BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revenue. Istilah pendapatan digunakan untuk menyatakan penghasilan (revenue)

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari review terdahulu

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN MENURUT PSAK NO.23 PADA PT. RAYA UTAMA TRAVEL MEDAN

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih bingung dalam penggunaan istilah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

LAPORAN KEUANGAN BANK

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DITINJAU DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 PADA PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING DI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

Catatan 31 Maret Maret 2010

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha, perusahaan akan mengharapkan laba yang dipengaruhi oleh pendapatan dari aktivitas tersebut. Pendapatan juga merupakan faktor untuk menjamin kelangsungan hidup dan sekaligus merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Standar atau prinsip akuntansi yang mengatur penentuan atau pengukuran laba-rugi periodik, yaitu : prinsip realisasi pendapatan dan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan yang terkait. Di dalam menetapkan prinsip realisasi, harus dipertimbangkan beberapa faktor termasuk saat, waktu, atau periode dan sifat pendapatan yang diakui. Didalam menerapkan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan dan biaya yang terkait, harus diidentifikasi biaya-biaya yang harus dipertemukan dengan pendpatannya. Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah dalam hal penentuan pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan

dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan di dalam akuntansi yaitu : pendekatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk dari asset yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, dan pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lain. Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skosen (1997 : 123) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : Pendapatan (Revenue) adalah arus kas masuk atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau peyelesaian kewajiaban-kewajibannya (kombinasi keduanya) yang berasal dari peyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitasaktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. Menurut Drs. Slamet Sugiri, (1992:30) menerangkan tentang pendapatan yaitu : Penerimaan uang atau aktiva lainnya sebagai kontraprestasi atau aktivitas penjualan barang atau peyerahan jasa dalam akuntansi disebut pendapatan. Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk kelangsungan operasi perusahaan tersebut. Tiap-tiap perusahaan bertujuan untuk hidup dan semakin berkembang. Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan

laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, di mana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Dalam perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, beban yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam satu periode, yang berakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laboran perubahan posisi keuangan menyajikan aktivitas pembiayaan dan investasi perusahaan. Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Karena dengan adanya informasi mengenai pendapatan, manfaat yang diperoleh, antara lain: 1) Dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan. 2) Mempunyai alat ukur untuk mengukur kinerja efisiensi manajemen. 3) Dapat memprediksi distribusi dividen di masa yang akan datang. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek atas kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam-macam tergantung dari sisi mana meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi

antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Adanya penafsiran yang berlainan terhadap pengertian pendapatan bagi pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu. Oleh pemakaian akuntansi, konsep pendapatan belum dapat dijelaskan secara universal, karena pemakai informasi laporan keuangan khususnya laporan laba rugi yang memuat tentang pendapatan yang berguna untuk masing-masing pemakai laporan yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana ia memandang. b. Sumber dan Jenis Pendapatan Dalam membahas masalah pendapatan maka kita tidak akan terlepas dari pembahasan masalah sumber dan jenis pendapatan. Sumber dan jenis pendapatan ini merupakan unsur yang perlu mendapat perhatian penting sebelum membicarakan pendapatan lebih lanjut, sebagaimana pendapatan itu sendiri diperoleh dari berbagai sumber. Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh, dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan tersebut. Pendapatan dan laba timbul karena adanya kegiatan yang dilakukan perusahaan. Seluruh aktivitas perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif (pendapatan dan

keuntungan) dan pengaruh negatif (beban dan kerugian). Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau rugi. Pendapatan umumnya diklasifikasikan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendaptan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain misalnya pendapatan bunga dan dividen. Sedangkan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang disebut extra ordinary income. Pada dasarnya pendapatan timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagangan. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai, sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan usaha dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Menurut PSAK No. 23 Paragraf 01 Ikatan Akuntan Indonesia. (2009, 23.1), menyatakan bahwa: Pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut:

1) Penjualan barang 2) Penjualan jasa 3) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Pendapatan yang timbul dari penjualan barang meliputi barangbarang yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual kembali kepada langganan, misalnya barang dagangan dibeli oleh pengecer merupakan barang yang sudah selesai diproduksi tanpa harus diproses lagi. Demikian juga dengan penjualan jasa atau penyerahan pendapatan ini menyangkut pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan cara suatu perjanjian tugas yang telah disetujui oleh perusahaan jasa. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain akan menimbulkan berapa besar pendapatan yang akan diperoleh perusahaan dalam bentuk: 1) Bunga, dimana berapa besar jumlah kas terhutang pihak lain kepada pihak perusahaan. 2) Royalti, dalam penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan yang digunakan perusahaan lain dalam meningkatkan jumlah produksinya, misalnya hak paten. 3) Dividen, pembagian laba kepada para pemegang saham sesuai dengan jenis modal tertentu dan jumlah yang diinvestasikan. Dari timbulnya pendapatan itu, dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil yang diperoleh dari bisnis dan investasi. Kaitannya dengan operasi perusahaan, pada umumnya sumber dan jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat dikelompokkan atas:

1) Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk: a) Penjualan kotor Penjualan kotor merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya. b) Penjualan bersih Penjualan bersih merupakan semua hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak pembeli.

Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu: a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah selesai diproduksi. b) Pendapatan diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi. c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor. Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut: a) Penjualan Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. b) Penjualan Jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan 2) Pendapatan Non Operasional Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Pendapatan non operasional sering juga disebut dengan pendapatan lain-lain atau other revenue and again. Pendapatan ini juga diterima perusahaan tidak secara kontinyu namun menunjang pendapatan operasi perusahaan.

Adapun jenis dari pendapatan non operasional dapat dibedakan sebagai berikut: a) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalty dan lain-lain. b) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud (gain on sales of fixed asset). Sumber dan jenis pendapatan berhubungan dengan jenis aktivitas perusahaan, oleh karena itu peranan manajemen dalam menentukan sumber pendapatan sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan. c. Konsep-konsep Pendapatan 1) Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. 2) Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi Definisi pendapatan antara para akuntan dengan para ahli ekonomi sangat jauh berbeda, demikian juga sesama para akuntan, yang mendefinisikan pendapatan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi umumnya definisi ini menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang. Pendapatan sulit didefinisikan karena pendapatan sering berkaitan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu dan kaidah yang implisit mengenai kapan pendapatan kapan harus dilaporkan. Pada dasarnya konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu: a) Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow. Definisi diatas, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk atau peningkatan-peningkatan lainnya atas aktiva suatu entitas

atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggara jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus menerus. 2) Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow. Dalam PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2009, 23.2) menyatakan bahwa: Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Baridwan (2001:30) menyatakan bahwa: Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dari definisi pendapatan diatas jelaslah bahwasanya pendapatan berasal dari penyerahan barang atau jasa serta aktivitas usaha lainnya dalam satu periode. Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu diakui secara bersamaan, proses ini mengacu pada pengaitan pendapatan (matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan dan beban lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi.

Dalam pandangan yang luas, yang diidentifikasikan sebagai pendapatan adalah perubahan didalam aktiva netto yang berasal dari kegiatan memproduksi. Sedangkan pandangan yang lebih sempit mengenai pendapatan hanya mencakup hasil-hasil dari kegiatan produksi pendapatan dan tidak memasukkan laba investasi dan keuntungan serta kerugian dari pelepasan harta tetap yang memberikan perbedaan yang jelas antara pendapatan dan kerugian. Pada prinsipnya pendapatan adalah sama dengan keseluruhan produksi atau jasa yang dapat dinyatakan dengan satuan uang dan diserahkan oleh perusahaan kepada para langganannya dalam suatu periode tertentu. 2. Pengakuan Pendapatan a. Kriteria Pengakuan Pendapatan Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5 yang dikemukakan oleh Dykman(2000:237), pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negative atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya

digolongkan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau pun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan dividen. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara lain berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5 yang dikemukakan oleh Dykman(2000:237), ada empat kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui, yaitu: 1) Definisi, item atau kejadian dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian). 2) Dapat diukur, item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. 3) Relevansi informasi mengenai item atau kejadian membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan. 4) Realibilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji dan netral.

Empat kriteria pengakuan di atas diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila : a) Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan. b) Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai. Kedua kriteria di atas biasanya dipenuhi pada titik penjualan (point of sale), yang seringkali terjadi ketika barang diantar atau ketika pelayanan diberikan kepada pelanggan. Pada dasarnya pendapatan diperoleh melalui suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap siklus operasi. Berkaitan dengan itu para akuntan lalu membuat aturan umum mengenai pengakuan terjadinya pendapatan yang dikenal dengan prinsip realisasi. Secara umum realisasi berarti melaporkan pendapatan bilamana suatu transaksi pertukaran telah terjadi. Transaksi pertukaran ini menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang diakui, yaitu jumlah kas yang diterima atau akan diterima. b. Metode Pengakuan Pendapatan Menurut Belkoui (2006:281), ada dua metode pengakuan pendapatan dalam periode akuntansi, yaitu : 1) Dasar kejadian penting (Critical Event Basis/Cash Basis) Kriteria ini telah mengarah kepada kejadian penting mengenai pendapatan pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada saat harta terjual atau jasa diserahkan. Ini berarti, dengan penggunaan dasar tunai atau cash

