BAB II LANDASAN TEORI. perut ibu hingga bulan pertama kehidupan (Varney, 2008). Bayi baru lahir

dokumen-dokumen yang mirip
Tali Pusat Pada Janin

BAB V PEMBAHASAN. 1. Lama Pelepasan Tali Pusat pada Kelompok Kasus. tali pusat >7 hari. Rerata waktu lepas tali pusat bayi yang dirawat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kandungan dengan plasenta. Saluran ini biasanya terdiri dari tiga pembuluh

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Praktek adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu

Puji Astutik STIKes Satria Bhakti Nganjuk ABSTRAK

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Diah Sukarni, Eprila, Indah Puji Septeria Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Dwi Sogi Sri Redjeki 1, Husin Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin. ABSTRAK

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

BAB II TINJAUAN TEORI. Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca

OBSERVASI PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN PELEPASAN TALI PUSAT DI RUANG RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT TEKNIK KERING DAN TERBUKA TERHADAP LAMA PUPUT TALI PUSAT DI KOTA BANJARBARU

BAB II TINJAU TEORI. makluk hidup yang bersangkutan. Sedangkan menurut Skiner (1998) perilaku

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

STERILISASI & DESINFEKSI

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

NEONATUS BERESIKO TINGGI

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

Endang Wahyuningsih, Sri Wahyuni ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TOPIKAL ASI DENGAN PERAWATAN KERING TERHADAP LAMA PELEPASAN TALI PUSAT BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

RERATA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT BERDASARKAN JENIS PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2009

Untuk menjamin makanan aman

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

LUKA BAKAR Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB 1. Pendahuluan. Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang. didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perawatan Tali Pusat Bayi baru lahir adalah masa yang dimulai ketika bayi keluar dari perut ibu hingga bulan pertama kehidupan (Varney, 2008). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat antara 2500 sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Putra, 2012). Ciri-ciri bayi baru lahir normal, yaitu 24 jam pertama setelah kelahiran, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernafasan kurang lebih 40-60 x/menit, genitalia perempuan labia mayor sudah menutupi labia minor, sedangkan pada lelaki testis sudah turun, skrotum sudah ada, refleks positif, eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, berwarna hitam kecoklatan, dan eliminasi urin terjadi dalam 24 jam pertama (Putra, 2012). Salah satu manajemen bayi baru lahir menurut Prawirohardjo (2010) yakni perawatan tali pusat. Tali pusat (funiculus umbilicalis) merupakan tali yang menghubungkan janin dengan plasenta (Tiran, 2006). Tali pusat adalah jaringan yang unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai jeli warthon 7

digilib.uns.ac.id 8 yang ditutup oleh satu lapisan tipis membran mukosa (kelanjutan dari amnion) (Lumsden, 2012). Tali pusat memanjang dari umbilikus janin ke permukaan janin plasenta atau lempeng korion. Permukaan luarnya tampak putih buram, lembap dan ditutupi amnion, ditembus oleh tiga pembuluh umbilikalis (Cunningham et al, 2014). Diameternya adalah 0,8-2,0 cm dengan panjang 50-60 cm (20-24 inci) dengan puntiran melingkar (spiral twist) dan terdiri atas dua pembuluh arteri umbilikalis yang membawa darah kotor dan satu pembuluh vena umbilikalis yang membawa darah bersih (Tiran, 2006). Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme patogen: Staphylococcus aureus atau Clostridia (Rudolph, 2015). Tidak ada satu cara perawatan tali pusat yang terbukti paling baik dalam mencegah kolonisasi infeksi. Biasanya adalah dengan mencuci tangan atau memakai antiseptik sebelum dan sesudah perawatan tali pusat (Rochmah, 2012). Cara atau teknik perawatan tali pusat yaitu terlepasnya tali pusat pada minggu pertama dengan teknik perawatan tali pusat yang benar akan menurunkan infeksi pada neonatus. Tali pusat terdiri atas Jeli Warthon yang membentuk jaringan nekrotik. Organisme patogen dapat berkolonisasi dengan jaringan nekrotik, kemudian menyebar menyebabkan infeksi kulit dan sistemik pada bayi. Tali pusat harus dijaga agar selalu kering dan bersih agar tidak menimbulkan infeksi (Prawirohardjo, 2010).

