Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PROFIL KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-JATISRONO

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATISRONO DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh: KHUSNUL CHOTIMAH A

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN RPP

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Meika Kurniawati A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Dariyo, A. (2013). Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta : PT Indeks.

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN PCK (Pedagogic Content Knowledge) GURU BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI SE-SURAKARTA DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2015/2016

Achmad Fitriadi Suryono A

BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Guru dan Dosen).

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP KURIKULUM 2013 TAHUN AKADEMIK 2016/2017

HERNING NURDIANA A

Depdiknas. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 TentangGuru Dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : JOKO MARYANTO A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Unnes Physics Education Journal

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

PROSIDING SEMNAS KBSP V

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA YANG MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS VII SMP NEGERI DI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018

DESKRIPSI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN CALON GURU KIMIA SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SISWA SD MELALUI PENERAPAN SKENARIO PEMBELAJARAN BERBASIS PCK TENTANG GAYA GRAVITASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Faklutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

NI MATUS SHOLIKAH A

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AKADEMIK 2015/2016

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains DISKRIPSI PEDAGOGICAL CONTEIN KNOWLEDGE CALON GURU SDPADA PEMBELAJARAN IPA. Kartika Chrysti S. PGSD Kebumen FKIP UNS

PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PROFILE ON PROSPECTIVE BIOLOGY TEACHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikmanda Nugraha, 2014

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

RETNO GUMILAR A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL. Profil Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Guru Matematika UN PGRI Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lina Herlina, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh :

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

KESESUAIAN ASESMEN BUATAN GURU DENGAN SILABUS KURIKULUM Suitability of Assessment made by Teacher with the Syllabus Kurikulum 2013

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Anatasija Limba 1,a) Ambon, a) PENDAHULUAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI KELAS XI DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PEKALONGAN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ina Oktarina Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka membangun profesionalisasi guru. Hal ini ditandai dengan

ANALISIS PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI DI SMA/SMK DI KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

KESULITAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR TAPEVA PADA MATA KULIAH MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ANALISIS PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

PROFIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PADA SMP DI METRO. Bobi Hidayat, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) CALON GURU BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP KURIKULUM 2013 TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Fitria Ruswinda Sari 1), Evi Suryawati 2), Yustini Yusuf 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

THE DEVELOPMENT OF PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE INSTRUMENT FOR JUNIOR HIGH SCHOOL SCIENCE TEACHERS

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN GURU BIOLOGI TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA NEGERI KABUPATEN KUANSING TAHUN 2013

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA SE KECAMATAN BOYOLALI DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Potret Representasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru dalam Mengajarkan Materi Getaran dan Gelombang pada Siswa Smp

IDENTIFIKASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS MATA PELAJARAN BIOLOGI PROGRAM PEMINATAN DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA BERDASARKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: SENDY PUTRA PRADANA A 420 130 060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA BERDASARKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Abstrak Guru merupakan sosok yang memegang peran utama dalam menentukan keberhasilan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta dalam menyusun RPP Tahun Akademik 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling dengan mengambil lima RPP secara acak untuk setiap guru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kemampuan PCK guru mendapatkan persentase 78.33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan PCK guru termasuk baik. Kata Kunci : PCK, guru IPA, RPP Abstract Teacher is a person who holds a major role in determining the success of learners to get good learning outcomes. The purpose of this study was to determine the Pedagogical Content Knowledge (PCK) capability of science teachers at ninth grade Muhammadiyah high school in Surakarta in arranging the lesson plan 2016/2017 academic year. The research is a qualitative descriptive. The sampling technique is random sampling study by taking five lesson plan randomly assigned to each teacher. Based on the research that has been done shows that the PCK capability of teachers get a percentage 78.33%. It can be concluded that the PCK capability of teachers is good. Keywords: PCK, science teacher, lesson plan. 1. PENDAHULUAN Guru merupakan suatu profesi yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Menurut Rusman (2012), profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu, artinya jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pada era globalisasi harus bisa disikapi guru dengan mengedepankan profesionalitas, yang mengarah pada profesionalisme (Suryawati, 2014). Profesionalitas adalah suatu proses yang menuju pada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Salah satu faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas adalah guru yang profesional (Suyanto, 2013). Untuk dapat menjadi guru yang profesional, guru harus menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri disesuaikan dengan kaidah-kaidah guru yang profesional (Rusman, 2012). Guru profesional dapat 1