basis yang murni (pure basis), pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima. Jurnal : Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima Kas xxxxx Penjualan xxxxx 2) Dasar akrual (Accrual Basis) Menurut dasar akrual pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadinya tanpa memandang pada saat periode penerimaan. Dengan demikian metode dasar akrual memperhitungkan pendapatan pada saat terjadinya penjualan. Sesuatu hal yang sering terjadi bahwa sesuatu pendapatan telah diterima tetapi kewajiban atas pendapatan tersebut belum diselesaikan dan dapat juga terjadi hal yang sebaliknya. Untuk tujuan pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi diperlukan adanya pengakuan yang jelas tentang kapan pendapatan itu terjadi. Dasar akrual untuk pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi, maka dalam hal ini apabila keuntungan dapat dihitung secara sebanding dengan tugas yang dikerjakan atau jasa yang dilaksanakan pada akhir produksi, maka pendapatan diakui pada barang atau pada pengumpulan hasil penjualan. Jurnal : Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan dari penjual ke pembeli : Piutang xxxxx Penjualan xxxxx Pada saat kas diterima : Kas Piutang xxxxx xxxxx Menurut Kieso(2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan pendapatan dilakukan dengan empat cara : 1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan Sering disebut dengan Point of Scale (titik penjualan). Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli.

2) Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan (penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat. Misalnya kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. 3) Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas dari hasil penjualannya. Misalnya penjualan cicilan. Metode pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang dan jasa, yaitu: a) Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan kepada pendapatan pada saat terjadinya transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa. b) Angsuran (Installment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan menangguhkan laba. c) Pemulihan kas (Recovery Cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya barang yang dijual. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dipertemukan dengan total penerimaan kas. d) Metode kas (Cash Basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan. 4) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari consignee.

Sedangkan menurut Soemarso (2003:275), mengatakan bahwa ada empat kejadian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat pengakuan pendapatan, yaitu: 1) Pada saat dilakukannya penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli (saat dikirimkankannya faktur tagihan). Tetapi, apabila antara penyerahan barang oleh penjual dengan penerimaan barang oleh pembeli terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. 2) Pada saat pembayaran telah diterima, pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara dan perusahaan-perusahaan lain dimana jasa-jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima. 3) Pada saat tahap produksi diselesaikan, pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun atau lebih. Dalam keadaan demikian pendapatan dapat diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. Dan apabila pendapatan diakui pada akhir penyelesaian pekerjaan sekaligus akan mengakibatkan laba atau rugi menjadi sangat berfluktuasi. 4) Pada saat selesainya produksi, untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Saat pengakuan pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu transaksi yang menimbulkan pendapatan. Penentuan timing harus dilaksanakan dengan tepat. 3. Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan NO.23 Paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2009,23.2) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan. a. Pengakuan pendapatan Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi : 1) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memudahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; 2) Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang dijual; 3) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal; 4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke perusahaan tersebut; 5) Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan handal. Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut menahan resiko dari kepemilikan, antara lain : 1) Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya; 2) Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang bersangkutan; 3) Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh perusahaan; dan

4) Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi return. Menurut PSAK No.23 Paragraf 19 Ikatan Akuntan Indonesia (2009, 23.5) menyatakan bahwa : Penjualan jasa dapat diakui dengan metode persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut : 1) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal; 2) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan; 3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan 4) Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. b. Pengukuran Pendapatan Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan

antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima. Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan netode pengakuan pendapatan adalah : Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Rini Afriyanti Analisa pengakuan Hasil penelitian manyatakan Hasibuan (2006) pendapatan dan biaya konstruksi sesuai dengan standar akuntansi keuangan no.34 pada PT. Harfa Rahmat Utama bahwa pada PT. Harfa Rahmat Utama mempunyai kebijakan akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan no.34, metode yang digunakan adalah metode kontrak selesai, metode

persentase peyelesaian. Elsa Butar- Pengakuan pendapatan dan Pengakuan pendapatan dan beban butar (2005) Yusnita Nasution beban pada PT. Pomona Indah Permai Penerapan PSAK No.23 dan 36 dalam pengakuan pada PT. Pomona Indah Permai telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana yang diakui sebagai pendapatan dan beban adalah dari laporan keuangan pendapatan dan beban terlihat dari laporan laba rugi. PT. Adisarana Wana Artha telah sesuai dengan PSAK No. 23 sebab (2004) dan pengukuran jumlah pendapatan dapat diakui pendapatan pada PT. Adisarana Wana Artha dan diukur dengan andal, sedangkan PSAK No.36 kurang sesuai, sebab pendapatan terkadang tidak diakui berdasarkan periode kontrak maupun pada saat jatuh tempo dari pemegang polis, walaupun tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan.