BAGAIMANA MEMBANGUN RUMAH DUA LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Teori Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

Struktur dan Konstruksi II

BAB I. Pendahuluan. Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran

BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN CITTA GRAHA KEDOYA SELATAN

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

EBOOK PROPERTI POPULER

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

Menggambar Rekayasa. Struktur Bawah PONDASI. Ferdinand Fassa 1

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

MODUL AJAR PONDASI DANGKAL. (Pondasi Menerus, Pondasi Setempat & Pondasi Rakit/Pelat)

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

KATA PENGANTAR. Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Pondasi Dangkal beserta karakteristik Pondasi Dangkal.

Kebutuhan Bahan Pondasi Tapak

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

BAB III METODOLOGI 3.1. Pengumpulan Data Lapangan 3.2. Studi Pustaka 3.3. Metodologi Perencanaan Arsitektural dan Tata Ruang

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

FONDASI DALAM BAB I PENDAHULUAN

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

2010 PRAKATA Membangun rumah tingkat sendiri tentu akan sulit dipenuhi bagi mereka yang tidak mengerti atau tidak mempunyai dasar pemahaman tentang bangunan. Bila dipaksakan, keinginan memperoleh rumah nyaman, sejuk, lega dan kuat akan sulit dicapai. Belum lagi dengan rasa was-was bila akhirnya biaya yang disediakan tidak mencukupi. Tak heran bila akhirnya banyak orang yang menyerahkan pembangunannya kepada orang lain yang lebih berpengalaman. Membangun sendiri bukan berarti pemilik rumah harus turun tangan langsung dalam pekerjaan pembangunan. Mmbangun rumah tingkat sendiri berarti pemilik rumah dapat bertindak sebagai perencana, pemborong, dan pengawas. Bila ini dilakukan maka biaya yang dihemat cukup besar. Sekarang bagaimana dapat membangun sendiri bila pemilik rumah tidak memiliki pengetahuan teknis mengenai bangunan rumah? Pengetahuan teknis ini mutlak harus diketahui siapa pun agar dalam pembanguna rumah setidaknya pemilik rumah tidak akan dibohongi tukang. Untuk maksud itulah buku ini dihadirkan. Pembahasannya sangat teknis untuk memberikan masukan dalam memilih berbagai jenis pilihan atau alternatif. Semarang, Oktober 2010 Penulis

BAB II PELAKSANAAN Dalam pelaksanaan pembangunan ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu pekerjaan awal sampai dengan pekerjaan finishing. Setiap pekerjaan harus diperhatikan persyaratannya, baik persyaratan proses pelaksanaannya hingga persyaratan material yang digunakan. A. PEKERJAAN AWAL 1. Pembersihan Tanah Sebelum pembangunan dilakukan pembersihan tanah dari hal hal yang akan mengganggu proses pembangunan semisal pohon-pohon besar yang akarnya dapat mengganggu pondasi sedangkan untuk perdu tidak perlu dibersihkan. Pembersihan tanah dapat dilakukan dengan cangkul atau alat berat untuk pohon besar. 2. Bowplang Pekerjan awal sebelum memulai membangun adalah pembuatan bedeng dan pembuatan bowplang. Bowplang adalah alat bantu tukang untuk membuat siku 3

bangunan (90 ) dan ketinggian atau elevasi lantai. Bowplang biasanya dibuat dari papan atau balok kaso ukuran 5/7. Pemasangan bowplang dilakukan pada jarak 1m diluar denah yang akan dibuat. Tujuannya agar bowplang tidak terbongkar pada saat penggalian pondasi. Biasanya bowplang akan dibongkar setelah pekerjaan pengecoran beton sloof selesai dlaksanakan. Cara pembuatan bowplang : 1) Kayu yang dipasang waterpas dengan tujuan agar horizontal. Kayu dipasang di sekeliling denah dengan jarak 50 100 cm. 2) Kayu yang dipasang vertical dapat digunakan kayu kaso sepanjang 1.5 m sitancapkan ketanah sedalam 0.5 m pemasangannya dengan jarak 2 m 3) Diperlukan pula paku, benang, selang untuk menimbang agar bagian tasnya rata. 3. Pembuatan Gudang atau Bedeng Bedeng merupakan tempat istirahat pekerja dan tempat menyimpan material bangunan. Bangunan bedeng ini biasanya dibuat dari rangka kaso dengan penutup dindingnya dari papan triplek atau seng gelombang. Agar leluasa digunakan untuk tempat istirahat sekaligus sebagai gudang maka ukuran minimal dari bedeng adalah 3 X 4m atau disesuaikan dengn kondisi luas lahan dan kebutuhannya. 4

