EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA DI BALIKPAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK SECARA AKTIF TERHADAP TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BITUNG

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK (Studi pada KPP Pratama Malang Selatan Tahun )

Agustinus Paseleng, A.T. Poputra, S.J. Tangkuman, Efektivitas Penagihan Pajak

Oleh: Devika Korua 1 Harijanto Subijono Robert Lambey. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi 1

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA UNTUK PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KPP PRATAMA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN MELALUI SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BARABAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hal tersebut

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PIUTANG PAJAK. Diah Febriana Ikhsan Budi Riharjo

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

EFEKTIFITAS SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KEPANJEN MALANG SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SLEMAN

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara)

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

Helsy Amelia Saputri Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Telkom ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak Negara, agar mematuhi

ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF TAX FORECLOSURE MEASURES AT THE TAX OFFICE OF PRATAMA MANADO

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Jurnal EMBA 1 Vol.2 No.1 Maret 2014, Hal. 1-10

Afni Oktavia. Universitas Bina Nusantara Jalan Madrasah 1No.9,Sukabumi Utara kebon Jeruk-Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah pembayaran yang bersifat paksaan kepada negara yang

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

Derlina S. Tunas, Efektivitas Penagihan Tunggakan Pajak.

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut beberapa ahli dalam Sari (2013:33) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG. RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU

EFEKTIVITAS PENAGIHAN TUNGGAKAN PAJAK AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KOTAMOBAGU

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

ANALISIS EFEKTIVITAS PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA RUNGKUT

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA DI BALIKPAPAN Putri Kurniasari, Suharyono, Agus Iwan Kesuma Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia ABSTRACT The purpose of this research is to know the effectiveness of the tax collection by the warning letter and distress warrant in KPP Pratama Balikpapan in order to increase tax revenue. And to know the contribution of the tax collection by the warning letter and distress warrant to the disbursement of tax arrears at KPP Pratama Balikpapan. The methode used in this research are descriptive analysis, effectiveness ratio and the ratio of contributions to the data collection techniques such as observation, interviews, and documentation. This research found that the collection tax by the warning letter and distress warrant in KPP Pratama Balikpapan could be classified as enough effective. And to the contribution to the disbursement of tax arrears is still lacking. so much needed improvement in the tax collection Keywords: Effectiveness, Tax billing, Warning letter, Distress warrant, and Tax Revenue. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas ipenagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa di KPP Pratama Balikpapan dalam rangka peningkatan penerimaan pajak. Dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama di Balikpapan. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, rasio efektivitas, dan rasio kontribusi dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Balikpapan terbukti cukup efektif. Sedangkan, untuk kontribusi terhadap pencairan pajak masih sangat kurang sehingga masih banyak diperlukan perbaikan dalam hal penagihan pajak tersebut. Kata Kunci: Efektivitas, Penagihan Pajak, Surat Teguran, Surat Paksa, dan Penerimaan Pajak PENDAHULUAN Penerimaan negara disektor pajak dari waktu ke waktu menunjukkan peranan yang semakin dominan dalam upaya mendukung pembayaran pembangunan nasional yang berkesinambungan demi tercapainya kesejahteraan sosial dan pendistribusian pendapatan yang merata diseluruh lapisan masyarakat. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip dalam buku 21

