Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode

dokumen-dokumen yang mirip
CATATANKEBIJAKAN. Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan. No. 02, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti.

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 8 Oktober 2015

OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif

RENCANA PEMBERIAN PENGHARGAAN TRANSPARANSI INDUSTRI EKSTRAKTIF. Sekretariat EITI 12 Januari 2017

EITI Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan Yang Transparan dan Akuntabel

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 25 Agustus 2015

Gambaran Ruang Lingkup LAPORAN EITI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRES PELAKSANAAN EITI DI INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

Deputi Urusan Ketenagatistrikan

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

RAPAT MSG EITI. Sekretariat EITI 20 Februari 2017

SIARAN PERS. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

NOTULEN RAPAT TIM PELAKSANA EITI. : Pembahasan Rencana Kerja EITI : IMA : Syahrir AB APBI-ICMA : Marvin Gilbert Pertamina : Ahlif NK

Pengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Peraturan...

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Laporan EITI ke-4, Tak Hanya Berisi Informasi Industri Ekstraktif Tahun 2014

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transparansi dan Akuntabilitas di Industri Migas dan Pertambangan: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hidup dan Sumber Daya Alam

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

Daftar Riwayat Hidup

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

FINALISASI LAPORAN EITI INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

Dana Bagi Hasil SDA dan Penanggulangan Kemiskinan (Aceh Utara, Indragiri Hulu, Kutai Kartanegara, Bojonegoro, Sumbawa Barat)

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2017 NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOTULENSI SOSIALISASI DAN SEMINAR TRANSPARANSI INDUSTRI EKSTRAKTIF INDONESIA

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government

Pembangunan Integritas Bisnis

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

Transkripsi:

Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode 2017-2020 A. Pendahuluan Indonesia telah berkomitmen dalam melaksanakan inisiatif global untuk transparansi di sektor industri ekstraktif bernama Extractive Industries Transparency Initiative (EITI). Komitmen tersebut dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Transparansi Penerimaan Negara dan Daerah Yang Diperoleh dari Sektor Industri Ekstraktif Migas dan Pertambangan Peraturan tersebut merupakan dasar hukum pelaksanaan inisiatif EITI di Indonesia secara menyeluruh, baik di tingkat nasional maupun di daerah. Sejauh ini, EITI Indonesia telah mempublikasi seri laporan EITI untuk Tahun Fiskal 2009 sampai dengan Tahun 2013 untuk industri Migas, Mineral (Nikel, Emas, Tembaga, Timah, dan Bauksit) serta Batubara. Laporan tersebut secara umum berisi pembukaan informasi dan hasil rekonsiliasi data penerimaan negara baik pajak maupun non-pajak, dana bagi hasil daerah yang diperoleh dari industri ekstraktif, informasi BUMN, maupun informasi kontekstual industri ekstraktif seperti aliran penerimaan, kontribusi industri ekstraktif bagi perekonomian, dan lain sebagainya. Sejak tahun 2014, Indonesia telah meraih status Compliant sebagai negara anggota EITI bahkan Indonesia merupakan negara pertama di ASEAN. Saat ini, Indonesia sedang menjadi percontohan (piloting) bagi pelaksanaan keterbukaan perdagangan komoditas (Commodity trading) dan di awal tahun 2017 ini baru saja menyelesaikan peta jalan (road map) transparansi kepemilikan (beneficial ownership) dalam EITI. Organisasi masyarakat sipil (OMS) telah lama terlibat dalam kerja-kerja mendorong reformasi pengelolaan sumber daya, salah satunya adalah perbaikan tata kelola penerimaan negara dari sumber daya mineral, migas dan batubara. OMS memegang peranan penting dalam mendorong penerimaan dan pelaksanaan EITI oleh para pemangku kepentingan terkait di Indonesia. 1 Keterlibatan OMS sangat penting dalam pelaksanaan EITI, selain untuk melakukan kontrol dan monitoring pelaksanaan EITI dan memastikan mekanisme transparansi ini memberi dampak bagi masyarakat, standar EITI juga mensyaratkan adanya unsur yang mewakili masyarakat sipil dalam Multi-stakholder Group (atau Tim Pelaksana), selain unsur pemerintah dan perusahaan pelaku industri ekstraktif. Melalui mandat yang tertuang dalam Peraturan 1 PWYP Indonesia sejak 2008 aktif memperkenalkan EITI, menggalang dukungan pemangku kepentingan, terlibat aktif dalam menyusun draft Peraturan Presiden, terlibat dalam pembahasan rencana persiapan dan implementasi EITI, serta melakukan analisis serta kampanye dan penyadaran publik yang lebih luas.

