PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2018 REVISI 1. Fda3333

KATA PENGANTAR. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, HASIL SEMBIRING NIP

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN


PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

WALIKOTA TASIKMALAYA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/Permentan/OT.140/09/2008 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT


BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu dan Bantuan Pemerintah 2016 PETUNJUK TEKNIS

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2016

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

WALIKOTA BANJARMASIN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 505/Kpts/SR.130/12/2005 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 3333 i

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan energi. Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan swasembada jagung melalui peningkatan produksi jagung secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pada Tahun Anggaran 2017 Pemerintah berupaya memberi bantuan dan fasilitasi Kegiatan Budidaya Jagung. Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 diarahkan untuk mendorong penambahan luas areal tanam baru dan penambahan luas tanam jagung. Untuk memberikan kepastian pelaksanaan dan menjamin pencapaian tujuan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 disusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 dengan ruang lingkup sebagai berikut: a. Arah kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017; b. Penetapan lokasi kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017; dan c. Mekanisme pelaksanaan kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017. Petunjuk ini disusun sebagai pengganti Petunjuk yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 28/HK.310/C/3/2017. Jakarta, 10 April 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP. 19601024 198703 1 001 viii

DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN DIRJEN TANAMAN PANGAN... i KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN...1 II. III. A. LATAR BELAKANG...1 B. Dasar Hukum...3 C. Maksud, Tujuan dan Sasaran...6 D. Pengertian-Pengertian...6 KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017... 12 A. Keragaan... 12 B. Sasaran Produksi Jagung 2017... 13 C. Rancangan Neraca Produksi Jagung 2017... 13 D. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi... 14 STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017... 17 A. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Jagung 2017... 17 B. Skenario Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017... 18 IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017... 20 A. Calon Penerima Bantuan... 20 B. Kriteria Calon Penerima Bantuan... 20 C. Kriteria Calon Lokasi Bantuan Jagung... 22 D. Pengelolaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017... 23 ix

E. Prosedur Pengajuan CPCL berdasarkan Lokasi Satuan Kerja (Satker)... 24 F. Realokasi atau Perubahan CPCL serta Pelaksanaan Kemitraan.. 26 G. Pilihan Varietas... 27 H. Jumlah Paket Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017... 29 I. Mekanisme Penyaluran Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung... 29 J. Penyerahan Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung... 30 K. Volume Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung pada Lahan Perkebunan atau Kehutanan... 30 L. Jadwal Pelaksanaan... 31 M. Administrasi Serah Terima Bantuan Barang... 31 V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI... 32 A. Pengorganisasian... 32 B. Operasionalisasi... 33 VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN... 37 VII. PENGENDALIAN, MONITORING, DAN EVALUASI DAN PELAPORAN... 38 A. Pengendalian Kegiatan... 38 B. Monitoring dan Pelaporan... 39 C. Evaluasi... 40 VIII. ATURAN PERALIHAN... 42 IX. PENUTUP... 43 LAMPIRAN x

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2012-2016... 12 Tabel 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS)... 13 Tabel 3. Rancangan Neraca Produksi Jagung Tahun 2017... 14 Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Jagung 2017 (UPSUS)... 18 xi

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS)... 45 Sasaran Luas Tanam Jagung Bulanan MT.2016/2017 dan Tahun 2017 (UPSUS)... 46 Lampiran 3. Sasaran Produksi Jagung Bulanan Tahun 2017 (UPSUS)... 47 Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2017 per Kabupaten (UPSUS)... 48 Lampiran 5. Kebutuhan Benih Jagung Hibrida Tahun 2017... 60 Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk NPK untuk Jagung Tahun 2017... 61 Lampiran 7. Kebutuhan Pupuk Urea untuk Jagung Tahun 2017... 62 Lampiran 8. Kebutuhan Pupuk Organik untuk Jagung Tahun 2017... 63 Lampiran 9. Rincian Alokasi PATB dan PLTJ Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017... 64 Lampiran 10. Surat Keputusan Kepala SKPD Kabupaten/Kota Tentang Usulan CPCL Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017... 65 Lampiran 11. Surat Persetujuan Kepala SKPD Provinsi Tentang Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017... 66 Lampiran 12. Contoh Surat Keputusan PPK SKPD Provinsi Tentang Penetapan Pelaksana/Kelompok Tani Penerima Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017... 68 Lampiran 13. Contoh Lampiran Surat Keputusan Kepala SKPD Provinsi Tentang Penetapan Pelaksana/Kelompoktani Penerima Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017... 70 Lampiran 14. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017... 71 xii

Lampiran 15. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017... 72 Lampiran 16. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017... 73 Lampiran 17. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017... 74 Lampiran 18. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017... 76 Lampiran 19. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017... 77 Lampiran 20. Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) Kebenaran CPCL oleh Dinas Pertanian Propinsi/ Kabupaten/Kota Perkebunan/ Perhutani/ Inhutani/ Lembaga Lainnya... 78 Lampiran 21. Check List Pengendalian Kegiatan... 79 Lampiran 22. Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan... 83 Lampiran 23. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (Transfer Uang)... 84 Lampiran 24. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang (Transfer Uang). 85 Lampiran 25. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Barang... 84 Lampiran 26. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang... 97 Lampiran 27. Contoh Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Barang.... 87 Lampiran 28. Contoh Berita Acara Serah Terima Pekerjaan... 84 Lampiran 29. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN... 97 Lampiran 30. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN.... 90 Lampiran 31. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara... 84 Lampiran 32. Daftar Varietas Jagung Hibrida Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian... 96 xiii

Lampiran 33 Daftar Varietas Jagung Komposit Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian... 97 Lampiran 34. Prediksi Kondisi Pertanaman pada Musim Tanam 2017 di Indonesia. 98 xiv

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komoditas jagung mempunyai peran yang sangat strategis, baik dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya, seperti bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun kedepan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi maupun produktivitas jagung. Lahan yang tersedia untuk budidaya jagung sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana, teknologi sudah tersedia, sehingga prospek keuntungan bagi pembudidayanya cukup besar. Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui: 1

(1) Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi); (2) Penggunaan varietas unggul bermutu; (3) Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi; (4) Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI); (6) Penanganan pascapanen; (7) Dukungan penelitian dan penyuluhan, dan (8) Menjalin kemitraan dengan stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, penanganan pascapanen, dan pemasaran hasil. Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus meningkat, pemerintah telah menetapkan sasaran produksi jagung tahun 2017 berdasarkan RKP adalah 25.200.000 ton, sementara untuk sasaran UPSUS sebesar 30.544.728 ton pipilan kering (PK). Sasaran UPSUS tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian produksi jagung tahun 2016, dimana berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS 2016 yaitu sebesar 23.164.915 ton pipilan kering (PK). Menyikapi hal ini, pemerintah bermaksud untuk menambah luas areal pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul bermutu di sejumlah kabupaten/kota yang potensial. Upaya peningkatan produksi melalui penambahan areal tanam ini dituangkan dalam Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017. Sehubungan dengan hal tersebut di atas agar pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 dapat mencapai sasaran yang diharapkan maka disusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan. Mengingat keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan adopsi inovasi 2

teknologi, maka Petunjuk Pelaksanaan ini dapat dilengkapi oleh SKPD Provinsi dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK), sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran dan selanjutnya dirinci secara teknis oleh SKPD Kabupaten/Kota dalam bentuk Petunjuk Teknis (JUKNIS) sesuai dengan kondisi spesifik lokasi agar lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan dan tidak multitafsir. Apabila terdapat perubahan dan sekiranya ada yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini, selanjutnya akan diatur lebih lanjut. Mekanisme perubahan melalui usulan dari Kepala SKPD Provinsi yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); 7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 240); 8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja; 10. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 11. Keputusan Presiden Nomor 7/TPA TAhun 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Tinggi Pimpinan Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 4

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; 14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/ 10/2006 tentang Petunjuk Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices); 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang Petunjuk Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/ 8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/OT.140/ 12/2013 tentang Petunjuk Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/RC.110/ 12/2016 tentang Petunjuk Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Anggaran Tahun 2017; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 43/Kpts/OT.050/12/2015 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya; 20. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1397/RC.110/C/12/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017; 5

21. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Induk Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor SP-DIPA-018.03-0/2017 tanggal 7 Desember 2016. C. Maksud, Tujuan dan Sasaran 1. Maksud Sebagai acuan untuk pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 bagi Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Tujuan Meningkatkan produksi jagung melalui Penambahan Luas Areal Tanam Baru Jagung dan Penambahan Luas Tanam Jagung. 3. Sasaran a. Tersedianya acuan pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017; b. Tercapainya peningkatan produksi melalui Penambahan Luas Areal Tanam Baru Jagung dan Penambahan Luas Tanam Jagung. D. Pengertian-Pengertian 1. Penambahan Luas Areal Tanam Baru Jagung selanjutnya disebut PATB adalah penanaman jagung pada lahan yang belum pernah ditanami jagung. 2. Penambahan Luas Tanam Jagung selanjutnya disingkat PLTJ adalah penanaman jagung pada lahan bera, pergantian komoditas, tumpang sari, tanaman sela perkebunan dan tanaman sela kehutanan. 6

3. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. 4. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 5. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha tani. 6. Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) adalah calon petani penerima bantuan dan calon lokasi lahan yang akan ditanami jagung pada kegiatan Jagung Tahun 2017. 7. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu dokumen untuk memperoleh kebenaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 8. Rencana Usaha Kelompok (RUK) adalah rencana kerja usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim tanam yang disusun melalui musyawarah dalam pengelolaan usahatani sehamparan wilayah kelompok tani yang memuat uraian kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis, volume, harga satuan dan jumlah uang yang diajukan sesuai dengan ketersediaan anggaran. 7

9. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan sarana Prasarana; bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/bangunan; dan Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA). 10. Benih Varietas Unggul Bersertifikat, adalah benih bina varietas unggul yang dalam proses produksinya dilaksanakan sesuai peraturan sertifikasi benih. 11. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. 12. Pupuk Urea adalah pupuk kimia tunggal yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi minimal 45%. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi baik. 13. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Pengawas Benih Tanaman (PBT), Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THLTBPP) yang berperan sebagai pendamping dan pengawal pelaksanaan kegiatan. 8

14. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang tanaman pangan dan/atau perkebunan. 15. Bimbingan dan Pengawalan oleh Petugas SKPD adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani dan atau petugas lainnya dari SKPD Kabupaten/Kota dan Provinsi. 16. Bimbingan dan Pengawalan oleh Aparat adalah kegiatan yang dilakukan oleh TNI, POLRI beserta jajarannya, Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan pengawalan, pendampingan dan membantu pelaksanaan kegiatan. 17. Bimbingan dan Pengawalan oleh Peneliti adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi adopsi Teknologi Tumpangsari jagung di lahan perkebunan dan lahan lainnya seperti tersebut pada poin 1 (satu). 18. Bimbingan dan Pengawalan oleh Penyuluh adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan penerapan Teknologi Budidaya Jagung dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan teknologi tersebut. 19. Bimbingan dan Pengawalan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan pendampingan oleh petugas POPT dalam rangka Pengendalian Hama Terpadu (PHT). 9

20. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan pemantauan yang dimulai dari tahap awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan sesuai aturan yang sudah ditetapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. 21. Pelaporan adalah penyajian data/fakta/kondisi kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai aturan yang sudah ditetapkan. 22. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani dengan sumber pembiayaan yang berasal dari modal petani sendiri. 23. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 24. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran (PA) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 25. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. 26. Benih Jagung Hibrida adalah jagung yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih yang sifatsifat individunya heterozigot dan homogen. 10

27. Benih Jagung Komposit adalah jagung yang benihnya campuran dari beberapa varietas sehingga individunya heterozigot dan heterogen. 28. Bantuan Benih Jagung Hibrida Umum adalah hasil produksi perusahaan nasional dan multinasional yang jumlahnya maksimal 60% dari total program bantuan benih jagung tahun 2017. 29. Bantuan Benih Jagung Hibrida Badan Litbang adalah bantuan benih jagung hibrida hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang jumlahnya minimal 40% dari total program bantuan benih jagung tahun 2017. 30. Pengembangan Jagung di Lahan Perkebunan adalah penambahan areal tanam jagung di lahan perkebunan yang belum pernah ditanami jagung baik milik BUMN, swasta maupun di perkebunan rakyat yang sedang dilakukan peremajaan atau masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Pada lahan ini dapat dilakukan penanaman jagung dengan pola tumpang sari. 11

II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017 A. Keragaan Produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat 19,49%, dari 19,39 juta ton PK pada tahun 2012 menjadi sebesar 23,16 juta ton PK (Prakiraan 2016), dengan perkiraan luas panen 4.384.510 ha dan produktivitas 52,83 ku/ha (angka masih berubah sampai ditetapkannya ATAP 2016), sedangkan peningkatan produktivitas mencapai 7,85% dan luas panen meningkat 10,79%, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2012-2016 Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi (ha) (%) (ku/ha) (%) (ton) (%) 2012 3,957,595 48.99 19,387,022 2013 3,821,059 (3.45) 48.45 (1.10) 18,511,853 (4.51) 2014 3,837,019 0.42 49.54 2.26 19,008,426 2.68 2015 3,787,367 (1.29) 51.78 4.53 19,612,435 3.18 2016 4,384,510 15.77 52.83 2.03 23,164,915 18.11 Rerata 5 tahun 3,957,510 50.32 19,936,930 Perkembangan 426,915 10.79 3.85 7.85 3,777,893 19.49 Sumber : Prakiraan tahun 2016 hasil Rakor Kementan dan BPS 5-7 Oktober 2016 di Yogyakarta 12

B. Sasaran Produksi Jagung 2017 Sasaran produksi jagung tahun 2017, dikemukakan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS) Uraian Sasaran 2016 Sasaran 2017 (%) Sasaran 2017 thdp 2016 Luas Tanam (ha) 4,800,000 6,046,073 25.96 Luas Panen (ha) 4,560,000 5,743,769 25.96 Produktivitas (ku/ha) 52.63 53.18 0.39 Produksi (ton) 24,000,000 30,544,728 26.44 Keterangan: Sasaran UPSUS 2017 Sasaran produksi jagung tahun 2017 sebesar 30,54 juta ton PK atau meningkat 26,44% dari sasaran produksi jagung tahun 2016 yang dihasilkan dari sasaran luas tanam jagung seluas 6,05 juta ha dan sasaran luas panen 5,74 juta ha atau meningkat 25,96% dari sasaran luas tanam dan panen jagung tahun 2016, sasaran produktivitas jagung tahun 2017 sebesar 53,18 ku/ha atau meningkat 0,39% dari sasaran produktivitas jagung tahun 2016. Secara rinci sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi jagung tahun 2017 per provinsi disajikan pada Lampiran 1, sasaran luas tanam dan produksi per bulan per provinsi, disajikan pada Lampiran 2 dan Lampiran 3; sasaran tanam, panen, provitas dan produksi per kabupaten/kota pada Lampiran 4 serta kebutuhan benih dan pupuk per bulan per provinsi disajikan pada Lampiran 5, 6, 7 dan 8. C. Rancangan Neraca Produksi Jagung 2017 Dengan penetapan sasaran produksi jagung sebagaimana dijelaskan di atas, diharapkan neraca produksi dan kebutuhan jagung semakin 13

proporsional. Rancangan neraca produksi dan kebutuhan jagung nasional pada tahun 2017 dapat dijelaskan sebagaimana tercantum pada Tabel 3 di bawah ini. Rancangan neraca produksi jagung tahun 2017 diharapkan positif atau surplus pada setiap bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi tidak terjadinya kekurangan produksi jagung dalam pemenuhan kebutuhan terutama pabrik pakan. Tabel 3. Rancangan Neraca Produksi Jagung Tahun 2017 Kebutuhan Bulan Produksi Losses Nett Produksi Konsumsi Langsung Pabrik Pakan Pakan Lokal Benih/Bibit Industri Neraca Neraca Kumulatif Total Non Pakan 1,300,000 Januari 1,916,251 95,813 1,820,439 33,604 783,029 631,682 8,030 360,447 1,816,791 3,647 1,303,647 Februari 5,024,848 251,242 4,773,605 33,604 783,029 631,682 21,056 945,174 2,414,545 2,359,061 3,662,708 Maret 3,517,213 175,861 3,341,352 36,515 850,870 686,428 14,739 661,588 2,250,140 1,091,212 4,753,921 April 2,165,794 108,290 2,057,504 34,795 810,793 654,097 9,076 407,386 1,916,146 141,358 4,895,278 Mei 2,130,749 106,537 2,024,211 33,604 783,029 631,682 8,446 400,794 1,857,555 166,657 5,061,935 Juni 2,430,838 121,542 2,309,296 33,995 792,158 639,052 9,636 457,241 1,932,082 377,215 5,439,150 Juli 2,294,333 114,717 2,179,616 33,604 783,029 631,682 9,095 431,564 1,888,973 290,643 5,729,793 Agustus 2,108,726 105,436 2,003,289 33,604 783,029 631,682 8,359 396,651 1,853,325 149,965 5,879,757 September 2,424,583 121,229 2,303,354 34,145 795,649 641,871 8,795 456,064 1,936,524 366,830 6,246,588 Oktober 2,177,560 108,878 2,068,682 33,874 789,327 636,777 7,899 409,599 1,877,476 191,206 6,437,794 November 2,324,111 116,206 2,207,905 33,604 783,029 631,682 8,430 437,165 1,893,910 313,995 6,751,789 Desember 2,029,724 101,486 1,928,237 33,604 783,029 631,682 7,362 381,791 1,837,468 90,769 6,842,558 Total 30,544,728 1,527,236 29,017,492 408,550 9,520,000 7,680,000 120,921 5,745,463 23,474,935 5,542,557 6,842,558 D. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi Upaya peningkatan produksi jagung diarahkan untuk mencapai swasembada jagung secara berkelanjutan. Namun demikian masih terdapat sejumlah kendala dan masalah yang perlu diselesaikan. Kendala dan masalah tersebut adalah belum teradopsinya sistem Pengelolaan 14

Tanaman Terpadu (PTT) secara penuh dan utuh di kalangan petani jagung. Beberapa masalah tersebut antara lain sebagai berikut: d.1. Penggunaan Benih Unggul Penggunaan benih unggul merupakan salah satu faktor utama untuk peningkatan produksi jagung. Dalam kaitan ini pemerintah mendorong penggunaan benih unggul jagung hibrida karena memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Sampai saat ini tingkat penggunaan benih jagung hibrida masih rendah yaitu baru sekitar 60% dari total pertanaman. Tingkat penggunaan benih unggul yang masih rendah ini antara lain disebabkan harga benih jagung hibrida relatif tinggi sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar petani. Selain masalah harga, penyebaran varietas jagung hibrida belum terdistribusi secara luas di wilayah Indonesia. d.2. Pemupukan Berimbang Penerapan penggunaan pupuk berimbang juga belum sepenuhnya diterapkan oleh petani, sehingga masih menjadi permasalahan dalam peningkatan produksi jagung. Saat ini sebagian besar petani belum menerapkan prinsip pemupukan sesuai rekomendasi sehingga produktivitas hasil tidak maksimal sesuai potensi. Permasalahan lain yaitu keterbatasan modal dan ketersediaan pupuk tepat waktu dan tepat jumlah. Terkait dengan permodalan, sebagian besar petani jagung masih menggunakan modal sendiri tanpa dukungan dari perbankan atau lembaga permodalan lainnya. Akibatnya, petani memupuk sesuai dengan kemampuan keuangannya. Sementara itu, di sejumlah daerah distribusi pupuk juga masih belum lancar sehingga sering terjadi pupuk tidak tersedia 15

pada saat diperlukan. Kondisi di atas menyebabkan produktivitas jagung di tingkat petani masih rendah. d.3. Pascapanen Penanganan pascapanen sangat diperlukan mengingat hasil panen jagung mudah rusak jika saat panen tidak mendapat perlakuan yang tepat. Penanganan saat panen, jagung harus segera dikeringkan dengan kadar air 14-15%. Jika tidak dilakukan pengeringan, maka jagung akan berjamur dan terkena aflatoxin. Kandungan aflatoxin yang tinggi bisa menyebabkan keracunan pada unggas yang memakannya. Namun demikian sampai saat ini mayoritas petani belum melakukan penanganan pascapanen dengan baik dan benar. Setelah pemanenan, petani umumnya hanya mengeringkan di bawah sinar matahari. Pengeringan dengan cara ini sebenarnya cukup bisa menurunkan kadar air namun sulit untuk mencapai tingkat maksimum (14-15%). Selain itu, jika panen dilakukan pada musim hujan pengeringan akan terkendala oleh cuaca yang kurang baik (mendung, hujan, dan lain-lain). Untuk mengatasi hal tersebut diatas seharusnya dilakukan pengeringan secara mekanis dengan menggunakan alat pengering (dryer). Namun ketersediaan dryer baik yang disediakan pemerintah maupun swasta masih sangat terbatas. Akibatnya kualitas jagung petani jarang mencapai tingkat terbaik (premium). Pengolahan pascapanen yang tidak maksimal ini juga menyebabkan susut hasil akibat kerusakan jagung. 16