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN; Putri Kurniasari perpajakan karangan Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Sejak pajak mempunyai peranan penting dalam pendapatan negara, kontribusi penerimaan pajak terhadap pendapatan negara memang dapat dikatakan cukup signifikan. Rasio pajak (tax ratio) dari tahun ke tahun (2012 2015) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan memberi andil besar dalam penerimaan negara. Dan ini berarti bahwa pajak memang sudah menjadi sumber pendapatan negara yang utama dibandingkan penerimaan sektor pajak lainnya. Dalam praktiknya, self assesment system yang tidak didukung penuh dengan kesadaran pajak (tax compliance) Wajib Pajak, memang menimbulkan adanya kecenderungan untuk sengaja menghindari pajak baik secara legal maupun ilegal, selain itu menimbulkan ketidaktahuan Wajib Pajak tentang kewajiban perpajakannya atau bahkan menimbulkan kelalaian terhadap kewajiban dalam melaksanakan pembayaran pajak yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan timbulnya tunggakan pajak dengan jumlah yang besar kepada negara. Sedangkan penagihan pajak yang efektif merupakan posisi potensial untuk menambah penerimaan pajak negara. Menurut Mahmudi (2010:86) diaktakan suatu organisasi, program atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Jadi dalam hal ini, menurut Suandy (2008:173) penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita. Kegiatan penagihan adalah proses yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan negara, yaitu peningkatan penerimaan pajak. Oleh karena itu, untuk mengupayakan pencairan tunggakan pajak tersebut masih diperlukan tindakan penagihan yang lebih tegas dan keras serta berkekuatan hukum eksekutorial dengan melakukan penagihan aktif. Penagihan aktif tersebut dimulai dengan mengeluarkannya surat teguran dan surat paksa sebagai tindakan penagihan bagi penerima pajak dan surat perintah untuk melakukan penyitaan secara paksa sebagai rangkaian langkah yang harus diambil selanjutnya jika surat teguran dan surat paksa tidak juga dipenuhi oleh penunggak pajak. Hal tersebut sesuai dengan Undang undang nomor 19 tahun 1997 tentang pangihan pajak dengan surat paksa sebagaimana telah diubah dengan undang undang nomor 19 tahun 2000. Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Hal ini dimaksudkan sebagai wujud pengenaan sanksi secara tegas kepada penanggung pajak dari tahun ke tahun selalu meningkat baik jumlah niminal tunggakan maupun jumlah Wajib Pajak. Berdasarkan undang undang 22

nomor 19 tahun 2000 penerbitan surat teguran dan surat paksa telah ditetapkan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diberbagai daerah di Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Pajak Pengertian pajak menurut pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama. Menurut undang undang nomor 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas undang undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) : pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badanyang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip dalam buku perpajakan karangan Mardiasmo (2011:1) : pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Adriani, dalam buku Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) karangan Santoso Brotodihardjo : pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Sari (2013:3) : pajak adalah pungutan berdasarkan kekuasaan hukum untuk menutupi pengeluaran pemerintah tanpa ada imbalan langsung. Menurut Purwono (2010:4) : pajak adalah sebagai suatu beban tambahan yang cukup signifikan dengan belitan kesulitan ekonomi yang semakin besar dari waktu ke waktu. Menurut Siahaan (2010 : 7) : pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. METODE PENELITIAN Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan skunder. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian seksi penagihan pajak KPP Pratama Balikpapan yang berupa data penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa dan data pendukung lainnya. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode studi kepustakaan dan studi lapangan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif rasio. Analisis rasio yang digunakan adalah rasio efektivitas dan rasio kontribusi. a. Rasio efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa 23

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN; Putri Kurniasari Menurut Halim, seperti dikutip oleh Velayati (2013), untuk mengukur efektivitas yang terkait dengan perpajakan, maka digunakan rasio efektivitas yaitu perbandingan antara realisasi pajak dengan target pajak. Efektivitas = Realisasi Pembayaran Surat Teguran x 100% Target Pembayaran Surat Teguran Efektivitas = Realisasi Pembayaran Surat Paksa x 100% Target Pembayaran Surat Paksa Indikator untuk mengetahui tingkat efektivitas dari hasil perhitungan menggunakan formula efektivitas adalah klasifikasi pengukuran efektivitas. Klasifikasi Pengukuran Efektivitas Persentase Kriteria >100% Sangat efektif 90-100% Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif <60% Tidak Efektif Sumber : Depdagri, Kepmendagri No 690.900.327 tahun 1996 (Diana Sari:2011) b. Rasio kontribusi penerimaan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak Menurut Halim, seperti dikutip Velayati (2013), untuk mengukur seberapa besar kontribusi penerimaan pajak yang berasal dari penerimaan tunggakan pajak yang dilaksanakan oleh KPP, maka digunakan analisis rasio penerimaan tunggakan pajak. Dengan menggunakan rasio ini, dapat diketahui apakah penerimaan tunggakan pajak cukup signifikan terhadap penerimaan pajak di KPP. Formula untuk rasio penerimaan tunggakan pajak (RPTP) di Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagai berikut : RPTP = Pencairan Tunggakan Pajak di KPP x 100% Penerimaan Pajak di KPP Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak. Semakin besar nilai dari RPTP, maka semakin besar pula kontribusi penerimaan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak. Untuk menginterprestasikan rasio pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak digunakan kriteria sebagai berikut : Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria 0,00-10% Sangat kurang 24

