METODE-METODE OFF-BEAT (METODE YG TIMBUL-TENGGELAM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI METODE PENGAJARAN BAHASA KEDUA

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA

METODE PENGAJARAN BIPA. oleh Nuny Sulistiany Idris FPBS UPI

METODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

tongue)nya. Kondisi ini membuat penguasan siswa terhadap bahasa asing selalu kembali

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap. dari aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif. Guru yang kompeten akan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB VI METODE PENGAJARAN BAHASA KEDUA

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 29 JAKARTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN MYSTERY BAG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA PERANCIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN CARD SORT METHODE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI TPQ SYAFA ATUL MUTTAQIEN KRANJI KEDUNGWUNI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TUGAS DASAR KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

MODEL VOCABULARY SELF-COLLECTION STRATEGY (VSS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam

PENGGUNAAN STRATEGI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

Psikologi Konseling Konseling Analisis Transaksional

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KILAS BALIK SEJARAH DIDAKTIK PEMEROLEHAN BAHASA ASING (BAGIAN I) PENGANTAR Mery Dahlia Hutabarat FPBS-IKIP Bandung

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI. Tadkiroatun Musfiroh

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat

METODE PENGAJARA N BIPA oleh Dra.Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI

Pembelajaran Menulis Pantun Secara Integratif Berbasis Lesson Study

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

TOPIK KE-1 KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP MATERI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan dengan negara-negara lain. Berasal dari sini lah akhirnya harus ada

Transkripsi:

METODE-METODE OFF-BEAT (METODE YG TIMBUL-TENGGELAM) v KODE KOGNITIF v KOMUNITAS BELAJAR BAHASA v MEMBISU (SILENT WAY) v SUGESTOPEDIA 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 1

KRONOLOGI ü Setelah kejatuhan metode audiolingual pada tahun 1960an, sejumlah metode baru pun bermunculan. ü Meskipun demikian, hanya sejumlah kecil saja dari metode-metode itu yang mampu bertahan. Empat di antaranya adalah: v kode kognitif v komunitas belajar bahasa v Silent Way v sugestopedia 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 2

KODE KOGNITIF (1) Lahir pada tahun 1960an Merupakan reaksi terhadap metode audiolingual. Salah satu dari penerap ide-ide Chomsky tentang pembelajaran B2. Perubahan dalam psikologi dan linguistik, membutuhkan sebuah pendekatan baru dalam pembelajaran B2. Para Ahli yg tergabung berciri : ü Mentalistik dalam filosofinya ü Pendukung tata bahasa generatif dalam linguistik ü Eklektik dalam metodologinya Misalnya Ausubel dan Chastain 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 3

KODE KOGNITIF (2) Pengajaran kaidah gramatika dilakukan melalui induktif dan eksplikatif, dan tidak ada urutan yang tegas, bahwa ujaran harus mendahului literasi. Tidak ada urutan khusus untuk membaca, menulis, dan berbicara. Guru harus dapat memadukan kegiatan dengan mengatakan kalimat dan menuliskan kalimat itu di papan tulis. Pendukung kode kognitif (CC) dikembangkan sedikit dari metode tersendiri. Ide didukung oleh teori kode kognitif yang sekarang digunakan untuk mendukung metode lain yang menganjurkan penggunaan bahasa untuk belajar secara bermakna. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 4

BELAJAR BAHASA KOMUNITAS (1) CLL (community language learning) Belajar bahasa komunitas atau belajar konseling diperkenalkan pertama kali pada tahun 1960an, oleh Charles A. Curran, seorang terapi-konselor dan pemuka agama yang bekenaan dengan situasi pembelajaran B2 dari sudut pandang dinamika kelompok kecil dan konseling. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 5

BELAJAR BAHASA KOMUNITAS (2) Guru mengambil posisi sebagai konselor dan pebelajar mengambil posisi sebagai klien. Klien berinteraksi secara bebas antara yang satu dengan yang lain, dan konselor berperan, hanya, membantu jalannya interaksi. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 6