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017 A. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Jagung 2017 1. Penambahan Luas Areal Tanam Baru Jagung dan Penambahan Luas Tanam Jagung Strategi untuk pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2017, dilakukan melalui kegiatan PATB dan PLTJ. Untuk melaksanakan strategi dimaksud, pemerintah memberi Bantuan berupa Sarana produksi, meliputi benih jagung hibrida dan komposit serta pupuk urea bersubsidi pada areal seluas 3.000.000 hektar melalui anggaran yang dialokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Satker Provinsi, dan beberapa Satker Kabupaten/Kota tahun 2017. Selain bantuan Saprodi, di beberapa lokasi didukung bantuan dan fasilitasi alat mesin pra dan pascapanen berupa, traktor, pompa, corn sheller dan corn combine harvester, yang dialokasikan anggarannya melalui DIPA Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PSP tahun 2017. 2. Peningkatan Produktivitas Dalam upaya mempertahankan areal tanam jagung yang ada secara swadaya maupun areal tanam yang telah diberi bantuan tahun anggaran sebelumnya, pemerintah daerah diharapkan melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk mendorong peningkatan produktivitas, melalui penyebaran brosur dan leaflet, rapat koordinasi, supervisi, monitoring dan lain-lain. 17

B. Skenario Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 Sasaran tanam jagung 2017 seluas 6.046.073 ha akan dicapai melalui dukungan program dan kegiatan, sebagai berikut: 1. PATB dan PLTJ seluas 3.000.000 ha. 2. Peningkatan produktivitas melalui: a. Pembinaan pertanaman carry over 2016 seluas 1.996.073 ha, terdiri dari Pengembangan Jagung di Lahan Khusus (pengadaan daerah) 551.540 ha; Pengadaan Pusat 311.839 ha; dan APBN reguler 1.132.694 ha. b. Pembinaan areal tanam Swadaya Masyarakat musim tanam Oktober Maret 2016/2017 dan April September 2017 seluas 1.050.000 ha. Pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2017, didukung melalui kegiatan PATB, PLTJ, dan swadaya seperti tersaji pada Tabel 4. Rekapitulasi alokasi kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017 disajikan pada Lampiran 9. Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Jagung 2017 (UPSUS) No Uraian Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) I PATB dan PLTJ 3,000,000 2,850,000 55.00 1. Pada Lahan Petani, Perhutani, Inhutani, Lahan Lainnya 2,000,000 1,900,000 60.00 2. Integrasi Jagung dengan Tanaman Perkebunan 1,000,000 950,000 45.00 II Peningkatan Produktivitas 3,046,073 2,893,769 51.39 1. Pembinaan Jagung di Lahan Khusus 2016 551,540 523,963 45.00 2. Pembinaan jagung bantuan Reguler 2016 311,839 296,247 60.00 3. Pembinaan pertanaman reguler 1,132,694 1,076,059 51.85 4. Pembinaan Swadaya Masyarakat 1,050,000 997,500 51.68 Total 6,046,073 5,743,769 53.18 18

Dukungan yang diperlukan untuk pencapaian sasaran produksi antara lain: (1) gerakan pengolahan tanah; (2) gerakan tanam dan panen serentak; (3) gerakan pemupukan berimbang; (4) gerakan penerapan teknologi; (5) gerakan pengendalian OPT; (6) gerakan penanganan panen dan pascapanen; dan (7) gerakan lainnya dengan dukungan dana APBN maupun APBD I dan APBD II serta dana masyarakat dan stakeholder. Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan dikelola oleh SKPD dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi jagung baik di areal program maupun di luar areal non program. 19

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017 Kegiatan utama untuk mendukung peningkatan produksi jagung tahun 2017, adalah pemberian Bantuan Pemerintah berupa benih jagung hibrida dan komposit, serta pupuk urea bersubsidi, bagi PATB dan PLTJ seluas 3.000.000 hektar. Proses penyaluran bantuan pemerintah kegiatan peningkatan produksi jagung sebagai berikut: A. Calon Penerima Bantuan 1. Kelompok Masyarakat (Kelompok tani, Gabungan kelompok tani, LMDH, Koperasi, dan lain-lain), 2. Lembaga Pemerintah lainnya, 3. Lembaga Non Pemerintah (Lembaga Adat, Kesultanan/Kerajaan, Pesantren, Gereja, dan lain lain). B. Kriteria Calon Penerima Bantuan 1. Gapoktan/ Poktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi Profesi/ Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/LMDH yang memiliki keabsahan dari instansi yang berwenang. 2. Berdasarkan CPCL yang sudah ditetapkan, kelompok penerima bantuan benih jagung tahun 2017 menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Selanjutnya RDKK yang telah disusun dikoordinasikan dengan Ditjen PSP untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. 20

3. Gapoktan/ Poktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi Profesi/ Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan/atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh. 4. Gapoktan/ Poktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi Profesi/ Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. 5. Gapoktan/ Poktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi Profesi/ Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah perlu membuat rekening bank apabila penerima bantuan pemerintah melalui mekanisme Transfer Uang. 6. Gapoktan/ Poktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi Profesi/ Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 21

C. Kriteria Calon Lokasi Bantuan Jagung Kegiatan budidaya jagung tahun 2017 dilaksanakan melalui PATB dan PLTJ: 1. Bantuan PATB dialokasikan pada lahan milik masyarakat, lahan perkebunan (BUMN, swasta, perkebunan rakyat), lahan hutan (Perhutani/Inhutani dan lahan hutan rakyat), lahan milik lembaga pemerintah dan lahan milik lembaga Non pemerintah. 2. Bantuan PLTJ dialokasikan pada pada lahan bera, pergantian komoditas, tumpang sari, tanaman sela perkebunan dan tanaman sela kehutanan. Lahan yang dapat digunakan untuk PATB meliputi: 1. Lahan perkebunan BUMN, swasta, dan perkebunan rakyat; 2. Lahan hutan Perhutani, Inhutani, hutan tanaman industri, dan hutan rakyat; 3. Lahan/Tanah milik lembaga pemerintah seperti tanah milik TNI, POLRI, Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Sekolah, Pemerintah Daerah yang sedang tidak dimanfaatkan; 4. Lahan/Tanah milik lembaga non pemerintah seperti tanah milik yayasan, pesantren, gereja, koperasi, lembaga masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya yang tidak dimanfaatkan; 5. Lahan/Tanah Adat/Ulayat dan sejenisnya seperti tanah milik kesultanan/kerajaan, tanah milik suku, dan sebagainya yang tidak dimanfaatkan; 6. Lahan milik masyarakat yang belum pernah ditanami jagung. 22

Lahan yang dapat digunakan untuk PLTJ meliputi: 1. Lahan bera yaitu lahan pertanian yang sedang tidak ditanami pada periode tertentu; 2. Pergantian komoditas yaitu lahan yang berubah komoditasnya dari satu tanaman ke tanaman lainnya; 3. Tumpang sari yaitu bentuk pertanaman campuran yang terdiri lebih dari satu komoditas tanaman pada lahan yang sama; 4. Tanaman Sela yaitu tanaman semusim yang ditanam di antara sela tanaman tahunan; Bantuan pemerintah untuk Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 diberikan kepada petani pelaku usaha tani. Lahan milik lembaga pemerintah seperti tanah milik TNI, POLRI, Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Sekolah, dan Pemerintah Daerah dan lahan non pemerintah seperti tanah milik yayasan, pesantren, gereja, koperasi, lembaga masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya, harus dilengkapi ijin pemanfaatan lahan secara tertulis dari pemilik lahan. D. Pengelolaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Dalam Kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017 sesuai kebijakan Kementerian Pertanian telah dialokasikan pengembangan jagung di lahan perkebunan seluas 1.000.000 ha dan di lahan lainnya 2.000.000 ha. Dalam upaya pelaksanaan kegiatan tersebut di atas dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai berikut : 23

1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertanggung jawab mengelola pertanaman jagung di lahan-lahan seperti: kawasan hutan (Perhutani/Inhutani), lahan milik lembaga pemerintah/lembaga non pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan masyarakat, lahan perbatasan seluas 2.000.000 hektar. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan administrasi anggaran keseluruhan kegiatan. 2. Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggung jawab dalam penyediaan lahan, pengawalan, pengelolaan dan pembinaan serta pelaporan pertanaman jagung di lahan perkebunan seluas 1.000.000 hektar. Bersinergi dalam hal teknis dan keuangan dengan SKPD Propinsi/Kabupaten/Kota. E. Prosedur Pengajuan CPCL berdasarkan Lokasi Satuan Kerja (Satker) 1. Pengajuan CPCL dengan Alokasi anggaran di Satker Pusat a. CPCL lahan Masyarakat : CPCL diverifikasi dan diusulkan oleh SKPD Kabupaten/Kota disertai dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Propinsi. SKPD Propinsi mengusulkan CPCL yang telah diverifikasi kepada PPK Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk diseleksi dan ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. b. CPCL lahan Perkebunan: CPCL diusulkan oleh SKPD Kabupaten/Kota disertai dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Propinsi. 24

SKPD Propinsi mengusulkan CPCL yang telah diverifikasi kepada PPK Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk diseleksi dan ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. c. CPCL lahan Perhutani dan Inhutani: CPCL diusulkan oleh Perhutani dan Inhutani disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Propinsi. SKPD Propinsi mengusulkan CPCL yang telah diverifikasi kepada PPK Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk diseleksi dan ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. d. CPCL lahan Lembaga Lainnya : CPCL diusulkan oleh lembaga lainnya disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) dari pimpinan lembaga ke SKPD Propinsi. SKPD Propinsi mengusulkan CPCL yang telah diverifikasi kepada PPK Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk diseleksi dan ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. 2. Pengajuan CPCL dengan Alokasi anggaran di Satker Propinsi a. CPCL lahan Masyarakat : CPCL diusulkan oleh SKPD Kabupaten/Kota disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Propinsi untuk ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. 25

b. CPCL lahan Perkebunan, Perhutani, Inhutani, dan lembaga lainnya : CPCL diusulkan oleh SKPD Kabupaten/Kota, Perhutani, Inhutani, dan lembaga lainnya disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Propinsi untuk selanjutnya ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. 3. Pengajuan CPCL, dengaan Alokasi anggaran di Satker Kabupaten/Kota a. CPCL lahan Masyarakat : CPCL diusulkan kepada SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan, disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ), untuk ditetapkan oleh PPK dan disetujui oleh KPA. b. CPCL lahan Perkebunan, Perhutani, Inhutani, dan lembaga lainnya : CPCL diusulkan oleh SKPD/lembaga Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan, Perhutani, Inhutani, dan lembaga lainnya disertai Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) ke SKPD Kabupaten/Kota untuk selanjutnya ditetapkan oleh PPK dan selanjutnya disahkan oleh KPA. Contoh SPTJ tersaji pada Lampiran 20. F. Realokasi atau Perubahan CPCL serta Pelaksanaan Kemitraan 1. Realokasi atau perubahan penerima bantuan hanya dapat dilakukan apabila CPCL tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima bantuan dan jangka waktu pengadaan bantuan (masa kontrak) masih 26

memungkinkan untuk dilakukan realokasi. Realokasi atau perubahan penerima bantuan diusulkan melalui mekanisme seperti halnya usulan awal dengan mencantumkan alasan dilakukannya realokasi atau perubahan. 2. Persetujuan realokasi atau perubahan penerima bantuan ditetapkan melalui revisi Surat Keputusan PPK yang disahkan oleh KPA dan selanjutnya dituangkan dalam adendum kontrak dengan penyedia. PPK melaporkan perkembangan penyaluran Bantuan Benih kepada KPA. 3. Sebagai tindaklanjut penandatanganan Nota Kesepahaman antara Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan SKPD Pertanian setiap provinsi pada bulan September 2016, maka pelaksana Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 agar dapat dimitrakan dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dalam hal pemasaran hasil. Dalam kaitan ini SKPD Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota bertugas memfasilitasi terbentuknya kemitraan dengan menyampaikan daftar pelaksana kegiatan dan merumuskan Perjanjian Kerjasama/ kontrak pembelian dengan GPMT. 4. Format CPCL sesuai pada Lampiran 10 dengan mencantumkan titik koordinat lokasi yang dilengkapi dengan foto dari aplikasi kamera berbasis GPS. G. Pilihan Varietas 1. Untuk mendorong perkembangan industri benih jagung nasional, pada tahun anggaran 2017 ini berdasarkan kesepakatan Pemerintah 27

dengan Legislatif pada Rapat Kerja DPR RI Komisi IV bersama Menteri Pertanian RI tanggal 19 Januari 2017, penggunaan bantuan benih jagung hibrida disepakati sebagai berikut: a. Penggunaan varietas jagung hibrida dalam negeri hasil penelitian Badan Litbang Kementerian Pertanian sebesar minimal 40% dari total terdiri dari 1.098.300 ha bantuan benih jagung hibrida dan 254.250 ha bantuan benih jagung komposit. b. Penggunaan varietas benih jagung hibrida umum maksimum 60% dari total bantuan yaitu 1.647.450 ha. 2. Benih jagung hibrida hasil Badan Litbang Kementan dapat bersumber dari UK/UPT Badan Litbang atau produsen lain (lisensor) yang ditunjuk. 3. Sehubungan dengan ketentuan (no. 2) diatas, SKPD Kabupaten/Kota Tanaman Pangan dan atau SKPD Kabupaten/Kota yang menangani tanaman perkebunan dan/ atau dan SKPD Provinsi yang menangani tanaman pangan dan atau SKPD Provinsi yang menangani tanaman perkebunan agar mensosialisasikan untuk menggunakan varietas hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Daftar varietas hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian per provinsi tercantum pada Lampiran 32 dan Lampiran 33. 4. Varietas benih jagung hibrida yang dipilih harus memiliki potensi hasil minimal 10 ton per hektar (pipilan kering), dan tahan/agak tahan/toleran penyakit bulai. Sedangkan untuk varietas jagung 28

komposit harus memiliki potensi hasil minimal 5 ton per hektar (pipilan kering). H. Jumlah Paket Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Jumlah bantuan pemerintah berupa benih dan pupuk Urea untuk Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 sebagai berikut: 1. PATB a. Bantuan benih jagung hibrida sebanyak 15 kg per hektar, atau benih jagung komposit sebanyak 25 kg per hektar. b. Bantuan pupuk Urea subsidi sebanyak 100 kg per hektar. 2. PLTJ a. Bantuan benih jagung hibrida sebanyak 15 kg per hektar, atau benih jagung komposit sebanyak 25 kg per hektar. b. Bantuan pupuk Urea subsidi sebanyak 50 kg per hektar. I. Mekanisme Penyaluran Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung Mekanisme penyaluran bantuan pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung melalui pola transfer barang atau uang, mengacu Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 173/PMK.05/2016 tanggal 17 November 2016. Bantuan benih jagung dilaksanakan dengan transfer barang atau transfer uang, sedangkan bantuan pupuk dilaksanakan dengan transfer uang. Terkait dengan mekanisme penyaluran bantuan pemerintah 29

tersebut, dapat mengacu pada Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2017. J. Penyerahan Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung Penyerahan bantuan pemerintah (benih dan pupuk) disesuaikan dengan jadwal tanam dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa minimal berlaku hingga satu bulan dari jadwal tanam yang direncanakan. Bantuan pemerintah diserahkan hingga titik bagi (desa/ kelompok tani). Kemasan bantuan benih dan pupuk mencantumkan tulisan BARANG MILIK PEMERINTAH, DILARANG DIPERJUAL BELIKAN. Jika jumlah pupuk yang disediakan tidak memenuhi rekomendasi teknis spesifik lokasi, maka pelaksana kegiatan disarankan menambahkan kekurangan dosis secara swadaya. Bantuan yang diberikan Pemerintah Pusat merupakan stimulan dan penambahan kekurangan dosis secara swadaya merupakan salah satu bentuk keikutsertaan semua pihak dalam mensukseskan kegiatan tersebut. K. Volume Bantuan Pemerintah Kegiatan Budidaya Jagung pada Lahan Perkebunan atau Kehutanan Pada pertanaman tumpang sari di lahan perkebunan atau di lahan kehutanan maka jumlah bantuan disesuaikan dengan rasio tanaman jagung terhadap tanaman lainnya. Untuk di lahan perkebunan dan kehutanan rasio 70-80%. 30

L. Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran bantuan (benih, pupuk) untuk Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 dilaksanakan pada tahun anggaran 2017. Penanaman dilakukan paling lambat 30 September 2017 (Jadwal Pelaksanaan disajikan pada Lampiran 15) kecuali kondisi agroklimat tidak memungkinkan dan dilampirkan dengan dokumen pendukung. M. Administrasi Serah Terima Bantuan Barang 1. Penyaluran bantuan kepada kelompok tani disertai dengan Berita Acara Serah Terima Barang yang ditandatangai Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Hibah. (Lampiran 24, 26, 27 dan 28) 2. Setelah barang diterima oleh penerima bantuan yang dibuktikan dengan BAST (penerima Bantuan, penyedia, PPK), segera kepala Satker mengusulkan permohonan hibah kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan dilampirkan Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) yang sudah ditandatangani kepala Satker (Cq. Pemerintah daerah). Selanjutnya oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan diterbitkan surat hibah atas nama Menteri Pertanian menggunakan Kop Surat Garuda Biru dengan lampiran rekap jenis barang, volume, nilai, penerima bantuan. (Lampiran 29, 30 dan 31). 31

V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI A. Pengorganisasian 1. Struktur Organisasi Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah/prinsip pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance), maka pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017, harus memenuhi prinsip-prinsip : a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; d. Memenuhi azas akuntabilitas. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan jagung berada pada SKPD Kabupaten/Kota yang menangani tanaman pangan. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada SKPD Provinsi yang menangani tanaman pangan atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Budidaya 32

Jagung maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota. 2. Penanggung Jawab Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain : a. Menyusun Petunjuk pelaksanaan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan; b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait serta seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan/ pengendalian dan evaluasi kegiatan; c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran. B. Operasionalisasi Disamping pembiayaan fisik seperti di uraikan diatas, di masing-masing daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) pelaksana kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017 disediakan dana operasional yang besarnya disesuaikan dengan luasan areal kegiatan, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan anggaran. Dana tersebut di alokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja (Satker) Tugas Pembantuan (Kabupaten Mandiri), Satker Tugas Pembantuan Provinsi, Satker Dekonsentrasi (Provinsi) dan Satker Pusat. 33

Anggaran yang tersedia digunakan utamanya untuk: identifikasi dan verifikasi CPCL, pembinaan, bimbingan, pendampingan, pengawalan dan monitoring, evaluasi serta pelaporan dan atau kegiatan lainnya, seperti yang tercantum dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di masing-masing Satker. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh petugas SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/babinsa), Camat dan Kades atau lainnya serta petugas Pusat. Untuk itu, koordinasi dan sinergisitas dengan seluruh pihak termasuk dengan jajaran TNI-AD di daerah sangat diperlukan. Mengingat anggaran operasional tersebut sangat terbatas, maka kontribusi melalui dana APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi sangat diharapkan, utamanya untuk memfasilitasi kegiatan yang tidak terfasilitasi pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017. Komitmen Pemerintah Daerah yang kuat akan mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya akan menciptakan kinerja serapan anggaran dan kinerja produksi jagung dalam pencapaian sasaran dan peningkatan pendapatan petani beserta keluarganya. Terkait dengan teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi kegiatan jagung, hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan Badan Litbang/BPTP setempat dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna menjamin keberhasilan pelaksanaan 34

kegiatan sehingga diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi jagung. Publikasi yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian dan instansi terkait lainnya juga dapat dijadikan panduan dan acuan dalam penerapan budidaya jagung. Guna mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan petugas SKPD dan aparat. Untuk itu, SKPD Kabupaten/Kota dan atau SKPD Provinsi perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa) dan stake holders lainnya. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/ BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi budidaya jagung dapat melibatkan para Peneliti BPTP di masing-masing lokasi dan juga oleh Pemuda Tani. Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau Posko lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi jagung, pada setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi) harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan tanam/panen serentak, pemeliharaan 35

tanaman dan mengetahui segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan. 36

VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa. A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan program dan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 di Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan ketersediaan dana. B. SKPD Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan serta penyusunan laporan hasil pemantauan dan pengendalian atas pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017 di Kabupaten/Kota diharapkan minimal 2 (dua) kali selama musim tanam sesuai dengan ketersediaan dana. Laporan disampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, cq. Direktorat Serealia. C. SKPD Kabupaten/Kota melakukan koordinasi, bimbingan, pemantauan dan pengendalian serta evaluasi, atas pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 di tingkat lapangan/kelompok tani pelaksana kegiatan minimal 4 (empat) kali selama musim tanam disesuaikan dengan ketersediaan dana, melakukan pendampingan kelompok tani pelaksana kegiatan dan membantu kelancaran distribusi bantuan pemerintah. 37

VII. PENGENDALIAN, MONITORING, DAN EVALUASI DAN PELAPORAN A. Pengendalian Kegiatan Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, SKPD provinsi dan SKPD kabupaten/kota bersama pihak penyedia sarana produksi (benih dan pupuk). Pengendalian dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017, sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi jagung tahun 2017. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Bawasda, maupun lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya). Ada 8 (delapan) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Pusat, SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota; 38

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota; 3. Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening kelompok (jika transfer uang); 4. Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh kelompok; 5. Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak penyedia barang/sarana produksi. 6. Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan pemerintah oleh kelompok; 7. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh kelompok; 8. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome dan benefit. B. Monitoring dan Pelaporan Monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Monitoring meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan, realisasi tanam, panen, produktivitas, dan produksi jagung oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan (Format laporan terlampir). Mekanisme pelaporan kegiatan: 1. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan, mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi panen beserta luasannya ke SKPD Kabupaten/Kota. 39

2. SKPD Kabupaten/Kota merekap laporan data realisasi luas tanam dan panen, selanjutnya diteruskan ke SKPD Provinsi dan Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan. 3. Penyampaian laporan dilakukan pada saat tanam dan panen. Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan kegiatan jagung, hasil/produksi, dan produktivitas yang telah diperoleh, dan lain-lain sebagaimana terlihat dalam format laporan (Lampiran 16, 17, 18, dan 19). Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya yang dapat berupa form check list Pengedalian Kegiatan (Lampiran 21), Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (Lampiran 22) dan Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah (Lampiran 23, 25, dan 28). Laporan dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262; Faximile (021) 7802930; email: timjagung2017@gmail.com. C. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 selesai dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengindentifikasi berbagai masalah yang timbul maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat diketahui tindakan korektif sedini mungkin. 40

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi 1) Komponen Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 dan pencapaian produksi jagung tahun 2017, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Kenaikan tingkat produktivitas di lokasi pengembangan teknologi budidaya jagung (Ubinan), dan 4) Penerapan komponen teknologi budidaya jagung. Seluruh kegiatan administrasi jagung tahun 2017 yang telah selesai dilaksanakan, segera di selesaikan Berita Acara Serah Terima (BAST). Dokumen-dokumen tersebut, selanjutnya disampaikan ke: Direktorat Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262; Faximile (021) 7802930; email: timjagung2017@gmail.com. Kinerja penyampaian laporan, peningkatan luas tanam jagung (LTJ), serapan anggaran dan pencapaian produksi merupakan salah satu dasar penentuan anggaran Tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya sebagai penerapan azas reward and punishment. 41

VIII. ATURAN PERALIHAN 1. Satuan kerja yang telah melakukan penyaluran bantuan kegiatan Budidaya Jagung sebelum ditetapkannya Petunjuk ini dianggap masih berlaku dan sah, yang dibuktikan dengan menyampaikan surat pemberitahuan dan bukti Berita Acara Serah Terima (BAST) benih/pupuk dan fotokopi Kontrak antara PPK dengan penyedia benih kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan. 2. Satuan kerja yang telah melakukan Kontrak Pengadaan Bantuan Benih Jagung namun belum melakukan penyaluran agar melakukan adendum kontrak mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung tahun 2017. 42

IX. PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan, pengendalian dan penyaluran bantuan benih jagung dan pupuk, selanjutnya harus ditindaklanjuti oleh daerah dalam bentuk petunjuk teknis agar dalam pelaksanaan kegiatan budidaya jagung sesuai dengan peraturan. 43

LAMPIRAN 44

Lampiran 1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS) No PROVINSI TANAM (HA) PANEN (HA) PROVITAS (KU/HA) PRODUKSI (TON) 1 Aceh 80.161 76.153 44,17 336.356 2 Sumatera Utara 295.442 280.669 64,69 1.815.754 3 Sumatera Barat 120.318 114.302 68,09 778.269 4 Riau 18.530 17.603 25,75 45.321 6 Jambi 35.070 33.316 63,22 210.614 7 Sumatera Selatan 190.383 180.863 70,94 1.283.054 9 Bengkulu 27.072 25.718 68,01 174.903 10 Lampung 452.584 429.954 51,30 2.205.557 8 Kep. Bangka Belitung 9.018 8.567 38,55 33.024 5 Kepulauan Riau 329 313 17,35 543 11 D K I Jakarta - - - - 12 Jawa Barat 230.463 218.940 83,86 1.836.135 14 Jawa Tengah 719.677 683.693 61,11 4.178.309 15 D I Yogyakarta 72.844 69.202 48,50 335.610 16 Jawa Timur 1.360.282 1.292.268 52,13 6.736.373 13 Banten 33.065 31.412 40,51 127.239 17 B A L I 20.726 19.690 33,05 65.075 18 Nusa Tenggara Barat 400.805 380.765 63,13 2.403.940 19 Nusa Tenggara Timur 355.430 337.659 26,02 878.694 20 Kalimantan Barat 56.385 53.566 35,27 188.901 21 Kalimantan Tengah 25.050 23.798 37,31 88.781 22 Kalimantan Selatan 80.161 76.153 59,88 456.025 23 Kalimantan Timur 25.050 23.798 45,42 108.090 24 Kalimantan Utara 6.012 5.711 28,87 16.492 25 Sulawesi Utara 400.805 380.765 38,69 1.473.219 27 Sulawesi Tengah 75.213 71.452 50,61 361.620 28 Sulawesi Selatan 396.033 376.231 56,00 2.106.719 30 Sulawesi Tenggara 40.081 38.077 29,10 110.806 26 Gorontalo 300.603 285.573 47,28 1.350.092 29 Sulawesi Barat 80.161 76.153 52,98 403.455 31 Maluku 70.140 66.633 37,39 249.131 32 Maluku Utara 60.121 57.115 29,79 170.132 34 Papua Barat 3.627 3.446 17,97 6.191 33 Papua 4.432 4.211 24,48 10.306 Jumlah 6.046.073 5.743.769 53,18 30.544.728 45

Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam Jagung Bulanan MT.2016/2017 dan Tahun 2017 (UPSUS) No. Provinsi TAHUN 2016 TAHUN 2017 Okt 17 - Okt 16 - Oct-16 Nov-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 Okt - Mar April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Apr - Sept Okt 17 Nov 17 Des 17 Des 17 Sep 17 1 Aceh 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 1.621 11.899 19.057 32.577 2 Sumatera Utara 19.625 51.464 36.021 22.175 20.641 23.544 173.471 22.222 20.424 21.492 19.284 20.579 17.970 121.971 295.442 5.913 43.418 69.538 118.869 3 Sumatera Barat 7.992 20.959 14.669 9.031 8.406 9.588 70.645 9.050 8.318 8.753 7.853 8.381 7.318 49.673 120.318 2.432 17.859 28.604 48.895 4 Riau 1.231 3.228 2.259 1.391 1.295 1.477 10.880 1.394 1.281 1.348 1.209 1.291 1.127 7.650 18.530 375 2.750 4.405 7.530 5 Jambi 2.330 6.109 4.276 2.632 2.450 2.795 20.592 2.638 2.424 2.551 2.289 2.443 2.133 14.478 35.070 709 5.206 8.338 14.253 6 Sumatera Selatan 12.646 33.163 23.212 14.290 13.301 15.172 111.784 14.320 13.161 13.850 12.427 13.261 11.580 78.599 190.383 2.836 20.823 33.350 57.009 7 Bengkulu 1.797 4.713 3.299 2.031 1.890 2.156 15.885 2.035 1.870 1.986 1.766 1.884 1.646 11.187 27.072 547 4.016 6.432 10.995 8 Lampung 30.063 78.837 55.180 33.970 31.619 36.067 265.737 34.042 31.288 32.924 29.541 31.525 27.528 186.848 452.585 9.149 67.180 107.595 183.924 10 Bangka Belitung 599 1.571 1.100 677 630 719 5.295 678 623 656 589 628 549 3.723 9.018 142 1.041 1.668 2.851 9 Kep. Riau 22 57 40 25 23 26 193 25 23 24 21 23 20 136 329 7 49 78 134 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 15.309 40.145 28.099 17.298 16.101 18.366 135.318 17.335 15.932 16.765 15.043 16.053 14.018 95.146 230.464 4.659 34.209 54.789 93.657 13 Jawa Tengah 47.805 125.363 87.745 54.018 50.280 57.352 422.563 54.132 49.752 52.354 46.975 50.130 43.773 297.116 719.679 14.549 106.826 171.093 292.468 14 D.I Yogyakarta 4.839 12.689 8.881 5.467 5.089 5.805 42.770 5.479 5.036 5.299 4.755 5.074 4.431 30.074 72.844 1.473 10.813 17.317 29.603 15 Jawa Timur 90.358 236.952 165.849 102.100 95.035 108.402 798.697 102.316 94.038 98.955 88.790 94.752 82.737 561.588 1.360.285 27.499 201.915 323.388 552.802 16 Banten 2.196 5.760 4.032 2.482 2.310 2.635 19.415 2.487 2.286 2.405 2.158 2.303 2.011 13.650 33.065 547 4.016 6.432 10.995 17 Bali 1.377 3.610 2.527 1.556 1.448 1.652 12.168 1.559 1.433 1.508 1.353 1.444 1.261 8.558 20.726 419 3.076 4.927 8.422 18 Nusa Tenggara Barat 26.624 69.818 48.867 30.084 28.002 31.941 235.335 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 165.471 400.806 8.103 59.494 95.286 162.883 19 Nusa Tenggara Timur 23.610 61.914 43.335 26.678 24.832 28.325 208.693 26.734 24.571 25.856 23.200 24.758 21.619 146.738 355.431 7.185 52.759 84.499 144.443 20 Kalimantan Barat 3.745 9.822 6.875 4.232 3.939 4.493 33.106 4.241 3.898 4.102 3.680 3.928 3.430 23.279 56.385 1.140 8.369 13.405 22.914 21 Kalimantan Tengah 1.664 4.364 3.054 1.880 1.750 1.996 14.708 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 10.342 25.050 506 3.718 5.955 10.179 22 Kalimantan Selatan 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 1.621 11.899 19.057 32.577 23 Kalimantan Timur 1.664 4.364 3.054 1.880 1.750 1.996 14.708 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 10.342 25.050 506 3.718 5.955 10.179 24 Kalimantan Utara 399 1.047 733 451 420 479 3.530 452 416 437 392 419 366 2.482 6.012 122 892 1.429 2.443 25 Sulawesi Utara 26.624 69.818 48.867 30.084 28.002 31.941 235.335 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 165.471 400.806 8.103 59.494 95.286 162.883 26 Sulawesi Tengah 4.996 13.102 9.170 5.645 5.255 5.994 44.162 5.657 5.200 5.471 4.909 5.239 4.575 31.051 75.213 1.520 11.164 17.881 30.565 27 Sulawesi Selatan 26.307 68.987 48.286 29.726 27.669 31.560 232.534 29.788 27.378 28.810 25.850 27.586 24.088 163.500 396.034 8.006 58.786 94.152 160.944 28 Sulawesi Tenggara 2.662 6.982 4.887 3.008 2.800 3.194 23.533 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 16.548 40.081 810 5.949 9.529 16.288 29 Gorontalo 19.968 52.363 36.650 22.563 21.002 23.955 176.501 22.610 20.781 21.868 19.621 20.939 18.284 124.103 300.604 5.570 40.902 65.509 111.981 30 Sulawesi Barat 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 1.621 11.899 19.057 32.577 31 Maluku 4.659 12.218 8.552 5.265 4.900 5.590 41.184 5.276 4.849 5.102 4.578 4.886 4.266 28.957 70.141 1.418 10.411 16.675 28.504 32 Maluku Utara 3.994 10.473 7.330 4.513 4.200 4.791 35.300 4.522 4.156 4.374 3.924 4.188 3.657 24.821 60.121 1.215 8.924 14.293 24.432 34 Papua Barat 186 464 342 260 211 276 1.739 260 239 213 367 415 387 1.881 3.620 57 398 672 1.127 33 Papua 228 567 418 318 258 337 2.125 317 292 260 449 507 473 2.298 4.423 70 486 821 1.377 Jumlah 401.494 1.052.809 736.929 453.779 422.311 481.788 3.549.110 454.733 417.946 439.730 394.929 421.508 368.117 2.496.963 6.046.073 120.450 884.358 1.416.472 2.421.280 46

Lampiran 3. Sasaran Produksi Jagung Bulanan Tahun 2017 (UPSUS) No. Provinsi Jan 16 Feb 16 Mar 16 April 16 Mei 16 Juni 16 Juli 16 Agus 16 Sep 16 Okt-16 Nop-16 Des-16 JMLH 1 Aceh 21.104 55.341 38.736 23.850 23.466 26.769 25.266 23.222 26.702 23.972 25.584 22.342 336.356 2 Sumatera Utara 113.928 298.750 209.110 128.751 126.676 144.507 136.393 125.359 144.147 129.409 138.112 120.611 1.815.754 3 Sumatera Barat 48.832 128.050 89.629 55.185 54.296 61.939 58.461 53.731 61.784 55.468 59.198 51.696 778.269 4 Riau 2.844 7.457 5.219 3.214 3.162 3.607 3.404 3.129 3.598 3.230 3.447 3.010 45.321 5 Jambi 13.215 34.653 24.255 14.934 14.693 16.762 15.821 14.541 16.720 15.011 16.020 13.990 210.614 6 Sumatera Selatan 80.504 211.104 147.762 90.979 89.512 102.112 96.378 88.581 101.858 91.444 97.593 85.226 1.283.054 7 Bengkulu 10.974 28.777 20.143 12.402 12.202 13.920 13.138 12.075 13.885 12.465 13.304 11.618 174.903 8 Lampung 138.385 362.886 254.001 156.391 153.871 175.530 165.673 152.271 175.092 157.191 167.762 146.503 2.205.557 10 Bangka Belitung 2.072 5.434 3.803 2.342 2.304 2.628 2.481 2.280 2.622 2.354 2.512 2.194 33.024 9 Kep. Riau 34 89 63 38 38 43 41 37 43 39 41 36 543 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 115.206 302.104 211.457 130.196 128.098 146.130 137.924 126.766 145.765 130.862 139.663 121.965 1.836.135 13 Jawa Tengah 262.164 687.467 481.192 296.275 291.500 332.532 313.859 288.469 331.703 297.790 317.816 277.543 4.178.309 14 D.I Yogyakarta 21.057 55.219 38.650 23.797 23.414 26.710 25.210 23.170 26.643 23.919 25.528 22.293 335.610 15 Jawa Timur 422.667 1.108.352 775.790 477.662 469.963 536.117 506.012 465.076 534.780 480.104 512.391 447.461 6.736.373 16 Banten 7.983 20.935 14.653 9.022 8.877 10.126 9.558 8.784 10.101 9.068 9.678 8.452 127.239 17 Bali 4.083 10.707 7.494 4.614 4.540 5.179 4.888 4.493 5.166 4.638 4.950 4.323 65.075 18 Nusa Tenggara Barat 150.833 395.526 276.848 170.458 167.711 191.319 180.575 165.967 190.841 171.330 182.852 159.681 2.403.940 19 Nusa Tenggara Timur 55.133 144.574 101.194 62.306 61.302 69.931 66.004 60.665 69.757 62.625 66.836 58.367 878.694 20 Kalimantan Barat 11.852 31.080 21.755 13.395 13.179 15.034 14.190 13.042 14.996 13.463 14.368 12.548 188.901 21 Kalimantan Tengah 5.570 14.607 10.224 6.295 6.194 7.066 6.669 6.129 7.048 6.327 6.753 5.897 88.781 22 Kalimantan Selatan 28.613 75.031 52.518 32.336 31.815 36.293 34.255 31.484 36.202 32.501 34.687 30.291 456.025 23 Kalimantan Timur 6.782 17.784 12.448 7.664 7.541 8.602 8.119 7.462 8.581 7.704 8.222 7.180 108.090 24 Kalimantan Utara 1.035 2.713 1.899 1.169 1.151 1.312 1.239 1.139 1.309 1.175 1.254 1.095 16.492 25 Sulawesi Utara 92.436 242.392 169.662 104.463 102.779 117.247 110.663 101.710 116.954 104.997 112.058 97.858 1.473.219 26 Sulawesi Tengah 22.689 59.498 41.646 25.642 25.228 28.780 27.164 24.966 28.708 25.773 27.506 24.020 361.620 27 Sulawesi Selatan 132.184 346.624 242.619 149.383 146.975 167.664 158.249 145.447 167.246 150.147 160.244 139.938 2.106.719 28 Sulawesi Tenggara 6.952 18.231 12.761 7.857 7.730 8.819 8.323 7.650 8.797 7.897 8.428 7.360 110.806 29 Gorontalo 84.710 222.134 155.482 95.732 94.189 107.448 101.414 93.210 107.180 96.222 102.692 89.679 1.350.092 30 Sulawesi Barat 25.314 66.381 46.464 28.608 28.147 32.109 30.306 27.854 32.029 28.754 30.688 26.799 403.455 31 Maluku 15.631 40.990 28.691 17.665 17.381 19.827 18.714 17.200 19.778 17.756 18.950 16.548 249.131 32 Maluku Utara 10.675 27.992 19.593 12.064 11.869 13.540 12.780 11.746 13.506 12.125 12.941 11.301 170.132 34 Papua Barat 296 737 544 414 355 464 437 402 391 676 762 712 6.191 33 Papua 494 1.228 906 688 592 773 727 668 651 1.125 1.269 1.185 10.306 Jumlah 1.916.251 5.024.848 3.517.213 2.165.794 2.130.749 2.430.838 2.294.333 2.108.726 2.424.583 2.177.560 2.324.111 2.029.724 30.544.728 47

Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Tahun 2017 per Kabupaten (UPSUS) No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1 Aceh 80.161 76.153 44,17 336.356 1. Simeuleu 78 74 47,09 348 2. Aceh Singkil 227 216 44,75 966 3. Aceh Selatan 10.527 10.001 44,12 44.127 4. Aceh Tenggara 48.157 45.749 44,22 202.310 5. Aceh Timur 2.475 2.352 43,72 10.282 6. Aceh Tengah 187 178 44,30 787 7. Aceh Barat 402 382 43,88 1.678 8. Aceh Besar 1.388 1.319 43,05 5.676 9. Pidie 785 746 43,91 3.275 10. Bireuen 2.465 2.342 44,01 10.308 11. Aceh Utara 2.953 2.805 43,75 12.270 12. Aceh Barat Daya 376 357 43,51 1.555 13. Gayo Luwes 2.037 1.935 44,29 8.571 14. Aceh Tamiang 4.196 3.986 44,59 17.773 15. Nagan Raya 584 555 44,27 2.457 16. Aceh Jaya 360 342 43,68 1.494 17. Bener Meriah 971 922 44,25 4.080 18. Pidie Jaya 441 419 44,32 1.858 19. Kota Banda Aceh 2 2 42,25 7 20. Kota Sabang 52 50 44,36 221 21. Kota Langsa 16 15 44,53 66 22. Kota Lhokseumawe 138 131 43,70 574 23. Subulussalam 1.343 1.276 44,45 5.671 2 Sumatera Utara 295.442 280.670 64,69 1.815.754 1 Nias 78 74 36,93 273 2 Madina 2.422 2.301 34,40 7.917 3 Tapanuli Selatan 2.195 2.085 47,84 9.977 4 Tapanuli Tengah 1.800 1.710 47,22 8.075 5 Tapanuli Utara 4.572 4.343 54,80 23.800 6 Toba Samosir 4.832 4.590 69,17 31.749 7 Labuhan Batu 996 946 59,23 5.602 8 Asahan 6.231 5.920 49,47 29.284 9 Simalungun 91.793 87.203 65,55 571.661 10 Dairi 33.432 31.760 71,32 226.520 11 Karo 60.361 57.343 70,78 405.866 12 Deli Serdang 29.492 28.017 50,74 142.160 13 Langkat 29.600 28.120 76,42 214.896 14 Nias Selatan 746 709 42,62 3.020 15 Humbang Hasundutan 731 694 52,26 3.629 16 Pakpak Bharat 2.993 2.843 58,99 16.774 17 Samosir 2.257 2.144 62,29 13.358 18 Serdang Bedagai 10.577 10.048 49,89 50.128 19 Batu Bara 1.284 1.220 44,07 5.378 20 Padang Lawas Utara 927 880 46,60 4.102 21 Padang Lawas 1.425 1.353 41,92 5.674 22 Labuhan Batu Selatan 510 484 41,89 2.029 23 Labuhan Batu Utara 830 788 47,06 3.709 24 Nias Utara 130 124 37,22 461 25 Nias Barat 81 77 38,13 293 26 Kota Sibolga - - - - 27 Kota Tanjung Balai 49 47 61,58 288 28 Kota Pematang Siantar 2.830 2.689 60,35 16.226 29 Kota Tebing Tinggi 46 44 51,30 225 30 Kota Medan 371 352 43,61 1.536 31 Kota Binjai 1.410 1.339 65,07 8.716 32 Kota Padang Sidempuan 340 323 63,01 2.032 33 Gunung Sitoli 102 97 41,01 397 48