10-20% Kurang 20-30% Sedang 30-40% Cukup baik 40-50% Baik >50% Sangat baik Sumber : Depdagri, Kepmendagri No 690.900.327 tahun 1996 ( Diana Sari:2011) PEMBAHASAN Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Dalam hal efektivitas penerbitan surat teguran, maka rumusnya adalah perbandingan antara jumlah pencairan tunggakan pajak melalui penagihan pajak dengan surat teguran dengan potensi pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran dengan asumsi bahwa potensi pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran adalah semua tunggakan pajak yang diterbitkan surat teguran diharapkan dapat ditagih. Efektivitas penyampaian surat teguran dihitung dengan rumus sebagai berikut : Efektivitas = Realisasi Pembayaran Surat Teguran x 100% Target Pembayaran Surat Teguran Berikut adalah tabel yang menunjukkan penerbitan surat teguran, pembayaran surat teguran, dan tingkat efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran. Pembayaran Surat Teguran di KPP Pratama Balikpapan Tahun 2012 2015 Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Balikpapan Target Realisasi Tingkat Tahun Pembayaran ST Pembayaran ST Efektivitas 2012 28.423.978.000 24.073.276.000 85% 2013 12.223.287.800 10.900.248.000 89% 2014 16.617.404.900 14.594.583.300 88% 2015 11.769.304.000 10.100.417.000 86% Cara perhitungannya adalah : Efektivitas = 24.073.276.000 x 100% = 85% 28.423.978.000 25

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN; Putri Kurniasari Tahun 2013 Efektivitas = 10.900.248.000 x 100% = 89% 12.223.287.800 Tahun 2014 Efektivitas = 14.594.583.300 x 100% = 88% 16.617.404.900 Tahun 2015 Efektivitas = 10.100.417.000 x 100% = 86% 11.769.304.000 Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Dalam hal efektivitas penerbitan surat paksa, maka rumusnya adalah perbandingan antara jumlah pencairan tunggakan pajak melalui penagihan pajak dengan surat paksa dengan potensi pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa dengan asumsi bahwa potensi pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa adalah semua tunggakan pajak yang diterbitkan surat paksa diharapkan dapat ditagih. Efektivitas penyampaian surat paksa dihitung dengan rumus sebagai berikut : Efektivitas = Realisasi Pembayaran Surat Paksa x 100% Target Pembayaran Surat Paksa Berikut adalah tabel yang menunjukkan penerbitan surat paksa, pembayaran surat paksa, dan tingkat efektivitas penagihan pajak dengan surat paksa. Tahun Pembayaran Surat Paksa di KPP Pratama Balikpapan Tahun 2012 2015 Target Pembayaran SP Realisasi Pembayaran SP Tingkat Efektivitas 2012 13.500.818.000 11.500.300.000 85% 2013 16.680.048.100 14.047.000.300 84% 2014 15.785.979.100 14.200.000.000 90% 2015 8.164.065.000 7.077.000.100 87% Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Balikpapan Cara Perhitungannya adalah : Efektivitas = 11.500.300.000 x 100% = 85% 26