BELAJAR BAHASA KOMUNITAS (3) 1. Klien duduk membentuk lingkaran dan berbicara hanya dengan bahasa target. 2. Konselor berdiri di samping klien yang berbicara. 3. Klien memberitahu konselor dalam bahasanya tentang apa yang ingin dikatakan dan konselor menerjemahkannya. 4. Klien kemudian menyampaikan sebagian terjemahan itu kepada klien lain, dan klien itu harus membrikan responnya. 5. Konselor harus berjalan berkeliling untuk memberikan terjemahannya kepada klien tentang apa yang ingin mereka katakan. 6. Diskusi tentang tata bahasa dilakukan sesedikit mungkin. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 7

BELAJAR BAHASA KOMUNITAS (3) Contoh CLL dalam versi lain : Sebagai contoh, kalimat yg disampaikan mungkin direkam, ditranskripsikan, dan kemudian diberikan kpd pebelajar untuk dipelajari dan diingat. Pebelajar merefleksikannya dalam interaksi dan mengeskpresikan perasaanperasannya pada sesi ini. Mereka kemudian mengemukakan pertanyaan tentang tata bahasa dan aspek lain dari bahasa yang sedang dipelajari, dan guru menyediakan jawaban detailnya Dalam versi ini, CLL tidak berbeda secara fundamental, dengan metode GT (grammar-translation method). Kelompok kecil berinteraksi untuk mempertahankan ciri khusus CLL, tetapi hal tersebut tidak cukup membuat metode ini tersebar luas. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 8

MEMBISU (SILENT WAY) Rasional : Pebelajar Bicara, Guru Diam ü Dikembangkan oleh Gattegno ü Didasarkan pada nilai yang radikal bahwa guru menjadi sependiam mungkin, dan sebaliknya pebelajar menerapkan kecakapannya sendiri untuk menemukan dan mengkreasi bahasanya sendiri. ü sudut pandang belajar B2 sama dengan belajar B1 Gattegno berargumentasi bahwa proses B1 dan B2 berbeda, karena pada pada saat belajar B2, pebelajar telah tahu B1 dan telah memiliki kecakapan kognitif orang dewasa. Akibatnya, guru harus meletakkan pendekatan natural yang bersifat artifisial, dan untuk beberapa tujuan langsung dikontrol 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 9

(SILENT WAY) 2 Pendekatan metode ini diletakkan pada aspek kreatif belajar bahasa ð belajar dipandang sebagai sebuah proses menemukan dan berkreasi. Pebelajar menebak sendiri kaidah gramatika dan strukturnya yang inheren dalam situasi yang dipaparkan pada mereka. Ini sangatlah sulit bagi pebelajar karena guru diam dan pebelajar memperoleh sedikit sekali data untuk dianalisis. Kediaman guru sangatlah aneh karena belajar dari model, dari yang dikatakan dan ditulis, sangat esensial untuk metode lain yang telah dikemukakan 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 10

(SILENT WAY) 3 Produksi Mendahului Komprehensi Metode silent way menentang urutan alamiah karena produksi mendahului komprehensi. Guru sedikit berbicara dan mendorong pebelajar untuk berbicara. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, ini sangatlah sulit karena pebelajar tidak tahu bagaimana mulai mengatakan sesuatu. Guru tidak menjadi model berlafal, tetapi menunjukkan huruf-huruf pada kartu kata, dan menunggu lafal terbaik dari pebelajar di kelas dan membiarkannya menjadi model. Guru meminta pebelajar untuk berbicara sebanyak mungkin dan seawal mungkin. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 11

(SILENT WAY) 4 Materi Guru menggunakan seperangkat objek fisik tertentu, seperti balok-balok berwarna yag dibuat khusus untuk menyampaikan makna dan kaidah gramatika melalui kalimat yang dikonstruksi. Beberapa pebelajar tampak antusias mengikuti metode ini. Meskipun demikian, beberapa peserta yang baik bereaksi secara negatif untuk menekan keharusan menemukan kaidah gramatika dengan tanpa kehadiran model ujaran. Meskipun pebelajar diharapkan mampu bekerja secara kooperatif dan bukan kompetitif (Richard & Rodgers, 1986), karena mereka tidak bergantung pada guru tetapi pada teman sekelas, kompetisi seringkali terjadi. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 12

