BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan pada pasal 6 menyatakan bahwa Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pernikahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

Disusun Oleh : EVA NADIA KUSUMA NINGRUM Telah disetujui unuk mengikuti Ujian Skripsi. Menyetujui, Pembimbing Utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

POLA HUBUNGAN DALAM KELUARGA (Suatu Kajian Manajemen Keluarga) Oleh : Dr. Ravik Karsidi, M.S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memasuki tahap dewasa atau perkembangan sosio-emosional pada masa

BAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (dalam Dariyo, 2003) masa dewasa awal ditandai dengan adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. dalam sebuah pernikahan. Seperti pendapat Saxton (dalam Larasati, 2012) bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

BAB II LANDASAN TEORI. (Herning, dalam Sumiarti 1956). Sedangkan menurut Duval & Miller (1980)

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun 1974 bab 1 pasal 1). Sedangkan menurut Duvall dan Miller (1985) pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi, membesarkan anak dan membangun pembagian peran di antara sesama pasangan. Menurut Mattessich dan Hill (dalam Puspirawati, 2013) keluarga merupakan suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan emosional yang sangat dekat yang memperlihatkan empat hal (yaitu interdepensi intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, serta melakukan tugas-tugas keluarga. Pada awalnya hanya ada relasi antara anak dan orang tua saja tetapi, karena adanya pernikahan maka akan terbentuk relasi pasangan suami-istri baru kemudian juga akan terbentuk relasi antara menantu dengan mertua (Lestari, 2012). Lebih lanjut, saat menantu dengan mertua tinggal bersama maka tidak hanya terjadi relasi 1

2 interpersonal saja akan tetapi lebih dari pada itu akan terjadi sebuah hubungan saling ketergantungan antar keduanya karena tinggal serumah. Sementara itu, relasi yang ideal ditandai dengan banyaknya manfaat yang didapatkan dari sebuah hubungan dengan kata lain terpenuhinya harapan-harapan yang seseorang inginkan dari sebuah hubungan dan juga ditandai dengan rendahnya tingkat biaya atau pengorbanan yang seseorang harus lakukan dalam sebuah hubungan (Kelley&Thibaut; 1959). Akan tetapi menurut Faturrochman (2001) banya k hal yang terjadi terkait dengan relasi antar keluarga terutama antara menantu dengan mertua yang tinggal serumah.perubahan keluarga dengan berbagai aspek dan konsekuensinya tidak mungkin dihindari. Perubahan yang diinginkan diharapkan bermuara pada kesejahteraan dan kebahagiaan, namun kenyataannya sering menjadi lain. Sayangnya, kenyataan itu sering diingkari sehingga masalah muncul tambah besar dari yang seharusnya. Sehingga, bisa saja menyebabkan tidak terpenuhinnya harapan yang diinginkan seseorang dalam sebuah hubungan tersebut. Konsekuensi yang harus dihadapi ketika seseorang menikah mencakup banyak hal. Konsekuensi tersebut dapat berupa perubahan peran, yang awalnya hanya sebagai anak berubah menjadi seorang suami atau istri. Selain itu akan bertemu dengan orang-orang baru yang menjadi bagian dalam keluarga misalnya mertua, ipar dan lain sebagainya (Faturrochman; 2001). Konsekuensi dari sebuah hubungan juga harus dihadapi di mana setiap Hubungan akan berupa hubungan timbal balik, saling berkaitan dan saling

3 berketergantungan juga akan terjadi antara menantu dengan mertua yang tinggal serumah. Relasi tersebut berupa pertama, hubungan interdependensi antara mertua dengan menantu karena faktor pihak mertua sendiri yang meminta pasangan untuk tinggal di rumahnya karena alasan ingin ditemani. Kedua, hubungan interdependensiantar menantu dengan mertua karena alasan finansial. Sehingga hal ini akan membentuk hubungan saling ketergantungan antara mertua dengan menantu maupun menantu dengan mertua. Hal ini selaras dengan pernyataan Pujiastuti dan Sipayung (dalam Fitroh, 2011) yang menyatakan bahwa individu yang menikah dan sudah menjadi pasangan suami istri bebas untuk menentukan di mana akan tinggal. Menariknya masih ada pasangan yang memilih untuk tinggal bersama orangtua. Ada beberapa alasan yang mendasari pasangan tetap tinggal bersama orangtua, salah satunya adalah suami belum mampu mengontrak atau membeli rumah sendiri, suami belum mampu secara finansial, ada juga dari pihak mertua sendiri yang meminta pasangan untuk tinggal di rumahnya karena alasan ingin ditemani dan dari pihak suami sendiri yang tidak ingin pergi meninggalkan rumah orang tuanya. Masalah finansial dan orangtua ingin ditemani karena alasan sering sakit menjadi salah satu pertimbangan tinggal bersama mertua, seperti yang diungkapkan YS: Ya karena suami saya kan anak sulung, beliau Cuma dua bersaudara dan adiknya pun sudah menikah dan sekarang dibawa suaminya ke bengkalis, lagi pula mertua saya sudah tua dan sering sakit-sakitan jadi tidak ada yang mengurus, karena itu kami memutuskan untuk tetap tinggal bersama mertua. Terlebih selain itu masalah keuangan yang tidak memungkinkan, karena gaji