49

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 6 Sumatera Selatan 190.383 180.864 70,94 1.283.054 1 OKU 7.427 7.055 109,14 76.999 2 O K I 14.696 13.962 64,70 90.333 3 Muara Enim 11.608 11.028 74,56 82.227 4 Pali 2.160 2.052 81,28 16.680 5 Lahat 11.456 10.883 84,54 92.006 6 Musi Rawas 9.202 8.742 81,62 71.351 7 Muratara 3.492 3.317 79,88 26.498 8 Musi Banyuasin 15.704 14.919 68,82 102.672 9 Banyuasin 21.353 20.285 72,88 147.843 10 OKU Selatan 23.594 22.415 60,26 135.082 11 OKU Timur 57.311 54.446 64,88 353.219 12 Ogan Ilir 2.772 2.633 68,12 17.939 13 Empat Lawang 5.994 5.694 70,57 40.187 14 Palembang 122 116 52,24 604 15 Prabumulih 845 803 34,71 2.786 16 Pagar Alam 2.449 2.327 106,80 24.851 17 Lubuk Linggau 197 187 94,90 1.776 7 Bengkulu 27.072 25.719 68,01 174.903 1 Bengkulu Selatan 2.778 2.639 83,02 21.910 2 Rejang Lebong 7.984 7.585 51,91 39.371 3 Bengkulu Utara 3.233 3.071 88,37 27.142 4 Kaur 1.394 1.324 78,63 10.413 5 Seluma 1.413 1.343 51,12 6.863 6 Muko-Muko 5.630 5.348 74,93 40.073 7 Lebong 153 145 100,02 1.453 8 Kepahiang 3.231 3.070 59,52 18.271 9 Bengkulu Tengah 977 928 60,58 5.620 10 Bengkulu 280 266 142,52 3.787 8 Lampung 452.585 429.956 51,30 2.205.557 1 Lampung Barat 914 868 41,38 3.592 2 Tanggamus 10.305 9.790 52,23 51.136 3 Lampung Selatan 108.447 103.025 50,68 522.122 4 Lampung Timur 112.369 106.750 52,96 565.361 5 Lampung Tengah 116.124 110.318 54,59 602.173 6 Lampung Utara 28.190 26.781 46,81 125.360 7 Way Kanan 25.699 24.414 44,71 109.152 8 Tulang Bawang 9.760 9.272 44,97 41.694 9 Pesawaran 20.522 19.496 47,58 92.755 10 Pringsewu 11.103 10.547 52,14 54.993 11 Mesuji 485 460 51,01 2.349 12 Tulang Bawang Barat 1.676 1.593 43,99 7.006 13 Pesisir Barat 6.433 6.111 41,17 25.157 14 Kota Bandar lampung 132 126 53,98 679 15 Kota Metro 425 404 50,19 2.028 50

51

52

53

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 17 B A L I 20.726 19.690 33,05 65.075 1 Jembrana 315 299 48,19 1.441 2 Tabanan 1.398 1.328 70,54 9.367 3 Badung 655 622 36,33 2.261 4 Gianyar 1.154 1.097 39,04 4.281 5 Klungkung 2.708 2.573 32,53 8.371 6 Bangli 4.465 4.242 35,21 14.935 7 Karangasem 4.921 4.675 16,00 7.481 8 Buleleng 4.504 4.279 36,03 15.419 9 Kota Denpasar 606 576 26,39 1.519 18 Nusa Tenggara Barat 400.806 380.766 63,13 2.403.940 1 Lombok Barat 31.003 29.453 66,67 196.353 2 Lombok Tengah 14.015 13.314 64,99 86.536 3 Lombok Timur 94.696 89.961 63,91 574.943 4 Sumbawa 100.621 95.590 62,62 598.570 5 Dompu 63.921 60.725 61,22 371.772 6 Bima 55.828 53.037 62,85 333.327 7 Sumbawa Barat 14.238 13.526 61,49 83.176 8 Lombok Utara 21.385 20.316 64,03 130.076 9 Kota Mataram 22 21 68,52 143 10 Kota Bima 5.076 4.822 60,23 29.044 19 Nusa Tenggara Timur 355.431 337.660 26,02 878.694 1 Sumba Barat 15.952 15.155 21,60 32.740 2 Sumba Timur 26.781 25.442 32,83 83.521 3 Kupang 31.573 29.995 26,44 79.297 4 Timor Tengah Selatan 25.466 24.193 24,33 58.850 5 Timor Tengah Utara 5.729 5.442 20,75 11.290 6 Belu 12.033 11.432 32,61 37.278 7 Alor 3.913 3.717 17,64 6.556 8 Lembata 2.833 2.691 20,70 5.571 9 Flores Timur 7.753 7.366 16,17 11.914 10 Sikka 8.881 8.437 21,14 17.836 11 Ende 7.457 7.084 22,25 15.760 12 Ngada 44.479 42.255 25,62 108.243 13 Manggarai 10.238 9.726 22,82 22.192 14 Rote Ndao 2.639 2.507 29,64 7.430 15 Manggarai Barat 5.454 5.182 27,79 14.398 16 Sumba Tengah 13.511 12.836 21,45 27.532 17 Sumba Barat Daya 74.989 71.240 28,53 203.217 18 Nagekeo 11.023 10.472 24,61 25.774 19 Manggarai Timur 9.746 9.259 25,66 23.760 20 Sabu Raijua 1.432 1.360 24,40 3.320 21 Kota Kupang 33.547 31.869 25,80 82.214 54

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 20 Kalimantan Barat 56.385 53.566 35,26 188.901 1 Sambas 481 457 12,51 572 2 Bengkayang 37.080 35.226 42,63 150.184 3 Landak 3.014 2.864 42,89 12.282 4 Pontianak 700 665 23,14 1.539 5 Sanggau 2.101 1.996 19,33 3.859 6 Ketapang 702 666 15,84 1.056 7 Sintang 2.324 2.208 27,69 6.114 8 Kapuas Hulu 656 624 10,48 654 9 Sekadau 418 397 24,12 958 10 Melawi 383 364 13,04 474 11 Kayong Utara 170 161 17,90 288 12 Kubu Raya 7.452 7.079 27,83 19.700 13 Kota Pontianak 75 71 14,30 102 14 Kota Singkawang 829 788 27,26 2.147 21 Kalimantan Tengah 25.050 23.798 37,31 88.781 1 Kota Waringin Barat 4.642 4.410 41,59 18.341 2 Kota Waringin Timur 1.530 1.453 36,86 5.356 3 Kapuas 3.243 3.081 43,11 13.281 4 Barito Selatan 1.574 1.496 37,86 5.662 5 Barito Utara 2.292 2.177 42,74 9.306 6 Sukamara 1.334 1.267 27,01 3.423 7 Lamandau 2.445 2.323 34,57 8.030 8 Seruyan 826 785 29,10 2.283 9 Katingan 1.145 1.087 30,47 3.314 10 Pulang Pisau 2.542 2.415 37,71 9.108 11 Gunung Mas 426 405 31,01 1.256 12 Barito Timur 983 934 28,41 2.653 13 Murung Raya 599 570 27,43 1.562 14 Kota Palangkaraya 1.468 1.395 37,33 5.206 22 Kalimantan Selatan 80.161 76.153 59,88 456.025 1 Tanah Laut 38.337 36.420 59,92 218.229 2 Kota Baru 14.420 13.699 79,84 109.380 3 Banjar 2.848 2.706 42,44 11.482 4 Barito Kuala 612 581 59,99 3.486 5 Tapin 2.123 2.017 40,28 8.126 6 Hulu Sungai Selatan 6.170 5.862 62,74 36.779 7 Hulu Sungai Tengah 4.227 4.015 51,06 20.501 8 Hulu Sungai Utara 1.755 1.667 43,04 7.176 9 Tabalong 2.753 2.616 38,33 10.026 10 Tanah Bumbu 2.715 2.580 41,16 10.617 11 Balangan 3.159 3.001 44,23 13.275 12 Kota Banjarmasin - - - - 13 Kota Banjarbaru 1.041 989 70,27 6.948 55

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 23 Kalimantan Timur 25.050 23.798 45,42 108.090 1 Pasir 7.042 6.690 43,42 29.044 2 Kutai Barat 3.103 2.948 28,14 8.296 3 Kuta Kartanegara 4.392 4.173 53,51 22.326 4 Kutai Timur 1.509 1.434 30,74 4.408 5 Berau 3.683 3.499 60,67 21.227 6 Penajam Paser Utara 947 900 41,84 3.766 7 Mahakam Ulu 1.931 1.834 52,06 9.549 8 Kota Balikpapan 928 881 44,55 3.926 9 Kota Samarinda 851 809 28,62 2.314 10 Kota Bontang 664 631 51,28 3.234 24 Kalimantan Utara 6.012 5.711 28,87 16.492 1 Malinau 341 324 33,88 1.099 2 Bulungan 1.369 1.301 28,18 3.666 3 Tana Tidung 177 168 27,46 462 4 Nunukan 2.093 1.988 28,96 5.757 5 Kota Tarakan 2.032 1.930 28,54 5.509 25 Sulawesi Utara 400.806 380.766 38,69 1.473.219 1 Bolaang Mangondow 124.065 117.862 37,67 443.952 2 Minahasa 90.281 85.767 38,24 327.950 3 Sangihe Talaud 1.890 1.796 40,52 7.277 4 Kep. Talaud 1.862 1.769 35,58 6.293 5 Minahasa Selatan 61.916 58.820 39,24 230.812 6 Minahasa Utara 24.614 23.383 39,61 92.630 7 Bolaang Mongondow Utara 15.425 14.654 39,47 57.842 8 Siau Tagulandang Biaro 679 645 38,55 2.488 9 Minahasa Tenggara 29.908 28.412 39,67 112.720 10 Bolaang Mongondow Selatan 8.377 7.958 39,81 31.678 11 Bolaang Mongondow Timur 10.015 9.514 39,65 37.727 12 Kota Manado 3.281 3.117 40,15 12.515 13 Kota Bitung 5.108 4.853 40,24 19.528 14 Kota Tomohon 16.346 15.529 40,32 62.618 15 Kota Mobago 7.040 6.688 40,65 27.189 56

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 26 Sulawesi Tengah 75.213 71.452 50,61 361.620 1 Banggai Kepulauan 454 431 39,23 1.690 2 Banggai 3.440 3.268 42,14 13.771 3 Morowali 936 890 53,47 4.756 4 Poso 1.973 1.875 43,34 8.124 5 Donggala 2.570 2.442 47,39 11.571 6 Toli-Toli 652 620 39,42 2.443 7 Buol 1.005 955 55,16 5.269 8 Parigi Moutong 5.667 5.383 52,12 28.059 9 Tojo Una-Una 12.817 12.176 52,58 64.017 10 Sigi 11.070 10.517 38,23 40.200 11 Banggai Laut 568 539 47,58 2.566 12 Morowali Utara 33.803 32.113 55,27 177.484 13 Palu 256 243 68,60 1.669 27 Sulawesi Selatan 396.034 376.232 56,00 2.106.719 1 Selayar 1.934 1.837 35,27 6.481 2 Bulukumba 23.734 22.547 42,52 95.874 3 Bantaeng 23.127 21.971 63,41 139.308 4 Jeneponto 40.470 38.446 60,80 233.762 5 Takalar 14.177 13.468 54,64 73.584 6 G o w a 42.360 40.242 60,91 245.108 7 Sinjai 2.131 2.024 44,13 8.933 8 M a r o s 7.115 6.759 43,68 29.524 9 Pangkep 1.544 1.467 60,39 8.858 10 B a r r u 1.650 1.568 55,80 8.749 11 B o n e 28.475 27.051 61,64 166.749 12 Soppeng 22.005 20.905 45,60 95.320 13 W a j o 87.288 82.924 45,50 377.274 14 Sidrap 12.026 11.425 58,49 66.824 15 Pinrang 31.310 29.744 69,79 207.573 16 Enrekang 20.566 19.538 56,92 111.208 17 L u w u 5.309 5.043 52,33 26.391 18 Tator 2.541 2.414 63,96 15.442 19 Luwu Utara 14.948 14.200 65,99 93.708 20 Luwu Timur 9.229 8.768 80,74 70.793 21 Toraja Utara 1.944 1.847 69,69 12.873 22 Makassar 82 78 58,70 458 23 Pare-Pare 873 830 48,46 4.020 24 Kota Palopo 1.196 1.136 69,60 7.907 57

No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 28 Sulawesi Tenggara 40.081 38.077 29,10 110.806 1 Buton 2.888 2.744 22,49 6.172 2 Muna 10.802 10.262 23,31 23.921 3 Konawe 2.048 1.945 26,59 5.172 4 Kolaka 2.289 2.174 38,58 8.389 5 Konawe Selatan 2.900 2.755 43,50 11.983 6 Bombana 964 915 60,33 5.523 7 Wakatobi 247 235 23,75 558 8 Kolaka Utara 896 851 32,64 2.779 9 Buton Utara 645 612 19,23 1.177 10 Konawe Utara 1.470 1.397 23,32 3.257 11 Kolaka Timur 1.470 1.397 39,69 5.543 12 Konawe Kepulauan 164 156 21,76 339 13 Kota Kendari 13.159 12.501 28,47 35.590 14 Kota Bau-bau 142 135 30,07 404 29 Gorontalo 300.604 285.574 47,28 1.350.092 1 Boalemo 76.273 72.459 39,54 286.475 2 Gorontalo 47.152 44.795 49,65 222.413 3 Pohuwato 150.890 143.346 51,10 732.468 4 Bone Bolango 7.940 7.543 49,54 37.367 5 Gorontalo Utara 17.911 17.015 40,88 69.551 6 Kota Gorontalo 439 417 43,61 1.817 30 Sulawesi Barat 80.161 76.153 52,98 403.455 1 Majene 953 905 39,73 3.597 2 Polewali Mandar 2.162 2.054 30,01 6.164 3 Mamasa 1.798 1.708 19,45 3.322 4 Mamuju 27.081 25.727 26,46 68.078 5 Mamuju Utara 11.268 10.705 22,95 24.572 6 Mamuju Tengah 36.899 35.054 15,19 53.262 No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 31 Maluku 70.141 66.634 37,39 249.131 1 Maluku Tenggara Barat 3.372 3.204 27,25 8.729 2 Maluku Tenggara 2.925 2.778 36,58 10.164 3 Maluku Tengah 11.450 10.878 38,56 41.943 4 Buru 2.418 2.297 75,31 17.301 5 Kepulauan Aru 1.600 1.520 27,55 4.187 6 Seram Bagian Barat 8.133 7.726 38,06 29.403 7 Seram Bagian Timur 4.986 4.737 38,52 18.245 8 Maluku Barat Daya 29.783 28.294 36,19 102.406 9 Buru Selatan 2.840 2.698 26,79 7.227 10 Kota Ambon 1.842 1.750 38,51 6.740 11 Kota Tual 792 753 37,02 2.786 32 Maluku Utara 60.121 57.115 29,79 170.132 1 Halmahera Barat 3.856 3.663 17,58 6.440 2 Halmahera Tengah 2.731 2.595 27,16 7.048 3 Kepulauan Sula 3.126 2.970 34,75 10.320 4 Halmahera Selatan 8.220 7.809 55,39 43.260 5 Halmahera Utara 8.639 8.207 56,66 46.503 6 Halmahera Timur 5.220 4.959 16,87 8.364 7 Pulau Morotai 1.378 1.309 20,66 2.705 8 Pulau Taliabu 734 698 31,80 2.218 9 Kota Ternate 2.152 2.045 41,24 8.433 10 Tidore Kepulauan 24.064 22.861 15,24 34.840 58

33 Papua Barat 3.620 3.439 18,00 6.191 1. Fak-Fak 302 287 17,11 492 2. Kaimana 48 45 17,82 81 3. Teluk Wondama 63 60 18,09 109 4. Teluk Bintuni 139 132 17,78 235 5. Manokwari 1.001 951 18,25 1.735 6. Sorong Selatan 31 29 18,02 53 7. Sorong 432 411 17,76 729 8. Raja Ampat 209 198 18,06 358 9. Tambraw 61 58 18,20 105 10. Maybrat 65 62 18,07 111 11. Monokwari Selatan 299 284 18,38 523 12. Pegunungan Arfak 879 835 18,03 1.506 13. Kota Sorong 90 86 17,99 154 No PROVINSI / KABUPATEN TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 34 Papua 4.423 4.202 24,53 10.306 1 Merauke 207 197 23,91 470 2 Jayawijaya 274 261 24,20 631 3 Jayapura 540 513 24,52 1.259 4 Nabire 567 538 24,49 1.318 5 Yapen Waropen 254 241 24,80 597 6 Biak Numfor 278 264 24,91 657 7 Paniai 237 225 24,38 550 8 Puncak Jaya 53 50 23,53 118 9 Mimika 331 315 24,39 768 10 Boven Digoel 4 4 26,19 11 11 Mappi 24 23 24,90 57 12 Asmat 34 32 23,52 75 13 Yahukimo 136 129 25,12 324 14 Pegunungan Bintang 92 87 24,95 218 15 Tolikara 109 103 24,32 252 16 Sarmi 107 102 24,57 250 17 Keerom 564 536 24,78 1.328 18 Waropen 153 145 24,39 354 19 Supiori 4 4 22,98 9 20 Mamberamo Raya - - - - 21 Nduga - - - - 22 Lanny Jaya - - - - 23 Mamberamo Tengah - - - - 24 Yalimo - - - - 25 Puncak 9 8 25,36 21 26 Dogiyai - - - - 27 Intan Jaya - - - - 28 Deiyai - - - - 29 Jayapura 446 424 24,51 1.039 Jumlah 6.046.073 5.743.769 53,18 30.544.728 59

Lampiran 5. Kebutuhan Benih Jagung Hibrida Tahun 2017 (Ton) No. Provinsi TAHUN 2016 TAHUN 2017 Oct-16 Nov-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17 TAHUN 2017 1 Aceh 80 209 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 24 178 286 1.255 2 Sumatera Utara 294 772 540 333 310 353 333 306 322 289 309 270 89 651 1.043 4.608 3 Sumatera Barat 120 314 220 135 126 144 136 125 131 118 126 110 36 268 429 1.884 4 Riau 18 48 34 21 19 22 21 19 20 18 19 17 6 41 66 290 5 Jambi 35 92 64 39 37 42 40 36 38 34 37 32 11 78 125 549 6 Sumatera Selatan 190 497 348 214 200 228 215 197 208 186 199 174 43 312 500 2.676 7 Bengkulu 27 71 49 30 28 32 31 28 30 26 28 25 8 60 96 424 8 Lampung 451 1.183 828 510 474 541 511 469 494 443 473 413 137 1.008 1.614 7.086 10 Bangka Belitung 9 24 16 10 9 11 10 9 10 9 9 8 2 16 25 129 9 Kep. Riau 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 230 602 421 259 242 275 260 239 251 226 241 210 70 513 822 3.609 13 Jawa Tengah 717 1.880 1.316 810 754 860 812 746 785 705 752 657 218 1.602 2.566 11.269 14 D.I Yogyakarta 73 190 133 82 76 87 82 76 79 71 76 66 22 162 260 1.141 15 Jawa Timur 1.355 3.554 2.488 1.532 1.426 1.626 1.535 1.411 1.484 1.332 1.421 1.241 412 3.029 4.851 21.299 16 Banten 33 86 60 37 35 40 37 34 36 32 35 30 8 60 96 481 17 Bali 21 54 38 23 22 25 23 21 23 20 22 19 6 46 74 325 18 Nusa Tenggara Barat 399 1.047 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 122 892 1.429 6.276 19 Nusa Tenggara Timur 354 929 650 400 372 425 401 369 388 348 371 324 108 791 1.267 5.565 20 Kalimantan Barat 56 147 103 63 59 67 64 58 62 55 59 51 17 126 201 883 21 Kalimantan Tengah 25 65 46 28 26 30 28 26 27 25 26 23 8 56 89 392 22 Kalimantan Selatan 80 209 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 24 178 286 1.255 23 Kalimantan Timur 25 65 46 28 26 30 28 26 27 25 26 23 8 56 89 392 24 Kalimantan Utara 6 16 11 7 6 7 7 6 7 6 6 5 2 13 21 94 25 Sulawesi Utara 399 1.047 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 122 892 1.429 6.276 26 Sulawesi Tengah 75 197 138 85 79 90 85 78 82 74 79 69 23 167 268 1.178 27 Sulawesi Selatan 395 1.035 724 446 415 473 447 411 432 388 414 361 120 882 1.412 6.201 28 Sulawesi Tenggara 40 105 73 45 42 48 45 42 44 39 42 37 12 89 143 628 29 Gorontalo 300 785 550 338 315 359 339 312 328 294 314 274 84 614 983 4.554 30 Sulawesi Barat 80 209 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 24 178 286 1.255 31 Maluku 70 183 128 79 74 84 79 73 77 69 73 64 21 156 250 1.098 32 Maluku Utara 60 157 110 68 63 72 68 62 66 59 63 55 18 134 214 941 34 Papua Barat 3 7 5 4 3 4 4 4 3 6 6 6 1 6 10 56 33 Papua 3 8 6 5 4 5 5 4 4 7 8 7 1 7 12 69 Jumlah 6.022 15.792 11.054 6.807 6.335 7.227 6.821 6.269 6.596 5.924 6.323 5.522 1.807 13.265 21.247 94.142 Ket: Benih 15 Kg/Ha 60

Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk NPK untuk Jagung Tahun 2017 (Ton) No. Provinsi TAHUN 2016 TAHUN 2017 Oct-16 Nov-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17 TAHUN 2017 1 Aceh 1.597 4.189 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 486 3.570 5.717 25.103 2 Sumatera Utara 5.888 15.439 10.806 6.653 6.192 7.063 6.667 6.127 6.448 5.785 6.174 5.391 1.774 13.025 20.861 92.160 3 Sumatera Barat 2.398 6.288 4.401 2.709 2.522 2.876 2.715 2.495 2.626 2.356 2.514 2.195 730 5.358 8.581 37.678 4 Riau 369 968 678 417 388 443 418 384 404 363 387 338 113 825 1.322 5.803 5 Jambi 699 1.833 1.283 790 735 838 791 727 765 687 733 640 213 1.562 2.501 10.982 6 Sumatera Selatan 3.794 9.949 6.964 4.287 3.990 4.552 4.296 3.948 4.155 3.728 3.978 3.474 851 6.247 10.005 53.511 7 Bengkulu 539 1.414 990 609 567 647 611 561 596 530 565 494 164 1.205 1.930 8.478 8 Lampung 9.019 23.651 16.554 10.191 9.486 10.820 10.213 9.386 9.877 8.862 9.458 8.258 2.745 20.154 32.279 141.729 10 Bangka Belitung 180 471 330 203 189 216 203 187 197 177 188 165 43 312 500 2.580 9 Kep. Riau 7 17 12 7 7 8 8 7 7 6 7 6 2 15 23 103 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 4.593 12.044 8.430 5.189 4.830 5.510 5.201 4.780 5.030 4.513 4.816 4.205 1.398 10.263 16.437 72.170 13 Jawa Tengah 14.342 37.609 26.323 16.205 15.084 17.206 16.240 14.926 15.706 14.093 15.039 13.132 4.365 32.048 51.328 225.370 14 D.I Yogyakarta 1.452 3.807 2.664 1.640 1.527 1.741 1.644 1.511 1.590 1.427 1.522 1.329 442 3.244 5.195 22.812 15 Jawa Timur 27.107 71.086 49.755 30.630 28.511 32.521 30.695 28.211 29.687 26.637 28.426 24.821 8.250 60.575 97.016 425.978 16 Banten 659 1.728 1.209 745 693 791 746 686 722 647 691 603 164 1.205 1.930 9.622 17 Bali 413 1.083 758 467 434 495 468 430 452 406 433 378 126 923 1.478 6.490 18 Nusa Tenggara Barat 7.987 20.945 14.660 9.025 8.401 9.582 9.044 8.312 8.747 7.849 8.376 7.313 2.431 17.848 28.586 125.514 19 Nusa Tenggara Timur 7.083 18.574 13.001 8.003 7.450 8.497 8.020 7.371 7.757 6.960 7.427 6.486 2.156 15.828 25.350 111.305 20 Kalimantan Barat 1.124 2.947 2.062 1.270 1.182 1.348 1.272 1.169 1.231 1.104 1.178 1.029 342 2.511 4.022 17.657 21 Kalimantan Tengah 499 1.309 916 564 525 599 565 520 547 491 524 457 152 1.115 1.787 7.844 22 Kalimantan Selatan 1.597 4.189 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 486 3.570 5.717 25.103 23 Kalimantan Timur 499 1.309 916 564 525 599 565 520 547 491 524 457 152 1.115 1.787 7.844 24 Kalimantan Utara 120 314 220 135 126 144 136 125 131 118 126 110 37 268 429 1.883 25 Sulawesi Utara 7.987 20.945 14.660 9.025 8.401 9.582 9.044 8.312 8.747 7.849 8.376 7.313 2.431 17.848 28.586 125.514 26 Sulawesi Tengah 1.499 3.930 2.751 1.694 1.576 1.798 1.697 1.560 1.641 1.473 1.572 1.373 456 3.349 5.364 23.553 27 Sulawesi Selatan 7.892 20.696 14.486 8.918 8.301 9.468 8.936 8.213 8.643 7.755 8.276 7.226 2.402 17.636 28.246 124.020 28 Sulawesi Tenggara 799 2.095 1.466 903 840 958 905 831 875 785 838 731 243 1.785 2.859 12.552 29 Gorontalo 5.990 15.709 10.995 6.769 6.300 7.187 6.783 6.234 6.560 5.886 6.282 5.485 1.671 12.271 19.653 91.081 30 Sulawesi Barat 1.597 4.189 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 486 3.570 5.717 25.103 31 Maluku 1.398 3.665 2.566 1.579 1.470 1.677 1.583 1.455 1.531 1.373 1.466 1.280 425 3.123 5.003 21.965 32 Maluku Utara 1.198 3.142 2.199 1.354 1.260 1.437 1.357 1.247 1.312 1.177 1.256 1.097 365 2.677 4.288 18.827 34 Papua Barat 56 139 103 78 63 83 78 72 64 110 125 116 17 119 202 1.127 33 Papua 68 170 125 95 77 101 95 88 78 135 152 142 21 146 246 1.376 Jumlah 120.448 315.843 221.079 136.134 126.693 144.536 136.420 125.384 131.919 118.479 126.452 110.435 36.135 265.307 424.942 1.882.836 Ket: NPK 300 Kg/Ha 61

Lampiran 7. Kebutuhan Pupuk Urea untuk Jagung Tahun 2017 (Ton) No. Provinsi TAHUN 2016 TAHUN 2017 Oct-16 Nov-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17 TAHUN 2017 1 Aceh 1.065 2.793 1.955 1.203 1.120 1.278 1.206 1.108 1.166 1.046 1.117 975 324 2.380 3.811 16.735 2 Sumatera Utara 3.925 10.293 7.204 4.435 4.128 4.709 4.444 4.085 4.298 3.857 4.116 3.594 1.183 8.684 13.908 61.440 3 Sumatera Barat 1.598 4.192 2.934 1.806 1.681 1.918 1.810 1.664 1.751 1.571 1.676 1.464 486 3.572 5.721 25.119 4 Riau 246 646 452 278 259 295 279 256 270 242 258 225 75 550 881 3.868 5 Jambi 466 1.222 855 526 490 559 528 485 510 458 489 427 142 1.041 1.668 7.322 6 Sumatera Selatan 2.529 6.633 4.642 2.858 2.660 3.034 2.864 2.632 2.770 2.485 2.652 2.316 567 4.165 6.670 35.674 7 Bengkulu 359 943 660 406 378 431 407 374 397 353 377 329 109 803 1.286 5.652 8 Lampung 6.013 15.767 11.036 6.794 6.324 7.213 6.808 6.258 6.585 5.908 6.305 5.506 1.830 13.436 21.519 94.486 10 Bangka Belitung 120 314 220 135 126 144 136 125 131 118 126 110 28 208 334 1.720 9 Kep. Riau 4 11 8 5 5 5 5 5 5 4 5 4 1 10 16 69 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 3.062 8.029 5.620 3.460 3.220 3.673 3.467 3.186 3.353 3.009 3.211 2.804 932 6.842 10.958 48.114 13 Jawa Tengah 9.561 25.073 17.549 10.804 10.056 11.470 10.826 9.950 10.471 9.395 10.026 8.755 2.910 21.365 34.219 150.247 14 D.I Yogyakarta 968 2.538 1.776 1.093 1.018 1.161 1.096 1.007 1.060 951 1.015 886 295 2.163 3.463 15.208 15 Jawa Timur 18.072 47.390 33.170 20.420 19.007 21.680 20.463 18.808 19.791 17.758 18.950 16.547 5.500 40.383 64.678 283.986 16 Banten 439 1.152 806 496 462 527 497 457 481 432 461 402 109 803 1.286 6.414 17 Bali 275 722 505 311 290 330 312 287 302 271 289 252 84 615 985 4.327 18 Nusa Tenggara Barat 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 1.621 11.899 19.057 83.676 19 Nusa Tenggara Timur 4.722 12.383 8.667 5.336 4.966 5.665 5.347 4.914 5.171 4.640 4.952 4.324 1.437 10.552 16.900 74.203 20 Kalimantan Barat 749 1.964 1.375 846 788 899 848 780 820 736 786 686 228 1.674 2.681 11.772 21 Kalimantan Tengah 333 873 611 376 350 399 377 346 364 327 349 305 101 744 1.191 5.230 22 Kalimantan Selatan 1.065 2.793 1.955 1.203 1.120 1.278 1.206 1.108 1.166 1.046 1.117 975 324 2.380 3.811 16.735 23 Kalimantan Timur 333 873 611 376 350 399 377 346 364 327 349 305 101 744 1.191 5.230 24 Kalimantan Utara 80 209 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 24 178 286 1.255 25 Sulawesi Utara 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 1.621 11.899 19.057 83.676 26 Sulawesi Tengah 999 2.620 1.834 1.129 1.051 1.199 1.131 1.040 1.094 982 1.048 915 304 2.233 3.576 15.702 27 Sulawesi Selatan 5.261 13.797 9.657 5.945 5.534 6.312 5.958 5.476 5.762 5.170 5.517 4.818 1.601 11.757 18.830 82.680 28 Sulawesi Tenggara 532 1.396 977 602 560 639 603 554 583 523 558 488 162 1.190 1.906 8.368 29 Gorontalo 3.994 10.473 7.330 4.513 4.200 4.791 4.522 4.156 4.374 3.924 4.188 3.657 1.114 8.180 13.102 60.721 30 Sulawesi Barat 1.065 2.793 1.955 1.203 1.120 1.278 1.206 1.108 1.166 1.046 1.117 975 324 2.380 3.811 16.735 31 Maluku 932 2.444 1.710 1.053 980 1.118 1.055 970 1.020 916 977 853 284 2.082 3.335 14.643 32 Maluku Utara 799 2.095 1.466 903 840 958 904 831 875 785 838 731 243 1.785 2.859 12.551 34 Papua Barat 37 93 68 52 42 55 52 48 43 73 83 77 11 80 134 751 33 Papua 46 113 84 64 52 67 63 58 52 90 101 95 14 97 164 918 Lampiran 8. Jumlah 80.299 210.562 147.386 90.756 84.462 96.358 90.947 83.589 87.946 78.986 84.302 73.623 24.090 176.872 283.294 1.255.224 Ket: Urea 200 Kg/Ha 62

Lampiran 8. Kebutuhan Pupuk Organik untuk Jagung Tahun 2017 No. Provinsi TAHUN 2016 TAHUN 2017 Oct-16 Nov-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17 TAHUN 2017 1 Aceh 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 1.621 11.899 19.057 83.676 2 Sumatera Utara 19.625 51.464 36.021 22.175 20.641 23.544 22.222 20.424 21.492 19.284 20.579 17.970 5.913 43.418 69.538 307.201 3 Sumatera Barat 7.992 20.959 14.669 9.031 8.406 9.588 9.050 8.318 8.753 7.853 8.381 7.318 2.432 17.859 28.604 125.593 4 Riau 1.231 3.228 2.259 1.391 1.295 1.477 1.394 1.281 1.348 1.209 1.291 1.127 375 2.750 4.405 19.342 5 Jambi 2.330 6.109 4.276 2.632 2.450 2.795 2.638 2.424 2.551 2.289 2.443 2.133 709 5.206 8.338 36.608 6 Sumatera Selatan 12.646 33.163 23.212 14.290 13.301 15.172 14.320 13.161 13.850 12.427 13.261 11.580 2.836 20.823 33.350 178.371 7 Bengkulu 1.797 4.713 3.299 2.031 1.890 2.156 2.035 1.870 1.986 1.766 1.884 1.646 547 4.016 6.432 28.259 8 Lampung 30.063 78.837 55.180 33.970 31.619 36.067 34.042 31.288 32.924 29.541 31.525 27.528 9.149 67.180 107.595 472.428 10 Bangka Belitung 599 1.571 1.100 677 630 719 678 623 656 589 628 549 142 1.041 1.668 8.600 9 Kep. Riau 22 57 40 25 23 26 25 23 24 21 23 20 7 49 78 344 11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - 12 Jawa Barat 15.309 40.145 28.099 17.298 16.101 18.366 17.335 15.932 16.765 15.043 16.053 14.018 4.659 34.209 54.789 240.568 13 Jawa Tengah 47.805 125.363 87.745 54.018 50.280 57.352 54.132 49.752 52.354 46.975 50.130 43.773 14.549 106.826 171.093 751.233 14 D.I Yogyakarta 4.839 12.689 8.881 5.467 5.089 5.805 5.479 5.036 5.299 4.755 5.074 4.431 1.473 10.813 17.317 76.039 15 Jawa Timur 90.358 236.952 165.849 102.100 95.035 108.402 102.316 94.038 98.955 88.790 94.752 82.737 27.499 201.915 323.388 1.419.928 16 Banten 2.196 5.760 4.032 2.482 2.310 2.635 2.487 2.286 2.405 2.158 2.303 2.011 547 4.016 6.432 32.072 17 Bali 1.377 3.610 2.527 1.556 1.448 1.652 1.559 1.433 1.508 1.353 1.444 1.261 419 3.076 4.927 21.635 18 Nusa Tenggara Barat 26.624 69.818 48.867 30.084 28.002 31.941 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 8.103 59.494 95.286 418.380 19 Nusa Tenggara Timur 23.610 61.914 43.335 26.678 24.832 28.325 26.734 24.571 25.856 23.200 24.758 21.619 7.185 52.759 84.499 371.016 20 Kalimantan Barat 3.745 9.822 6.875 4.232 3.939 4.493 4.241 3.898 4.102 3.680 3.928 3.430 1.140 8.369 13.405 58.858 21 Kalimantan Tengah 1.664 4.364 3.054 1.880 1.750 1.996 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 506 3.718 5.955 26.148 22 Kalimantan Selatan 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 1.621 11.899 19.057 83.676 23 Kalimantan Timur 1.664 4.364 3.054 1.880 1.750 1.996 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 506 3.718 5.955 26.148 24 Kalimantan Utara 399 1.047 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 122 892 1.429 6.275 25 Sulawesi Utara 26.624 69.818 48.867 30.084 28.002 31.941 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 8.103 59.494 95.286 418.380 26 Sulawesi Tengah 4.996 13.102 9.170 5.645 5.255 5.994 5.657 5.200 5.471 4.909 5.239 4.575 1.520 11.164 17.881 78.510 27 Sulawesi Selatan 26.307 68.987 48.286 29.726 27.669 31.560 29.788 27.378 28.810 25.850 27.586 24.088 8.006 58.786 94.152 413.399 28 Sulawesi Tenggara 2.662 6.982 4.887 3.008 2.800 3.194 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 810 5.949 9.529 41.839 29 Gorontalo 19.968 52.363 36.650 22.563 21.002 23.955 22.610 20.781 21.868 19.621 20.939 18.284 5.570 40.902 65.509 303.604 30 Sulawesi Barat 5.325 13.964 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 1.621 11.899 19.057 83.676 31 Maluku 4.659 12.218 8.552 5.265 4.900 5.590 5.276 4.849 5.102 4.578 4.886 4.266 1.418 10.411 16.675 73.216 32 Maluku Utara 3.994 10.473 7.330 4.513 4.200 4.791 4.522 4.156 4.374 3.924 4.188 3.657 1.215 8.924 14.293 62.757 34 Papua Barat 186 464 342 260 211 276 260 239 213 367 415 387 57 398 672 3.755 33 Papua 228 567 418 318 258 337 317 292 260 449 507 473 70 486 821 4.588 Jumlah 401.494 1.052.809 736.929 453.779 422.311 481.788 454.733 417.946 439.730 394.929 421.508 368.117 120.450 884.358 1.416.472 6.276.121 Ket: Organik 1000 Kg/Ha 63

Lampiran 9. Rincian Alokasi PATB dan PLTJ Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 No RINCIAN ALOKASI PATB DAN PLTJ KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 PROVINSI Alokasi Awal (Ha) Alokasi Perubahan (Ha) PATB PLTJ Jumlah 1 ACEH 60,000 34,815 25,185 60,000 2 SUMATERA UTARA 120,000 61,466 82,957 144,423 3 SUMATERA BARAT 40,000 18,487 21,513 40,000 4 RIAU 8,900 7,974 926 8,900 5 JAMBI 26,100 17,828 8,272 26,100 6 SUMATERA SELATAN 150,000 93,308 56,692 150,000 7 BENGKULU 19,000 3,759 15,241 19,000 8 LAMPUNG 175,000 219,036 219,036 9 BANGKA BELITUNG 3,000 4,229 4,229 10 JAWA BARAT 160,500 47,421 113,079 160,500 11 JAWA TENGAH 91,750 5,578 86,172 91,750 12 DIY 14,500 14,500 14,500 13 JAWA TIMUR 130,000 221,722 221,722 14 BANTEN 20,000 28,095 100,000 128,095 15 BALI 5,000 234 4,766 5,000 16 NTB 210,000 230,750 230,750 17 NTT 103,650 66,405 37,245 103,650 18 KALIMANTAN BARAT 32,000 15,660 16,340 32,000 19 KALIMANTAN TENGAH 13,500 28,644 28,644 20 KALIMANTAN SELATAN 35,000 34,225 775 35,000 21 KALIMANTAN TIMUR 23,000 17,909 5,091 23,000 22 KALIMANTAN UTARA 1,000 1,100 1,100 23 SULAWESI UTARA 315,100 321,693 321,693 24 SULAWESI TENGAH 42,000 28,214 13,786 42,000 25 SULAWESI SELATAN 161,500 13,307 148,193 161,500 2 SULAWESI TENGGARA 30,000 72,908 72,908 27 GORONTALO 143,500 52,003 91,497 143,500 28 SULAWESI BARAT 40,000 22,261 17,739 40,000 29 MALUKU 40,000 31,321 8,679 40,000 30 MALUKU UTARA 35,000 170,000 170,000 31 PAPUA 1000 10,000 10,000 32 PAPUA BARAT - 1,000 1,000 JUMLAH 2,250,000 1,880,352 869,648 2,750,000 64

Lampiran 10. Surat Keputusan Kepala SKPD Kab/Kota/ Perhutani/Inhutani/Lembaga lainnya Tentang Usulan CPCL Pelaksana Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 SURAT KEPUTUSAN KEPALA SKPD KABUPATEN/KOTA YANG MENANGANI TANAMAN PANGAN TENTANG USULAN CPCL PELAKSANA KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2017 Nomor : Hal : No Kecamatan Desa / Kelurahan Nama Kelompok Tani Nama Ketua Kelompok Tani Luas (Ha) Kebutuhan Saprodi (Benih, Pupuk) Usulan Volume Urea (Kg) Varietas Benih (Kg) Jadwal Tanam (Tgl, Bln, Thn) Koordinat Lokasi 2017 Kepala Dinas Kab/Kota, Perhutani, Inhutani, Lembaga Lainnya (Sesuaikan dengan lembaga pengusul) ( ) NIP. 65

