GAMBARAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DENGAN ANTIKOAGULAN K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 DAN 15 µl

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

Pengertian Trombosit dan macamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

GAMBARAN DARAH RUTIN TERHADAP PEMBENDUNGAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA DENGAN WAKTU 3 MENIT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT PADA DARAH VENA DAN DARAH KAPILER DENGAN METODE TABUNG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 10 hari. Jumlah trombosit antara mililiter, sekitar 30

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

Transkripsi:

GAMBARAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DENGAN ANTIKOAGULAN K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 DAN 15 µl KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan Oleh : TIKA APRILIANI NIM. 13DA277048 PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016

GAMBARAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DENGAN ANTIKOAGULAN K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 DAN 15 µl 1 Tika Apriliani 2 Minceu Sumirah 3 Atun Farihatun 4 INTISARI Pemeriksaan hitung jumlah trombosit merupakan salah satu jenis pemeriksaan hematologi. Salah satu cara pemeriksaan hitung jumlah trombosit yaitu dengan metode manual Brecker-Conkite menggunakan reagen Ammonium Oksalat 1%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengunaaan K 3 EDTA 10% dengan volume 5, 10, 15 µl. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, populasi penelitian adalah mahasiswa/i prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Sampelnya sebanyak 10 sampel dari mahasiswa/i tingkat 3 Prodi D3 Analis Kesehatan. Sampel diperiksa di laboratorium Hematologi STIKes Muhammadiyah Ciamis. Berdasarkan hasil penelitian pada trombosit menggunakan antikoagulan K 3 EDTA 10% volume 5 µl hasil cenderung menurun dan 15 µl cenderung meningkat. Kata Kunci : Hitung Jumlah Trombosit, Antikoagulan K 3 EDTA 10% Kepustakaan : 17, 1989-2016 Keterangan : 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II iv

THE DESCRIPTION OF THE COUNT THE NUMBER OF PLATELET WITH ANTICOAGULANTS K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 AND 15 µ L 1 Tika Apriliani 2 Minceu Sumirah 3 Atun Farihatun 4 ABSTRACT Examination count the number of platelets is one type of examination of Hematology. One way to calculate the number of platelets examination i.e. by manual methods Brecker-Conkite use reagents Ammonium Oksalat 1%. The purpose of this research is to know the use K 3 EDTA 10% with volume 5, 10, 15 µl. This research is experimental research, population studies is a student prodi D3 Health Analyst STIKes Muhammadiyah Ciamis. Sampelnya total of 10 samples from student level 3 Prodi D3 Health Analyst. the sample examined in laboratory Hematology STIKes Muhammadiyah Ciamis. Based on the results of research on platelets using anticoagulants K3EDTA 10% volume 5 µ L its results tend to decline 15 µ L tend to increase Keywords : The Count Number of Platelet, Anticoagulant K 3 EDTA 10% Library : 17, 1989-2016 Description : 1 the title of the, 2 name of student, 3 name of supervisor I, 4 name of supervisor II v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trombosit adalah sel dengan ukuran kecil, trombosit dibentuk dalam sumsum tulang melalui proses fregmentasi sitoplasma megakariosit. Bentuk trombosit tidak berinti diameternya sekitar 2-3 µm dan konsentrasinya sebesar 150.000 400.000 sel/mm 3 di seluruh darah. Peranannya sangat penting dalam peenggumpalan darah. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanik selam respon hemostasis normal terhadap cedera vaskuler, melindungi integritas endotel pembuluh darah, dan akan memulai perbaikan pada kerusakan dinding pembuluh darah (Tawoto, 2008). Parameter pada pemeriksaan laboratorium hematologi antara lain : kadar Hb, hitung leukosit, hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), hitung trombosit, retikulosit, hematokrit, SADT dan pemeriksaan hemostasis (Sacher, 2004). Hitung jumlah trombosit ialah pemeriksaan untuk menentukan jumlah trombosit dalam µl darah. Satuan hitung jumlah trombosit dinyatakan dalam sel/mm 3, sel/µl, 10⁶ sel/l. K 3 EDTA merupakan antikoagulan yang sering digunakan pada pemeriksaan hematologi. Fungsi pemberian K 3 EDTA agar tidak terjadinya pembekuan pada darah. K 3 EDTA cair dengan konsentrasi 10% menggunakan 10 µl K 3 EDTA dan 1mL darah. Kelebihan penggunaan K 3 EDTA dikarenakan adanya zat adiktifnya yang menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik (Nugraha, 2015). Trombosit akan mengalami pembengkakan sehingga tampak adanya trombosit raksasa yang pada akhirnya mengalami fragmentasi membentuk fragmen-fragmen yang masih dalam pengukuran trombosit sehingga dapat menyebabkan peningkatan palsu jumlah trombosit. Pada pemberian K 3 EDTA yang kurang akan menyebabkan 1