menjalankan semua tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa (Mulyasa, 2007). Guru merupakan sosok yang memegang peran utama dalam menentukan keberhasilan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik (Suyanto, 2013). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 disebutkan beberapa tugas guru sebagai pendidik profesional yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sebagai agen perubahan (the agent of change), guru harus terus mengembangkan proses mengajarnya dengan memahami Pedagogical Content Knowledge (PCK). Menurut penelitian Susilowati (2015), konsep berpikir PCK memberikan pengertian bahwa untuk mengajar IPA tidak cukup hanya memahami konten materi IPA (knowing science) tetapi juga cara mengajar (how to teach). PCK terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu Pedagogical Knowledge (PK) dan Content Knowledge (CK) (Dariyo, 2013). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Etkina (2010), bahwa tiang utama yang dapat dijadikan dasar pengetahuan seorang guru yaitu CK, PK dan PCK. CK merupakan komponen pengetahuan terbaru tentang materi atau subyek yang dipelajari dan diajarkan melalui praktek yang tergambar dalam pemilihan konten bahan yang diajarkan (Loughran, 2004). Menurut Shulman (1986), dalam CK terdiri dari beberapa komponen yang meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka berfikir, metode, pembuktian dan bukti. Purwaningsih (2015), menyatakan bahwa guru yang ingin mengajarkan IPA dengan maksimal dan efektif harus menguasai pengetahuan tentang konten (isi) dari materi yang diajarkan. Penelitian yang dilakukan oleh Loughran (2004), menyatakan bahwa pedagogik adalah pondasi utama pendidikan yang telah ditetapkan, ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai literatur pendidikan. Sementara menurut Chen (2013), PK merupakan cara atau proses mengajar serta meliputi pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran serta pembelajaran siswa. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 menyatakan bahwa PK merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman wawasan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran, pemanfaatan media, evaluasi belajar dan pengembangan peserta didik. Pentingnya pengetahuan pedagogik yang harus dikuasai guru dikemukakan oleh Umami (2014), bahwa kompetensi pedagogik guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kompetensi pedagogik tersebut berkontribusi besar terhadap prestasi belajar siswa. Keseimbangan dari ilmu pedagogik (pedagogical knowledge) dan materi ajar (content knowledge) akan terangkum menjadi satu dalam PCK (Anwar, 2014). Hal yang sama juga 2

