BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangakan ditengah tengah masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk di

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan guru-guru. Guru sebagai fasilitator dan motivator secara berkesinambungan harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai a plan method, or series of ectivities designed

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teoretis. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan suatu pengetahuan terhadap sesuatu. Menurut Rosser

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Siswa Kelas III di SD Inpres Marantale Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORI. mudah dipahami dan lebih ramah bagi siswa. sekolah sebagai: 1) matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Keaktifan Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan. keaktifan belajar dapat dilihat dari kegiatan siswa selama pembelajaran. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti siswa yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. keaktifan belajar dapat dilihat dari keaktifan fisik dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara fisik dan mental, maka siswa akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Perlunya keaktifan dalam belajar merupakan prinsip atau azaz yang sangat penting didalam intraksi belajar mengajar sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapat pengakuan dari ahli pendidikan. Hisyam Zaeni, Strategi Pembelajaran Aktif,( Yogyakarta: CTSD. 200) hlm 16

Prinsip-prinsip aktivitas untuk melihat aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yaitu: ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Jenis-jenis aktivitas belajar dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klarifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut, beberapa diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Paul D.Dierich dalam Oemar Hamalik membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu: a Kegiatan-kegiatan visual contohnya: membaca, melihat gambargambar, mengamati orang bermain dan lain-lain b Kegiatan-kegiatan lisan (oral) contohnya mengemukakan suatu fakta atau prinsip, berhubungan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. c Kegiatan-kegiatan mendengarkan, contohnya mendengarkan suatu permainan d Kegiatan-kegiatan menulis contohnya menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan lainlain. e Kegiatan-kegiatan menggambar, contohnya menggambar, membuat grafik, peta dan pola.

f Kegiatan-kegiatan mental contohnya merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis membuat keputusan dan lain-lain. g Kegiatan-kegiatan emosional contohnya minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena: a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua. g. Pengajaran diselenggarakan secara realities dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis secara menghindarkan verbalistis. h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. 8 8 Ibid, hlm 15

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa aktivitas belajar dapat dilihat dari aktivitas fisik dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika sudah terlibat secara fisik dan mental, maka siswa akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Maka dapat diketahui, bahwa yang menjadi indikator keaktifan belajar siswa dari segi fisik adalah sebagai berikut: a Siswa bertanya kepada temannya b Siswa berani mengemukakan pendapat c Siswa menyanggah pendapat temannya d Siswa mengemukakan ide/pendapat Sedangkan yang menjadi indicator keaktifan belajar siswa dari segi mental siswa adalah sebagai berikut: a Siswa selalu bersemangat dan gembira dalam belajar b Siswa tidak pernah putus asa c Siswa belajar dengan serius d Siswa bersemangat dalam memperhatikan penjelasan guru. 2. Penggunaan Alat Peraga dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) a. Pengertian Alat Peraga Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsif atau prosedur tertentu agar lebih

nyata 9. Alat peraga menolong anak didik untuk lebih mudah memahami pelajaran-pelajarannya dengan jelas atau menguasai isi dan kecekatan pelajaran dengan baik 10. Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada murid dan mencegah terjadinya verbalisme pada murid. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra murid untuk meningkatkan efektivitas murid belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikiran secara logis dan realities. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abastrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistis serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan. b. Nilai-nilai Alat Peraga Dalam proses belajar mengajar alat peraga mempunyai nilai-nilai seperti dibawah ini: 1. Dalam peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh kareana itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme. 2. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian murid untuk murid. 9 Depdiknas Dirjen Pendasmen, Media Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidikan, 2003) hlm 10 10 Wasti Sumanto dan Hendyat Soetopo, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia (Surabaya : Usaha Nasional, 1982), hlm 156

3. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap. 4. Memberi pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan sendiri pada setiap murid. 5. Membutuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. 6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.. Memberi pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efesiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. 11 c. Fungsi Alat Peraga Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemontrasikan konsep yang abstrak kedalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi: 1. Memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang menonton 2. Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat murid belajar 3. Menghibur murid agar pembelajaran tidak membosankan 11 Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Sinar Baru Argensindo, 2009), hlm 99

