BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: MIOMA UTERI DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia pada abad 21. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2025,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI BANGSAL ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO 8-9% wanita di seluruh dunia akan mengalami kanker payudara.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan


Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PELAKSANAAN PROTAB PERAWATAN LUKA DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

Janin, bayi, remaja dan dewasa & lansia. Hamil tunggal dan kembar, melahirkan dan nifas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Mata adalah system optic yang memfokuskan berkas cahaya pada foto

PREVALENSI MIOMA UTERI BERDASARKAN UMUR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia ke-3 dan ke-4 dalam kurun kronologi kehidupan wanita. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma. Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak terjadi pada wanita berumur 35-45 tahun (± 25%). Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma uteri ini mempunyai resiko lebih tinggi terjadi pada wanita nullipara atau yang kurang subur bila dibandingkan dengan wanita multipara. Di Indonesia ditemukan sekitar 2,39-11,7% angka kejadian mioma uteri dari seluruh penderita ginekologi yang dirawat (Lasmi, 2011). Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasanya hanya 5-20 sarang saja. Dengan pertumbuhan mioma uteri dapat mencapai berat lebih dari 5 kg. Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus 1

2 ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut (Lestari, 2009) Pada tahun 2010 kejadian mioma uteri terbanyak masih pada kelompok umur >35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (63,2%) dan 45 orang (66,2%) terjadi pada multipara. Periode Januari 2011 Mei 2011 angka kejadian mioma uteri yaitu 39 orang (35,8%) dari 109 kasus ginekologi yang dirawat. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan penderita ca cerviks yang hanya 21 orang (19,3%), penderita kista ovarium 13 orang (11,9%), penderita menometroragi 12 orang (11%) serta penyakit ginekologi lainnya sebanyak 24 orang. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, insidensi mioma uteri pada tahun 2011 ini pun terjadi pada kelompok umur >35 tahun sebanyak 28 orang (71,8%) dan terjadi pada wanita multipara yaitu sebanyak 26 orang (66,7%). Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche (Dewi, 2009) Berdasarkan data yang di peroleh dari RS II PTPN VIII Kabupaten subang, angka kejadian mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 17 orang (15%) dari jumlah 34 kasus ginekologi yang di rawat. Dari 17 orang penderita mioma uteri tersebut, kejadian terbanyak terjadi pada umur 41-50 tahun yaitu berjumlah 11 orang (64,7%) dan terjadi pada multipara (P2-P5) yaitu sebanyak 9 orang (52,9%). Periode Januari 2011 - Mei 2011 penderita mioma uteri adalah 8 orang (28,6%) dari 28 kasus ginekologi yang dirawat. Dengan insidensi terbanyak pada umur 41-50 tahun yaitu 5 orang (62,5%) dan terjadi pada multipara (P2-P5) yaitu berjumlah 5 orang (62,5%). Angka

3 kejadian mioma uteri di RSUD Subang pada tahun 2008 sebanyak 49 orang (35,5%) dari 138 kasus ginekologi yang dirawat. Pada tahun 2009 sebanyak 85 orang (30,5%) dari 279 kasus ginekologi yang dirawat dan pada tahun 2010 terdapat 68 orang penderita mioma uteri (29,8%) dari 228 kasus ginekologi yang dirawat. Walaupun secara persentase dari tahun 2008 2010 mengalami penurunan, namun insidensi mioma uteri setiap tahunnya selalu terjadi pada kelompok umur >35 tahun dan pada wanita dengan status multipara. Pada tahun 2008 mioma uteri terjadi pada kelompok umur >35 tahun sebanyak 41 orang (83,7%) dan 30 orang (21,7%) terjadi pada wanita multipara. Tahun 2009 sebanyak 53 orang (62,4%) mioma uteri masih terjadi pada kelompok umur 4>35 tahun dan 45 orang (52,9%) terjadi pada multipara. RSUD Moewardi Surakarta periode Januari 2009-Januari 2010, menunjukkan bahwa dari 114 sampel pasien mioma uteri didapatkan bahwa frekuensi tertinggi terjadinya mioma uteri terdapat pada wanita usia 41-50 tahun sebanyak 70 penderita (61,40%) dan pasien dengan nullipara 28 kasus (24,56%). Raih Anisti Dewi Praniti dalam penelitiannya di RSUD Banjar negara periode 1 Januari 2009-31 Desember 2010, ditemukan 79 pasien mioma uteri (Kurniasari, 2009) Dari uraian di atas berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny.R. Dengan Gangguan Sistem Reproduksi: Mioma Uteri di Bangsal Dahlia Rsud Pandan Arang Boyolali sangat menarik untuk diteliti.

4 B. Rumusan Masalah Latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah: Bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Gangguan Sistem Reproduksi: Mioma Uteri di Bangsal Dahlia RSUD Pandan Arang Boyolali? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah untuk mengetahui pentingnya kesehatan pada sistem reproduksi sehingga muncul masalah yang terjadi pada mioma uteri dan bisa untuk melakukan tindakan yang harus dilakukan oleh penderita. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara umum sebagai pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan pada bidang kesehatan terutama pada Bidang Keperawatan Maternitas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pasien, hasil KTI ini diharapkan dapat memotivasi pasien untuk menjaga kesehatannya terutama pada masalah sistem reproduksi. b. Bagi perawat, hasil KTI ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat pada umumnya dan perawat pada khususnya dengan sistem reproduksi.

5 c. Bagi rumah sakit, hasil KTI ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya penyelesaian masalah yang timbul pada sistem reproduksi. d. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.