Presiden Nomor 26/2010, masyarakat sipil menjadi bagian/unsur dari Tim Transparansi (yang terdiri atas Tim Pengarah dan Tim Pelaksana). 2 Koalisi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia-merupakan koalisi organisasi masyarakat sipil di tingkat nasional dan daerah yang mendorong pelaksanaan EITI dan menaruh concern pada transparansi dan akuntabilitas tata kelola sumberdaya ekstraktif. Untuk menetapkan wakil masyarakat sipil di Tim Pelaksana EITI pada periode pertama (2010 2013), PWYP Indonesia telah melakukan proses pemilihan yang menghasilkan 3 (tiga) wakil masyarakat sipil. Ketiga wakil OMS yang terpilih pada periode pertama terdiri atas: 1) Faisal Basri (Ekonom Universitas Indonesia), 2) Maryati Abdullah (Pattiro; PWYP Indonesia); dan 3) Wasingatu Zakiah (IDEA Yogyakarta). Tim Pelaksana ini dalam perjalanan prosesnya kemudian memilih tim teknis yang berfungsi sebagai alternate member dari Tim Pelaksana EITI Indonesia. Ketiga alternate member tersebut terdiri atas Firdaus Ilyas (ICW), Sulastio (IPC) dan Resa Raditio (ICEL). Pemilihan dilakukan kembali untuk memilih wakil masyarakat sipil periode kedua, yaitu 2014-2017. Wakil masyarakat sipil yang terpilih adalah Chitra Retna Septyandrica (Artikel 33), Yenny Soecipto (FITRA), dan Joko Purwanto (Bojonegoro Institute). Dalam perjalanannya, terdapat beberapa pemindahan perwakilan karena pengunduran diri Chitra Retna untuk melanjutkan sekolah, dan terdapat permasalahan teknis pada Joko Purwanto. Untuk menjaga kelangsungan perwakilan masyarakat sipil dalam Tim Pelaksana, Rapat Umum Anggota (RUA) yang dihadiri seluruh anggota koalisi Publish What You Pay Indonesia memilih dan menambah jumlah keterwakilan masyarakat sipil di EITI menjadi 6 orang-termasuk alternate, yakni : (1) Yenni Soecipto; (2) Joko Purwanto; (3) Fabby Tumiwa; (4) Ambarsari Dwi Cahyani; (5) Aryanto Nugroho; dan (6) Justinus Prastowo. Masa kerja periode kedua Perwakilan masyarakat sipil di EITI akan berakhir pada Maret 2017, untuk itu, Koalisi Publish What You Pay Indonesia sebagai koalisi masyarakat sipil yang mendorong, mengawal dan mengawasi pelaksanaan EITI di Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk melakukan proses pemilihan dan seleksi wakil masyarakat sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia. Dokumen ini disusun sebagai kerangka acuan dalam pemilihan wakil masyarakat sipil dalam EITI Indonesia untuk periode 2017-2020. B. Tugas dan Kewenangan Tim Pelaksana EITI Indonesia Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2010, Tugas Tim Pelaksana EITI adalah untuk: 2 Perpres 26/2010 pasal 9 menyatakan bahwa Tim Pelaksana merupakan tim multi-pihak yang terdiri atas perwakilan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil.

a. Menyusun rencana kerja untuk jangka waktu 3 tahun; b. Menyusun template pelaporan (EITI); c. Menetapkan rekonsiliator; d. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan untuk memastikan pelaksanaan transparansi penerimaan nasional dan daerah dari industri ekstraktif. C. Prosedur dan Tata Cara Pemilihan 1. Pembentukan Panitia Pemilihan a. Dewan Pengarah dan Sekretariat Nasional PWYP Indonesia membentuk Panitia Pemilihan untuk menyelenggarakan proses pemilihan wakil masyarakat sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia. b. Panitia Pemilihan terdiri dari perwakilan anggota Dewan Pengarah, perwakilan anggota Koalisi dan perwakilan Sekretariat Nasional PWYP Indonesia. c. Tugas Panitia Pemilihan : i. Menyusun dan mengesahkan tata acara pemilihan; ii. Menetapkan pemilih dan daftar pemilih; iii. Melakukan verifikasi persyaratan dan mengumumkan daftar kandidat; iv. Menunjuk panel ahli untuk melakukan wawancara untuk memperdalam visi dan misi kandidat yang telah memenuhi persyaratan; v. Menyelenggarakan konsultasi publik bagi kandidat untuk menyampaikan visi dan misi kepada pemilih; vi. Menyiapkan pengumpulan suara pemilih, melakukan perhitungan dan rekapitulasi suara pemilih; vii. Menetapkan 6 (enam) kandidat yang memiliki suara terbanyak sebagai wakil masyarakat sipil yang akan duduk dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia; viii. Mengkoordinasi pertemuan untuk menatapkan 3 (tiga) orang Wakil masyarakat sipil dan 3 (tiga) orang tim teknis yang ditentukan oleh dewan pengarah PWYP Indonesia dengan 6 (enam) kandidat yang memiliki suara terbanyak. d. Panitia Pemilihan melaporkan hasil pemilihan kepada Dewan Pengarah PWYP Indonesia. e. Dewan Pengarah dan Seknas PWYP Indonesia mengumumkan dan menyampaikan ketiga nama perwakilan masyarakat sipil Tim Pelaksana bersama ketiga nama tim teknis kepada Ketua Tim Pelaksana melalui Sekretariat EITI di Kemenko Perekonomian. 2. Pemilih a. Pemilih adalah organisasi/lembaga anggota PWYP Indonesia dan organisasi masyarakat sipil yang bukan anggota PWYP Indonesia yang telah mendaftarkan partisipasinya untuk melakukan pemilihan dan memiliki fokus isu terkait tata kelola industri ekstraktif, lingkungan hidup, tata kelola anggaran dan anti korupsi.

