III. METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menggambarkan locus of control pada pasangan suami isteri yang hamil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

Observasi dan Wawancara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau ( field

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan fakta dilapangan. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang sudah dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

STUDI KASUS SISWA UNDERACHIEVER DI SMP NEGERI I KOTABUMI LAMPUNG UTARA. Shufiyanti Arfalah 1 Muswardi Rosra. 2 Giyono.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk meneliti. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

III. METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena-fenomena atau masalah-masalah berlandaskan

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan masalah manusia. Bogdan dan Taylor

Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian tentang Permodalan UKM Sarung Tenun ATBM Di Desa Wedani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Titik berat dari penelitian yang dilakukan yaitu pada permasalahan kecemasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran secara ilmiah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan fenomena sosial yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan

III. METODE PENELITIAN. dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, hal tersebut merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah penelitian data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Tohirin 2012) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Dengan pendekatan ini peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan lebih dekat. Ini dapat terjadi karena adanya pelibatan secara langsung dengan subyek di lingkungan subyek, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pelibatan langsung ini akan dapat mengeksplorasi diri subyek, situasi, kondisi, dan peristiwa yang berkaitan dengan penyesuaian diri. Dengan pertimbangan seperti itu, maka peneliti lebih cenderung memilih pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Yang mana dalam hal ini, pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses

39 pencarian data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan. Creswell (dalam Herdiansyah 2010) menyatakan bahwa Studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas (bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya akan konteks. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk studi kasus intrinsik (intrinsic case study). Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa studi kasus intrinsik dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang suatu kasus tertentu. Peneliti telah menggali lebih dalam mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMP Penyimbang Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014. Beralamat di jalan Teuku Umar Gang Suci, Kedaton, Bandarlampung. Penelitian berlangsung dari tanggal 5 Oktober 2013 hingga 10 Januari 2014. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah satu orang siswa penyandang tunagrahita yang ada di SMP Penyimbang Bandar Lampung. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas, skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia

40 kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri.. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara semiterstruktur, observasi partisipatif dan studi dokumentasi. 1. Wawancara Menurut Gorden (dalam Herdiansyah 2010) mendefinisikan wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Untuk mendukung pencarian data dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara mendalam (indepth interview), dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara bersifat umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput. 2. Observasi Pengumpulan data dalam penelitian ini juga didukung dengan observasi.. Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu

41 kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipatif. Dalam hal ini, seorang peneliti dituntut untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang tunagrahita dalam penyesuaian diri di sekolah. Menurut Herdiansyah (2010) Teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Teknik observasi yang digunakan adalah behavioral checklist yang merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek ( ) jika perilaku yang diobservasi muncul. Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti akan mencantumkan atau menuliskan indikator perilaku yang mungkin dimunculkan oleh observe atau subyek penelitian. Selain menggunakan teknik observasi behavioral checklist peneliti juga menggunakan teknik anecdotal record dengan tipe deskripsi umum. Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa anecdotal record merupakan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi

42 dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan oleh subjek penellitian. Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna. Catatan tersebut harus selengkap mungkin sesuai dengan kejadian yang sebenarnya tanpa mengubah kronologisnya. Dalam metode anecdotal record peneliti juga dapat menafsirkan makna dari perilaku yang muncul, menurut pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang penafsiran dan makna menurut peneliti berfungsi sebagai pendukung dari makna yang sebenarnya. 3. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah studi dokumentasi. Menurut Herdiansyah (2009) studi dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisa dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. E. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam studi kasus ini adalah peneliti sendiri. Instrumen atau alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian. Menurut Herdiansyah, H. (2010) peneliti sendiri yang berfungsi penuh dan terlibat aktif

43 dalam penelitian ini. Peneliti sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penelitiannya, berhasil menjadi satu dengan subjek penelitian beserta lingkungan sosialnya dan kepercayaan telah diraihnya dengan baik. Tetapi di sisi lain peneliti tetap sedang melakukan penelitian. Tidak dapat dipisahkan antara fungsi peneliti sebagai instrumen dan sebagai peneliti itu sendiri. Keberhasilan penelitian terletak pada keterampilan dan kecakapan peneliti untuk menggali informasi dan menginterpretasikan informasi serta membina kedekatan (rapport) dengan subjek dan informan. Peneliti juga mengevaluasi jalannya penelitian yang dilakukan untuk tetap pada jalur tujuan yang diinginkan dan tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan metodologis yang benar. F. Analisa Data Melakukan anilisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Data yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis agar dapat disimpulkan dan mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian, untuk itu dibutuhkan analisis data yang tepat. Analisis dilakukan pada semua data yang terkumpul, baik dalam bentuk coretan atau catatan, hasil wawancara dalam bentuk rekaman, dokumen, foto-foto dan sebagainya.