5

B. PEKERJAAN TANAH 1. Pekerjaan Galian Tanah Tanah digali sedalam pondasi yang telah ditentukan hingga mencapai lapisan tanah kerasnya. Penggalian untuk rumah berlantai 2 dapat dilakukan dengan cara konvensional yaitu tenaga manusia ( cangkul ). Sementara untuk pondasi tiang pancang tidak perlu penggalian tanah karena pondasi ini langgsung dipancang dengan cara dihammer. 6

2. Pekerjaan Urugan Pasir Untuk menghindari tercampurnya adukan dengan tanah liat maka sebelum pondasi dikerjakan terlebih dahulu disepanjang galian pondasi ditaburi pasir urug minimal setebal 5cm. bila jenis pondasinya berupa pondasi beton plan atau pondasi beton lajur maka selain ditaburi pasir juga dibuatkan lantai kerja dari adukan 1 semen, 2 pasir, 5 koral dengan ketebalan minimal 5cm. urugan pasir ini juga dilakukan pada bagian bawah lantai. Fungsi utama dilakukannya urugan pasir adalah untuk membuat permukaan tanah menjadi rata dan sebagai alas suatu bidang agar beton atau adukan yang akan diletakkan di atasnya tidak tercampur dengan tanah. Kemampuan pekerja menabur atau mengurug pasir dibawah pondasi atau dibawah lantai sebanyak 5m 3 perhari (8jam). 3. Pekerjaan Perlakuan Tanah Agar dikemudian hari tidak diserang rayap maka diperlukan antirayap pada tanah dilokasi yang akan didirikan bangunan rumah. Perlakuan ini diaplikasikan pada saat selesai penggalian tanah atau sebelum pengurugan pasir. 7

Pekerjaan perlakuan tanah ini dilakukan dengan cara penyemprotan cairan antirayap pada bidang tanah galian dan sisi pondasi. Perlakuan ini juga diaplikasikan pada bidang tanah yang sudah selesai diurug sebelum pemasangan lantai. Konsentrasi dan dosis yang digunakan sesuai anjuran yang tertera pada kemasan produknya. 4. Pekerjaan Urugan Kembali atau Perataan Tanah Setelah pondasi selesai dikerjakan dilakukan pengurugan tanah kembali disamping samping pondasi. Sedangkan untuk peninggian peil dapat dilakukan dari sisa - sisa tanah penggalian pondasi. Jumlah tanah yang diperlukan untuk urugan peninggian lantai (nol lantai) adalah luas bangunan dikalikan dengan sisa tinggi sampai nol lantai dikurangi sisa tanah pondasi. Bila jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang atau strous maka tidak ada pengurangan volume tanah urugan karena tidak ada pekerjaan galian tanah. 8

C. PEKERJAAN PONDASI Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut PONDASI, jadi pondasi adalah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai : 1.Mendukung seluruh berat dari bangunan. 2.Meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya. 3.Menstabilkan beban. Untuk membuat pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan galian tanah, hal ini dilakukan karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik, oleh karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan lapisan tanah humus ini. Untuk menjaga kstabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar, dasar pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm didalam permukaan tanah sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun kekuatannya. Prinsip kerja dari pondasi adalah seperti ujung pensil, kalau ujungnya lancip ditekan pada telapak tangan akan terasa sakit, dan lebih mudah masuk kudalam 9

daging, sedang jika ujungnya tumpul akan terjadi sebaliknya. Pada pondasi hal demikian juga berlaku, jika lebar dasar pondasi lebarnya kecil maka daya dukung pondasi nya kecil sehingga bangunan lebih mudah ambles, sebaliknya jika dasar pondasi mempunyai lebar yang besar maka daya dukungnya juga besar sehingga bangunan tidak medah ambles didalamnya. Sehingga makin berat bangunan yang didukung makin besar daya dukng tanah yang diperlukan sehingga lebar dasar pondasi juga makin besar. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan. Fungsional : mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban2 diatasnya Struktural : tidak ambles dan tidak berubah bentuk. Untuk memenuhi syarat tersebut perlu diperhatikan beberapa hal dalam pekerjaan pondasi : 1) dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan pada lapisan tanah yang keras. 2) harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras, sebagian pada tanah lembek. 3) pondasi harus dipasng menerus di bawah seluruh dinding bangunan dan dibawah kolom2 pendukung yang berdiri bebas. 10

