PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP DI SEKOLAH DASAR PEMODELAN 2 KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. terjadi secara alami melalui pengumpulan data, yang selanjutnya dipaparkan

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. Pri Subekti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: SISWAHYUNI A54A

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

PROSIDING ISBN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN SAWOJAJAR 04 KOTA MALANG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PERANAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN MAMPANG PRAPATAN 02 PAGI

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 136

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan Strategi Peta Konsep Pada Siswa SMA

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 SRINGIN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Jasmanyah76.wordpress.com

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK), karena penelitian ini merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH DAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE TALKING STICK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

DAFTAR ISI. A. Kajian Teori... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP DI SEKOLAH DASAR PEMODELAN 2 KOTA MALANG Imam Nawawi PGSD FIP UM Jl. Semarang No. 5 Malang Email: imam_nawawi_fipum@yahoo.com Abstrak Pembelajaran peta konsep bertujuan menguatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya. Peta konsep adalah ilustrasi grafis kongkrit yang mengindikasikan sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penerapan model pembelajaran peta konsep dalam materi mengenal sejarah uang kelas III SDNP; (2) Aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran peta konsep pada materi mengenal sejarah uang; (3) Penguasaan materi mengenal sejarah uang pada model pembelajaran peta konsep. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model rancangan bersiklus. Hasil penelitian diperoleh data bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah peta konsep.penerapan model pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan aktifitas dan penguasaan materi IPS siswa kelas III SDNP Malang dengan materi pokok sejarah uang. Kata Kunci: Peta Konsep, Siswa SD Agar belajar bermakna dapat berlangsung, guru hendaknya mengetahui konsep-konsep yang dimiliki siswa, Noval (dalam Dahan, 1989:149).Pembelajaran Peta Konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi.proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit tematik. Menurut Supriono (dalam Hidayat, 2011:15), pembelajaran tematik bertujuan untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya adalah pembelajaran Peta Konsep (Concept Mapping). Martin (dalam Trianto, 2007:19) mengatakan Peta Konsep adalah ilustrasi grafis kongkrit yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Dalam pembelajaran Peta Konsep, guru memiliki peran penting dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, bahan pembelajaran, dan kondisi sekolah. Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitator belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006:34). Observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas III SDNP 2 Kota Malang, dalam pembelajaran IPS, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran di kelas tersebut, diantaranya: (1) Guru masih menggunakan metode ceramah; (2) Interaksi guru dan siswaselama pembelajaran IPS masih satu arah; (3) Rata-rata hasil belajar yang diperoleh kurang dari KKM. Untuk mengatasi hal tersebut dipilihlah peta konsep sebagai alternatif pemecahan masalah yang terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada bebrapa rumusan masalah, yaitu (1) bagaimanakah penerapan model pembelajaran Peta Konsep dalam materi mengenal sejarah uang pada kelas III di SDN Percobaan 2 Kota Malang, (2) bagaimanakah peningkatan aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Peta Konsep pada materi mengenal 27

sejarah uang pada model pembelajaran peta konsep siswa kelas III SDNP 2 Kota Malang, dan (3) bagaimanakah pengusaan materi mengenal sejarah uang pada model pembelajaran Peta Konsep siswa kelas III SDNP 2 Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Peta konsep pada materi mengenal sejarah uang kelas III SDNP 2 Kota Malang, (2) mendeskripsikan aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Peta Konsep pada materi mengenal sejarah uang kelas II SDNP 2 Kota Malang, dan (3) mendeskripsikan penguasaan materi mengenal sejarah uang pada model pembelajaran Peta Konsep siswa kelas III SDNP 2 Kota Malang. Hasil dari penelitian tentang penerapan model Peta Konsep ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik siswa, guru, kepala sekolah serta para peneliti. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bersiklus dengan menggunakan Model Kemnus dan MC. Taggart (Akbar, 2010:29-30), terdiri dari empat komponen, antara lain: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting) dan pengamatan (observing), (3) refleksi (reflecting), dan (4) meninjau kembali atau memperbaiki perencanaan (revision plan). Penelitian ini dilaksakan di SDNP 2 jalan Galunggung No. 1 Kec.Sukun Kota Malang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III Tahun Ajaran 2014/2015 SDNP 2 Kota Malang Semester 2 (dua) dengan jumlah sebanyak 30 siswa. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: (1) catatan lapangan dari rangkaian pembelajaran yaitu aktifitas siswa ketika melakukan diskusi dan tingkah laku siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) penguasaan materi siswa yang berupa skor yang diperoleh dari tes yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan model pembelajaran Peta Konsep. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan analisis data. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan menyusun secara sistematis dari data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan diinformasikan pada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2007:88). Penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus, proses siklus yang digunakan mengikuti model Kemnis dan Mc. Taggart yang terdapat 4 komponen dalam setiap siklus, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting) dan pengamatan (observing), (3) refleksi (reflecting), dan (4) meninjau kembali atau memperbaiki perencanaan (revision plan). Pada penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertermuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan atas keseluruhan papapran data analisis dan data per siklus tentang pengembangan model pembelajaran Peta Konsep di sekolah dasar, didapatkan hasil penelitian secara umum sebagai berikut: Siklus I Tindakan dalam siklus I ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, masing-masing 2 x 35 menit. Pada tahap perencanaan penelitian melakukan beberapa kegiatan, antara lain: (1) menetapkan dan mendesain skenario pembelajaran dengan memilih model pembelajaran 28