2 terjadinya gumpalan sehingga terjadi penurunan pada trombosit yang terhitung (Wirawan, 2004). Artinya : Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya (Al Haqqah : 45-46). Berdasarkan survey lapangan penggunaan K 3 EDTA 10% menggunakan volume 10µL, tetapi volume darah tidak sesuai dengan volume antikoagulan yang ditetapkan. Saya memilih volume K 3 EDTA 10% 5µL, 10µL, 15µL untuk melihat penggunaan K 3 EDTA yang berpengaruh pada pemeriksaan trombosit. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui gambaran hitung jumlah trombosit dengan antikoagulan K 3 EDTA 10% volume 5, 10 dan 15 µl. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana gambaran hitung jumlah trombosit dengan antikoagulan K 3 EDTA 10% volume 5, 10 dan 15 µl? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hitung jumlah trombosit dengan atntikoagulan K 3 EDTA 10% volume 5, 10 dan 15 µl.

3 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritik a. Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan, wawasan dan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam bidang hematologi khususnya pada pemberian antikoagulan yang benar dan hitung jumlah trombosit. b. Sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktik Untuk memberikan informasi kepada tenaga analis tentang cara pemberian antikoagulan pada darah yang benar untuk pemeriksaan hematologi. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini pernah dilakukan oleh Desy yanuarti, 2014 poltekes semarang judulnya perbedaan jumlah trombosit cara manual langsung (ress ecker) pada sampel dengan antikoagulan EDTA 10% volume 10 µl dan 50 µl. Sedangkan penelitian yang dikaji terhadap Gambaran Hitung Humlah Trombosit Dengan Antikoagulan K 3 EDTA 10% volume 5, 10 dan 15 µl. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada antikoagulan EDTA 10% dengan volume 10 µl. Perbedaan yang akan dilakukan dengan penelitian tersebut adalah pada metode Brecker-conkite dan volume EDTA nya 5µL dan 15 µl. Hasil penelitian Desy yanuarti, 2014 poltekes semarang menunjukkan bahwa jumlah trombosit pada sampel dengan EDTA 10% volume 50 ul cenderung lebih tinggi dibandingkan jumlah trombosit pada sampel dengan EDTA 10% volume 10 ul.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Darah Darah adalah suatu jaringan tubuh yang ada di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung selama darah berada dalam pembuluh darah maka akan tetap cair, tetapi kalau keluar dari pembuluhnya maka bisa menjadi beku (Syaifudin, 2006). Volume darah secara keseluruhan sekitar satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 L. Sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu di atur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah (Pearce, 2008). Gambar 2.1. Sel-sel Darah dalam Hematopoiesis Sumber : Amin, 2013 4

5 2. Trombosit a. Definisi Trombosit Trombosit atau kepingan darah (platelet) adalah fragmen atau potongan-potongan kecil dari sitoplasma megakariosit, jumlah pada orang dewasa antara 150.000-400.000 keping/mm 3. Trombosit merupakan komponen yang sangat penting dalam respon hemostasis yang berkaitan dengan komponen hemostasis lainnya. Ukuran trombosit sangat kecil 2-4 µm berbentuk lonjong. Trombosit dapat bergerak aktif karna mengandung protein rangka sel yang dapat menunjang perpindahan trombosit secara cepat dari keadaan tenang menjadi aktif, jika terjadi kerusakan pembuluh darah. b. Morfologi trombosit Morfologi trombosit Dalam keadaan inaktif trombosit bentuknya seperti cakram bikonveks dengan diameter 2-4 μm. Dengan mikroskop elektron, trombosit dapat dibagi menjadi 4 zone dengan masing-masing zone mempunyai fungsi khusus. Keempat zone adalah zone perifer yang berguna untuk adhesi dan agregasi, zone solgel menunjang struktur dan mekanisme kontraksi, zone organel yang berperan dalam pengeluaran isi trombosit serta zone membran yang keluar dari isi granula saat pelepasan. Gambar 2.2. Trombosit Sumber : Wirawan, 2004

