensi lain. Sedangkan angka hipertensi pada bulan september 2016 mencapai 129 pasien, diantaranya laki laki 53 pasien dan perempuan 76 pasien. Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperiment designs dengan rancangan one group time series (pretest one post test) (Dharma, 2011). Dalam rancangan ini dilakukan observasi pertama (pretest) kemudian perlakuan (terapi rendam kaki dengan air hangat) dan observasi posttest sebanyak tiga kali. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bahu pada bulan November 2016. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh penderita hipertensi di Puskesmas Bahu yang berjumlah 129 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non random sampling dengan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel yaitu menggunakan rumus eksperimen berjumlah 17 orang. Instrumen dalam penelitian ini yaitu pemeriksaan tekanan darah dilakukan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop sesuai dengan SOP, kemudian lembar observasi yang berisi nomor responden, nama (inisial), umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, tekanan darah pre test, kriteria hipertensi dan tekanan darah post test. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan, peneliti menyediakan alat dan bahan untuk pelaksanaan intervensi terapi rendam kaki dengan air hangat, seperti baskom besar, air hangat 39-40⁰ C, termometer air, timer, handuk kecil pemeriksaan tekanan darah, sphygmo-manometer dan stetoskop serta SOP pemeriksaan tekanan darah dan terapi rendam kaki dengan air hangat, lembar penjelasan penelitian, surat persetujuan menjadi responden dan lembar observasi penelitian. Prosedur dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti setelah mendapat rekomendasi dari Koordinator Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Langkah selanjutnya peneliti menyampaikan surat permohonan penelitian di Puskesmas Bahu sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan kemudian mengidentifikasi responden penelitian sesuai kriteria inklusi. Selanjutnya menjelaskan pada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian dan meminta kesediannya untuk menjadi responden. Jika calon setuju, maka responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, sebelum dilakukan intevensi, dilakukan pengukuran tekanan darah disertakan pengisian hasil pemeriksaan tekanan darah pre test pada lembar observasi, peneliti melakukan intervensi terapi, dengan air hangat bersuhu 39-40⁰ C menggunakkan termometer air dalam baskom dengan banyak air setinggi 15 cm, selama 15 menit. Setelah dilakukan intervensi, responden dilakukan pemeriksaan tekanan darah (post test) disertai pengisian di lembar observasi. Intervensi rendam kaki dengan air hangat dan pemeriksaan tekanan darah (post test) dilakukan sebanyak 3x dengan waktu yang sama. Pengolahan data melalui tahap editing, koding, dan tabulasi data dan data dianalisis melalui analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi non parametrik uji Friedman untuk melihat perbandingan 3 mean tekanan darah setelah perlakuan rendam kaki dengan air hangat (post test) selama 3 kali dan menggunakan uji wilcoxon untuk melihat pretest dan posttest setelah terapi rendam kaki dengan air hangat dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Etika dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed consent, menghormati privasi responden dan kerahasiaan responden. HASIL dan PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Umur N % 40 50 tahun 2 11,8 51 60 tahun 7 41,2 >60 tahun 8 47,1

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Jenis Kelamin N % Laki Laki 7 41,2 Perempuan 10 58,8 Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Pekerjaan N % Guru 1 5,9 IRT 4 23,5 Pendeta 1 5,9 Pensiunan 6 35,3 PNS 3 17,6 Swasta 1 5,9 Wiraswasta 1 5,9 Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistolik pretest responden dengan N % Pretest (O1) 140 mmhg 8 47,1 150 mmhg 7 41,2 160 mmhg 1 5,9 170 mmhg 1 5,9 Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan kriteria hipertensi responden dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Kriteria N % Hipertensi Hipertensi 15 88,2 Derajat 1 Hipertensi 2 11,8 Derajat 2 Tabel 6. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistolik posttest (O2) responden dengan N % Posttest (O2) 120 mmhg 1 5,9 130 mmhg 9 52,9 140 mmhg 4 23,5 150 mmhg 2 11,8 170 mmhg 1 5,9 Tabel 7. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistolik posttest (O3) responden dengan N % Posttest (O3) 130 mmhg 9 52,9 140 mmhg 6 35,3 150 mmhg 1 5,9 160 mmhg 1 5,9

Tabel 8. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistolik posttest (O4) responden dengan N % Posttest (O4) 120 mmhg 5 29,4 130 mmhg 4 23,5 140 mmhg 5 29,4 150 mmhg 2 11,8 160 mmhg 1 5,9 Tabel 9. Distribusi frekuensi berdasarkan perbandingan 3 mean tekanan darah sistolik posttest (O2, O3, O4) reponden dengan Variabel N Mean SD Sig. p Posttest (O2) Posttest (O3) Posttest (O3) 17 136,47 11,6 95 17 136,47 8,61 8 17 134,12 12,2 77 0,689 Tabel 10. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Bahu Variabel N Mean SD Sig. p Sebelum Dilakuka n Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat (Pretest) Sesudah Dilakuka n Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat (Posttest) 17 147,0 6 17 135,6 9 8,48 9 9,55 7 0,000 PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bahu, didapatkan 17 responden menderita hipertensi. Kelompok umur terbanyak yaitu umur >60 tahun sebanyak 8 responden (47,1%). Menurut Triyanto 2014), faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapatkan risiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bahu

didapatkan jumlah responden tertinggi yaitu berjenis kelamin perempuan. Responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang. Menurut Anggraini, dkk (2009), dalam jurnal penelitiannya tentang Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bungkinang Periode Januari Sampai Juni 2008, wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar (HDL). Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Hasil analisis tekanan darah sebelum diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat (pretest), terdapat 8 responden (47,1%) yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmhg, 7 responden (41,2%) yang memiliki tekanan darah sistolik 150 mmhg, 1 responden (5,9%) yang memiliki tekanan darah sistolik 160 mmhg, dan 1 responden (5,9%) yang memiliki tekanan darah sistolik 170 mmhg. Dari data tersebut, sehingga didapatkan 15 responden (88,2%) mengalami hipertensi derajat 1 dan 2 responden (11,8%) mengalami hipertensi derajat 2. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2015) dengan judul Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak yang menunjukkan sebelum dilakukan terapi rendam kaki air hangat didapatkan 9 orang lansia mengalami hipertensi derajat I dan 7 orang lansia mengalami hipertensi derajat II. Gejala yang umumnya diderita penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba tiba, tengkuk terasa pegal dan berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriksi. (Pardila, 2013). Peneliti juga sependapat dimana hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pemicu, tergantung pada individu itu sendiri, dengan berbagai gejala yang timbul. Setelah dilakukan terapi 3 kali perlakuan (posttest O2, O3, O4) pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu dilakukan perbandingan 3 mean tekanan darah sistolik posttest menggunakan uji korelasi non parametrik uji Friedman didapatkan rata rata tekanan darah sistolik pada posttest O2 sebesar 136,47 mmhg dengan standar deviasi 11, 695, pada posttest O3 sebesar 136,47 mmhg dengan standar deviasi 8,618, dan pada posttest O4 sebesar 134,12 mmhg dengan standar deviasi 12,277. Pada uji Friedman didapatkan P-value = 0,689 > (α = 0,05), maka tidak terdapat perbedaan antara hasil tekanan darah sistolik setelah terapi rendam kaki dengan air hangat pertama, kedua dan ketiga (posttest O2, O3, O4). Penelitian ini senada dengan Damayanti (2014) dalam jurnal penelitiannya tentang perbedaan tekanan darah sebelum dan