4) apabila digunakan pondasi setempat, pondasi2 itu harus dirangkai satu dengan balok pengikat (balok sloof). 5) pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah dan kuat menahan gaya2 yang bekerja padanya terutama gaya desak. 6) apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh panjang pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang sama. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pondasi yang akan digunakan : 1. Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi 2. Batasan batasan konstruksi di atasnya 3. Faktor lingkungan 4. Waktu pekerjaan 5. Biaya 6. Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut. Dilihat dari sistim penyaluran ada tiga jenis pondasi: 1. pondasi setempat ; penyaluran beban dengan sistem titik. 2. pondasi memanjang : penyaluran beban dengan sistem garis/beban merata. 3. pondasi bidang : penyaluran beban dengan sistem bidang. Macam pondasi : 11

a. Pondasi Umpak Umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat dari rangka kayu dengan dinding dari papan. Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut : a. Pasangan bata yang disususn bertingkat. b. Cor beton tidak bertulang. c. Batu alam yang dibentuk menjadi umpak. d. Pondasi menerus, pasangan batu kali dan pondasi menerus. b. Pondasi Menerus Pondasi menerus atau juga disebut pondasi langsung banyak dipakai pada bangunan tidak bertingkat, untuk seluruh panjang pondasi jenis ini mempunyai ukuran yang sama dan terletak pada kedalaman yang sama, oleh karena itu untuk membuatnya diperlukan galian tanah kemudian dipasang profil2 untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Pondasi menerus harus dipasang diseluruh tembok penyekat ruangan dan dibawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas. Apabila pada tembok penyekat terdapat lobang untuk pintu/jendela dibawahnya tetap diberi pondasi. 12

Untuk mendukung beban yang lebih besar, bahan pondasi yang dapat dipakai dan banyak dipakai adalah pasangan batu kali, batu kali ini akan menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari campuran 1 kpr : 1 Pc : 2 Psr, atau 1 Pc : 5 Psr. Sebelum pasangan batu kali, bagian bawahnya diberi urug pasir setebal 20 cm dan batu kosongan 1 lapis, setelah pasangan batu kali dipasang kemudian lobang sisa kanan kirinya diurug. c. Pondasi Setempat Sering dijumpai pada bangunan yang mempunyai kedalaman tanah keras lebih dari 1,5 m, sehingga pondasi menerus sangat mahal dan tidak efisien lagi, untuk kondisi ini dapat dipakai pondasi yang dibuat dibawah kolom2 sehingga pondasi uatamanya adalah yang mendukung kolom2 ini. Pada pondasi setempat masih perlu adanya pondasi menerus, tapi fungsinya tidak mendukung beban, melainkan untuk tumpuan mencor balok sloof, ukuran dan bentuk lebih kecil dari pondasi setempat dan kedalamannya tidak perlu sam dengan pondasi setempat. Pemilihan pondasi perlu mempertimbangkan : # Faktor tanah 1. struktur tanah (macam tanah) 13

2. kekuatan tanah.(σt) 3. kedalaman ( t ) yang dipilih 4. letak permukaan air tanah. # Faktor beban 1. Jumlah lantai. 2. Tinggi bangunan. 3. Besarnya/panjang bentang. Penentuan macam pondasi dan model pondasi terutama didasarkan pada kemudahan pengerjaan dan efisiensi, letak daya dukung tanah merupakan faktor utama umtuk menentukan macam dan model. Dibawah ini adalah tabel model pondasi yang dipilih sesuai dengan kedalaman daya dukung tanah. 14

Pada umumnya jenis pondasi dapat digolongkan menjadi 2 tipe : 1. Pondasi Dangkal Pada pondasi tipe ini beban diteruskan oleh kolom/tiang, selanjutnya diterima pondasi dan disebarluaskan ke tanah. Dasar tanah yang menerima beban tidak lebih dari 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Disini tembok-tembok, kolom, maupun tiang bangunan berdiri dengan pelebaran kaki diatas tanah dasar yang keras dan padat. Adapun macam atau jenis pondasi ini meliputi sebagai berikut : i. Pondasi Umpak 15

Sering ditemui pada konstruksi tradisional dari batu masif yang ditarah (dibentuk dan diratakan), atau bisa juga dari beton bertulang pre fabrikasi (dibuat melalui pabrik) dan tinggal menaruh diatas permukaan tanah yang diratakan. ii. Pondasi batu bata Dibuat dari batu bata berkualitas tinggi dan kedap air. Aturan pemasangan pondasi batu bata harus benar seperti halnya pemasangan dinding batu bata. Pondasi batu bata diperuntukan hanya sebagai tumpuan dinding pemikul, dimana beban dari atas merupakan beban tekan yang diteruskan merata sepanjang jalur pondasi batu bata. iii. Pondasi beton (tak bertulang) Memiliki prinsip seperti pondasi umpak, namun dibuat dari campuran 1pc : 3 pasir : 5 kerikil dan tanpa tulangan. Pondasi ini biasanya dibuat secara pabrikasi, serta model dibuat sedemikian rupa sehingga untuk pengaturan sambungan sudut maupun menerus tidak ditemui kesulitan. 16