6 c. Struktur trombosit Ultra stuktur trombosit terdapat glikoprotein menyelubungi permukaan trombosit sangat berperan dalam reaksi perlekatan pada proses pembentukan sumbatan trombosit. Dalam sitoplasma trombosit ada mengandung tiga jenis granula, yaitu granula α, padat dan lisosom. Granula α banyak mengandung faktor pembekuan. Granula padat sangat jarang mengandung adenosin difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP), serotonin dan kalsium. Granula lisosom sangat banyak mengandung enzim hidrolitik (Nugraha, 2015). d. Fungsi trombosit Fungsi trombosit adalah membentuk sumbatan mekanik terhadap cidera vaskuler. Reaksi yang terdapat pada trombosit adalah reaksi adhesi, sekresi, agregasi (Hoffbrand, dkk, 2012). Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotin dan histamin) yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif di daerah yang luka (Handayani, 2008). e. Sifat trombosit 1) Adhesi : melekat dipermukaan asing 2) Agregasi : melekat satu sama lain 3) Aglutinasi : menggumpal 4) Desentrigasi : mudah pecah (Depkes RI, 1989).

7 f. Masalah klinis 1) Trombosit Rendah ITP (Purpura trombositopenia idiopatik), mieloma multipel, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia (aplastik, defesiensi zat besi, pernisioasa, defenisi asam folat, sel sabit), penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE (lupus eritemslosus sistemik), DIC, penyakit ginjal, eklamsia, demam reumatik akut. 2) Trombosit tinggi Polisitemia vera, trauma (pembedahaan, fraktur), pasca splenektomi, kehilangan darah akut (memuncak pada 7 sampai 10 hari), karsinoma metastatik, embolisme pulmonar, dataran tinggi, tuberkulosis, retikulositosis, latihan fisik berat (Nugraha, 2015). g. Hal yang mempengaruhi pemeriksaan trombosit Kelebihan penggunaan K 3 EDTA sebagai antikoagulan karena mempunyai zat adiktifnya yang tidak merubah morfologi sel dan menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik dari antikoagulan lainnya (Nugraha, 2015). Dan trombosit akan mengalami pembengkakan sehingga tampak adanya trombosit raksasa yang pada akhirnya mengalami fragmentasi membentuk fragmen-fragmen yang masih dalam pengukuran trombosit sehingga dapat menyebabkan peningkatan palsu jumlah trombosit. Pada pemberian K 3 EDTA yang kurang akan menyebabkan terjadinya gumpalan sehingga terjadi penurunan pada trombosit yang terhitung (Wirawan, 2004). oleh sebab itu K 3 EDTA lebih sering digunakan dalam laboratorium karena kelarutannya sangat tinggi sehingga menghasilkan spesimen yang memiliki gumpalan lebih sedikit.

8 K 3 EDTA harus segera dicampurkan dengan sampel darah untuk menghindari pembentukan gumpalan trombosit dan pembetukan bekuan mikro (Nugraha, 2015). h. Pemeriksaan laboratorium untuk uji jumlah trombosit 1) Cara langsung a) Rees Ecker Darah diencerkan dengan larutan Ress Ecker di dalam pipet eritrosit, lalu dimasukkan ke dalam bilik hitung/ hemositometer. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktif dan mengkilat berwarna biru muda/ bila lebih kecil dari eritrosit, serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Keuntungan dari metode ini adalah cepat, trombosit akan tersebar merata dan trombosit terlihat kontras dengan latar belakang sehingga mudah dihitung. Hemositometer terdiri atas: (1) Kamar hitung/ bilik hitung Kamar hitung yang biasa digunakan adalah Improved Neubauer. (2) Kaca penutup Kaca penutup dibuat benar-benar datar, agak lebih tebal dari kaca obyek. (3) Pipet Pipet yang digunakan adalah pipet thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat sebutir kaca merah (Sacher, 2004).