Lampiran 11. Surat Persetujuan Kepala SKPD Provinsi Tentang Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017 Nomor: SURAT PERSETUJUAN KEPALA SKPD PROVINSI YANG MENANGANI TANAMAN PANGAN TENTANG PELAKSANA KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2017 66

Lampiran 12. Contoh Surat Keputusan PPK SKPD Provinsi Tentang Penetapan Pelaksana/Kelompok Tani Penerima Bantuan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Contoh: SURAT KEPUTUSAN PPK SKPD PROVINSI YANG MENANGANI TANAMAN PANGAN... NOMOR :...2017 TENTANG PENETAPAN PELAKSANA/KELOMPOKTANI PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2017 KEPALA SKPD PROVINSI YANG MENANGANI TANAMAN PANGAN Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. b. Bahwa peningkatan produksi jagung tahun 2016 difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi dalam Kegiatan Jagung Tahun 2017. c. Bahwa pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017untuk peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani penerima Bantuan Pemerintah kegiatan Jagung Tahun 2017. d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Pelaksana/Kelompok tani Penerima Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Surat Keputusan... Nomor... Tahun... tentang...; 3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor... Tahun... tentang...; 4. dst Memperhatikan : 1. DIPA SKPD provinsi yang menangani tanaman pangan Nomor... Tanggal... Bulan... Tahun... 2. Petunjuk TeknisKegiatan Jagung Tahun 2017. 68

Menetapkan : MEMUTUSKAN PERTAMA : Penetapan Pelaksana/Kelompoktani penerima bantuan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :... PadaTanggal :... PPK SKPD provinsi yang menangani tanaman pangan...... NIP.... Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Gubernur di... 3. dst. 69

Lampiran 13. Contoh Lampiran Surat Keputusan Kepala SKPD Provinsi Tentang Penetapan Pelaksana/Kelompoktani Penerima Bantuan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Contoh Lampiran Surat Keputusan Kepala SKPD provinsi yang menangani tanaman pangan Penetapan Pelaksana/Kelompoktani Penerima Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017 No 1 2 3 dst Nama Petani/Pelaksana Nama Ketua Desa Alamat Kecamatan Jumlah Disahkan, Tgl Bln Tahun 2016 KPA SKPD provinsi yang menangani tanaman pangan. Ditetapkan, Tgl Bln Tahun 2016 PPK SKPD provinsi yang menangani tanaman pangan. Nama.. NIP... Nama.. NIP... 70

Lampiran 14. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Pelaksana Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Nama Pelaksana : Alamat Pelaksana : Luas Lahan : Jumlah Anggota Kelompok : Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017 71

Lampiran 15. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017 72

2016 2017 NO TAHAPAN KEGIATAN DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penetapan Calon Lokasi Pembentukan Tim Teknis Proses Pengajuan E-Katalog Kontrak Penyiapan Pembayaran Uang Muka Finalisasi CPCL Penyaluran Barang Penyusunan dan Pengiriman RUK Pelaksanaan 1) Tanam 2) Pemeliharaan 3) Panen 11 12 13 14 Pembinaan Monitoring Evaluasi Pelaporan Lampiran 16. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 73

BLANGKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG TAHUN 2017 KECAMATAN BULAN : : Jumlah Target/Realisasi Tanam Realiasai Panen Dilaksanakan No Desa Poktan Target Realisasi Luas Provitas Produksi MH 16/17 Keterangan (%) (Ha) Tanam (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 2 dst Jumlah, tgl,.., bulan,, tahun Petugas Penyuluhan Pertanian/ Kepala Cabang Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Nama NIP Lampiran 17. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 74

BLANGKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG TAHUN 2017 KABUPATEN BULAN : : No Kecamatan Desa Jumlah Poktan Luas Areal (Ha) Target/Realisasi Tanam Target (Ha) Realisa si Tanam (Ha) (%) Luas (Ha) Realiasai Panen Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Dilaksanakan MH 16/17 (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 2 dst Jumlah, tgl,.., bulan,, tahun Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Keteran gan Nama NIP 75

Lampiran 18. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 BLANGKO LAPORAN BULANAN PROVINSI REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG TAHUN 2017 PROVINSI BULAN : : No Jumlah Target/Realisasi Tanam Luas Kabupaten Areal Realisasi Kecamatan Desa Poktan (Ha) Target (Ha) Tanam (Ha) (%) Luas (Ha) Realiasai Panen Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Dilaksanakan MH 16/17 (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 2 dst Jumlah, tgl,.., bulan,, tahun Tim Teknis Tingkat Provinsi/ Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Keteran gan Nama NIP 76

Lampiran 19. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Kegiatan Budidaya Jagung Tahun 2017 BLANGKO LAPORAN AKHIR PROVINSI/KABUPATEN REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG TAHUN 2017 PROV/KAB BULAN : : No Kab/Kec Luas Areal (Ha) Target/Realisasi Tanam Target (Ha) Realisasi Tanam (Ha) (%) Bulan Tanam Luas (Ha) Realiasai Panen Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Provitas Sebelum( Ku/ha) Provitas di Luar Program MT yang Sama (Ku/ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 2 3 dst Jumlah, tgl,.., bulan,, tahun. Tim Teknis Tingkat Provinsi/ Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten Tidak Dilaksanak an (Ha) Keteran gan Nama NIP 77

Lampiran 20. Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) Kebenaran CPCL oleh Dinas Pertanian Propinsi/ Kabupaten/Kota Perkebunan/ Perhutani/ Inhutani/ Lembaga Lainnya Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) Kebenaran CPCL ditandatangani Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota Perkebunan/ Perhutani/ Inhutani/ Lembaga Lainnya ( KOP Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota atau disesuaikan lembaga pengusul) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Kepala Dinas Pertanian Propinsi/ Kabupaten/ Kota/ Perkebunan/ Perhutani/ Inhutani/ Lembaga Lainnya tentang Penetapan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Pemerintah Benih Jagung Hibrida Tahun Anggaran 2017 Nama : Jabatan : Instansi : Dengan ini menyatakan bahwa Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) penerima Bantuan Pemerintah Benih Jagung Hibrida Tahun Anggaran 2017 yang kami usulkan sebagaimana Surat Nomor... adalah benar dan kami bertanggung jawab atas kebenaran usulan tersebut. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya....,... 2017 Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten /Kota (Menyesuaikan dengan lembaga yang mengusulkan) Cap dan Ttd (... Nama...) NIP. Telp. 78

Lampiran 21. Check List Pengendalian Kegiatan CHEK LIST PENGENDALIAN KEGIATAN... Tingkat : Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota Nama Instansi : Nama Penerima Bantuan : Desa / Kecamatan : Target :...Ha/Unit, Rp.... Nama Petugas : 1. (Evaluator) 2. 3. Identifikasi dan Inventarisasi data No URAIAN KETERANGAN 1 Usulan Kegiatan... Ada/Tidak 2 SK Tim Teknis Ada/Tidak Ada/Tidak 3 SK Penetapan Penerima Bantuan Ada/Tidak Ada/Tidak 4 Copy Buku Tabungan Penerima Bantuan Ada/Tidak 5 RUK dan Revisinya Ada/Tidak 6 Perjanjian Kerjasama PPK dengan Penerima Bantuan Ada/Tidak 7 Bukti Penarikan Dana Bantuan Pemerintah dari Bank Ada/Tidak 8 Pemanfaatan Dana Bantuan (Bon/Nota/Kuitansi) Ada/Tidak 9 Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Ada/Tidak 10 Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Ada/Tidak 11 Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Ada/Tidak 12 Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan Pemerintah Ada/Tidak 79

Lanjutan Lampiran 21. Identifikasi peran tim teknis NO URAIAN KETERANGAN 1 Bentuk pengawalan dan pendampingan tim teknis dilaksanakan pada kegiatan: a. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah Ada/Tidak b. Rapat penyusunan RUK Ada/Tidak 2 c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ada/Tidak d. Pengurusan pencairan dana bantuan pemerintah Ada/Tidak e. Penarikan dana ke bank Ada/Tidak f. Rapat pemanfaatan dana bantuan pemerintah serta persiapan kegiatan Ada/Tidak g. Proses pembelanjaan Ada/Tidak h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ada/Tidak Pengesahan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan bantuan pemerintah Ada/Tidak 80

Lanjutan Lampiran 21. Keterlibatan penerima bantuan NO URAIAN KETERANGAN 1 Apakah saudara memegang SK penetapan penerima bantuan Ya/Tidak 2 Apakah sudara melakukan pembagian tugas dalam rangka pelaksanaan bantuan Ya/Tidak 3 Apakah saudara tahu adanya tim teknis bantuan Ya/Tidak 4 Apakah tim teknis sering melakukan bimbingan pelaksanaan Ya/Tidak 5 Bimbingan dari tim teknis terhadap saudara dalam rangka kegiatan apa saja a. Pembukaan rekening kelompok Ya/Tidak b. Rapat penyusunan RUK Ya/Tidak c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ya/Tidak d. Pengurusan pencairan dana bantuan Ya/Tidak e. Penarikan dana ke bank Ya/Tidak f. Rapat pemanfaatan dana bantuan serta persiapannya Ya/Tidak g. Proses pembelanjaan dana bantuan Ya/Tidak h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ya/Tidak 6 Apakah saudara memiliki dokumen pertanggungjawaban berupa bendel arsip Ya/Tidak 7 Bila nomo 6 jawabannya " Ya " arsip tersebut terdiri apa saja? a. Sk penetapan kelompok penerima bantuan Ada/Tidak b. Catatan rapat anggota kelompok Ada/Tidak c. Bendel RUK dan revisinya Ada/Tidak d. Naskah kerjasama antara PPK dan ketua kelompok penerima bantuan Ada/Tidak e. Surat permohonan pencairan dana Ada/Tidak f. Bukti penarikan dana bantuan pemerintah dari bank Ada/Tidak g. Bukti pemanfaatan dana bantuan pemerintah berupa bon/nota/kuitansi Ada/Tidak h. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan fisik Ada/Tidak i. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan Ada/Tidak j. Berita acara serah terima hasil pekerjaan bantuan pemerintah Ada/Tidak 81

Lanjutan Lampiran 21. Cek fisik pekerjaan bantuan pemerintah NO URAIAN 1 Lokasi kegiatan... 2 Jenis pekerjaan bantuan pemerintah berupa:... 3 Volume/spesifikasi pekerjaan:... 4 Uraian hasil pengecekan lapangan: a. Berkaitan dengan capaian volume fisik pekerjaan b. Aktifitas dan peran tim teknis c. Sharing pembiayaan dari penerima bantuan/masyarakat lainnya d. Dana yang mungkin tersisa e. Tanggapan penerima bantuan berkaitan dengan kegiatan ini...,... 2017 Petugas (Evaluator) (...) NIP.... 82

Lampiran 22. Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN 1. Nama Penerima Bantuan :... 2. Alamat :... 3. Nama Bantuan :... Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan... dengan ini menyatakan bahwa pekerjaan... telah selesai dilaksanakan 100% sesuai dengan persyaratan pada Petunjuk Teknis Kegiatan Jagung Tahun 2017. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya....,... Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan...... 83

Lampiran 23. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (Transfer Uang) BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH PEKERJAAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH Nomor :... Tanggal :... Pada hari ini...tanggal...bulan...tahun... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama :... Jabatan :...) Kabupaten/Kota... Alamat :..., untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Nama :... Jabatan : Ketua selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa... Alamat : Desa..., Kecamatan..., Kabupaten..., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : No Jenis Pekerjaan Rencana Usulan Kerja Volume Biaya (Rp) Volume Realisasi Biaya (Rp) % Keterangan Selanjutnya PIHAK KEDUA melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU telah memeriksa hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA atas paket bantuan pemerintah berupa... dalam rangka kegiatan... dan pekerjaan dinyatakan telah selesai dengan baik dan lengkap. Demikian Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Yang Melaksanakan, PIHAK KESATU Yang Memeriksa, Ketua Kelompok Mengetahui, Kepala Dinas PPHP NIP. 84

Lampiran 24. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang (Transfer Uang) BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH Nomor :... Tanggal :... Pada hari ini...tanggal...bulan...tahun... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama :... Jabatan :...) Kabupaten/Kota... Alamat :..., untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Nama :... Jabatan Alamat : Ketua selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa... : Desa..., Kecamatan..., Kabupaten..., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Bantuan Pemerintah. Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : No Jenis Pekerjaan Rencana Usulan Kerja Volume Biaya (Rp) Volume Realisasi Biaya (Rp) % Keterangan 1. Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan sepenuhnya Bantuan Pemerintah kepada PIHAK KEDUA untuk dimanfaatkan sesuai peruntukannya serta menyatakan sanggup melakukan pengelolaan paket bantuan tersebut; 2. Apabila setelah Berita Acara Serah Terima Barang terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan kegiatan di lapangan, PIHAK KEDUA bersedia mempertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian Berita Acara Serah Terima Barang paket bantuan pemerintah ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya PIHAK KEDUA Yang Melaksanakan, PIHAK KESATU Yang Memeriksa, Ketua Kelompok Mengetahui, Kepala Dinas PPHP NIP. 85

Lampiran 25. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Barang Nomor : BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG BANTUAN BENIH JAGUNG TA 2017 Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun... kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan :... Nama Perusahaan :... Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau YANG MELAKSANAKAN PEKERJAAN/PENGADAAN 2. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA atau YANG MEMERIKSA BARANG/PEKERJAAN PIHAK KEDUA telah melakukan pemeriksaan benih jagung Bantuan Pusat TA 2017, seperti daftar terlampir (Lampiran...) yang akan disalurkan oleh PIHAK PERTAMA, yaitu bertempat di...*) dengan ini menyatakan bahwa barang tersebut diatas telah sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam Kontrak Nomor :... tanggal...2017 dan Surat Keputusan PPK Penerima Bantuan Pemerintah (Bantuan Benih) Nomor... tanggal... 2017 dan telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundangan perbenihan yang berlaku. Demikian Berita Acara Pemeriksaan Barang dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Cap & ttd (...Nama...) NIP. PIHAK PERTAMA Pelaksana Kegiatan/Wakil PT/CV Cap & ttd (...Nama...) Mengetahui dan Mengesahkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Cap & ttd (...Nama... ) NIP. Keterangan: *) Sebutkan nama tempat, Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota 84

Lampiran Berita Acara Pemeriksaan Barang Bantuan Pemerintah Benih Jagung Hibrida TA. 2017 Komoditas : No Varietas Volume (Kg) No. Lot No Label Tanggal Kadaluarsa Jumlah PIHAK KEDUA Panitia Penerima Hasil Pekerjaan PIHAK PERTAMA Pelaksana Kegiatan/Wakil PT/CV cap & ttd (...Nama...) NIP. cap & ttd (...Nama...) Mengetahui dan Mengesahkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota cap & ttd (...Nama... ) NIP. Keterangan: *) Coret yang tidak perlu 85

Lampiran 26. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN PEMERINTAH BENIH JAGUNG HIBRIDA TA. 2017 No.... Pada hari ini... tanggal... di Desa...Kecamatan... Kabupaten... Provinsi... kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan :... Perusahaan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA 2. Nama :... Jabatan :... Kelompoktani :... Alamat :... Nomor HP :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA Sesuai dengan Kontrak nomor... tanggal... maka pihak PERTAMA menyerahkan kepada pihak KEDUA bantuan benih sebagai berikut : Jenis Komoditas/ Varietas Volume (Kg) Nomor Lot Benih Tanggal Kadaluarsa Demikian Berita Acara Serah Terima bantuan benih ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang Menerima Pihak KEDUA/Ketua Kelompoktani Yang Menyerahkan Pelaksana Kegiatan/Wakil PT/CV Cap dan TTd Cap dan TTd (... ) (... ) Mengetahui, Petugas Penyuluh Pertanian/KCD Pertanian/Petugas Pertanian lainnya Cap dan TTd (... ) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan cap & ttd (...Nama...) NIP. 86

Lampiran 27. Contoh Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Barang No.... Kabupaten:.. Nomor Kontrak:.. REKAPITULASI BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG (BAST) BANTUAN PEMERINTAH BENIH JAGUNG HIBRIDA TA. 2017 No No BAST Kec Desa Nama Kelompok Tani Nama ketua kelompok tani Varietas Volume Benih (Kg) No Lot Tgl Kadaluarsa Pihak KEDUA Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Pihak PERTAMA Pelaksana Pekerjaan/Wakil Penyedia (... ) (... ) NIP Mengetahui/Mengesahkan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ((... Nama... ) NIP 87

Lampiran 28. Contoh Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Bantuan Pemerintah Benih Jagung Hibrida Tahun 2017 Nomor... Pada hari ini... tanggal... di.., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan : Direktur Rekanan... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA 2. Nama :... Jabatan : PPK. Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA Selanjutnya Pihak PERTAMA berdasarkan kontrak kerja nomor.. tanggal.. telah menyerahkan pekerjaan bantuan pemerintah benih jagung hibrida TA 2017 kepada Pihak KEDUA dan Pihak KEDUA telah menerima hasil pekerjaan dari Pihak PERTAMA dengan spesifikasi sebagai berikut : Nomor Rekapitulasi Berita Acara Tanggal Kabupaten Volume Benih (Kg) Varietas Keterangan Jumlah Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Pengadaan Bantuan Pemerintah Benih Jagung Hibrida TA 2017 ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak KEDUA Pihak PERTAMA PPK. Direktur PT/CV... Cap & ttd Cap & ttd (...) (...) NIP 88

Lampiran 29. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA Nomor :.. Yang bertanda Tangan dibawah ini : Nama :. Jabatan :. Alamat :. Dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara yang berasal dari kegiatan.. Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berupa.. sebagaimana tercantum dalam lampiran surat ini untuk digunakan sebagai sarana keperluan poktan dibidang pertanian, dengan rincian sebagai berikut : NO KODE BARANG JENIS BARANG MERK / TYPE / VARIETAS TAHUN JUMLAH NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU KONDISI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BAIK Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya...,... 2017 Ketua.. Materai 6.000. 89

Lampiran 30. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN NASKAH PERJANJIAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA BERUPA.. ANTARA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN PENERIMA.. Nomor :. Pada hari ini.. tanggal bulan.. tahun..., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama berkedudukan di Jalan.. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan memperhatikan : 1. Surat Permohonan.. Kabupaten Nomor : tanggal. hal Permohonan Persetujuan hibah berupa.. Kepada Penerima 2. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Barang Milik Negara yang berasal dari Kegiatan Pengadaan. APBN TA. 2017 dari Penerima Bantuan Nomor : 3. Surat Menteri Pertanian Nomor :.. tanggal hal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara berupa Bantuan Benih Jagung Pada Kementerian Pertanian R.I. Kepada Dalam rangka menindaklanjuti persetujuan Hibah Barang Milik Negara dari Menteri Pertanian Nomor :... tanggal... dan Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang 90

Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara, PIHAK KESATU menerangkan dengan ini menghibahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima hibah dari PIHAK KESATU, Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (081.03.0199.238251.000.KP) Kegiatan.. APBN Pusat TA. 2017 berupa. Senilai Rp.- (. ) sebagaimana terlampir. Kedua belah pihak menerangkan bahwa hibah ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: PASAL 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH 1) PIHAK KESATU menghibahkan Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP) sebagaimana daftar terlampir kepada PIHAK KEDUA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Naskah Perjanjian Hibah ini, dengan nilai sebesar Rp,- (..) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi. PASAL 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU 1) Menyerahkan Objek Hibah Kepada PIHAK KEDUA; 2) Mengeluarkan Catatan Barang Milik Negara tersebut dari Laporan SIMAK - BMN Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP) 3) Melakukan monitoring atas pelaksanaan Naskah Perjanjian Hibah ini menjamin difungsikannya aset sesuai dengan Permohonan Hibah, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu; 4) Meminta keterangan, tanggapan atas penjelasan dari PIHAK KESATU terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan monitoring tersebut pada ayat (3). PASAL 3 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1) Menerima Objek dari PIHAK KESATU; 2) Menggunakan dan memelihara Objek Hibah dengan baik sesuai dengan tujuan hibah; 3) Melakukan pengamanan Objek Hibah yang meliputi pengamanan adminitrasi, fisik dan pengamanan hukum. PASAL 4 SERAH TERIMA Penyerahan Barang Milik Negara dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan atas nama Menteri Pertanian Kepada Kelompok Tani/Gapoktan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah perjanjian Hibah ini. PASAL 5 LAIN-LAIN 1) Segala Ketentuan dan persyaratan dalam Naskah Perjanjian Hibah ini berlaku serta mengikuti bagi PARA PIHAK yang menandatangani; 91

2) Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) masing-masing satu rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan Kepala KPKNL Jakarta II Demikian Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas. PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP 92

Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal : NO KODE BARANG JENIS BARANG MERK / TYPE / VARIETAS TAHUN JUMLAH NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU KONDISI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BAIK PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP. 93