digilib.uns.ac.id 9 Penelitian terbaru membuktikan bahwa penggunaan povidone iodine dapat menimbulkan efek samping karena diabsorbsi oleh kulit dan berkaitan dengan terjadinya transien hipotiroidisme. Alkohol juga tidak lagi dianjurkan untuk merawat tali pusat karena dapat mengiritasi kulit dan menghambat pelepasan tali pusat. Saat ini belum ada petunjuk mengenai antiseptik yang baik dan aman digunakan untuk perawatan tali pusat. Oleh karena itu, sebaiknya menjaga tali pusat tetap kering dan bersih (Prawirohardjo, 2010). Selama bertahun-tahun tenaga kesehatan menggunakan berbagai cara untuk membersihkan dan mendesinfeksi tali pusat termasuk menggunakan isopropyl alkohol, pewarna tiga kali lipat (triple dye), dan salep antibiotik. Studi yang membandingkan antara penggunaan alkohol dan cara pengeringan alami menemukan tidak ada peningkatan insiden infeksi dan pelepasan tali pusat lebih cepat dengan pengeringan udara saja (Varney, 2008). a. Teknik Perawatan Tali Pusat Kering Teknik perawatan tali pusat kering (kasa bersih atau steril) menurut Prawirohardjo (2010), sebagai berikut. 1) Sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat, orangtua bayi dianjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. 2) Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah.

digilib.uns.ac.id 10 3) Bungkus dengan longgar jangan terlalu rapat dengan menggunakan kasa bersih atau steril. 4) Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat. Popok atau celana tidak menutupi tali pusat agar tidak terkena feses dan urin. 5) Hindari penggunaan kancing, koin (uang logam) untuk menekan, atau membalut tali pusat. 6) Bila area di sekitar pusar berwarna merah dan bernanah, hubungi dokter. Antiseptik dan antimikroba topikal dapat digunakan untuk mencegah kolonisasi kuman dari kamar bersalin, tetapi penggunaannya tidak dianjurkan untuk rutin dilakukan (Prawirohardjo, 2010). Jangan sekali-kali membungkus tali pusat dengan balutan yang basah atau balutan yang kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat mengurangi kolonisasi kuman, jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi Staphylococcus diruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan (Rudolph, 2015). b. Teknik Perawatan Tali Pusat Terbuka Banyak pendapat tentang cara terbaik dalam merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi adalah dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih. Negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dahulu populer dan terbukti

digilib.uns.ac.id 11 efektif untuk membersihkan tali pusat karena sesungguhnya alkohol akan mudah menguap didaerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun (Dewi, 2010). Bedak antiseptik yang juga dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam kelembapan tinggi (bila tidak dijaga), sehingga penggunaan bahan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga tetap kering dan dingin. Oleh karena tidak ada bukti kuat akan efektifitas penggunaan alkohol tersebut, disamping itu juga karena biayanya mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, maka untuk sementara ibu nifas dianjurkan untuk membiarkan saja luka tali pusat bayinya mengering sendiri (Dewi, 2010). Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa dengan membiarkan tali pusat mengering, tidak ditutup, dan hanya dengan dibersihkan setiap hari dengan air bersih, merupakan cara paling efektif dengan biaya yang efisien pula (cost effective) untuk perawatan tali pusat (Dewi, 2010). Perawatan tali pusat terbuka ialah perawatan tali pusat yang tidak diberikan treatment apapun. Tali pusat dibiarkan terbuka, tidak diberikan kasa kering maupun antiseptik lainnya. Pelepasan tali pusat dengan bantuan udara. Teknik perawatan tali pusat terbuka sebagai berikut.

digilib.uns.ac.id 12 1) Orangtua dan tenaga kesehatan yang akan melakukan perawatan tali pusat terlebih dahulu mencuci tangannya dengan sabun dan air bersih. 2) Ketika memandikan bayi tidak merendam seluruh badan bayi kedalam air. Jangan merendam seluruh badan bayi sampai ujung tali pusat lepas dan kering dan jangan membasahi tali pusat ketika membasuh bayi dengan lap basah (Varney, 2008). 3) Jangan mengoleskan salep atau zat lain ke ujung tali pusat. Mengusap alkohol atau povidone iodine masih diperkenankan asal tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembap. 4) Hindari pembungkusan tali pusat (ujung tali pusat yang tidak tertutup akan mengering dan pelepasan lebih cepat) (Mirzanie, 2010). 5) Ketika memasang popok, lipatlah bagian depannya dibawah pusar agar urin tidak mengenai bagian tersebut dan udara dapat masuk. Lipat baju kearah atas. 6) Tidak perlu penggunaan gurita pada bayi. 7) Jika sisa tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) dan sabun. Selanjutnya, segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih (JNPK-KR, 2008).