b. Pemilih yang bukan anggota koalisi PWYP Indonesia terlebih dahulu diverifikasi oleh Panitia Pemilihan. c. Pemilih memberikan hak suara pada 6 kandidat dengan memberi urutan ranking angka 1, 2, 3, 4, 5, 6. 3. Tata Cara Pemilihan a. Panitia Pemilihan mengesahkan dan menetapkan tata acara dan jadwal pemilihan; b. Panita Pemilihan membuka dan mensosialisasikan pendaftaran; c. Panitia Pemilihan melakukan penjaringan kandidat hingga jumlah kandidat memenuhi persyaratan dan kriteria (D); d. Panitia pemilihan membentuk Panel ahli; e. Panitia pemilihan memfasilitasi penyampaian visi dan misi kandidat; f. Panitia Pemilihan melakukan pemungutan suara; g. Panitia Pemilihan melakukan penghitungan suara; h. Panitia Pemilihan melakukan penetapan hasil penghitungan suara untuk dilaporkan kepada Dewan Pengarah PWYP Indonesia; i. Panitia Pemilihan membuat Laporan Pertanggungjawaban; C. Kerangka Waktu (Januari-April 2017) No Deskripsi Kegiatan Bulan Jan Feb Mar April 1 Finalisasi TOR oleh Board dan Seknas PWYP Indonesia 30-31 2 Pembentukan panitia pemilihan 12-17 3 Mengumumkan dimulainya proses pemilihan dan sekaligus sosialisasi Pendaftaran kepada Anggota PWYP Indonesia dan pendaftaran pemilih 11-21 4 Pendaftaran Kandidat 11 2 5 Verifikasi dan pengumuman Kandidat yang memenuhi kriteria 25 2

6 Konsultasi publik dan penyampaian visi-misi calon 10-14 7 Pemungutan suara 17-22 8 Penetapan perolehan suara terbanyak & pengumuman 9 Rapat Dewan Pengarah penetapan Wakil masyarakat sipil dan Tim Teknis 24-28 24-28 10 Pengumuman & Penyerahan Hasil 24-28 D. Persyaratan dan Kriteria Anggota Tim Pelaksana dari unsur masyarakat sipil 1. Memiliki pengalaman beraktifitas di organisasi masyarakat sipil selama minimal 5 (lima) tahun, berintegritas, memiliki jejak rekam yang baik, dan memiliki komitmen untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat sipil pada isu-isu yang terkait dengan perbaikan tata kelola yang baik (good governance), antikorupsi, transparansi dan akuntabilitas keuangan negara, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, khususnya sektor industri ekstraktif dan sumberdaya alam lainnya. 2. Memiliki pengetahuan, pemahaman dan kapasitas yang memadai mengenai industri ekstraktif migas dan pertambangan, khususnya dalam hal sbb: penerimaan negara dan daerah, aspek transparansi dan akuntabilitas keuangan negara/daerah, praktek, regulasi dan kebijakan di sektor migas dan pertambangan, dan analisis dampak sosial dan lingkungan. 3. Mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat berbicara di forum-forum publik, serta memiliki kemampuan analitis dan negosiasi. 4. Memiliki komitmen untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di sektor industri ekstraktif melalui penerapan standar Extractive Industries Transparency Initiative (EITI). 5. Memiliki komitmen untuk menjalankan fungsi dan tugas sebagai Tim Pelaksana EITI Indonesia serta aktif melakukan analisis dan pengembangan wacana publik terkait dengan untuk kepentingan masyarakat sipil. 6. Memiliki komitmen untuk berkomunikasi dan membangun jaringan dan konstituensi dengan koalisi PWYP Indonesia serta jaringan masyarakat sipil secara luas. 7. Kandidat diajukan oleh minimal 3 organisasi masyarakat sipil di Indonesia yang dibuktikan dengan surat dukungan dari 3 lembaga/ormas di Indonesia. 8. Kandidat yang berasal dari daerah ekstraktif dan kandidat perempuan diutamakan.

9. Kandidat mengisi formulir pendaftaran yang dilengkapi dengan data diri/riwayat hidup (CV), dan surat pernyataan pencalonan yang berisi komitmen, motivasi, pengalaman yang relevan dengan kriteria, pernyataan kesediaan melakukan tugas dan fungsi sebagai Tim Pelaksana EITI, esai singkat tentang pengelolaan SDA beserta publikasi yang pernah ditulis oleh calon kandidat (jika ada), serta tidak ada pengajuan keberatan dari pihak manapun terkait pencalonan kandidat. -----------------------------------