Peta Konsep, (2) merancang Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang meliputi rangkuman materi tentang sejarah uang logam dan kertas untuk rumusan Peta Konsep, (3) menata dan menyiapkan media contoh gambar uang dansumber belajar siswa yakni LKS IPS, (3) mempersiapkan instrumen penilaian, lembar penilaian dan kriteria penilaian. Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2015 dan 29 April 2015 yang berlangung selama 2 x 35 menit (2 Jam Pelajaran). Hasil pengamatan aktifitas guru yang diperoleh pada siklus I yaitu pada tahap persiapan guru telah melakukan persiapan dengan baik, antara lain mengucapkan salam, mempersiapkan daftar hadir siswa dan mempersiapkan RPP. Namun, guru belum memeriksa bahan ajar, alat bantu mengajar, media pembelajaran, dan mempersiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Waktu melakukan diskusi siklus I, ada beberapa kelompok yang kurang mendapat perhatian dari guru pada saat penyusunan bagan Peta Konsep, sehingga ada beberapa komponen pada lembar pengamatan kegiatan guru yang mendapat skor 3.Maka jumlah skor yang diperoleh guur pada siklus I adalah 55, dengan persentase keberhasilan sebesar 86%. Adapun untuk penilaian aktifitas siswa pada siklus I di ambil dalam setiap pertemuan selama pembelajaran berlangsung. Nilai rata-rata aktifitas siswa pada pertemuan 1 adalah 51,4. Dari 27 siswa, terdapat 4 siswa masuk dalam kategori baik sekali (A), 7 siswa masuk dalam kategori baik (B), 7 siswa masuk dalam kategori cukup (C), dan 9 siswa masuk dalam kategori kurang (D). Pada pertemuan 2, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 58,1. Dari 27 siswa, terdapat 6 siswa masuk dalam kategori baik sekali (A), 8 siswa masuk dalam kategori baik (B), 6 siswa masuk dalam kategori cukup (C), dan 7 siswa masuk dalam kategori kurang (D). Pada siklus I, pengusaan belajar siswa setelah dilakukan tindakan, yaitu dari 27 siswa terdapat 9 siswa (33,3%) dinyatakan tidak tuntas, dikarenakan memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 18 siswa (66,7%). Nilai rata-rata kelas yang diperoleh dalam pembelajaran siklus I adalah 71,3. Ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh yaitu 66,7%. Pembelajaran pada siklus I dikatakan belum berhasil karena kriteria ketuntasan belajar klasikal belum mencapai standar kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu sebanyak 75%. Berdasarkan analisa data penguasaan materi siswa kelas III di SDNP 2 Kota Malang, pada siklus I dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71,3. Hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata penguasaan materi siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan yang hanya memperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 52,6. Dengan demikian, terjadi peningkatan skor penguasaan materi siswa antara pra tindakan dengan siklus I yaitu sebesar 18,7. Siklus II Pada siklus II guru, menganalisa beberapa kejadian yang muncul pada saat pembelajaran sebelumnya, mengevaluasi tes pada evaluasi akhir siswa, serta menentukan indicator dalam RPP yang meliputi: (a) menyebutkan cirri-ciri uang, (b) menjelaskan alat pembayaran selain uang. Merumuskan RPP berdasarkan tahap-tahap pembelajaran peta konsep dengan menentukan komponen pendukung, seperti macam-macam uang logam dan uang kertas, contoh jenis-jenis alat pembayaran selain uang (uang giral), lembar kegiatan siswa dan penilaian. Setelah RPP siklus II selesai dibuat oleh peneliti yang berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, maka siklus II dapat dilaksanakan bulan Mei 2015. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan keduapada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 dalam waktu 70 menit (2 x 35 menit). Pada pelaksanaan siklus II, kemampuan guru dalam model pembelajaran Peta Konsep pada materi cirri-ciri uang di SDNP 2 Kota Malang secara keseluruhan mendapat skor 60 dengan persentase keberhasilan sebesar 94%. 29