sesudah dilakukan hidroterapi rendam hangat pada penderita hipertensi di desa kebondalem kecamatan jambu kabupaten semarang, yaitu hasil penelitian sesudah dilakukan hidroterapi rendam hangat tekanan darah sistolik paling rendah sebesar 110 mmhg dan paling tinggi sebesar 160 mmhg dengan rata-rata sebesar 133,7 mmhg. Penelitian yang telah dilakukan didapatkan jumlah penurunan tekanan darah responden ada yang penurunannya banyak dan ada juga yang penurunannya sedikit. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki respon tubuh yang berbeda-beda terhadap hidroterapi rendam hangat. Air hangat akan merangsang dilatasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga peredaran darah menjadi lancar yang akan mempengaruhi tekanan dalam ventrikel. Aliran darah menjadi lancar sehingga darah dapat terdorong ke dalam jantung dan dapat menurunkan tekanan sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, tekanan dalam ventrikel turun drastis, akibat aliran darah yang lancar sehingga menurunkan tekanan diastolik (Perry & Potter, 2006). Hasil uji statistik uji Wilcoxon (Signed Ranks Test). Nilai rata rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan terapi 147,06 mmhg, lebih tinggi dari nilai rata rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan terapi yaitu 135,69 mmhg, yang berarti nilai rata rata tekanan darah sistolik mengalami penurunan, dimana hal ini menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik setelah dilakukan terapi pada pasien dengan hipertensi. Analisis menggunakan uji statistik uji Wilcoxon (Signed Ranks Test) dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05) yang menunjukkan hasil Sig. (2-tailed) atau P-value = 0,000. Dengan P-value = 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu. Hasil ini juga didukung penelitian sebelumnya oleh Putri, dkk (2015) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Efektifitas Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Dan Senam Lansia Terhadap Di Unit Rehabilitasi Sosial (Uresos) Pucang Gading Unit Semarang II, yang menyatakan bahwa rata-rata tekanan darah sistole sebelum diberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dan senam lansia adalah 145 mmhg. darah sistole setelah diberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dan senam lansia adalah 132,27 mmhg dengan hasil p-value 0,000 < α = (0,005) artinya ada perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan setelah dilakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dan senam lansia pada kelompok intervensi. Menurut Asia Traditional Chinese Medicine (2013), rendam kaki dengan air panas setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah Terapi rendam kaki dengan air panas mencapai serangkaian perawatan kesehatan yang efisien melalui tindakan pemanasan, tindakan mekanis dan tindakan

kimia air serta efek penyembuhan dari uap obat dan medis pengasapan. SIMPULAN darah sistolik pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu sebelum diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat didpatkan rata rata sebesar 147,06 mmhg. darah sistolik pasien dengan sesudah diberikan terapi didapatkan rata rata tekanan darah sistolik pada (O2) sebesar 136,47 mmhg, pada (O3) sebesar 136,47 mmhg dan pada (O4) sebesar 134,12 mmhg. Rata rata tekanan darah sistolik (O2, O3, O4) sebesar 135,69 mmhg. Terapi tidak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien dengan DAFTAR PUSTAKA Tortora G. Derrickson, (2009). Principles of Anatomy and Physiology: Maintenance and Continuity of the Human Body, Twelfth Edition, Volume 2. Hoboken: John Wiley & Sons. Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Terapi Air.Yogyakarta: Abata Press. Dharma, Kelana. (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu. Anggraini, dkk (2009). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bungkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Diakses tanggal 24 Oktober 2016. Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit. Yogyakarta : Nuha Medika. Santoso, A. Dwi. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak. Diakses tanggal 15 September 2016. Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika. Damayanti, Destia (2014). Perbedaan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan. Diakses tanggal 15 September 2016. Putri, dkk (2015). Efektifitas Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Dan Senam Lansia Terhadap Di Unit Rehabilitasi Sosial (Uresos) Pucang Gading Unit Semarang II. Diakses tanggal 15 September 2016 Asia Traditional Chinese Medicine (TCM). (2013). Rendam kaki dengan air panas mempercepatkan peredaran darah. http://id.asiatcm.com/content /rendam-kaki-dengan-airpanas-mempercepatkanperedaran-darah. Diakses tanggal 15 September 2016.