44 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang akan dilakukan yaitu : 1. Pengumpulan data Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf. Bahkan, Creswell (dalam Herdiansyah, 2010) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berfikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Intinya adalah proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pengumpulan data dapat berupa coretan, catatan peneliti, hasil pengamatan, hasil wawancara karena hasil dari aktivitas tersebut adalah data yang akan menunjang hasil penelitian. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan

45 diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen. 3. Display data atau penyajian data Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpul data dan telah berbentuk tulisan (script), langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Pada prinsipnya, display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema) ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan. Kemudian tema tema tersebut dipecah kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Jadi secara urutan akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu : kategori tema, subkategori tema, dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama lain. 4. Mengambil kesimpulan/verifikasi Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan pada penelitian kualitatif menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

46 diajukan sebelumnya dan mengungkap what dan how dari temuan penelitian tersebut. Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model Miles dan Huberman secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan. Jika dapat disimpulkan terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam tahap kesimpulan/verifikasi. Pertama, menguraikan subkategori tema dalam bentuk tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/ komponen/ faktor/ dimensi dari central phenomenon penelitian. Ketiga, membuat kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan Jika ketiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, hal tersebut mengindikasikan bahwa secara analisis data kualitatif, penelitian yang dilakukan telah selesai dan peneliti telah memiliki hasil atau jawaban dari pertanyaan penelitian.

47 G. Uji Keabsahan Data Penelitian Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Sebuah penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk melakukannya mutlak dituntut secara objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam sebuah penelitian maka validitas dan reliabilitas harus dipenuhi jika tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan keilmiahannya. Tidak terkecuali model studi kasus dalam penelitian kualitatif keabsahan datanya pun harus di uji dengan beberapa teknik. Moleong (dalam Iskandar, 2008) menyatakan bahwa untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif diperlukan beberapa teknik pemeriksaan antara lain : 1. Objektivitas (Confirmability) Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk mencapai kondisi obyektif. Adapun kriteria objektivitas jika memenuhi syarat sebagai berikut: a) Desain penelitian dibuat secara baik dan benar b) Fokus penelitian tepat c) Kajian literatur yang relevan d) Instrumen dan cara pendataan yang akurat e) Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan penelitian f) Analisis data dilakukan secara benar g) Hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan 2. Kesahihan internal (Credibility) Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang

48 tepat. Penjaminan keabsahan data melalui kesahihan internal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan yaitu : a) Perpanjangan pengamatan Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) bahwa peneliti adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam proses pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Kemudian dengan adanya perpanjangan pengamatan peneliti dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperoleh. b) Meningkatkan ketekunan pengamatan Dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan peneliti sangat diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan perhatian secara rinci dan mendalam. c) Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap suatu data. Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) penelitian yang menggunakan teknik triangulasi dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

49 3. Kesahihan eksternal (Transferability) Menurut Danim (dalam Iskandar, 2008) kriteria kesahihan eksternal meminta peneliti kualitatif untuk menghasilkan penelitian yang dapat mendeskripsikan rekonstruksi realita secara lengkap dan detail sebagaimana dikonstruksikan oleh responden penelitiannya. Dengan cara seperti diatas memungkinkan orang lain untuk mengenali situasi tempat penelitian baru yang memiliki kesamaan dengan situasi tempat penelitian. Apabila pembaca dapat memperoleh informasi yang jelas tentang temuan penelitian, maka dapat dikatakan data penelitian tersebut sudah memenuhi kriteria kesahihan eksternal. 4. Keterandalan (Defendenbility) Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama sekali lagi. Dalam metodelogi penelitian pendidikan dan sosial Iskandar (2008) menerangkan bahwa untuk menguji dan tercapai keterandalan atau reliabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang penelitiannya dalam suatu kondisi yang sama dan hasil yang esesnsialnya sama, maka dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi. H. Prosedur Penelitian Melakukan sebuah penelitian berarti melakukan sebuah proses ilmiah, dimana salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah penelitian yang sistematis.

50 Sistematis memiliki makna bahwa di dalam suatu proses penelitian harus terdapat prosedur yang jelas dalam pelaksanaannya. 1. Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yang diawali dengan perumusan masalah dan memunculkan pertanyaan penelitian baik pertanyaan utama maupun pertanyaan tambahan Pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah: apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita? Dan pertanyaan tambahannya yaitu seperti apakah keterbatasan siswa penyandang tunagrahita? 2. Setelah itu peneliti mulai terjun ke lapangan tempat penelitian. Peneliti mulai mengumpulkan data yang relevan mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita dengan terlebih dahulu mencari calon subjek. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas dengan skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri. Penentuan subyek ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara kepada psikolog, orang tua dan terapis yang berkaitan dengan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita tersebut.

51 Peneliti mengenal subjek sejak dua tahun terakhir di klinik terapi Anak berkebutuhan khusus Special Need Theraphy Service (SNETS) Lampung di bawah naungan Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI). Melalui data yang direkomendasikan guru subjek saat duduk di kelas VI di SDN 1 Labuhan Ratu. Data tersebut merupakan daftar siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, Guru dan wali kelas menceritakan pengalaman mengajar dan hasil prestasi belajar yang menurun. Setelah proses pendataan, WH diterima mendapat pelayanan terapi gratis di SNETS. Kegiatan diawali dengan melakukan assessment pada WH oleh psikolog dan memberikan program yang dibutuhkan WH oleh case manager. Dari hasil assessment terdapat beberapa anak lain dengan hasil diagnosis mengalami gangguan tunagrahita. Namun, tidak semua siswa penyandang tunagrahita dipilih menjadi subyek melainkan melalui kriteria yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan subjek dan informan penelitian. Peneliti melalukan pre-elementary dengan wawancara dan observasi yang berkaitan dengan penyesuaian diri subjek. 3. Setelah ditemukannya subjek, peneliti memulai mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung dengan teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur, observasi dan studi dokumentasi.

52 1. Wawancara semi terstruktur Dalam penelitian ini, wawancara menjadi teknik pengumpulan data yang utama pencarian data. Jenis wawancara yang digunakan yaitu semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara mendalam (indepth interview). Data yang diperoleh melalui wawancara berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri dan keterbatasan siswa sebagai penyandang tunagrahita. Indikator yang akan diungkap dalam faktorfaktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita meliputi: 1. Kondisi fisik yaitu kesehatan fisik 2. Kepribadian yang meliputi kemauan yang kuat untuk berubah, pengaturan diri dan realisasi diri 3. Pendidikan yang meliputi proses belajar, latihan, pengalaman 4. Lingkungan diantaranya lingkungan rumah dan sekolah 5. Agama serta Budaya Pengumpulan data selama penelitian dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian untuk mendapat data terkait kemampuan penyesuaian diri, kondisi fisik dan kepribadian subjek. Dua orang wali kelas subjek saat di kelas VII dan kelas VIII sekaligus sebagai guru mata pelajaran dengan jalan tanya jawab agar memperoleh data yang berkenaan dengan kondisi subjek, faktor pendidikan dan situasi lingkungan sekolah yang

53 mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tungrahita serta data yang berhubungan dengan keterbatasan subjek. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pemilik yayasan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan faktor pendidikan dan lingkungan sekolah. Orangtua siswa yang merasakan langsung proses penyesuaian diri subjek untuk memperoleh data mengenai perilaku subjek di rumah dan lingkungan rumah, kondisi fisik subjek dan agama serta budaya. Data yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan sekolah dan keterbatasan subjek didapatkan dari satu orang teman sekelas subjek. Satu orang psikolog memberikan informasi terkait faktor kepribadian dan pendidikan. 2. Observasi Checklist dan Anecdotal Record. Pengumpulan data dalam penelitian ini didukung dengan observasi. Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini mengunakan jenis observasi partisipatif. Pengambilan data mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek dilakukan dengan teknik observasi Behavior checklist. Hasil dari observasi ini berupa keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek ( ) jika

54 perilaku yang diobservasi muncul. Sedangkan untuk hasil dari observasi Anecdotal record berupa catatan mengenai berbagai hal yang dianggap penting mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek. Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang tunagrahita dalam menunjukan kemampuan penyesuaian diri yang baik di sekolah. Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti mencantumkan atau menuliskan indikator perilaku penyesuaian diri yang baik yang mungkin dimunculkan oleh subyek penelitian. Indikatornya meliputi; 1. Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya 2. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif 3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya 4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes dan tidak kaku, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan 5. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran 6. Bersifat terbuka dan sanggup menerima umpan balik 7. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi 8. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras

55 dengan hak dan kewajibannya. Observasi Behavior checklist dan Anecdotal record dilakukan bersamaan saat dan setelah penelitian. Untuk mendapatkan hasil pengamatan perilaku penyesuaian diri subjek Pengumpulan data sebanyak 2 kali sebelum penelitian dan 5 kali setelah penelitian dilakukan pada waktu berikut. I. 12 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00 II. 17 Oktober 2013 pukul 11.00 s.d 15.00 III. 18 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00 IV. 22 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00 V. 10 Januari 2014 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dengan melihat atau menganalisa dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri dan orang lain tentang subjek. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan yaitu hasil pemeriksaan psikologis subjek, data diri subjek dan keluarga, catatan pemeriksaan riwayat tumbuh kembang anak, hasil tulisan subjek, rekap nilai latihan dan ujian, foto-foto dan rekaman video. 4. Setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data. Analisis data yang digunakan menggunakan Teknik Miles & Huberman.

56 Ada empat tahapan yang digunakan dalam Teknik Miles & Huberman yaitu: 1. Pengumpulan data Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf. Peneliti melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Data terkumpul melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen. Data yang telah diperoleh direduksi ke dalam pola-pola tertentu. Untuk memperlihatkan hubungan antara kategori data menurut subjek, informan, waktu penelitian peneliti menggunakan matriks kerja dalam bentuk tabel ringkasan perbandingan. Tabel ringkasan perbandingan

57 berisi kutipan langsung dari transkip verbatim dari masing-masing informan yang memberikan informasi sesuai kategori tema. Terdapat dua tabel ringkasan perbandingan yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita dan keterbatasan siswa penyandang tunagrahita. 3. Display data atau penyajian data Langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Secara urutan akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu: kategori tema, subkategori tema dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama lain. Pada tahap ini dilakukan kategorisasi tema artinya memilah-milah dan menyatukan tema yang memiliki kesamaan, setelahnya dilakukan interpretasi kategori tersebut sehingga memunculkan skema-skema spesifik yang dinamakan subkategori tema. Berdasarkan kategori tema yang dipertajam menjadi subkategori tema kemudian dilakukan proses pengkodean. Pada tahap ini, peneliti menggunakan tabel kategorisasi, bebentuk kalimat pasif dan kalimat berdasarkan peneliti itu sendiri. Proses memasukan atau mencantumkan pernyataan-pernyataan subjek dan informan kemudian memberi kode pada setiap pernyataan tersebut.

58 4. Mengambil kesimpulan/verifikasi Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan. Untuk mempermudah mengambil kesimpulan dalam penelitian ini digunakan tambahan teknik analisis data segmenting menurut Tesch (dalam Santoso dan Royanto, 2009:72) dengan membuat uraian tentang setiap partisipan (analisis intra-subyek) dan analisis antar partisipan (analisis inter-subyek). Analisis intra-subyek menguraikan secara rinci mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, keluarga, kebiasaan dan hal-hal yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu, peneliti juga akan memaknai setiap informasi berkaitan dengan topik penelitian yang didapatkan dari partisipan. Analisis data inter-subyek dilakukan karena dalam penelitian ini partisipan terdiri lebih dari satu orang. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan satu partisipan dengan partisipan yang lain. Dengan begitu akan diperoleh pola atau konsistensi aspek yang diteliti.

59 Selanjutnya dilakukan segmenting, yang merupakan teknik analisis data dimana data yang diperoleh berupa transkrip diambil satu bagian tertentu, kemudian bagian tersebut diinterprestasikan sesuai dengan teori atau konsep yang telah dikemukakan. Tahap akhir adalah menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan tentang faktor-faktor penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita di SMP Penyimbang Bandarlampung dan keterbatasan subjek sebagai siswa penyandang tunagrahita. Hal lain yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah adanya unsur etika yang harus dijunjung tinggi karena melibatkan subjek manusia. Hal ini menyangkut masalah prinsip konfidensialitas dan privasi yang dapat diartikan sebagai usaha maksimal dari peneliti untuk menjaga kerahasiaan atribut dari subjek yang diteliti untuk tetap dalam domain pribadi subjek dan bukan berubah menjadi domain publik atau umum. Atribut subjek yang peneliti maksud adalah berupa identitas subjek dan informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini nama subjek dan informan akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial huruf saja.