digilib.uns.ac.id 13 8) Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya sehingga sangat tidak dianjurkan untuk memegang atau menarik-narik tali pusat (Riksani, 2012). 9) Tali pusat dengan bau yang kuat dapat dibersihkan dengan hydrogen peroksida. Orangtua harus menghubungi bidan jika tali pusat mengeluarkan nanah atau jika muncul garis kemerahan pada abdomen dekat umbilikus (Varney, 2008). Perawatan tali pusat merupakan area penting yang perlu dipertimbangkan dan orangtua dapat merasa cemas terutama tentang perawatan tali pusat. Orang tua harus dianjurkan untuk menjaga tali pusat tetap bersih dan kering. Orangtua harus diberi informasi bahwa penggunaan antiseptik tidak direkomendasikan. Area disekeliling tali pusat dapat dibersihkan dengan air hangat. Jika menggunakan popok sekali pakai, orang tua mungkin perlu melipat popok sedikit kebawah sehingga tali pusat terbuka agar cepat kering. Jika kulit disekitar tali pusat mengalami inflamasi, orang tua harus mencari saran medis karena bayi mungkin mengidap infeksi dan memerlukan rangkaian antibiotik (Williamson, 2014). Bidan hendaknya menasihati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada daerah sekitar tali pusat karena dapat menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kelembapan (akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Penting untuk diberitahukan kepada ibu, agar tidak

digilib.uns.ac.id 14 membubuhkan apapun ke tali pusat dan tali pusat terbuka agar tetap kering (Dewi, 2010). Tali pusat yang mengalami degradasi dapat sedikit berbau dan lengket. Orangtua dapat diyakinkan bahwa hal ini normal dan mereka harus tetap menjaga area tali pusat tetap bersih dan kering (Williamson, 2014). Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan tindakan sederhana yang terpenting adalah tali pusat selalu dalam keadaan bersih dan kering, serta selalu mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah merawat tali pusat (Riksani, 2012). Tanda dan gejala terjadinya infeksi pada tali pusat sebagai berikut. a. Bayi terlihat gelisah dan rewel. Setelah anda memastikan bahwa kegelisahan bayi tidak disebabkan hal lain, yaitu karena buang air kecil, buang air besar, lapar, kepanasan, atau penyebab lainnya. b. Terlihat adanya tanda kemerahan disekitar pangkal tali pusat dan perut bayi. c. Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah. d. Suhu bayi meningkat, tubuh terasa hangat atau panas. Untuk lebih akurat, anda bisa menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh bayi. Jika suhu tubuh melebihi 38 0 C maka bayi sudah terkena demam. e. Bisa membubuhkan obat antiseptik di area tali pusat, cukup dibubuhkan sedikit dengan menggunakan kapas.

digilib.uns.ac.id 15 f. Jika tidak teratasi dengan baik, sebaiknya segera bawa bayi ke tenaga kesehatan terdekat (Riksani, 2012). 2. Fisiologi Pelepasan Tali Pusat Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrisi untuk pertumbuhan dan menghilangkan produk sisa secara terus menerus melalui tali pusat. Setelah lahir, tali pusat mengering dengan cepat, mengeras, dan berubah warnanya menjadi hitam (suatu proses yang disebut gangren kering). Proses ini dibantu oleh paparan udara. Pembuluh umbilikus tetap berfungsi selama beberapa hari, sehingga risiko infeksi masih tetap tinggi sampai tali pusat terpisah (Lumsden, 2012). Kolonisasi area tersebut dimulai dalam beberapa jam setelah lahir akibat dari organisme non patogenik yang berasal dari ibu dan masuk ke bayi melalui kontak dari kulit ke kulit. Bakteri yang berbahaya dapat disebarkan melalui higiene yang buruk, teknik cuci tangan yang tidak baik dan khususnya infeksi silang dari pekerja kesehatan (Lumsden, 2012). Pemisahan tali pusat berlanjut dipertemuan tali pusat dengan kulit abdomen, dengan infiltrasi leukosit dan kemudian digesti tali pusat. Selama proses normal ini, sejumlah kecil material mukosa keruh terkumpul ditempat pertemuan antara tali pusat dan kulit abdomen tersebut. Hal ini tanpa disadari diinterpretasikan sebagai nanah. Tali pusat menjadi basah atau lengket, tetapi hal ini juga merupakan proses fisiologi yang normal. Pemisahan harusnya selesai dalam 5-15 hari, meskipun bisa