13.500.818.000 Tahun 2013 Efektivitas = 14.047.000.300 x 100% = 84% 16.680.048.100 Tahun 2014 Efektivitas = 14.200.000.000 x 100% = 90% 15.785.979.100 Tahun 2015 Efektivitas = 7.077.000.100 x 100% = 87% 8.164.065.000 Kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Teguran terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Balikpapan Untuk mengukur seberapa besar kontribusi penerimaan pajak yang berasal dari pencairan tunggakan pajak yang dilaksanakan oleh KPP, maka digunakan analisis rasio pencairan tunggakan pajak. Dengan menggunakan rasio ini, dapat diketahui apakah pencairan tunggakan pajak cukup signifikan terhadap penerimaan pajak di KPP. Formula untuk Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP) di Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagai berikut : RPTP = Pencairan Tunggakan Pajak di KPP x 100% Penerimaan Pajak di KPP Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak Surat Teguran terhadap Penerimaan Pajak KPP Pratama Balikpapan tahun 2012 2015 Pencairan Penerimaan Tahun Kontribusi Tunggakan Pajak 2012 28.423.978.000 1.138.185.629.412 2,5% 2013 12.223.287.800 1.436.938.845.810 0,9% 2014 16.617.404.900 1.347.263.000.000 1,2% 2015 11.769.304.000 1.489.255.500.000 0,8% Sumber : Seksi Penagihan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Balikpapan Cara Perhitungannya : Tahun 2012 RPTP = 1.138.185.629.412 x 100% = 2,5% 28.423.978.000 Tahun 2013 RPTP = 1.436.938.845.810 x 100% = 0,9% 27

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN; Putri Kurniasari 12.223.287.800 Tahun 2014 RPTP = 1.347.263.000.000 x 100% = 1,2% 16.617.404.900 Tahun 2015 RPTP = 1.489.255.500.000 x 100% = 0,8% 11.769.304.000 Kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Balikpapan Untuk mengukur seberapa besar kontribusi penerimaan pajak yang berasal dari pencairan tunggakan pajak yang dilaksanakan oleh KPP, maka digunakan analisis rasio pencairan tunggakan pajak. Dengan menggunakan rasio ini, dapat diketahui apakah pencairan tunggakan pajak cukup signifikan terhadap penerimaan pajak di KPP. Formula untuk Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP) di Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagai berikut : RPTP = Pencairan Tunggakan Pajak di KPP x 100% Penerimaan Pajak di KPP Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak KPP Pratama Balikpapan tahun 2012 2015 Pencairan Penerimaan Tahun Kontribusi 2012 Tunggakan 13.500.818.000 Pajak 1.138.185.629.412 1,2% 2013 16.680.048.100 1.436.938.845.810 1,2% 2014 15.785.979.100 1.347.263.000.000 1,2% 2015 8.164.065.000 1.489.255.500.000 0,5% Sumber : Seksi Penagihan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Balikpapan Cara Perhitungannya : Tahun 2012 RPTP = 1.138.185.629.412 x 100% = 1,2% 13.500.818.000 Tahun 2013 RPTP = 1.436.938.845.810 x 100% = 1,2% 16.680.048.100 28

Tahun 2014 RPTP = 1.347.263.000.000 x 100% = 1,2% 15.785.979.100 Tahun 2015 RPTP = 1.489.255.500.000 x 100% = 0,5% 8.164.065.000 KESIMPULAN 1. Penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balikpapan dari tahun 2012 2015 baik dari penerbitan surat teguran ataupun surat paksa tergolong kriteria yang cukup efektif baik dilihat dari jumlah lembaran maupun nominal yang tertera dalam surat teguran, dan ini berarti bahwa Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di Balikpapan sudah mulai patuh dan taat dalam membayar kewajiban pajaknya dan ini dapat di lihat dari tingkat efektivitas tahun 2012 2015 berada dalam kriteria cukup efektif yaitu diatas 80%. 2. Kontribusi penagihan pajak surat teguran dan surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balikpapan di tahun 2012 2015 tergolong dalam kriteria kontribusi yang sangat kurang terhadap penerimaan tunggakan pajak karena pada tahun 2012 2015 kontribusi penerimaan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa belum berada diposisi diatas 10%. Hal ini disebabkan karena kelalaian Wajib Pajak dalam melunasi utang pajak, surat teguran yang dikirim Kantor Pajak tidak sampai kepada Wajib Pajak, dan Wajib Pajak sedang mengalami kesulitan ekonomi. SARAN Balikpapan di tahun tahun berikutnya, antara lain : 1. KPP Pratama Balikpapan sebaiknya terlebih dahulu melakukan penelitian lapangan yaitu pada saat Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, dengan cara datang ke alamat Wajib Pajak yang mendaftar untuk mendapatkan NPWP, dan memastikan Wajib Pajak tersebut benar benar tinggal ditempat tersebut yaitu pada saat Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. 2. KPP Pratama Balikpapan juga harus melakukan sosialisasi undang undang pajak kepada pihak ketiga yang akan diajak bekerja sama. 3. Untuk mengimbangi perkembangan tunggakan pajak yang terus meningkat, KPP Pratama Balikpapan memerlukan peningkatan sumber daya manusia pada seksi penagihan, khususnya jurusita pajak baik secara kuantitas maupun kualitas serta penetapan target pencairan piutang yang sepadan dengan saldo tunggakan. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah subyek penelitiannya yaitu tidak KPP saja yang diteliti, hal ini bertujuan untuk dapat membandingkan tingkat efektivitas pencairan tunggakan pajak dari masing masing KPP agar KPP dengan tingkat 29

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN; Putri Kurniasari efektivitas yang rendah dapat ditindak lanjuti oleh pihak Kanwil sehingga KPP tersebut mengoptimalkan kegiatan pencairan tunggakan pajak dan mencapai target yang telah ditetapkan. 5. Untuk lebih meningkatkan target dan realisasi penagihan pajak dengan surat paksa, dan mengupayakan para petugas bagian penagihan untuk lebih bekerja keras lagi agar tagihan pajak semakin meningkat, dengan begitu penerimaan pajak akan semakin meningkat dan pendapatan negara akan bertambah. 6. Untuk lebih meningkatkan sosialisasi terhadap Wajib Pajak tentang perpajakan dan kedisiplinan dalam membayar pajak agar kesadaran masyarakat dalam membayar pajak lebih meningkat.dan perlu adanya strategi strategi yang jitu dari manajemen KPP Pratama Balikpapan untuk lebih masuk dalam masyarakat dalam rangka sosialisasi kesadaran membayar pajak, misalnya kunjungan dan sosialisasi rutin ke sekolah sekolah, kelurahan dan tempat lainnya, tentunya meningkatkan laba setelah pajak (Earning After Tax). Perusahaan juga harus terus mempertahankan untuk menjalankan kewajiban perpajakannya secara tertib dan benar, karena jika perusahaan mencoba mengambil keuntungan perpajakan dengan cara yang tidak legal maka sanksi perpajakan akan diberikan dan tentunya akan sangat merugikan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Adriani. 2011. Penagihan Pajak : Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Bogor : Ghalia Indonesia. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rineka. Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Kurniawan, Anang Mury. 2011. Upaya Hukum Terkait dengan Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak. Jakarta : Graha Ilmu. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta Andi. Muljono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak. Yogyakarta : Andi. Purwono, Herry. 2010. Dasar dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta : Erlangga. Rahardjo, Adisasmita. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yogyakarta:Graha Ilmu. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1996 tentang Kriteria Penilaian dan Kinerja Keuangan. Jakarta. 30

Republik Indonesia. 2000. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000. Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. Santoso, R. Brotodihardjo. 2011. Penagihan Pajak : Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Bogor : Ghalia Indonesia. Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : Refika Aditama. Siahaan, Mario Pahala. 2010. Hukum Pajak Elementer Konsep Dasar Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soemitro, Rochmat. 2012. Perpajakan Teori dan Teknis Pemungutan. Bandung : Graha Ilmu. Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung : Alfabeta Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas. 2010. Ensiklopedia Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas. 2010. Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas. 2010. Perpajakan. Jakarta : Mitra Wacana Media. Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas. 2014. Perpajakan : Pembahasan Lengkap Berdasarkan Undang undangan dan Aturan Pelaksanaan Terbaru. Jakarta : Mitra Wacana Media. Tunas, Derlina Sutria. 2013. Efektivitas Penagihan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado ISSN 230 1174. Velayati, Mala Rizkika, dkk. 2013. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya Malang. Wahyu. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. Zuraida, Ida. 2011. Penagihan Pajak Pusat dan Daerah. Bogor : Ghalia Indonesia. 31