Lampiran 31. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA ANTARA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN PENERIMA.. Nomor :. Pada hari ini.. tanggal bulan.. tahun..., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama berkedudukan di Jalan.. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan ini menyatakan sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA Barang Milik Negara berupa.. dengan nilai sebesar Rp. ( ) yang terletak di. sebagaimana tercantum dalam lampiran Berita Acara Serah Terima ini. 2. Penyerahan ini dilakukan dalam rangka hibah dari Kementerian Pertanian Cq. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan kepada. sesuai persetujuan Nomor tanggal.. bulan tahun 2017 94

3. Nilai Barang Milik Negara yang akan dihibahkan seluruhnya berdasarkan. 4. Terhitung sejak penandatanganan Berita Acara Serah Terima ini, maka seluruh hak dan kewajiban, tanggung jawab, dan kepemilikan terhadap BMN berupa.. sebagaimana dimaksud dalam angka 1 beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. 5. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara Serah Terima ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP. 95

Lampiran 32. Daftar Varietas Jagung Hibrida Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Daftar Varietas Jagung Hibrida Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian No Jenis Varietas Potensi Hasil (Ton) Ketahanan hama/penyakit Keterangan 1 2 3 4 5 1 BIMA 20 URI 11,00 (r) : 12,80 (p) Tahan thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida pykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pykt hawar daun (Helminthonsporium maydis) 2 BIMA 19 URI 9,30 (r) : 12,50 (p) Tahan thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida pykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pykt hawar daun (Helminthonsporium maydis) 3 BIMA 18 11,80 (r) : 13,60 (p) Tahan thdp pnykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida toleran pnykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pnykt bercak daun (Helminthosporarium maydis). 4 BIMA 17 11,80 (r) : 13,60 (p) Tahan thdp bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida toleran pnykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pnykt bercak daun (Helminthosporarium maydis). 5 BIMA 16 10,90 (r) : 12,40 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L), Hibrida toleran penyakit karat daun (Puccinia Sorgi) dan penyakit bercak daun (Helminthospororium maydis). 6 BIMA 15 SAYANG 9,90 (r) : 13,20 (p) Agak tahan pnykt bulai (Peronosclerospora maydis L) Hibrida 7 BIMA 14 BATARA 10,10 (r) : 12,90 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L) Hibrida 8 BIMA 9 11,20 (r) : 13,40 (p) Tahan trhdp penyait bulai, agar toleran Helmintosporium Hibrida dan toleran penyakit karat daun. 9 BIMA 8 10,10 (r) : 11,70 (p) Toleran thdp pnykt Bulai (Peronosclerospora Hibrida maydis), totelan thdp pnykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pnykt bercak daun (Helminthospororium maydis). 10 BANTIMURUNG Hibrida BIMA 3 8,51 (r) : 11,00 (p) Toleran thdp pykt Bulai (P. maydis ) Hibrida 11 BANTIMURUNG Hibrida BIMA 2 8,27 (r) : 10,00 (p) Toleran terhadap penyakit Bulai (P.maydis) Hibrida 12 HJ 22 AGRITAN 10,90 (r) : 12,10 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L), hawar Hibrida daun (Helminthosporium maydis), dan karat daun 13 HJ 21 AGRITAN 11,40 (r) : 12,20 (p) Tahan pykt bulai (Peronosclerospora maydis L), hawar Hibrida daun (Helminthosporium maydis), dan karat daun 14 BIMA PROVITA A1 8,40 (r) : 11,60 (p) Agak thn thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida & rentan bercak daun (Helminthosporarium maydis). 15 PULUT URI 3 H 8,57 (r) : 10,68 (p) Agak tahan sampai tahan penyakit bulai Hibrida (Peronosclerospora maydis), tahan terhadap hawar daun (Helminthosporium maydis) catatan: jika ada varietas yang memenihi kriteria tetapi tidak tertulis di tabel diatas dapat dilampirkan SK Pelepasan 96

Lampiran 33. Daftar Varietas Jagung Komposit Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Daftar Varietas Jagung Komposit Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian No Jenis Varietas Potensi Hasil (Ton) Ketahanan hama/penyakit Keterangan 1 2 3 4 5 1 Bisma 7,0-7,5 Agak tahan bulai, toleran karat Komposit 2 Lamuru 7,6 (p) Ckp thn bulai dan karat Komposit 3 Sukmaraga 6,0 (r); 8,50 (p) Thn bulai, penyakit bercak daun & Komposit 4 Harapan 5.4 Tdk thn bulai, ckp thn Helminthosporium Komposit dan Pucinia 5 Permadi 5.3 Agak tahan bulai, thn bercak daun Komposit 6 Bima 5.1 - Komposit 7 Pandu 5.1 Ckp thn bsk tongkol dan Giberella Komposit 8 Bromo 4,0-5,5 Ckp thn bulai, bercak daun & karat Komposit 9 Arjuna 5,0-6,0 Ckp thn bulai, bercak daun & karat Komposit 10 Kalingga 5,4-7,0 Cukup tahan bulai Komposit 11 Wiyasa 5,3-7,0 Cukup tahan bulai Komposit 12 Rama 5,0-6,0 Tahan bulai, tahan bercak daun & karat Komposit 13 Bayu 4,0-6,0 Cukup tahan bulai, potensi tinggi Komposit 14 Antasena 5,0-6,0 Agak tahan bulai & wereng jagung Komposit 15 Wisanggeni 8.0 Cukup tahan bulai & tol. Kekeringan Komposit 16 Surya 9,04 (r) Tahan bulai & toleran karat Komposit 17 Lagaligo 9,04 (r) Tahan bulai Komposit 18 Kresna 5,2 (r); 7,0 (p) Ckp thn bulai Komposit 19 Gumarang 5,0 (r); 8,0 (p) Ckp thn bulai Komposit 20 Srikandi 6,0 (r); 8,0 (p) Thnbulai,krt&bsk tgkl,tol kekeringan Komposit 21 Palakka 6,0 (r); 8,00 (p) Thn thd bercak daun dan karat Komposit 22 Srikandi Kuning - 1 5,40(r):7,92(p) Thn hwr daun&karat,agk rentan hama Komposit penggbtg,prot.tinggi,pot hsl tinggi 23 Srikandi Putih-1 5,89(r):8,09(p) Thn hwr daun,karat, hama pengg.btg Komposit prot. Tinggi,pot.hsl tinggi 24 Anoman - 1 4,6(r):6,6(p) Thn thd pykt Bulai (Peronosclerospora maydis ) Komposit dan tergolong moderat tehadap hawar daun (Helminthosporiumturcicum) serta bercak daun kelabu (Cercosporazeae maydis) 25 PROVIT A1 6,6(r) : 7,4 (p) Sangat peka terhadap penyakit bulai (P. maydis) Komposit 26 PROVIT A2 6,4 (r) : 8,8 (p) Peka terhadap penyakit bulai (P. maydis) Komposit 27 PULUT URI 2 7,3 (r) : 9,2 (p) Agak thn trhdp penyakit bulai (Peronosclerospora Komposit philipinensis. L) 28 PULUT URI 1 7,8 (r) : 9,4 (p) Agak thn trhdp penyakit bulai (Peronosclerospora Komposit philipinensis. L) Ket: r adalah rata-rata, p adalah potensi catatan: jika ada varietas yang memenihi kriteria tetapi tidak tertulis di tabel diatas dapat dilampirkan SK Pelepas 97

Lampiran 34. Prediksi Kondisi Pertanaman pada Musim Tanam 2017 di Indonesia PREDIKSI KONDISI PERTANAMAN PADA MUSIM TANAM 2017 DI INDONESIA No Provinsi Awal MK Prediksi Curah Hujan (mm) Sifat Hujan 1 Aceh 1 Kab. Simeulue Non ZOM 200-300 AN 2 Kab. Aceh Singkil Non ZOM 200-300 AN 3 Kab. Aceh Selatan Non ZOM 200-300 N - AN 4 Kab. Aceh Tenggara Jun I 200-300 N - AN 5 Kab. Aceh Timur Feb II 150-200 BN 6 Kab. Aceh Tengah Non ZOM 200-300 AN 7 Kab. Aceh Barat Non ZOM 200-300 N 8 Kab. Aceh Besar Feb II 200-300 AN 9 Kab. Pidie Feb II 150-300 AN 10 Kab. Bireuen Feb II 150-300 AN 11 Kab. Aceh Utara Feb II 150-300 BN - AN 12 Kab. Aceh Barat Daya Non ZOM 200-300 N 13 Kab. Gayo Lues Juni I 200-300 N - AN 14 Kab. Aceh Tamiang Feb II 150-200 BN 15 Kab. Nagan Raya Non ZOM 200-300 N - AN 16 Kab. Aceh Jaya Non ZOM 200-300 N - AN 17 Kab. Bener Meriah Juni I 200-300 AN 18 Kab. Pidie Jaya Feb II 150-300 AN 19 Kota Banda Aceh Non ZOM 200-300 AN 20 Kota Sabang Feb II 200-300 AN 21 Kota Langsa Feb II 150-200 BN 22 Kota Lhoksemaue Feb II 150-200 AN 23 Kota Subussalam Non ZOM 200-300 AN 2 Sumatera Utara 1 Kab. Nias Non ZOM 200-300 BN 2 Kab. Mendailing Natal Feb I 200-300 BN - AN 3 Kab. Tapanuli Selatan Mei III 200-300 BN - AN 4 Kab. Tapanuli Tengah Mei III 200-300 BN 5 Kab. Tapanuli Utara Feb I 200-300 AN 6 Kab. Toba Samosir Feb I 200-300 AN 7 Kab. Labuan Batu Feb I 150-200 N 8 Kab. Asahan Feb I 150-200 N 9 Kab. Simalungun Feb I 150-300 N 10 Kab. Dairi Jun I - Jun III 200-300 N - AN 11 Kab. Karo Jun I 200-300 AN 12 Kab. Deli Serdang Feb I 150-300 N - AN 13 Kab. Langkat Jan III - Feb I 150-300 N - AN 14 Kab. Nias Selatan Non ZOM 200-300 BN 15 Kab Humbang Hasundutan Jun I 200-300 N ` 98

No Provinsi Awal MK Prediksi Curah Hujan (mm) Sifat Hujan 1 Aceh 16 Kab. Pakpak Barat Non ZOM 200-300 N 17 Kab. Samosir Non ZOM 200-300 N 18 Kab. Serdang Bedagai Feb I 150-200 N 19 Kab. Batubara Non ZOM 150-200 N 20 Kab. Padang Lawas Utara Non ZOM 150-300 BN - AN 21 Kab. Padang Lawas Non ZOM 150-200 BN 22 Kab. Labuhan Batu Selatan Feb I 150-200 N 23 Kab. Labuhan Batu Utara Feb I 150-200 N 24 Kab. Nias Utara Non ZOM 200-300 BN 25 Kab. Nias Barat Non ZOM 200-300 BN 26 Kota Sibolga Non ZOM 200-300 BN 27 Kota Tanjung Balai Non ZOM 150-200 N 28 Kota Pematang Siantar Feb I 150-200 N 29 Kota Tebing Tinggi Feb I 150-200 N 30 Kota Medan Jan IIII 150-200 N - AN 31 Kota Binjai Feb I 150-200 N 32 Kota Padang Sidempuan Non ZOM 200-300 AN 33 Kota Gunung Sitoli Non ZOM 200-300 BN 3 Sumatera Barat 1 Kab. Kepulauan Mentawai Non ZOM 200-300 N - AN 2 Kab. Pesisir Selatan Non ZOM 200-300 N 3 Kab. Solok Juni II 200-300 AN 4 Kab. Sawahlunto/Sijunjung Juni II 150-300 AN 5 Kab. Tanah Datar Juni II 150-200 AN 6 Kab. Padang Pariaman Non ZOM 200-300 AN 7 Kab. Agam Non ZOM 200-300 BN - AN 8 Kab. Lima Puluh Kota Jun I 150-300 BN - N 9 Kab.Pasaman Non ZOM 150-300 BN 10 Kab. Solok Selatan Jun II 200-300 AN 11 Kab. Dharmas Raya Jun II 150-200 N 12 Kab. Pasaman Barat Non ZOM 200-300 AN 13 Kota Padang Non ZOM 200-300 AN 14 Kota Solok Juni II 200-300 AN 15 Kota Sawah Lunto Juni II 150-200 AN 16 Kota Padang Panjang Non ZOM 200-300 BN 17 Kota Bukittinggi Non ZOM 200-300 BN 18 Kota Payakumbuh Non ZOM 150-200 N 19 Kota Pariaman Non ZOM 200-300 AN 4 Riau 1 Kab. Kuantan Singingi Mei II 150-200 BN - N 2 Kab. Indragiri Hulu Mei III 150-200 N 3 Kab. Indragiri Hilir Mei III 200-300 AN 4 Kab. Pelalawan Mei III 150-300 N - AN 5 Kab. Siak Mei II 150-300 N 6 Kab. Kampar Jun I 150-200 BN - N 7 Kab. Rokan Hulu Jun II 150-200 BN 8 Kab. Bengkalis Mei II 150-300 N 9 Kab. Rokan Hilir Non ZOM 150-300 N 10 Kab. Kep. Meranti Non ZOM 200-300 N 11 Kota Pekan Baru Jun I 150-200 N 12 Kota Dumai Non ZOM 200-300 N 99

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 5 Jambi 1 Kab. Kerinci Jun II 200-300 BN - AN 2 Kab. Merangin Jun I - Jun II 150-300 BN - N 3 Kab. Sarolangun Jun I - Jun II 150-300 BN - N 4 Kab. Batang Hari Mei III - Jun I 150-200 N - AN 5 Kab. Muaro Jambi Mei III 150-200 N - AN 6 Kab. Tajung Jabung Timur Mei III 150-200 N - AN 7 Kab. Tajung Jabung Barat Mei III 150-200 N - AN 8 Kab. Tebo Mei III - Jun I 150-200 N 9 Kab. Bungo Jun II 150-200 N 10 Kota Jambi Mei III 150-200 AN 11 Kota Sungai Penuh Mei III 200-300 BN 6 Sumatera Selatan 1 Kab. Ogan Komering Ulu Mei III - Jun I 150-200 N 2 Kab. Ogan Komiring Ilir Mei I - Mei III 100-200 N 3 Kab. Muara Enim Jun I - Jun II 150-200 N 4 Kab. Lahat Jun I - Jun II 150-200 N 5 Kab. Musi Rawas Jun I - Jun II 150-200 N 6 Kab. Musi Banyuasin Jun I 150-200 N 7 Kab. Musi Rawas Utara Jun I - Jun II 150-200 N 8 Kab. Banyuasin Mei III 150-200 N 9 Kab OKU Selatan Jun I 150-200 N 10 Kab OKU Timur Mei III 100-200 N 11 Kab. Ogan Ilir Jun I 100-200 N 12 Kab Empat Lawang Jun II 150-200 N 13 Kab. Penukal Abab lematang ilir Jun I 150-200 N 14 Kota Palembang Jun I 150-200 N 15 Kota Prabumulih Jun I 150-200 N 16 Kota Pagar Alam Jun I 150-200 N 17 Kota Lubuk Linggau Jun II 150-200 N 7 Bengkulu 1 Kab. Bengkulu Selatan Non ZOM 150-200 N 2 Kab. Rejang Lebong Non ZOM 150-300 N 3 Kab. Bengkulu Utara Jun II 150-300 BN - N 4 Kab. Kaur Non ZOM 150-200 N 5 Kab. Seluma Non ZOM 150-200 N 6 Kab. Mukomuko Jun II 200-300 N 7 Kab. Lebong Jun II 200-300 BN - N 8 Kab. Kepahiang Jun II 150-300 N 9 Kab. Bengkulu Tengah Non ZOM 150-300 BN - N 10 Kota Bengkulu Non ZOM 150-200 N 8 Lampung 1 Kab. Lampung Barat Jun I 150-200 N - AN 2 Kab. Tanggamus Mei I - Mei II 150-200 N - AN 3 Kab. Lampung Selatan Apr III - Mei I 100-150 BN - N 4 Kab. Lampung Timur Apr III 100-150 N 5 Kab. Lampung Tengah Mei I - Mei II 100-200 N - AN 6 Kab. Lampung Utara Mei I - Mei II 150-200 N 7 Kab. Way Kanan Mei II 150-200 N 8 Kab. Tulang Bawang Mei I 150-200 N 9 Kab. Pesawaran Mei II 100-200 N - AN 10 Kab. Mesuji Mei I 150-200 N 11 Kab. Pringsewu Mei I 150-200 AN 12 Kab. Tulang Bawang Barat Mei II 100-200 N 13 Kab. Pesisir Barat Non ZOM 150-200 BN - AN 14 Kota Bandar Lampung Apr III - Mei I 100-200 N - AN 15 Kota Metro Mei II 100-150 N 100

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 9 Kep. Bangka Belitung 1 Kab. Bangka Jun I 150-200 BN - AN 2 Kab. Belitung Non ZOM 150-200 N 3 Kab. Bangka Barat Jun I 150-200 N 4 Kab. Bangka Tengah Jun I 150-200 BN - AN 5 Kab. Bangka Selatan Jun I 150-200 BN 6 Kab. Belitung Timur Non ZOM 150-200 N 7 Kota Pangkal Pinang Jun I 150-200 AN 10 Kep. Riau 1 Kab. Karimun Non ZOM 200-300 N 2 Kab Bintan Non ZOM 150-200 BN 3 Kab. Natuna Non ZOM 150-200 N - AN 4 Kab. Lingga Non ZOM 150-200 N 5 Kab. Kep Anabas Non ZOM 150-200 AN 6 Kota Batam Non ZOM 200-300 N 7 Kota Tanjung Pinang Non ZOM 200-300 N 11 DKI Jakarta 1 Kab. Adm. Kep. Seribu Non Zom 100-150 AN 2 Kota Jakarta Selatan Mei II - Juni I 100-150 BN - AN 3 Kota Jakarta Timur April II - Juni I 100-150 BN - AN 4 Kota Jakarta Pusat April II - Mei II 100-150 BN - AN 5 Kota Jakarta Barat April II - Mei II 100-150 BN - AN 6 Kota Jakarta Utara April II 100-150 BN 12 Jawa Barat 1 Kab. Bogor Mei III - Juni I 100-150 BN 2 Kab. Sukabumi Mei III - Juni II 100-150 BN 3 Kab. Cianjur Mei III - Juni I 100-150 BN - N 4 Kab. Bandung Mei II - Juni I 100-150 BN - AN 5 Kab. Garut Mei II - Juni III 100-150 N - AN 6 Kab. Tasikmalaya Mei II - Juni III 100-150 BN - AN 7 Kab. Ciamis Mei III - Juni III 100-150 BN - N 8 Kab. Kuningan Mei II - Mei III <100-150 BN - N 9 Kab. Cirebon Mei I - Mei III <100 BN - N 10 Kab. Majalengka Mei II - Mei III <100-150 BN - N 11 Kab. Sumedang Mei II - Juni I 100-150 BN - AN 12 Kab. Indramayu April I - Mei III <100 N - AN 13 Kab. Subang April I - Juni I 100-150 BN 14 Kab. Purwakarta Mei III - Juni I 100-150 BN 15 Kab. Karawang Maret III - Mei III 100-150 BN - AN 16 Kab. Bekasi Maret III - Mei III 100-150 BN - AN 17 Kab. Bandung Barat Juni I 100-150 BN - N 18 Kab. Pangandaran Juni I - Juni III 100-150 BN - N 19 Kota Bogor Non Zom 100-150 BN 20 Kota Sukabumi Juni I 100-150 BN 21 Kota Bandung Juni I 100-150 N 22 Kota Cirebon Mei II <100 BN - N 23 Kota Bekasi April I - Mei III 100-150 BN 24 Kota Depok Juni I 100-150 BN 25 Kota Cimahi Juni I 100-150 N 26 Kota Tasikmalaya Juni I - Juni II 100-150 BN 27 Kota Banjar Juni I 100-150 N 101