2. Pondasi Dalam Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan (poer pondasi, rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam tanah. Kedalaman tanah keras pada pondasi jenis ini mencapai 4 sampai 5 meter dari permukaan tanah. Adapun macam atau jenis pondasi dalam ini meliputi antara lain sebagai berikut : I. Pondasi silinder beton (pondasi sumuran) Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah keras 4-5 meter, dan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat. Terdiri dari cincin-cincn beton bertulang (buis beton) diameter 60-80 cm. pada satu titik pondasi bisa terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing cincin diisi dengan campuran pasir dan batu, atau dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil. II. Pondasi tiang pancang kayu Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk. 17

III. Pondasi tiang pancang beton (pondasi paku bumi) Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat pengentak (hammer), baik pengentak manual maupun pengentak dengan mesin diesel. IV. Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas tiang pancang kayu Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung dengan tiang pancang beton. Terlebih dahulu tiang pancang kayu dipancangkan sampai mencapai tanah keras, dan bagian pancang kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar terendam oleh air tanah). V. Pondasi tiang beton dengan cor ditempat : V.1. Pemboran langsung pada tanah (pondasi Strauss pile) Tanah dibor langsung dengan alat bor khusus yang cukup kuat, sehingga lapisan tanah dan batuan dengan mudah ditembus. Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar dengan bor khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan pembesian dan dicror beton. V.2. Dengan pipa baja yang diambil lagi Pipa baja diletakkan pada muka tanah dan dibantu penumbuk (alu) khusus, untuk menumbuk logam masuk ke tanah. Pipa terus dimasukkan bersamaan dengan masuknya logam ke dalam oleh alu. Setelah mencapai kedalam yang dimaksud, dimasukkan beton dan 18

ditumbuk lagi hingga beton dan logam melebar ke samping permukaan tanah. Bersamaan dengan pangan ikatan pipa, dimasukkan pembesian dan dicor beton. Pondasi : SISTEM CAKAR AYAM Lahir di Ancol Peranan pondasi turut menentukan usia dan ke stabilan suatu konstruksi bangunannya. Dalam dekade terakhir ini sistem pondasi telah berkembang dengan bermacam variasi. Tapi hanya sedikit yang menampil kan sistem pondasi untuk mengatasi masalah membangun konstruksi di atas tanah lembek. 19

Sistem pondasi yang konvensional, cenderung hanya di sesuaikan dengan besarnya beban yang harus didukung, tapi kurang mempertimbangkan kondisi tanah lembek. Akibatnya, bangunan itu mengalami penyusutan usia atau ketidakstabilan, seperti penurunan, condong, bahkan roboh. Hal itu tentu merugikan pemilik dan kontraktor bersangkutan. Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan. Problema ini pernah dihadapi oleh Prof Dr Ir Sedijatmo tahun 1961, ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta. Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962. Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru untuk mengatasi masalah itu. Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan. Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih besar 20

dibanding dengan sistem pondasi cakar ayam yang diterapkan sekarang. Meski begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan industri. Dasar pemikiran. Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya. Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda. Sistem pondasi ini bisa diterapkan pada tanah lunak maupun tanah keras. Tapi menurut pengalaman, lebih ekonomis bila diterapkan atas tanah yang berdaya dukung 1,5 sampai 4 ton per meter persegi. Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan mengambang di permukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa- 21

pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif. Dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok. Pada sistem pondasi lain, yang menggunakan plat beton dengan balok pengaku, maka kekakuan itu berasal dan konstruksinya sendiri. Sedangkan pada sistem pondasi cakar ayam, kekakuan didapat dari tekanan tanah pasif. ini berarti dengan daya dukung yang sama, volume beton pada cakar ayam akan berkurang, dan konstruksinya bisa lebih ekonomis. Telapak beton Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak beton, untuk mengurangi tegangan geser pada plat beton. Jika beban itu terpusat, maka tebal plat beton di bawah pusat beban ditentukan oleh besarnya daya geser, bukan oleh besarnya momen, untuk ini dilakukan penambahan pertebalan plat beton dibawah kolom bersangkutan. 22

Paten Sistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter. Makin panjang tiang pancang yang dipakai, makin besar biayanya. Apalagi jika alat pemancangan dan tenaga ahli harus didatangkan dari tempat lain. Dengan kemampuan yang sama, sistem cakar ayam dapat menghemat biaya sampai 30%. Pelaksanaan sistem ini dapat dilakukan secara simultan, tanpa harus bergiliran. Misalnya sebagai pondasi menara, dapat dikerjakan dalam jumlah banyak secara bersamaan. Seluruh sumuran beton dicetak dengan cetakan biasa di lokasi proyek, sesuai dengan standar. Karena itu sistem ini sangat menghemat waktu. Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainasi dan sambungan kembang susut. 23