9 Gambar 2.3. Bilik hitung Improved Neubauer Sumber : Nugroho, 2016 Gambar 2.4. Pipet Thoma Sumber : Nugroho, 2016 Metode Rees Ecker yang merupakan metode manual, kesalahan dalam hal pengukuran dan pembacaan sampel kurang teliti, dan kotoran pun bisa terhitung sebagai sel trombosit. Tetapi kelebihan semua ukuran trombosit terhitung (Purwanto, 2007). b) Brecker-Conkite (1) Masukan 10µL darah dan 1000µL Ammonium Oksalat kedalam tabung reaksi dan homogenkan. (2) Pipet sampel yang sudah ditambah Ammonium Oksalat sebanyak 10µL masukan kedalam improve neubauer.

10 (3) Improve neubauer disimpan pada cawan petri yang telah diisi kapas dan dibasahi sebelumnya. (4) Inkubasi selama 5-30 menit. (5) Baca dengan mikroskop pembesaran 40x. 2) Cara tak-langsung (Fonio) Cara ini dilakukan dengan membuat sediaan apus darah yang kemudian diwarnai dengan pewarna wright atau giemsa. Jumlah trombosit dihitung per 1000 eritrosit (Sacher, 2004). 3) Cara automatik Cara pemeriksaan trombosit dengan menggunakan alat analyzer, pemeriksaan trombosit secara automatik menggunakan alat analisis sel darah automatik. Sumber kesalahan pemeriksaan secara automatis yaitu; a) Alat bekerja tidak stabil atau alat tidak berfungsi dengan normal atau alat tidak bekerja dengan baik karena keadaan alat yang kotor. b) Alat bekerja tidak teliti, tidak tepat dan tidak peka karena alat belum dikalibrasi. c) Tidak mengikuti petunjuk operasional alat. d) Tidak menghomogenkan sampel dengan benar. e) Volume reagen tidak tepat (Mindray, 2006). 3. Antikoagulan Antikoagulan merupakan zat yang ditambahkan ke dalam darah dengan tujuan menghambat atau mencegah proses pembekuan dengan cara mengikat atau mengendapkan ion kalsium dan menghambat pembentukan trombin dari protombin. Dengan memberi antikoagulan spesimen atau sampel darah utuh dan memperoleh plasma setelah di sentrifius.

11 Antikoagulan diberikan seperlunya karna sifat dari zat adiktif memiliki pengaruh spesimen darah yang berbeda (Nugraha, 2015). Antikoagulan yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi yaitu; a. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid) EDTA sebagai garam natrium atau kaliumnya. EDTA mencegah trombosit menggumpal karena EDTA sangat baik dipakai untuk antikoagulan pada hitung trombosit. K 3 EDTA sering digunakan dalam bentuk larutan 10%. EDTA tersedia dalam bentuk kering garam di-kalium (K 2 EDTA) dan garam dinatrium (Na 2 EDTA) atau bentuk cair yaitu tri-kalsium (K 3 EDTA). Garam kalium dan natrium dapat mengubah ion kalsium dari darah menjadi bukan ion kalsium sehingga pembekuan dapat dicegah (Gandasoebrata, 2010). Kelebihan penggunaan EDTA sebagai antikoagulan karena mempunyai zat aditifnya yang tidak merubah morfologi sel dan menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik dari antikoagulan lainnya (Nugraha, 2015). Dan trombosit akan mengalami pembengkakan sehingga tampak adanya trombosit raksasa yang pada akhirnya mengalami fragmentasi membentuk fragmen-fragmen yang masih dalam pengukuran trombosit sehingga dapat menyebabkan peningkatan palsu jumlah trombosit. Pada pemberian K 3 EDTA yang kurang akan menyebabkan terjadinya gumpalan sehingga terjadi penurunan pada trombosit yang terhitung (Wirawan, 2004). Oleh sebab itu K 3 EDTA lebih sering digunakan dalam laboratorium karena kelarutannya sangat tinggi sehingga menghasilkan spesimen yang memiliki gumpalan lebih sedikit. EDTA harus segera dicampurkan dengan sampel darah untuk