diungkapkan oleh Etkina (2010), bahwa tiang utama yang dapat dijadikan dasar pengetahuan seorang guru adalah PCK. Kemampuan PCK mengacu pada bagaimana penguasaan guru dalam menyampaikan materi tertentu agar mudah diajarkan (teachability) dan mudah dipahami oleh peserta didik (accesable). Dengan demikian setiap guru dapat mengembangkan PCK sendiri sesuai dengan pengalaman mengajarnya (Purwaningsih, 2015), karena kemampuan PCK guru besar pengaruhnya terhadap perbaikan kualitas proses pembelajaran (Imaduddin, 2014). Menurut Subanji (2013), PCK merupakan suatu proses sistematis yang dirancang oleh pembelajar (guru) untuk membelajarkan siswa sehingga siswa mampu : 1) mengonstruksi pengetahuan (materi) baru melalui pengaitan dengan pengetahuan lama, 2) memahami materi lebih dari sekedar tahu, 3) mampu menjawab apa, mengapa, dan bagaimana, 4) menginternalisasi pengetahuan kedalam diri sedemikian hingga membentuk prilaku, dan 5) mengolah perilaku menjadi karakter diri. Pemahaman materi (konten) IPA dan strategi pembelajaran merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh guru untuk menjadi guru IPA yang terampil. Namun, tidak hanya menjadi guru yang terampil, guru IPA harus bisa memberikan pembelajaran secara efektif, dengan memiliki kemampuan khusus untuk memadukan pengetahuan materi IPA, kurikulum, belajar, pengajaran, dan siswa. Kemampuan PCK guru dikatakan baik apabila guru dapat menguasai konten materi (CK) dan penguasaan strategi, media, dan evaluasi (PK). Kemampuan PCK guru juga besar pengaruhnya terhadap perbaikan kualitas proses pembelajaran (Imaduddin, 2014). PCK merupakan pengetahuan khusus yang ada pada guru dalam hal penguasaan dan bagaimana mengajarkan isi materi kepada peserta didik dengan strategi yang mampu mengarahkan menuju pemahaman (Imaduddin, 2014). Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, guru wajib menguasai beberapa kategori ranah pengetahuan, salah satunya adalah PCK. Kemampuan PCK dalam hal ini merupakan pengetahuan tentang pengajaran untuk konten spesifik (Agustina, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Saeli (2012) tentang studi penilaian PCK untuk guru Belanda dengan pemrograman sebagai topik dalam Pendidikan Informatika sekolah menengah. Dari hasil penelitiannya, didapatkan bahwa PCK guru informatika Belanda belum baik, tetapi juga tidak terlalu buruk (menengah). Bahkan, penelitian dari Aydin (2012) di Turkey, menyatakan bahwa calon guru dan guru masih belum mengetahui tentang PCK secara mendalam. Penelitian dengan tema yang sama, juga dilakukan oleh Susilowati (2015) di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta, mengenai kemampuan PCK guru dalam implementasi kurikulum 2013, menyatakan bahwa dalam merencanaan pembelajaran guru IPA menggunakan RPP yang diberikan dari MGMP atau dengan 3

kata lain guru IPA tidak membuat RPP sendiri, namun RPP dari MGMP tersebut disesuaikan dengan jadwal pada masing-masing sekolah. Penelitian berikutnya mengenai kemampuan PCK guru IPA dalam penyusunan RPP. Menurut penelitian dari Saputra (2015), kemampuan PCK guru biologi SMA Negeri Se-Surakarta dalam menyusun RPP dikatakan baik. Namun, kemampuan CK mendapatkan hasil yang paling rendah jika dibandingkan dengan PK dan PCK. Bahkan pada tahun yang sama, penelitian yang dilakukan Pratiwi, dilaporkan bahwa kemampuan PCK mahasiswa calon guru Pendidikan Biologi UMS dalam menyusun RPP baik, kemampuan CK baik dan kemampuan PK juga dikatakan baik. Berdasarkan beberapa uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta Tahun Akademik 2016/2017 untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta Tahun Akademik 2016/2017. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan bagi guru tentang kemampuan PCK dalam menyusun RPP serta sebagai bahan evaluasi bagi guru dan peneliti dalam pembelajaran. 2. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Maret 2017 di SMP Muhammadiyah se-surakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan PCK guru IPA kelas IX yang diperoleh dari RPP buatan guru pada Tahun Akademik 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dengan mengambil lima RPP secara acak untuk setiap guru. Data dalam penelitian ini berupa kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta dalam menyusun RPP Tahun Akademik 2016/2017. Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasikan dan dideskripsikan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data berupa kemampuan PCK dari guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta tahun akademik 2016/2017 (Tabel 1). Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta dalam penyusunan RPP tahun akademik 2016/2017 termasuk baik (78.33%), karena guru sudah dapat mengimplementasikan kemampuan PCK dengan mengkolaborasikan CK dan PK secara baik dalam RPP. Guru mampu menentukan strategi, media, dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan materi ajar dan jenjang peserta didik dalam RPP yang telah dibuat. Hal lain yang menjadi faktor baiknya kemampuan PCK guru adalah pengalaman mengajar dari guru tersebut, dimana semua guru dalam penelitian merupakan guru yang sudah senior. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2016), yang 4