digilib.uns.ac.id 16 berlangsung lebih lama. Alasan utama terjadinya pelepasan tali pusat yang lebih lama adalah penggunaan antiseptik dan infeksi (Lumsden, 2012). Antiseptik tampaknya dapat menurunkan jumlah flora non patogenik normal disekitar umbilikus. Keadaan ini memperlambat proses penyembuhan dan menghambat terlepasnya tali pusat. Setelah tali pusat terpisah, sejumlah kecil material mukosa masih ada sampai berlangsungnya penyembuhan selesai dalam beberapa hari. Hal ini berarti bahwa masih ada risiko infeksi, meskipun tidak sebesar risiko pada beberapa hari pertama (Lumsden, 2012). Barr dalam Lumsden (2012) menyatakan bahwa jeli warthon memiliki faktor yang tidak diketahui yaitu faktor yang penting dalam proses penyembuhan alamiah. Penggunaan pengobatan pada tali pusat akan mengganggu dan memperlambat proses alamiah terlepasnya tali pusat (Lumsden, 2012). a. Mekanisme Pelepasan Tali Pusat pada Perawatan Kasa Kering Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya sesuai dengan proses nekrosis jaringan. Tali pusat tidak mendapatkan suplai darah berarti tidak mendapatkan nutrisi untuk pergantian sel akibatnya jaringan akan mati dan mengering. Setelah mengering tali pusat akan terlepas pangkalnya dari pusat bayi. Mekanisme pelepasan tali pusat terjadi melalui proses nekrosis. Tali pusat tumbuh dari plasenta sehingga suplai makanan untuk perkembangan plasenta terputus saat tali pusat dipotong sehingga

digilib.uns.ac.id 17 terjadi nekrosis. Tali pusat mengandung pembuluh darah yang berasal dari bayi sehingga proses pelepasannya tidak dapat terjadi seketika. Nekrosis merupakan kematian sel akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma, kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang menyebabkan kerusakan sel dan adanya respon peradangan. Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis, yaitu layu dan mengering kemudian lepas (Nasihah, 2014). Pelepasan tali pusat dengan teknik tertutup tidak secepat teknik perawatan tali pusat terbuka. Tali pusat yang tertutup rapat dengan apapun akan memperlambat pelepasan tali pusat dan membuatnya menjadi lembap (Paisal, 2007). b. Mekanisme Pelepasan Tali Pusat pada Perawatan Terbuka Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, denyutan (pulsasi) akan berhenti karena suhu luar menyebabkan kontraksi kemudian pembuluh darah kehilangan air secara mendadak oleh karena tali pusat tidak mendapat aliran darah sehingga menjadi kering dan layu. Pengeringan dan pelepasan tali pusat dipermudah karena terpapar udara.

digilib.uns.ac.id 18 Hilangnya air dari jeli warthon menyebabkan mumifikasi tali pusat segera setelah bayi lahir. Jeli warthon yaitu zat yang berbentuk seperti agar-agar dan mengandung banyak air sehingga pada bayi baru lahir tali pusat mudah mengering dan cepat terlepas dari umbilikus bayi (Cunningham et al, 2006). Dalam 24 jam warna putih tali pusat menghilang, kemudian berubah menjadi kuning kecoklatan, mengering (kehitaman kering), dan kaku. Beberapa hari kemudian sisa tali pusat akan nekrosis hingga meningkatnya luka granulasi kecil yang setelah sembuh akan membentuk umbilikus (Winasis, 2012). Bila pangkal tali pusat bersih maka risiko infeksi berkurang dan dapat menyebabkan tali pusat lebih cepat kering. 3. Waktu Pelepasan Tali Pusat Novack dalam Cunningham et al (2006) menyatakan bahwa kehilangan air pada jeli warthon menyebabkan mumifikasi tali pusat beberapa waktu setelah lahir. Dalam 24 jam jaringan ini kehilangan warna putih kebiruannya yang khas, penampilan yang basah, segera menjadi kering, dan hitam. Perlahan-lahan garis pemisah timbul tepat diatas kulit abdomen, kemudian dalam beberapa hari tali pusat terlepas, meninggalkan luka granulasi yang setelah sembuh membentuk umbilikus (pusar). Pelepasan biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama, dengan rentang 3-45 hari. Tali pusat mengering lebih cepat dan lepas lebih mudah jika terbuka, sehingga pembalutan tidak dianjurkan (Cunningham et al, 2006). Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sisa tali pusat akan mati, terpisah