(SILENT WAY) 5 Petualangan dengan SW David P. Aline pernah mengikuti kursus metode silent way di Cina. Dia menemukan bahwa 1 dr 5 peserta sangatlah baik, yang lain baik, biasa saja (menggantung: tidak baik baik tidak buruk), & 2 berhenti. Metode ini tidak mampu melayani perbedaaan individual dalam gaya belajar para pesertanya. Selain itu, meskipun para pebelajar didorong untuk mengambil inisiatif dalam proses belajar, hanya sebagian kecil siswa saja yang dapat melakukannya tanpa kehadiran guru (dalam pengertian kehadiran kartu, objek bergerak, dan sebagainya. Meskipun metode ini mungkin berhasil untuk beberapa tingkat dengan beberapa peserta dengan setting yang sangat terkontrol, beberapa keberhasilan mungkin tidak mudah diperoleh di luar setting tersebut (Lantolf, 1986) 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 13

SUGESTOPEDIA Membangkitkan Super Memori dengan Relaksasi Diperkenalkan oleh Lozanov (1978) dan dikenal dengan magic method untuk pengajaran bahasa kedua. Bertujuan untuk membuat pebelajar memasuki wilayah kesadaran yang kondusif untuk belajar. Bentuk hypermnesia atau super memori dihasilkan melalui teknik relaksasi yang dibuat untuk membangun kepercayaan pebelajar dan kemudian menghancurkan rintangan antisugestif. Relaksasi dicapai melalui kegiatan menyimak bagian musik klasik tertentu yang dimainkan dengan tempo tertentu sehingga mampu membangkitkan kesiapan mental pebelajar. Musik yang terbaik untuk sugestopedia adalah musik instrumental lembut dari dawai. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 14

SUGESTOPEDIA 2 Peran Guru dan Klaim Fantastik Pebelajar harus diberi kursi dan ruangan yang nyaman. Kepercayaan diri pebelajar dibangun melalui apa yang dikatakan dan dilakukan guru. Guru memberikan sugesti tertentu kepada pebelajar dan melakukan hal itu dengan otoritas dan kepercayaan diri yang tinggi pula. < Hasilnya : Pebelajar B2 dapat belajar 1800 kata, berbicara dalam kerangka kesuluruhan tata bahasa yang esensial dan mampu membaca beberapa teks, hanya dalam 24 hari. (menurut Lozanov) 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 15

SUGESTOPEDIA 3 ü Pada penyajian pertama, pebelajar mengikuti membaca. ü Pada penyajian kedua dan ketiga, guru membaca dan pebelajar hanya menyimak. Pada penyajian ketiga itulah music dimainkan dan mendukung terjadinya hypermnesia dan proses belajar. ü Sebenarnya, sugestopedia sedikit di atas metode translasi gramatika dengan musik. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 16

SUGESTOPEDIA 4 Apa yang dapat kita katakan tentang pengakuan kesuksesan yang luar biasa yang telah dibuat oleh Lozanov dan sejumlah kecil pendukungnya (Bancroft, 1972; Stevick, 1976)? Tak ada satu pun kesalahan dengan ide peningkatan memori. Jika suatu metode pengajaran B2 berjalan dan diakui seperti sugestopedia, yakni meningkatkan memori melalui relaksasi dan musik, dan mampu meningkatkan pemerolehan bahasa secara luar biasa hanya dalam hitungan minggu, tidak seharusnya ditolak. Namun kenyataannya, hampir 30 tahun setelah sugestopedia diperkenalkan dan diujicobakan di beberapa negara, belum diperoleh bukti yang meyakinkan untuk mendukung pengakuan yang luar biasa tersebut. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 17

SUGESTOPEDIA 5 Koreksi Koreksi Sugestopedia yang diambil sebagai metode pengajaran bahasa cenderung kurang berguna untuk saat ini, eklektik program EFL, dan banyak kesalahan karena menawarkan begitu banyak paket-paket sain gadungan yang berbelit-belit dan sulit dipahami. Aplikasi Sugestopedia saat ini dipakai para guru. Mereka memainkan musik sebelum mereka memulai pembelajaran untuk menenangkan pebelajar. 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 18

7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 19