mengemukakan bahwa kemampuan PCK guru disebabkan oleh pengalaman mengajar yang berbeda. Pendapat tersebut diperkuat oleh penelitian dari Anwar (2014), yang membandingkan kemampuan PCK guru senior dan guru junior. Kemampuan PCK guru senior lebih baik daripada guru junior, karena guru senior lebih fleksibel dalam menggunakan strategi dan media pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Tabel 1. Rekapitulasi Data Kemampuan PCK Guru IPA Kelas IX SMP Muhammadiyah se-kota Surakarta Berdasarkan RPP Tahun Ajaran 2016/2017. SUB ASPEK GURU A B C D E F G H (%) KET Kesesuaian materi dengan: a. Strategi 75 90 75 90 75 75 40 90 76.25 Baik b. Media 80 75 100 75 75 65 85 75 78.75 Baik c. Evaluasi 50 100 100 100 100 100 75 100 90.63 Sangat baik Kesesuaian jenjang peserta didik dengan: a. Strategi 85 30 40 75 25 40 60 75 53.75 Cukup b. Media 75 70 75 100 75 70 75 100 80.00 Baik c. Evaluasi 50 100 100 100 100 100 75 100 90.63 Sangat baik (Rata-rata) 69.16 77.50 81.66 90.00 75.00 75.00 68.33 90.00 78.33 Baik Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Arikunto, 2011) : 84% - 100% : Sangat Baik (SB) 36% - 51% : Kurang Baik (KB) 68% - 83% : Baik (B) 35% : Tidak Baik (TB) 52%-67% : Cukup (C) Tabel 1 menunjukkan bahwa kesesuaian materi dengan strategi secara umum dikategorikan baik (76.25%), karena strategi yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Pentingnya penguasaan strategi pembelajaran disampaikan oleh Sudjana (2004), guru harus mampu menguasai materi pelajaran dengan baik dan membuat strategi pembelajaran dengan efektif dalam menyusun RPP untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kesesuaian materi dengan media secara umum dikategorikan baik (78.75%), karena guru mampu memilih, menentukan, menggunakan, dan mengkolaborasikan media sesuai materi, namun masih banyak guru yang belum mampu membuat media. Guru terbatas hanya dapat membuat media power point. Menurut Suyanto (2013), media pembelajaran sangat bergantung pada materi pelajaran, dimana media digunakan guru untuk membantu siswa dalam memahami sebuah konsep dasar dalam materi pelajaran yang dibutuhkan. Kesesuaian materi dengan evaluasi secara umum dikategorikan sangat baik (90.63%), karena guru sudah mampu menyusun penilaian kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Rahmat (2014), bahwa instrumen evaluasi yang dibuat oleh guru menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran di kelas lebih ditujukan pada penguasaan konsepkonsep yang terkandung dalam materi ajar dan evaluasi pembelajaran belum banyak menyentuh aspek keterampilan. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kesesuaian strategi dengan jenjang peserta didik dikategorikan cukup (53.75%), karena guru masih terbatas dalam penggunaan model, pendekatan, dan metode pembelajaran. Guru baik dalam penguasaan model dan metode, namun lemah dalam pendekatan, karena 25% guru tidak menggunakan pendekatan dalam RPP yang sudah dibuat, dan 75% guru lainnya memiliki pengetahuan pendekatan yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari terbatasnya pendekatan yang digunakan dalam RPP buatan guru, karena guru hanya menggunakan 5