digilib.uns.ac.id 19 secara alami, dan kering dalam waktu 5-7 hari (Tiran, 2006). Lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5-7 hari, dan lama jika lebih dari 7 hari (Paisal, 2007) Penelitian yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut dengan kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol. Penelitian lainnya yang dilakukan Kurniawati menyimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip udara terbuka (tidak menutup tali pusat menggunakan kassa atau pembalut), waktu yang dibutuhkan untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering (Riksani, 2012). Dore dan WHO tidak merekomendasikan pembersihan tali pusat menggunakan alkohol karena bisa memperlambat proses penyembuhan dan pengeringan luka. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa dengan membiarkan tali pusat mengering, tidak ditutup, dan hanya dibersihkan setiap hari menggunakan air bersih merupakan cara paling efektif dan tidak memerlukan biaya besar untuk perawatan tali pusat karena dapat mengakibatkan infeksi pada tali pusat (Riksani, 2012).

digilib.uns.ac.id 20 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lama Pelepasan Tali Pusat Lama pelepasan tali pusat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Timbulnya infeksi pada tali pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu atau gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak dedaunan, kopi, dan sebagainya; b. Cara perawatan tali pusat. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat lepas daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol; c. Kelembapan tali pusat. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun karena akan membuatnya menjadi lembap. Selain memperlambat pelepasannya tali pusat, juga menimbulkan risiko infeksi; d. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus. Spora Clostridium tetani yang masuk melalui luka tali pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan (Ramadhan, 2008). B. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan teknik perawatan tali pusat kasa kering dan terbuka. Mekanisme pelepasan tali pusat dengan perawatan terbuka dimulai dari pengikatan dan pemotongan tali pusat yang mengakibatkan tali pusat tidak mendapat suplai darah commit (asupan to user makanan). Denyutan (pulsasi) akan

digilib.uns.ac.id 21 berhenti karena suhu luar menyebabkan kontraksi, kemudian pembuluh darah kehilangan air secara mendadak. Tali pusat tidak mendapat aliran darah sehingga menjadi kering dan layu. Pengeringan dan pelepasan tali pusat dipermudah karena terpapar udara. Hilangnya air dari jeli warthon menyebabkan mumifikasi tali pusat segera setelah bayi lahir. Tali pusat akan mengering dan mengalami perubahan morfologi sehingga cepat terlepas dari umbilikus bayi (Cunningham et al, 2006). Mekanisme pelepasan tali pusat dengan perawatan kasa kering yakni mekanisme pelepasan tali pusat terjadi melalui proses nekrosis. Tali pusat tumbuh dari plasenta sehingga suplai makanan untuk perkembangan plasenta terputus saat tali pusat dipotong sehingga terjadi nekrosis. Kematian sel terjadi secara tidak terkontrol yang menyebabkan kerusakan sel. Sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan perubahan, sehingga sekelompok sel mengalami kematian. Hal tersebut ditandai dengan timbulnya peradangan dan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis, yaitu layu dan mengering kemudian lepas (Nasihah, 2014). Pelepasan tali pusat dengan teknik tertutup tidak secepat teknik perawatan tali pusat terbuka. Tali pusat yang tertutup rapat dengan apapun akan memperlambat pelepasan tali pusat dan membuatnya menjadi lembap (Paisal, 2007). Kelembapan tali pusat merupakan faktor yang memperlambat pelepasannya tali pusat.

digilib.uns.ac.id 22 Bayi Baru Lahir Penanganan atau Manajemen Bayi Baru Lahir Perawatan tali pusat Terbuka Mekanisme Pelepasan Tali Pusat Kasa Kering Tali pusat tidak mendapat suplai darah Suplai nutrisi terhenti Kontraksi Jeli Wharton kehilangan air Mumifikasi tali pusat Perubahan morfologi tali pusat Nekrosis Pelepasan tali pusat Sanitasi Lingkungan Evaporasi Tali pusat dibalut kasa kering Suhu Luar (Udara) Menyebabkan Faktor-faktor yang mempengaruhi lama pelepasan tali pusat Infiltrasi leukosit Tali pusat tidak mendapat suplai darah Suplai nutrisi terhenti Tidak terjadi pergantian sel Sel rusak akut Enzim-enzim lisis Perubahan morfologi Nekrosis Pelepasan tali pusat Kelembaban tali pusat Infeksi tali pusat Keterangan: Bagan 2.1 Kerangka Konsep : Variabel Dependen (Terikat) : Variabel Independen (Bebas)

digilib.uns.ac.id 23 C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat terbuka dan kasa kering dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.