Penilaian aktifitas siswa di siklus II di ambil dalam setiap pertemuan selama pembelajaran berlangsung. Nilai rata-rata aktifitas siswa pada pertemuan 1 adalah 73,1. Dari 27 siswa, terdapat 12 siswa yang masuk dalam kategori Baik Sekali (A), 7 siswa masuk dalam kategori Baik (B), dan 8 siswa masuk dalam dalam kategori Cukup (C). pada pertemuan 2, nilai ratarata aktifitas siswa yaitu 80,3. Dari 27 siswa, terdapat 17 siswa yang masuk dalam kategori Baik Sekali (A), 6 siswa masuk dalam kategori Baik (B), dan 4 siswa yang masuk dalam kategori Cukup (C). Pada siklus II, penguasaan materi siswa setelah dilakukan tindakan yaitu dari 27 siswa terdapat 3 (11,1%) siswa yang dinyatakan tidak tuntas, dikarenakan memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 24 (88,9%) siswa. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh dalam pembelajaran siklus II adalah 85,4, ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh yaitu 88,9%. Pada siklus II ketuntasan belajar di kelas III SDNP 2 Kota Malang sudah tercapai, karena ketuntasan kelas minimal 75%. Sedangkan, pada siklus II ketuntasan belajar sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan analisis data penguasaan materi siswa kelas III SDNP Kota Malang pada siklus II dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71,3. Dengan demikian, terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa antara siklus I dengan siklus II, yaitu sebesar 14,1. Pada siklus II terdapat 24 siswa yang mencapai KKM di atas 70 dan hanya 3 siswa yang tidak mencapai KKM. Pembahasan Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep dalam Materi Mengenal Sejarah Uang di Kelas III SDNP 2 Kota Malang Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran peta konsep pada materi sejarah uang di kelas III SDNP 2 Kota Malang dilaksanakan secara bersiklus pada setiap siklus dilakukan penilaian proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan dengan cara pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan penilaian hasil dilaksanakan dengan tes tertulis pada akhir pembelajaran siklus, selanjutnya diadakan refleksi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi yang kemudian dijadikan dasar perbaikan pada siklus selanjutnya. Penerapan model pembelajaran Peta Konsep lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa untuk membangun konsep-konsep awal yang dimiliki siswa sebelumnya.hasil dari penelitian ini menyatakan adanya dampak positif dari penerapan model pembelajaran Peta Konsep terhadap pemahaman siswa.hal ini sesuai dengan pendapat Dahar (1988:153) yang menyatakan bahwa dengan membuat sendiri peta konsep, siswa melihat bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari lembar pengamatan kegiatan guru dapat dikemukakan bahwa penerapan model pembelajaran Peta Konsep pada siklus I berjalan sesuai dengan RPP. Hal ini nampak pada lembar pengamatan kegiatan guru yang memuat beberapa komponen aktifitas guru, yakni: (a) mempersiapkan ruang dan fasilitas pembelajaran; (b) membimbing siswa utnuk menentukan konsep utama; (c) membimbing siswa untuk menemukan konsep-konsep yang relevan; (d) membimbing siswa untuk mengurutkan konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif; (e) membimbing siswa untuk menyusun konsepkonsep dalam satu bagan; (f) membimbing siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang relevan dengan garis penghubung; (g) membimbing siswa untuk memberikan kata penghubung tertentu pada setiap garis penghubung; dan (h) melaksanakan hasil belajar siswa dan tindak lanjut. Perolehan skor pada siklus I adalah 55 dengnan persentase keberhasilan sebesar 86%. 30

Hal ini tidak jauh berbeda dengan penerapan model pembelajaran Peta Konsep pada siklus yang berjalan sesuai dengan komponen lembar pengamatan kegiatan guru, dengan perolehan skor 60, dengan persentase keberhasilan sebesar 94%. Pada setiap pembelajaran, baik pada siklus I maupun siklus II, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP.Saat pelaksanaan diskusi kelompok, guru melakukan pembimbingan pada masing-masing kelompok, guru hanya sebagai fasilitator.hal ini dengan pendapat Supriono (dalam Hidayat; 2011:15) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang bertujuan untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya adalah pembelajaran dengan Peta Konsep (Concept Mapping). Aktifitas Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep dalam Materi Mengenal Sejarah Uang di Kelas III SDNP 2 Kota Malang Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS pada materi sejarah uang kompetensi dasar mengetahui sejarah uang dan komponen penilaian aktifitas siswa meliputi: (a) kerjasama, (b) keaktifan, (c) keberanian, dan (d) ketepatan. Deskripsi aktifitas siswa secara keseluruhan dari siklus I dan siklus II serta peningkatannya dapat ditunjukkan pada grafik di bawah ini: Grafik 4.1. Perbandingan Aktifitas Siswa Antara Siklus I dan Siklus II Dari grafik di atas nilai aktifitas siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata nilai aktifitas siswa pada siklus I pertemuan 1 mencapai 51,4 dan pada pertemuan 2 menjadi 58,1. Pada siklus II pertemuan 1 nilai aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Peta Konsep meningkat menjadi 73,1 dan pada pertemuan 2 menjadi 80,3. Melalui pembelajaran dengan menggunakan Peta Konsep terbukti mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan Peta Konsep di nilai lebih efektif daripada siswa hanya membaca buku atau mendengarkan ceramah dari guru yang bisa menimbulkan kebosanan pada siswa. Semakin siswa aktif saat pembelajaran maka semakin mudah materi yang disampaikan guru terserap oleh siswa dan pada akhirnya pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat David Ausuble (dalam Dahar, 1989:137) yang mengatakan belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang 31

terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Agar pembelajaran bermakna yang paling penting adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Hal senada juga dikemukakan oleh Trianto (2007:26) yang menyatakan bahwa siswa mampu mengerjakan permasalahan autentik sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Hasil Penguasaan Materi Mengenal Sejarah Uang Melalui Model Pembelajaran Peta Konsep pada Siswa Kelas III SDNP 2 Kota Malang Penerapan pembelajaran IPS Kelas III pada materi sejarah uang dengan menggunakan model pembelajaran Peta Konsep berdampak positif terhadap hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus berdasarkan dari hasil tes pra tindakan pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (73,1) belum mencapai KKM pada mata pelajaran IPS di SDNP 2 Kota Malang yakni 70. Peningkatan hasil belajar siswa pada tahap pra tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Perbandingan Penguasaan Materi Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah 1420 1925 2306 Rata-rata 52,6 71,3 85.4 Tuntas 7 18 24 Belum tuntas 20 9 3 Persentase ketuntasan klasikal 25,9% 66,7% 88,9% Persentase belum tuntas 74.1% 33,3% 11,1% Pada Tabel di atas, menunjukkan bahwa penguasaan materi siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan sebesar 18,7, dibandingkan dengan nilai siswa pada tes pra tindakan. Berdasarkan tes formatif yang dilaksanakan pada siklus I terdapat 9 siswa dari 27 siswa yang belum memenuhi KKM dengan ketuntasan belajar klasikal 66,7%. Sedangkan pada siklus II hanya terdapat 3 siswa yang belum mencapai KKM. Secara klasikal, keberhasilan siswa pada siklus II ini mencapai 88,9%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan siswa telah mencapai standar yang telah ditentukan yakni 75%. Hasil penelitian di atas sejalan dengan Tabir Belajar Bermakna (Dahar, 1989:137) yang menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Peta Konsep di SDNP 2 Kota Malang dilaksanakan secara bersiklus, tiap siklus dilakukan penilaian proses dan hasil dengan cara pengamatan saat pembelajaran berlangsung, sedangkan penilaian hasil dilaksanakan dengan tes tertulis pada akhir siklus pembelajaran. Selanjutnya diadakan refleksi untuk mengetahui permasalahan yangterjadi untuk dijadikan dasar perbaikan siklus berikutnya. 2. Aktifitas siswa dalam penerpan model pembelajaran Peta Konsep meliputi kerjasama, keaktifan, keberanian, dan ketepatan dalam pemetaannya. Deskripsi aktifitas keseluruhan 32

tercermnin dari siklus I ke siklus berikutnya dan peningkatan aktifitasnya ditampilkan pada grafik di bagian hasil penelitian. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut: 1. Perlu dikembangkan sebuah model pembelajaran Peta Konsep di SDNP 2 Kota Malang yang dilaksanakan secara bersiklus, dimana setiap siklus dilakukan penilaian proses dan penilaian hasil dengan cara pengamatan saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian hasil dilaksanakan dengan tes tertulis di akhir siklu pembeleajaran. 2. Perlu dikembangkan aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Peta Konsep yang meliputi kerjasama, keaktifan, keberanian, dan ketepatan dalam pemetaannya. Perlu pendeskripsian aktifitas secara keseluruhan dari siklus I ke siklus berikutnya. Peningkatan aktifitasnya ditunjukkan secara grafikal di bagian hasil penelitian. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Sa dun. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media. Arikunto, Suharsimi, Dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga: Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menenghah. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Nur. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa KelasIV SDN Nguling 3 Kabupaten Pasuruan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang. Ischak, Dkk. 2009.Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Mashudi, Toha,dan Sugiharti, Sri. 2012. Modul Pengembangan Materi Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial SD. Malang: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 115. Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Poerwanti, Endang, Dkk. 2008.Bahan Ajar Cetak Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sultanudin, Roni. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Peta Konsep Materi Transportasi Siswa Kelas IV SDN Tanggulangin Kejayan Pasuruan.Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kosntruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wahab, Abu Aziz, Dkk. 2009.Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda. 33