pendekatan kontekstual dalam RPP yang sudah dibuat. Menurut Arnyana (2007), guru (khususnya guru biologi) yang profesional dituntut untuk mampu merancang dan menerapkan pembelajaran sesuai dengan perkembangan ilmu kependidikan, oleh karena itu guru harus menguasai berbagai teori belajar dan pendekatan pembelajaran. Pentingnya kesesuaian strategi dengan jenjang peserta didik dikemukakan oleh Natalia (2013), bahwa siswa SMP cenderung kurang aktif, kurang berani mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, dan malu bertanya, sehingga untuk siswa SMP strategi pembelajaran yang tepat adalah strategi pembelajaran yang menumbuhkan interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Tabel 1 menunjukkan bahwa kesesuaian media dengan jenjang peserta didik dikategorikan baik (90.63%). Dalam hal ini, guru sudah mampu memilih, menentukan, membuat, menggunakan, serta mengkolaborasikan media sesuai dengan jenjang peserta didik, akan tetapi kemampuan guru dalam membuat media masih kurang. Hanya 25% guru yang mampu membuat media pembelajaran. Media yang dibuat adalah kartu gambar dan media power point, namun media power point tersebut masih jarang digunakan karena tidak semua sekolah memiliki LCD dengan jumlah yang memadai. Menurut Purwono (2012), siswa SMP membutuhkan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dengan mempertimbangkan segi kecocokan media dengan materi maupun keadaan siswa itu sendiri. Penggunakan media audio visual membuat hasil belajar siswa di SMP Negeri I Pacitan mengalami peningkatan yang signifikan, karena media audio visual adalah media yang tepat untuk siswa SMP. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kesesuaian evaluasi dengan jenjang peserta didik dikategorikan sangat baik (78.33%), karena evaluasi yang digunakan oleh guru dalam RPP yang dibuat sudah mencantumkan evaluasi yang sesuai dengan jenjang peserta didik. Guru sudah mampu menguasai berbagai teknik penilaian dan membuat soal dengan jenis yang disesuaikan dengan jenjang SMP. Dari RPP yang sudah dibuat, guru melampirkan soal-soal evaluasi dengan ranah kognitif C1 sampai C3 yang memang sesuai dengan kemampuan siswa SMP. Hal ini didukung dengan pendapat dari Istiadah (2016), bahwa tingkat penguasaan kognitif siswa SMP Negeri 12 Malang pada ranah CI dan C2 lebih baik jika dibandingkan dengan ranah C3, C4, dan C5. Menurut Rusman (2012), evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta digunakan sebagai bahan perbaikan proses pembelajaran. Lebih lanjut, Rusman (2012) juga mengemukakan bahwa evaluasi harus dilakukan dengan konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes maupun non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, portofolio, serta penilain diri. Tugas guru dalam perancanaan pembelajaran meliputi kemampuan dalam memahami tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengenali perilaku siswa, mengidentifikasi karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, mengenali perilaku siswa, mengidentifikasi karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan butir-butir tes, mengembangkan materi pelajaran, mengembangkan media dan metode pembelajaran, menerapkan sumber-sumber pembelajaran, mengkoordinasikan segala faktor pendukung, mengembangkan dan melakukan penilaian awal terhadap rencana pembelajaran, merevisi pembelajaran, dan melakukan penilaian akhir terhadap rencana pembelajaran. Segala perencanaan tersebut dinamakan dengan RPP, yang memuat kemampuan guru dalam menguasai materi (CK) dan kemampuan pedagogik (PK) yang dimiliki oleh guru (Rusman, 2012). Berdasarkan uraian tersebut, sangat jelas bahwa implementasi PCK dalam penyusunan RPP sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 6

4. PENUTUP Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : Kemampuan PCK guru IPA kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta tahun akademik 2016/2017 berdasarkan RPP dikategorikan baik (78,33%). Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan pelaksana yaitu perlu ditingkatkannya kemampuan PCK guru kelas IX SMP Muhammadiyah se-surakarta dalam hal penguasaan pendekatan pembelajaran melalui kegiatan pelatihan guru dalam penyusunan RPP serta perlu diadakannya sosialisasi untuk guru dalam hal pengetahuan strategi pembelajaran yang meliputi model, pendekatan, dan metode pembelajaran. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pembekalan untuk mengkaji PCK lebih dalam lagi, khususnya pada proses pembelajaran. PERSANTUNAN Terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dosen FKIP biologi, dan temanteman semua yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta doa untuk penelitian skripsi dan penulisan artikel ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. (2015). Guru Sains Sebagai Inovator Merancang Pembelajaran Sains Inovasi Berbasis Riset. Yogyakarta: Media Akademi. Agustina, P. (2015). Pengembangan PCK (Pedagogical Content Knowledge) Mahasiswa Calon Guru Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Melalui Simulasi Pembelajaran. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, 1(1) 1-15. Anwar, Y., Rustaman, Nuryani Y., Widodo,A., dan Redjeki, S. (2014). Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Biologi yang Berpengalaman dan yang Belum Berpengalaman. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1) 69-73. Arnyana, I. B. P. (2007). Pengembangan Profesionalisme Guru Biologi di Era Global. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 0215(8250) 472 490. Aydin, S., and Yezdan, B. (2012). Review of Studies Related to Pedagogical Content Knowledge in the Context of Science Teacher Education : Turkish Case. Educational Science : Theory & Practice, 12(1) 497-505. Chen, N.S., and Fang, W. (2013). Guest Editorial : Grand Challenges And Research Directions In E-Learning Of The 21th Century. Journal Of Educational Technology And Society. 16(2). Dariyo, A. (2013). Dasar-dasar Pedagogi Modern. Jakarta : PT Indeks. 7