12 menghindari pembentukan gumpalan trombosit dan pembetukan bekuan mikro. Jumlah K 2 EDTA serbuk digunakan 1mg dalam 1 ml darah, sedangkan K 3 EDTA cair dengan konsentrasi 10% volume EDTA 10µL dan 1mL darah. Apabila takaran EDTA nya kurang maka akan mengalami koagulasi. Kelebihan penggunaan K 3 EDTA dikarenakan adanya zat adiktif yang menghambat agregasi trombosit dengan lebih baik (Nugraha, 2015). b. Heparin Heparin merupakan antitrombin, tidak mempengaruhi terhadap bentuk eritrosit dan leukosit. Tiap penggunaan heparin 1mg heparin dan 10mL darah karena menjaga pembekuan darah. Heparin boleh digunakan dalam bentuk larutan maupun kering. c. Natrium sitrat Natrium sitrat adalah larutan isotonik dengan darah. Bisa digunakan berbagai macam pecobaan hemoragik dan laju endap darah. d. Ammonium oksalat Digunakan dalam keadaan kering agar tidak mengencerkan darah yang akan diperiksa. Cara menggunkan ammonium oksalat dengan diisi ammonium oksalat 0,2 ml atau 0,5 ml kemudian keringkan disuhu 70 C kemudian masukan sampel darah 2 ml atau 5 ml darah untuk pemeriksaan hematologi rutin (Gandasoebrata, 2010).

13 B. Kerangka Konsep Darah Rutin Trombosit Langsung Tidak langsung Automatic Rees Ecker Brecker-Conkite K 3 EDTA 5µL / 1mL darah K 3 EDTA 10µL / 1mL darah K 3 EDTA 15µL / 1mL darah Turun Normal Meningkat Gambar 2.5. Kerangka Konsep Keterangan : variabel yang di teliti Variabel yang tidak diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental karena peneliti ingin mengetahui jumlah trombosit dengan konsentrasi K 3 EDTA 10% volume 5, 10 dan 15 µl. B. Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Hitung jumlah Trombosit Volume EDTA Banyak trombosit yang dihitung dengan metode Brecker- Conkite Volume antikoagula n EDTA 10% dengan konsentrasi 5,10,15 µl ditambahka n pada sampel darah 1ml 1. Bilik hitung (Improved Neubauer) 2. Mikroskop 3. Cell counter 1. Menggunakan metode Brecker-Conkite 2. Rumus hitung trombosit Jumlah sel/mm³= N 5000 Jumlah trombosit per mmᶾ darah Ratio Clinipete Pemipetan 5,10,15 µl Interval C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Keseluruhan dari mahasiswa/i STIkes Muhammadiyah Ciamis. 2. Sampel Kriteria sampel 10 sampel dari mahasiswa/i STIkes muhammadiyah Ciamis dalam keadaan sehat. 14

15 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan berupa data primer dengan hasil pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan konsentrasi EDTA 10% volume 5, 10, 15 µl dengan volume darah 1 ml menggunakan metode Brecker-Conkite. 2. Instrumen penelitian Tabel 3.2 Daftar Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian Nama alat Spesifikasi Jumlah Tourniquet Disposible 1 buah Spuit 3 ml 10 buah Tabung Reaksi 3 ml 30 buah Rak Tabung Kayu 12 Lubang 3 buah Bilik Hitung Improved neubauer 1 buah Cell counter Petri Disk 1 buah 1 buah Mikroskop Binokuler 1 buah Clinipet 5 µl, 10 µl, 15 µl dan 1000 µl 4 buah Tabel 3.3 Daftar Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Alkohol 70% Secukupnya Reagen ammonium oksalat 1 % Secukupnya Antikoagulan K 3 EDTA 10% Secukupnya Aquades Secukupnya Kapas Secukupnya Plester 30 buah E. Prinsip pemeriksaan trombosit metode brecker-conkite Darah di encerkan dengan larutan Ammonium Oksalat 1% yang akan menyebabkan lisisnya eritrosit. F. Cara Kerja 1. Tahap Pre-analitik a. Pasien di persilahkan duduk dengan rileks dan tenang. b. Tanya identitas pasien nama, umur, jenis kelamin dan alamat.

