IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut : deskripsi data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta pada tanggal April 2015 jam WIB selesai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 3) latihan taktik, dan 4) latihan mental. Kondisi fisik merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan reaksi

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

105 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

METODOLOGI PENELITIAN. dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan :

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

KONTRIBUSI KEKUATAN, POWER OTOT, PANJANG LENGAN, TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP LONCAT HARIMAU. Jurnal. Oleh. Riyan Jaya Sumantri

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BERJILBAB TERHADAP MOTIVASI BERJILBAB PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR KAB. BATANG

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Ni Putu Nita Wijayanti, Slamet, Syahriadi, Yelzi Riswindra Universitas Riau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANILISIS DATA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

METODE PENELITIAN. yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

BAB IV ANALISIS KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MI ISLAMIYAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran Power Otot Tungkai (X 1 ) dan kecepatan Sprint X 2 )

MATA PELAJARAN PENJASORKES

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

HUBUNGAN ANTARA VERTICAL JUMP DENGAN KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII SMP 2 TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. sebab itu, dalam penelitian ini peneliti akan menguraikan prosedur yang. tertentu dan hubungannya berbagai variabel.

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

` III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode korelasional. Dijelaskan oleh Arikunto (1998) penelitian korelasional

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTURAN TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK GERAKAN RATSLAG SENAM MAHASISWA PENJASKESREK UIR T.A.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI BAWAH DENGAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam deskripsi data. Deskripsi data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, nilai simpangan baku, distribusi frekuensi dan diagram batang dari masingmasing variabel X, X dan Y. Adapun deskripsi data hasil penelitian adalah sebagai berikut :. Variabel Power Otot Tungkai Hasil penelitian menunjukkan rentang skor power otot tungkai yang diperoleh antara kg sampai dengan 44 kg dengan nilai rerata sebesar 9,3 dan simpangan baku sebesar 7,7. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Power Otot Tungkai. No. Interval Telly Frekuensi Presentase //// /// 8 4 % 7 3 //// //// 9 45 % 3 4 3 // % 4 3 37 - % 5 38 44 / 5 % Berdasarkan tabel bergambar di atas dapat disimpulkan, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata maka testee yang berada pada kelas rata-rata sebanyak

43 9 orang (45%), yang berada di bawah kelas rata-rata sebanyak 8 orang (4%) dan di atas kelas rata-rata sebanyak 3 orang (5%). Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan diagram batang seperti: 9 8 7 5 4 3 9 8-7-3 4-3 3-37 38-44 Gambar. Diagram Batang Power Otot Tungkai. Diagram gambar di atas menunjukkan bahwa ada 8 orang yang memperoleh power otot tungkai antara kg sampai dengan kg, power otot tungkai antara 7-3 kg terdapat 9 testee, power otot tungkai antara 4-3 kg terdapat orang, kemudian tidak ada orang yang memperoleh power otot tungkai antara 3-37 kg, dan hanya ada orang yang mendapat power otot tungkai antara 38-44.. Variabel Power Otot Lengan Hasil penelitian menunjukkan rentang skor yang diperoleh dari hasil tes power otot lengan adalah 4 cm sampai dengan 35 cm. Dengan rerata sebesar 9,35 dan simpangan baku sebesar 45,74. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan.

44 No. Interval Telly Frekuensi Persentase 4 8 //// //// / 55 % 83 4 //// // 7 35 % 3 5 / 5 % 4 7 38 - % 5 39 35 / 5 % Berdasarkan tabel bergambar di atas dapat disimpulkan, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata maka orang yang berada pada kelas rata-rata sebanyak 7 orang (35%), yang berada di bawah kelas rata-rata sebanyak orang (55%) dan di atas kelas rata-rata sebanyak orang (%). Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut: 8 7 4 4-8 83-4 5 7 38 39 35 Gambar. Diagram Batang Power Otot Lengan. Diagram batang di atas menunjukkan hasil rentang power otot tangan yang didapat oleh orang, yaitu antara 4-8 cm terdapat orang, power antara 83-4 cm ada 7 orang, kemudian power otot lengan antara 5- cm terdapat orang, sedangkan 7-38 cm tidak ada. Selanjutnya yang mendapat hasil power otot lengan berkisar antara 39-35 cm ada orang.

45 3. Variabel Hasil Belajar Gerak Dasar Tiger Sprong Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai hasil belajar gerak dasar tiger sprong adalah sampai dengan 5. Dengan rerata sebesar 9,85 dan simpangan baku sebesar 4,. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Keterampilan Gerak Dasar Tiger sprong. No. Interval Telly Frekuensi Presentase 3 // % 4 / 5 % 3 7 9 //// / 3 % 4 //// 5 5 % 5 3-5 /// 3 % Berdasarkan tabel bergambar di atas, jika dibandingkan dengan nilai ratarata maka testi yang berada pada kelas rata-rata sebanyak orang (3%), yang berada di bawah kelas rata-rata sebanyak 3 orang (5%) dan di atas kelas rata-rata sebanyak orang (55%). Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut: 7 5 5 4 3 3 4 7 9 3-5 Gambar 3. Diagram Batang Hasil Belajar Gerak Dasar Tiger sprong.