4 suami saya ya pas-pas aja. Mertua saya malah yang sering ngasih uang jajan anak saya (W.YS.01. 15-23). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hikmah (2008) sumbe r permasalahan yang sering timbul terkait tinggal bersama mertua adalah adanya intervensi (campur tangan) mertua perempuan tentang masalah keluarga anaknya, perbedaan persepsi dalam masalah pengasuhan dan pendidikan anak, pengelolaan keuangan keluarga dan pengaturan urusan rumah tangga. Hal ini serupa seperti yang diungkapkan oleh Pujiastuti (dalam Fitroh, 2011) Banyak para menantu perempuan yang cenderung memiliki konflik dengan mertuanya, khususnya ibu dari suaminya. Alasannya karena ibu mertua biasanya terlalu mencampuri urusan rumah tangga anaknya, cerewet, atau juga terlalu sayang pada anaknya.bahkan bisa berujung pada keinginan untuk campur tangan dalam urusan menangani cucu. Masalah ibu mertua yang campur tangan dalam urusan menangani cucu menjadi salah satu faktor penyebab ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua seperti yang diungkapkan oleh YS (W.YS.01: 20) : Masalahnya yang paling sering itu ya kalau kakak lagi marahin anak kakak..ya karena menurut kakak apa yag dilakukan anak kakak itu salah,, tapi mertua kakak gak terima kalau kakak marahin cucunya..eh malah kakak yang dimarahnya. Masalah finansial, orang tua tidak mau terpisah dengan anak, anak tidak mau terpisah dengan orang tua, kondisi fisik orang tua, perbedaan pola asuh anak, pengaturan urusan masalah rumah tangga dan adannya intervensi menjadi salah satu kendala para menantu untuk berhubungan dengan mertua sehingga dibutuhkan

5 pemahaman tentang bagaimana hubungan yang ada tetap terjaga dengan menjaga komitmen, bersedia berkorban dan lain sebagainnya. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana dinamika relasi antara menantu dan mertua yang tinggal serumah? B. Pertanyaan penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan guna memperoleh jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara objektif sehingga perlu dilakukan pengkajian melalui penelitian secara seksama. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengajukan rumusan masalah bagaimana dinamika relasi menantu dengan mertua yang tinggal serumah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mempelajari secara ilmiah dinamika relasi menantu dengan mertua yang tinggal serumah? D. Keaslian penelitian Sepengetahuan peneliti, penelitian yang berjudul dinamika relasi menantu dengan mertua yang tinggal serumah belum pernah dilakukan. Namun terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti. Berikut ini beberapa penelitian yang mendekati penelitian yang akan diteliti diantaranya Penelitian yang dilakukan oleh Surya (2013), meneliti tentang kepua san perkawinan ditinjau dari tempat tinggal.hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan kepuasan perkawinan dari para menantu yang tinggal dengan mertua dan

6 para menantu yang tinggal sendiri. Kepuasan perkawinan pada kedua kelompok para menantu tergolong tinggi. Status tinggal dengan mertua ini membuat mertua terlibat dalam rumah tangga para menantu dan memunculkan konflik dengan mertua.namun sikap suami menjadi penengah dalam konflik tersebut juga membuat kepuasan perkawinan tinggi.selain itu keterlibatan mertua tidak selalu membawa dampak negatif namun dengan adanya mertua pasangan terbantu secara finansial dan juga pengasuh anaknya (cucu). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Agusviani (UNDIP), meneliti tentang keterbukaan diri menantu perempuan pada mertua perempuan guna mencapai relasi yang baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketidakselarasan hubungan antara menantu perempuan dan mertua perempuan dapat diminimalisir dengan melakukan keterbukaan diri dan menumbuhkan rasa kepercayaan diantaranya agar perbedaan budaya dalam hal pengaturan pekerjaan rumah tangga, perbedaan aturan, didikan, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu keluarga, dan cara mendidik anak mencapai kesepakatan bersama hingga hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, secara timbal balik terjadi. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Novadian ( 2010), meneliti tentang Persepsi menantu terhadap kualitas hubungan dengan ibu mertua (Studi kualitatif pada 4 menantu perempuan yang tinggal di rumah mertua 1-2 tahun). Hasil penelitian yang diperoleh adalah 2 orang mempersepsikan hubungan dengan ibu mertuanya dekat dan 2 Iainnya biasa saja.maksudnya tidak dekat ataupun jauh, namun keempatnya masih merasakan adanya keterbatasan dalam menjalin hubungan

7 dengan ibu mertua. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya pengungkapan diri, topik pembicaraan menjadi kurang beragam dan mendalam serta gaya komunikasinya yang cenderung diam bila menghadapi masalah dengan ibu mertua. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2011), meneliti tentang hubungan antara interaksi sosial dengan penyesuaian diri istri terhadap mertua pada pasangan muda (studi pada menantu perempuan yang tinggal serumah dengan mertua di Kelurahan Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data interaksi sosial menunjukkan dari 66 responden sebanyak 97% respon memiliki interaksi sosial yang sangat tinggi. Data penyesuaian diri istri dari 66 responden menunjukkan sebanyak 95,5% responden masuk dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis data dengan teknik statistik rumus Korelasi Spearman diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,265 dengan p = 0,032 & lt; α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara interaksi sosial dengan penyesuaian diri istri terhadap mertua pada pasangan muda. Dari beberapa penelitian di atas, ada beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah para menantu penelitianya adalah sama-sama para menantu perempuan yang tinggal bersama mertua sedangkan perbedaannya adalah metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu deskriptif. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan dua manfaat yaitu:

8 1. Manfaat Ilmiah Manfaat penelitian ini dari segi teoritis, diharapkan dapat menyumbang bagi referensi teoritis dalam bidang studi Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan.Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya, khususnya dinamika relasi menantu dengan mertua yang tinggal serumah. 2. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini dari segi praktis, diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan individu dewasa secara khusus terutama bagaimana menciptakan relasi yang ideal antara menantu dengan mertua yang tinggal serumah.