16 c. Persiapkan alat untuk penyemplingan atau pengambilan darah. d. Pasang Tourniquet pada lengan atas dari tangan kanan atau kiri. e. Pasien diminta menggegam tangan agar vena terlihat jelas. f. Membersihkan vena cubiti tempat yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% kemudian tunggu hingga kering. g. Tusuklah kulit dengan jarum spuit sampai masuk kedalam vena cubiti. h. Lepaskan pembendungan perlahan-lahan sampai jumlah darah yang diinginkan sebanyak 3 ml didapat. i. Letakan kapas ditempat tusukan lalu tarik jarum spuit secara perlahan dan meminta kepada pasien agar menekan bekas tusukan dengan kapas beberapa detik sehingga darah tidak keluar lagi. j. Kemudian jarum spuit yang sudah ada darahnya dipindahkan ke tabung yang telah diisi antikoagulan EDTA 10% dengan volume 5,10,15 µl. k. Memberi label pada tabung (R. Gandasoebrata, 2010) 2. Tahap Analitik a. Masukan 10 µl darah dan 990 µl Ammonium Oksalat kedalam tabung reaksi dan homogenkan, menggunakan 100 pengenceran. b. Pipet sampel yang sudah ditambah Ammonium Oksalat sebanyak 10µL masukan kedalam improve neubauer. c. Improve neubauer disimpan pada cawan petri yang telah diisi kapas dan dibasahi sebelumnya. d. Inkubasi selama 5-30 menit. e. Baca dengan mikroskop pembesaran 40x. f. Cara Perhitungan : Jumlah sel/mm 3 = N x Koreksi Volume x Pengenceran

17 Luas kotak kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 Koreksi Volume 80 kotak kecil = 80 x 1/4000 = 80/4000 = 1/50 mm 3 Pengenceran 100x Jumlah sel/mm 3 = N x 50 x100 Jumlah sel/mm 3 = N x 5000 3. Tahap Post Analitik Penulisan pada pelaporan hasil yang dikerjakan G. Pengolahan Data Data yang di peroleh dan terhimpun kemudian di lanjutkan pada tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), memasukan data-data dengan menyajikan data ke dalam bentuk tabel atau grafik, selanjutnya diperoleh kesimpulan akhir dari penelitian. H. Etika Penelitian Peneliti meminta izin kepada STIKes Muhammadiyah Ciamis untuk melakukan penelitian di Laboratorium Hematologi STIKes Muhammdiyah Ciamis. kepada responden, peneliti memberikan gambaran, manfaat, tujuan dan resiko yang mungkin terjadi saat penelitian. Apabila bersedia ikut serta dalam penelitian ini, responden menandatangani informed consent. I. Tempat dan waktu Penelitian Tempat penelitian ini di Laboratorium Hematologi STIKes Muhammadiyah Ciamis, dan sudah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli tahun 2016.

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an Surat Al-Haqqah ayat 45-46. Amin. (2013). Proses Terbentuknya Sel Darah yang Normal. Tersedia dalam http://cara-alami-obati-kanker.blogspot.co.id/2013/03/prosesterbentuknya-sel-darah-yang.html [diakses 16 Januari 2016]. Depkes RI. (1989) Hematologi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Handayani, Wiwik and Hariwibowo, AS. (2008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Selemba. Hoffbrand, dkk. (2012) Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC. Kosasih, E.N & Kosasih, A.S. (2008) Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik Edisi Kedua. Tanggerang : Karisma Publishing Group. Mindray, (2006) BC-2600 Auto Haematologi Analyzer, China. Mulyanto, K.C (2012) Perbandingan Nilia Trombosit Dengan Metode Manual Dan Otomatis. Jakarta : EGC Nugraha, Gilang. (2015) Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media. Nugroho, Heru SW. (2016) Laboratorium Klinik 1: Alat-alat untuk Pemeriksaan Hematologi. Tersedia dalam http://static.schoolrack.com/files/25632/333288/lab-klinik.pdf. [diakses 16 Januari 2016] Pearce, Evelyn C. (2008) Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Purwanto. (2007) Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gandasoebrata R. (2010) Penuntun Laoratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. Sacher, RA dan Mc Pherson RA. (2004) Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC. 23

24 Syaifudin. (2006) Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC. Tarwato. (2008) Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penertbit : Trans Info Media Wirawan, R. (2004) Kualitas Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Dalam Era Globalisasi. Dalam : Pemantapan Kualitas Hematologi Sebagai Model, Pidato Pada Upacara Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Ilmu Patologi Klinik Pada Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.