Etkina, E. (2010). Pedagogical Content Knowledge and Preparation of High School Physics Teachers. Physical Review Special Topics-Physiscs Education Research. Hasanah, U., Nulhakim, L. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran Konsep Fotosintesis. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA,1(1) 91 106. Ibrahim, B. (2016). Pedagogical Content Knowledge For Teaching English. English Educational Journal, 7(2) 155-167. Imaduddin, M., Hidayah, F., dan Astuti, A. (2014). Deskripsi Pedagogical Content Knowledge Guru Kimia Menggunakan Komponen Model Pentagon. Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(1) 26-35. Istiadah, L., Yuliati, L., dan Zubaidah, S. (2016). Penguasaan Konsep Gerak Pada Siswa SMP. Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 1(1) 1006 1013. Khusniati, M. (2015). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(2) 2014 210. Loughran, J., Berry, A., and Mulhall, P. (2004). In Search of Pedagogical Content Knowledge in Science : Developing ways of articulating and Documenting Professional Practice. Journal of Research in Science Teaching, 41(4) 370 391. Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya. Natalia, M., Yusuf, Y., dan Ermadianti. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Biogenesis, 9(2) 28 38. Pratiwi, A. I. (2015). Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UMS dalam Menyusun Rpp Tahun Akademik 2015/2016. Skripsi Sarjana Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Purwaningsih, E. (2015). Potret Representasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) Gru dalam Mengajarkan Materi Getaran dan Gelombang pada Siswa SMP. Indonesian Journal of Applied Physics, 5(1) 9-15. Purwono, J., Yutmini, S., dan Anitah, S. (2014). Penggunaan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2) 127 144. Rahmat, A., Riandi., Solihat, Rini., Wuyung, W. B., Zaputra, R., dan Ferazona, S. (2014). Peta Kompetensi Guru Biologi di SMA Kota Bandung Berdasarkan Analisis Kesesuaian Proses Pembelajaran di Kelas dengan Tuntutan Kompetensi Dasar. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(2) 179 187. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo. 8

Saeli, M. P. J., Jochems, W. M. J., and Zwaneveld, B. (2012). Programming : Teachers and Pedagogical Content Knowledge in the Natherlands. Informatics In Education, 11(1) 81 114. Saputra, G. A. W. (2015). Kemampuan PCK (Pedagogic Content Knowledge) Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta Dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Sarjana Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Shulman, L.S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. Educational Researcher, 15(2), 4-14. Subanji. (2015). Peningkatan Pedagogical Content Knowledge Guru Matematika dan Praktiknya dalam Pembelajaran Melalui Model Pelatihan TEQIP. Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(1) 71 79. Suryawati, E., Firdaus, L.N., dan Hernandes, Y. (2014). Analisis Keterampilan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Biologi SMA Negeri Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, 11(1) 67-72. Susilowati., dan Widhy, P. (2015). Analisis Pedagogical Content Knowledge Guru IPA SMP Kelas VIII dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III, 1(1) 72-78. Suyanto., dan Djihad, A. (2013). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta : Multi Pressindo. Umami, R. D., dan Roesminingsih, E. (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri Se Kota Mojokerto. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, 3(3) 81-88. 9