4 Diagram batang di atas menunjukkan skor yang didapat oleh testee dalam melakukan gerak dasar tiger sprong, yaitu testee yang mendapat skor antara -3, antara skor 4- terdapat orang, skor 7-9 terdapat orang, kemudian skor antara - ada 5 orang, dan skor antara 3-5 terdapat orang. B. Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan analisis, data mentah (row score) diubah menjadi bentuk baku (T score) kemudian diuji dengan teknik analisis korelasi Product Moment dan korelasi ganda untuk menguji hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil penelitian maka perbandingan koefisien korelasi yang didapat adalah sebagai berikut :. HubunganPower Otot Tungkai dengan Hasil Belajar Gerak Dasar Tiger Sprong. Hasil korelasi antara power otot tungkai dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong didapat koefisien korelasi =,54 artinya ada hubungan yang positif/kuat. Dan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment dengan taraf kesalahan,5 atau taraf kepercayaan 95%. Maka dengan sampel siswa didapat harga kritik r tabel =,444. Karena r hitung r tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong.

47. Hubungan Power Otot Lengan dengan Hasil Belajar Gerak Dasar Tiger Sprong. Hasil korelasi antara power otot lengan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong (Y) didapat koefisien korelasi =,5 artinya ada hubungan yang positif/cukup kuat. Dan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment dengan taraf kesalahan,5 atau taraf kepercayaan 95%. Maka dengan sampel siswa didapat harga kritik r tabel =,444. Karena r hitung r tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong. 3. HubunganPower Otot Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Hasil Belajar Gerak Dasar Tiger Sprong. Hasil korelasi antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong didapat koefisien korelasi =,54 artinya ada hubungan yang positif/kuat. Dan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment dengan taraf kesalahan,5 atau taraf kepercayaan 95%. Maka dengan sampel siswa didapat harga kritik r tabel =,444. Karena r hitung r tabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong.

48 C. Pembahasan Penelitian ini membahas tentang hubungan power otot tungkai dan power otot lengan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong pada siswa ekstrakurikuler di SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran / dengan jumlah populasi adalah, yang terdiri dari 9 putra dan putri. Pengambilan data penelitian telah dilakukan pada tanggal 9 dan Maret, dengan rincian penelitian sebagai berikut: pada tanggal 9 Maret, peneliti melakukan observasi dan pengenalan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler senam. Kemudian pada tanggal Maret, peneliti melakukan pengukuran tes power otot tungkai, tes power otot lengan, dan gerak dasar tiger sprong pada masing-masing siswa dengan 3 kali kesempatan pengambilan data. Dari hasil penelitian didapat bahwa power otot tungkai dan power otot lengan mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan kuat antara power otot tungkai dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong. Demikian halnya antara power otot lengan dengan hasil belajar gerak dasar tiger sprong juga menunjukkan hubungan yang positif dan cukup kuat. Ini berarti peningkatan faktor kondisi fisik power otot tungkai dan juga power otot lengan akan menyebabkan peningkatan juga pada hasil belajar gerak dasar tiger sprong. Power adalah kekuatan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Power adalah hasil usaha dalam satuan unit waktu

49 yang disebabkan ketika kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu. Faktor yang mempengaruhi power adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Power tungkai adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal waktu yang sangat cepat dari seluruh kaki, dari pangkal paha ke bawah. Kecepatan dan keseimbangan erat dengan gerakan kaki yang merupakan fondasi bagi semua keahlian dasar dalam senam dan juga untuk membentuk gerakan kaki yang efektif sehingga mampu menjangkau hasil loncatan yang maksimal. Kaki memiliki peranan yang penting karena kaki memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan melakukan loncatan, juga memberikan dorongan yang besar pada saat melaksanakan loncatan. Peran power pada tungkai kaki sangat berpengaruh dikarenakan power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan yaitu hasil otot untuk menerapkan dan mengerahkan tenaga dengan kuat dan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan untuk mencapai yang diinginkan Power lengan adalah gerakan yang dilakukan secara eksplosif. Maksudnya, kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan otot lengan yang dikerahkan secara maksimum dalam waktu sependek-pendeknya ketika melakukan tahanan saat melakukan tiger sprong. Lengan terdapat pada tubuh bagian atas yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh, seperti melempar, mendorong, menarik dan sebagainya. Terjadinya gerakan pada lengan tersebut disebabkan adanya otot-otot dan tulang, otot sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Menurut Pate (993: 4), gerakan rotasi

5 medial lengan digerakkan oleh otot subscapularis. Gerakan rotasi sendi bahu ini ditujukan untuk melakukan roll depan sempurna setelah melakukan lompatan seperti harimau. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa perpaduan unsur kondisi fisik power otot tungkai dan power otot lengan akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam upaya peningkatan hasil belajar gerak dasar tiger sprong. Penting halnya memberikan latihan kondisi fisik yang optimal sebelum siswa mempelajari suatu hasil belajar dasar olahraga. Latihan sangat penting dilakukan dalam membantu peningkatan kemampuan melakukan aktifitas olahraga Latihan kondisi fisik bertujuan untuk mencapai dan mengembangkan komponen-komponen kebugaran secara terpadu, meliputi pengembangan power, power otot tungkai maupun otot lengan, fleksibilitas, koordinasi, memperbaiki reaksi, dayatahan otot, dan unsur lainnya. Dengan kebugaran yang optimal maka diharapkan akan tercapai penguasaan hasil belajar gerak dasar tiger sprong.