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 13 Jawa Tengah 1 Kab. Cilacap Juni I - Juni III 100-150 BN 2 Kab. Banyumas Juni I - Juli I 100-150 BN 3 Kab. Purbalingga Juni II - Juli I 100-150 BN 4 Kab. Banjarnegara Juni I - Juli I 100-150 BN 5 Kab. Kebumen Mei I - Juni II 100-150 BN - N 6 Kab. Purworejo Mei I - Juni I 100-150 BN - N 7 Kab. Wonosobo Juni I - Juni II 100-150 BN 8 Kab. Magelang Juni I - Juni II 100-150 BN 9 Kab. Boyolali Mei II - Juni I 100-150 BN - AN 10 Kab. Klaten Mei I - Mei II 100-150 N 11 Kab. Sukoharjo Mei I - Mei II 100-150 N 12 Kab. Wonogiri April III - Mei II 100-150 N 13 Kab. Karanganyar Mei I - Mei II 100-150 N 14 Kab. Sragen Mei I - Mei III 100-150 N 15 Kab. Grobogan April III - Mei III 100-150 N 16 Kab. Blora April III - Mei I 100-150 N 17 Kab. Rembang April II - Mei I <100-150 N - AN 18 Kab. Pati April II - Mei II 100-150 N - AN 19 Kab. Kudus April III - Mei II 100-150 BN - N 20 Kab. Jepara April II - Mei II 100-150 N 21 Kab. Demak April III - Mei III <100-150 N 22 Kab. Semarang Mei III - Juni II <100-150 BN - AN 23 Kab. Temanggung Juni I - Juni II 100-150 BN 24 Kab. Kendal Mei III - Juni II <100-150 BN 25 Kab. Batang Mei I - Juni I <100-150 BN 26 Kab. Pekalongan Mei I - Juli I <100-150 BN 27 Kab. Pemalang Mei I - Juli I <100-150 BN - N 28 Kab. Tegal Mei I - Juni II <100-150 BN 29 Kab. Brebes Mei III - Juni II <100-150 BN 30 Kota Magelang Juni II 100-150 BN 31 Kota Surakarta Mei II 100-150 N 32 Kota Salatiga Juni II 100-150 BN - AN 33 Kota Semarang Mei III - Juni I <100-150 BN 34 Kota Pekalongan Mei I <100 BN 35 Kota Tegal Mei I <100 BN 14 DI Yogyakarta 1 Kab. Kulon Progo April III - Mei II 100-150 BN - AN 2 Kab. Bantul April III - Mei I 100-150 AN 3 Kab. Gunung Kidul Mei I 100-150 N - AN 4 Kab. Sleman Mei I - Mei II 100-150 BN - N 5 Kota Yogyakarta April III - Mei I 100-150 N - AN 15 Jawa Timur 1 Kab. Pacitan Mei I - Mei II 100-150 BN - AN 2 Kab. Ponorogo Mei I - Mei II 100-150 BN - N 3 Kab. Trenggalek Mei I - Mei II 100-150 BN - N 4 Kab. Tulungagung Mei I - Mei II 100-150 N - AN 5 Kab. Blitar Mei I - Mei II 100-150 BN - AN 6 Kab. Kediri April III - Mei II <100-150 N - AN 7 Kab. Malang Mei I - Juni III <100-150 BN - N 8 Kab. Lumajang April III - Juni III <100-150 N 9 Kab. Jember April III - Juni I 100-150 N - AN 10 Kab. Banyuwangi April I - Juli II 100-150 BN - AN 102

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 11 Kab. Bondowoso April I - Mei II <100-150 N - AN 12 Kab. Situbondo April I - Mei I <100 AN 13 Kab. Probolinggo April I - Mei II <100 BN - AN 14 Kab. Pasuruan April II - Mei II <100 BN - AN 15 Kab. Sidoarjo April III - Mei I <100 BN - N 16 Kab. Mojokerto April III - Mei II <100 N 17 Kab. Jombang April III - Mei II <100 N 18 Kab. Nganjuk Mei I - Mei II 100-150 AN 19 Kab. Madiun Mei I - Mei II 100-150 N 20 Kab. Magetan Mei I - Mei II 100-150 N 21 Kab. Ngawi Mei I - Mei II 100-150 N 22 Kab. Bojonegoro April III - Mei I <100-150 N 23 Kab. Tuban April III - Mei I <100 N 24 Kab. Lamongan April III - Mei I <100 N 25 Kab. Gresik April III - Mei I <100 N 26 Kab. Bangkalan April III <100 BN - N 27 Kab. Sampang April II - April III <100 AN 28 Kab. Pamekasan April II - April III <100 N - AN 29 Kab. Sumenep April III <100-150 N - AN 30 Kota Kediri Mei I 100-150 AN 31 Kota Blitar Mei I 100-150 AN 32 Kota Malang Mei II 100-150 N 33 Kota Probolinggo April II <100 AN 34 Kota Pasuruan April III <100 AN 35 Kota Mojokerto April III <100 N 36 Kota Madiun Mei I 100-150 N 37 Kota Surabaya April III - Mei I <100 BN 38 Kota. Batu Mei I <100 N 16 Banten 1 Kab. Pandeglang Juni II 100-150 BN 2 Kab. Lebak Juni II - Juni III 100-150 BN 3 Kab. Tanggerang Maret III - Juni I 100-150 BN - AN 4 Kab. Serang Maret III - Juni II 100-150 BN - AN 5 Kota Tanggerang Maret III - Juni I 100-150 AN 6 Kota Cilegon Mei II - Juni II 100-150 AN 7 Kota Serang Maret III - Juni II 100-150 N - AN 8 Kota Tangerang Selatan Maret III - Juni I 100-150 BN 17 Bali 1 Kab. Jembrana Mei I - Mei II 100-150 N 2 Kab. Tabanan April II - Juni I <100-150 BN - N 3 Kab. Badung April II - Juni I <100-150 BN - N 4 Kab. Gianyar Maret III - Juni I <100-150 BN - AN 5 Kab. Klungkung Maret III - Mei III <100 AN 6 Kab. Bangli Mei I - Juni I 100-150 BN - AN 7 Kab. Karang Asem <100 BN - AN 8 Kab. Buleleng April II - Juni I 100-150 BN - N 9 Kota Denpasar April II <100 N 18 Nusa Tenggara Barat 1 Kab. Lombok Barat April I - Mei I <100 N 2 Kab. Lombok Tengah April I - Mei I <100 BN - AN 3 Kab. Lombok Timur April I - April II <100 BN - AN 4 Kab. Sumbawa April I - April III <100 N - AN 5 Kab. Dompu Maret III - April II <100 AN 6 Kab. Bima Maret III - April II <100 AN 7 Kab. Sumbawa Barat April I - April III <100 N 8 Kab. Lombok Utara April I - April II <100 N 9 Kota Mataram April II <100 N 10 Kota Bima Maret III <100 AN 103

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 19 Nusa Tenggara Timur 1 Kab. Sumba Barat Mei II <100 BN 2 Kab. Sumba Timur Maret I - Mei II <100 N - AN 3 Kab. Kupang April I - April II <100 BN - N 4 Kab. TTS April II <100 N 5 Kab. TTU Mei II <100 BN - N 6 Kab. Belu April II - Mei II <100 N 7 Kab. Alor Maret II <100 AN 8 Kab. Lembata Maret I <100 AN 9 Kab. Flotim Maret III - Mei II <100 AN 10 Kab. Sikka Maret III - Mei II <100 N - AN 11 Kab. Ende April II <100 N 12 Kab. Ngada April II - Mei I <100 BN - AN 13 Kab. Manggarai April II - Mei I <100 BN 14 Kab. Rote Ndao April I <100 N 15 Kab. Manggarai Barat Mei II <100 BN 16 Kab. Sumba Tengah Maret I - Mei II <100 BN - N 17 Kab. Sumba Barat Daya Mei II <100 BN 18 Kab. Nagekeo April II - Mei II <100 N - AN 19 Kab. Manggarai timur April II - Mei I <100 BN - AN 20 Kab. Sabu Raijua April I <100 AN 21 Kab. Malaka April II - Mei II <100 N 22 Kota Kupang April I <100 N 20 Kalimantan Barat 1 Kab. Sambas Non ZOM 150-200 N 2 Kab. Bengkayang Non ZOM 150-300 BN - N 3 Kab. Landak Non ZOM 200-300 N 4 Kab. Pontianak Non ZOM 150-200 BN 5 Kab. Sanggau Non ZOM 150-200 BN 6 Kab. Ketapang Non ZOM 150-200 BN - N 7 Kab. Sintang Non ZOM 150-200 BN 8 Kab. Kapuas Hulu Non ZOM 150-300 BN 9 Kab. Sekadau Non ZOM 150-200 BN 10 Kab. Melawai Non ZOM 150-200 BN 11 Kab. Kayong Utara Non ZOM 150-200 N 12 Kab. Kubu Raya Non ZOM 150-200 BN - N 13 Kota Pontianak Non ZOM 150-200 BN 14 Kota Singkawang Non ZOM 150-200 BN - N 21 Kalimantan Tengah 1 Kab. Kota Waringin Barat Juni III 150-200 BN - N 2 Kab. Kota Waringin Timur Juni III 150-200 BN - N 3 Kab. Kapuas Juni III 150-200 N - AN 4 Kab. Barito Selatan Juni I - Juli II 150-200 N 5 Kab. Barito Utara Juni I - Juli II 150-300 N - AN 6 Kab. Sukamara Juni III-Juli I 150-200 BN - N 7 Kab. Lamandau Non ZOM 150-200 N 8 Kab. Seruyan Juni III - Juli I 150-200 BN - N 9 Kab. Katingan Juli I 150-200 N 10 Kab. Pulang Pisau Juli I 150-200 N 11 Kab. Gunung Mas Non ZOM 150-300 N 12 Kab. Barito Timur Juni III 150-200 N 13 Kab. Murung raya Non ZOM 200-300 N 14 Kota Palangkaraya Juli I 150-200 N 22 Kalimantan Selatan 1 Kab. Tanah Laut Juni III 150-200 BN - N 2 Kab. Kota Baru Juni I 150-200 N - AN 3 Kab. Banjar Non ZOM 150-200 BN - N 4 Kab. Barito Kuala Juni II 150-200 N 5 Kab. Tapin Juni II 150-200 N 6 Kab. Hulu Sungai Selatan Juni III 150-200 N 7 Kab. Hulu Sungai Tengah Juni I - Juni III 150-200 N - AN 8 Kab. Hulu Sungai Utara Juni I - Juni III 150-200 AN 9 Kab. Tabalong Juni I 150-200 N - AN 10 Kab. Tanah Bumbu Juni III - Juli I 150-200 BN - N 11 Kab. Balangan Juni I 150-200 N - AN 12 Kota. Banjarmasin Non ZOM 150-200 N 13 Kota. Banjar Baru Juni III 150-200 BN 104

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 23 Kalimantan Timur 1 Kab. Paser Juni I - Juli II 150-200 N 2 Kab. Kutai Barat Juni I - Juli III 150-200 AN 3 Kab. Kutai Kartanegara Juni III - Juli I 150-300 AN 4 Kab. Kutai Timur Juni III - Juli II 200-300 N - AN 5 Kab. Berau Juli I 200-300 AN 6 Kab. Penajam Paser Utara Non ZOM 150-200 N 7 Kab. Mahakam ulu Non ZOM 150-300 N - AN 8 Kota Balikpapan Juli II 150-200 N 9 Kota Samarinda Juli I 200-300 AN 10 Kota Bontang Non ZOM 200-300 N 24 Kalimantan Utara 1 Kab. Malinau Juli I 200-300 AN 2 Kab. Bulungan Juli I 200-300 BN - AN 3 Kab. Nunukan Non ZOM 200-300 BN - AN 4 Kab. Tana Tidung Non ZOM 200-300 BN 5 Kota Tarakan Non ZOM 200-300 BN 25 Sulawesi Utara 1 Kab. Bolaang Mongondow Juni III 200-300 AN 2 Kab. Minahasa Juli I - Juli III 200-300 AN 3 Kab. Kep. Sangihe Non ZOM 200-300 AN 4 Kab. Kep. Talaud Non ZOM 200-300 AN 5 Kab. Minahasa Selatan Juli III 200-300 AN 6 Kab. Minahasa Utara Juli I - Juli III 200-300 N - AN 7 Kab. Minahasa Tenggara Juli I - Juli III 200-300 AN 8 Kab. Balmong Utara Juni III - Okt I 200-300 AN 9 Kab. Kep. Siau Tagulandang Non ZOM 200-300 AN 10 Kab. Balmong Timur Juni III - Juli III 200-300 AN 11 Kab. Balmong Selatan Juli III - Okt I 200-300 N - AN 12 Kota Manado Juli II 200-300 AN 13 Kota Bitung Juli I 200-300 AN 14 Kota Tomohon Juli II - Juli III 200-300 AN 15 Kota Kotamobagu Juni III 200-300 AN 26 Sulawesi Tengah 1 Kab. Bangkep Non ZOM 200-300 AN 2 Kab. Banggai Non ZOM 200-300 AN 3 Kab. Morowali Non ZOM 200-300 BN 4 Kab. Poso Juli III 150-300 N - AN 5 Kab. Donggala Mei II 200-300 AN 6 Kab. Toli-toli Non ZOM 200-300 AN 7 Kab. Buol Agt I 200-300 AN 8 Kab. Parigi Moutong Non ZOM 150-300 N - AN 9 Kab. Tojo Una-Una Non ZOM 150-300 N - AN 10 Kab. Morowali Utara Non ZOM 200-300 BN - AN 11 Kab. Banggai Laut Non ZOM 200-300 AN 12 Kab. Sigi Juli II 200-300 AN 13 Kota Palu Non ZOM 200-300 AN 105

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 27 Sulawesi Selatan 1 Kab. Kep. Selayar Mei III 100-150 N 2 Kab. Bulukumba Juli III 150-200 BN 3 Kab. Bantaeng Juli III 150-200 BN - N 4 Kab. Jeneponto Mei I - Juni I 100-150 AN 5 Kab. Takalar Mar I - Juni I 100-150 N - AN 6 Kab. Gowa Mar I - Juli III 100-150 BN - AN 7 Kab. Sinjai Juli III - Agt II 150-200 BN 8 Kab. Maros Mei I - Mei III 100-150 BN 9 Kab. Pangkep Mei I - Mei III 100-150 BN - N 10 Kab. Barru Mei I - Juni I 100-150 BN 11 Kab. Bone Mei III - Agt II 100-150 BN 12 Kab. Soppeng Mei III - Juli III 100-150 BN 13 Kab. Wajo Juli III 100-150 BN 14 Kab. Sidrap Juli II - Juli III 100-150 BN 15 Kab. Pinrang Mei II - Juli II 100-150 BN 16 Kab. Enrekang Mei II - Juli III 150-200 BN - N 17 Kab. Luwu Juli III 150-200 BN - N 18 Kab. Tana Toraja Juni III - Juli II 150-200 N 19 Kab. Luwu Utara Mei II 150-300 BN 20 Kab. Luwu Timur Non ZOM 200-300 BN 21 Kab. Toraja Utara Non ZOM 200-300 BN 22 Kota Makassar Mei I 100-150 N 23 Kota Pare-pare Juni I 100-150 BN 24 Kota Palopo Non ZOM 150-200 BN 28 Sulawesi Tenggara 1 Kab. Buton Juni III 150-200 BN 2 Kab. Muna Agt I 150-200 BN 3 Kab. Konawe Non ZOM 200-300 AN 4 Kab. Kolaka Juni III 150-200 BN 5 Kab. Konawe Selatan Agt I 200-300 AN 6 Kab. Bombana Agt I 150-300 BN - AN 7 Kab. Wakatobi Non ZOM 150-200 BN 8 Kab. Kolaka Utara Non ZOM 200-300 BN 9 Kab. Buton Utara Non ZOM 150-200 BN 10 Kab. Konawe Utara Non ZOM 200-300 BN - AN 11 Kab. Konawe Kepulauan Non ZOM 200-300 AN 12 Kab. Kolaka Timur Non ZOM 200-300 BN - AN 13 Kota Kendari Juli II 200-300 AN 14 Kota Baubau Non ZOM 150-200 BN 15 Kab. Muna Barat Non ZOM 150-200 BN 29 Gorontalo 1 Kab. Boalemo Non ZOM 200-300 AN 2 Kab. Gorontalo Non ZOM 200-300 AN 3 Kab. Pohuwato Non ZOM 200-300 AN 4 Kab. Bone Bolango Non ZOM 200-300 AN 5 Kab. Gorontalo Utara Juli I 200-300 AN 6 Kota. Gorontalo Non ZOM 200-300 AN 106

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 30 Sulawesi Barat 1 Kab. Majene Mei I - Juli III 150-300 N - AN 2 Kab. Polewali Mandar Mei I - Juli III 150-200 N - AN 3 Kab. Mamasa Juli III 150-200 N 4 Kab. Mamuju Mei I - Juli III 200-300 N 5 Kab. Mamuju Tengah Non ZOM 200-300 N - AN 6 Kab. Mamuju Utara Non ZOM 200-300 N 31 Maluku 1 Kab. Maluku Tenggara Barat Juni III 100-150 N 2 Kab. Maluku Tenggara Juni III 150-200 N 3 Kab. Maluku Tengah Non ZOM 200-300 AN 4 Kab. Buru Apr III 200-300 AN 5 Kab. Kep. Aru Juni II 150-200 N 6 Kab. Seram Bag Barat Juli III 200-300 AN 7 Kab. Maluku Barat Daya Juni III 100-150 N 8 Kab. Buru Selatan Sept I 200-300 AN 9 Kab. Seram Bag Timur Juli III 150-300 N - AN 10 Kota Ambon Juli III 200-300 AN 11 Kota Tual Juni III 150-200 N 32 Maluku Utara 1 Kab. Halmahera Barat Juni III 200-300 AN 2 Kab. Halmahera Tengah Juni III 200-300 AN 3 Kab. Kepulauan Sula Agust I 200-300 BN 4 Kab. Halmahera Selatan Non ZOM 200-300 BN 5 Kab. Halmahera Utara Juni III 200-300 AN 6 Kab. Halmahera Timur Juni III 200-300 AN 7 Kab. Pulau Marotai Juni III 200-300 AN 8 Kab. Pulau Taliabu Juni III 200-300 AN 9 Kota Ternate Juni III 200-300 AN 10 Kota Tidore Kepulauan Non ZOM 200-300 AN 107

Prediksi No Provinsi Curah Sifat Awal MK Hujan (mm) Hujan 33 Papua Barat 1 Kab. Fak-fak Non ZOM 200-300 BN 2 Kab Kaimana Non ZOM 200-300 AN 3 Kab. Teluk Wondama Non ZOM 200-300 AN 4 Kab. Teluk Bintuni Non ZOM 200-300 N - AN 5 Kab. Manokwari Mei III 200-300 AN 6 Kab. Manokwari Selatan Mei III 200-300 AN 7 Kab. Sorong Selatan Non ZOM 200-300 N - AN 8 Kab. Sorong Non ZOM 200-300 N 9 Kab. Raja Ampat Non ZOM 200-300 N 10 Kab. Tambrauw Mei III 200-300 AN 11 Kab. Maybrat Non ZOM 200-300 N 12 Kab. Pegunungan Arfak Mei III-Juni III 200-300 AN 13 Kota Sorong Non ZOM 200-300 N 34 Papua 1 Kab. Merauke Mei I 100-150 N 2 Kab. Jayawijaya Mei I - Juni II 200-300 AN 3 Kab Jayapura Juni II 200-300 AN 4 Kab. Nabire Non ZOM 200-300 BN 5 Kab. Yapen Waropen/Kep Yapen Juni II >=300 AN 6 Kab. Biak Numfor Non ZOM >=300 AN 7 Kab. Paniai Mei I 200-300 BN 8 Kab. Puncak Jaya Mei I 200-300 BN - AN 9 Kab. Mimika Non ZOM >=300 N 10 Kab. Boven Digoel Non ZOM 200-300 BN 11 Kab. Mappi Non ZOM 200-300 N 12 Kab. Asmat Non ZOM 200->=300 N 13 Kab. Yahukimo Mei I 200-300 N - AN 14 Kab. Pegunungan Bintang Non ZOM 200-300 AN 15 Kab. Tolikara Mei I - Juni II 200-300 AN 16 Kab. Sarmi Juni II 200-300 AN 17 Kab. Keerom Juni III 200-300 AN 18 Kab. Waropen Non ZOM 200-300 BN - AN 19 Kab. Supiori Non ZOM >=300 AN 20 Kab. Mamberamo Raya Non ZOM 200-300 AN 21 Kab. Mamberamo Tengah Non ZOM 200-300 AN 22 Kab. Yalimo Non ZOM 200-300 AN 23 Kab. Lanny Jaya Non ZOM 200-300 AN 24 Kab. Ndunga Non ZOM 200-300 AN 25 Kab. Puncak Non ZOM 200-300 BN - AN 26 Kab. Dogiyai Non ZOM 200-300 BN 27 Kab. Intan Jaya Non ZOM 200-300 BN - AN 28 Kab. Deiyai Non ZOM >=300 N 29 Kota Jayapura Juni III 200-300 AN Ket : Non Zom : Daerah yang sulit ditentukan perbedaan awal musim B : Bawah Normal N : Normal A : Atas Normal c 108

49 109