4. Memfokuskan perhatian murid pada materi pelajaran secara kongkrit 5. Melibatkan murid dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata 12 d. Jenis Alat Peraga 1. Alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi Alat peraga dua dimensi artinya alat mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi Alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi ini antara lain: Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul dan globe. 2. Alat-alat peraga yang diproyeksi Alat peraga yang diproyeksi, adalah alat peraga, adalah alat peraga yang digunakan proyektor sehingga gambar nempak pada layar. Alat peraga yang diproyeksi antara lain: a. Film b. Slide dan filmstrip 13 e. Panerapan alat peraga dalam pengajaran 12 htt://www.colombia.edu/cu/tat/handout 15.html ( diakses hari senin tanggal 12 Juni 2011 13 Nana Sudjana, Op.Cit, hlm 101

1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat 2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat 3. Menyajikan alat peraga dengan tepat 4. Menempatkan atau memperhatikan alat peraga pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. 14 f. Langkah-langkah yang harus ditempuh saat menggunakan alat peraga 1. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga. Pada langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang akan dicapai 2. Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan menetapkan alat peraga yang digunakan sekiranya tepat untuk mencapai tujuan. 3. Persiapan kelas, murid atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga. Mereka harus dimotivasi agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran yang dihayatinya. 4. Langkah-langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Penyajian pelajaran dengan menggunakan peragaan merupakan suatu keahlian guru yang bersangkutan. Dalam langkah ini perhatikan bahwa tujuan utama ialah mencapai tujuan mengajar dengan baik, sedangkan alat 14 Ibid, hlm 104

peraga hanya sekedar alat pembantu. Jangan sampai alat peraga sebagai tujuan menjadi alat. 5. Langkah kegiatan belajar, pada langkah ini murid hendaknya melakukan kegiatan belajar sehubungan dengan menggunakan alat peraga. Kegiatan ini mungkin dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas 6. Langkah evaluasi pelajaran dan keperagaan. Pada akhirnya kegiatan belajar haruslah di evaluasi sampai seberapa jauh tujuan itu tercapai, yang sekaligus dapat kita nilai sejauh mana pengaruh alat peraga sebagai alat pembantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar. 15 g. Guru dan Keperagaan Hubungna guru dengan masalah keperagaan, terutama masalahmasalah apakah yang dituntut dari guru mengenai keperagaan tersebut. Ada beberapa hal yang dituntut dari guru sehubungan dengan masalah keperagaan ini, yakni: 1. Setiap guru hendaknya memilih landasan teoretis mengenai alat-alat praga dalam pengajaran. 2. Setiap guru perlu memiliki pengetahuan dan mengenai proses belajar mengajar, sebab penggunaan alat peraga harus terpadu dalam proses tersebut. 15 Ibid, hlm 105

3. Setiap guru perlu memahami kegiatan belajar yang dilakukan murid, sebab alat peraga pengajaran berusaha membantu kegiatan belajar murid. 4. Setiap guru perlu memahami perkembangan anak, sebab penggunaan alat peraga seirama dengan tingkat kematangan dan kemampuan anak didik. 5. Setiap guru harus terampil dalam hal penggunaan alat peraga 6. Setiap guru berkewajiban melengkapi alat peraga di dalam kelasnya, sehingga ia dituntut agar dapat membuat keperluan alat peraga yang sederhana untuk keperluan mengajar. 16 h. Hubungan belajar dengan keperagaan Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan pada diri seseorang. Perubahan ini disebabkan oleh adanya suatu pengalaman. Edgar Dale menyatakan belajar itu dapat ditempuh dengan berbagai macam cara, yaitu dengan mengalaminya secara langsung (dengan cara melakukannya dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dengan membaca dan mendengar. Bentuk cara diatas peranan peragaan sangat penting agar proses belajar lebih efektif dan membawa hasil berarti dan mendalam. 16 Ibid, hlm 106

B. Penelitian yang Relevan Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya sebelumnya, unsure relevannya, dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah sama-sama meningkatkan aktivitas belajar. Adapun penelitian tersebut adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Nurdiati mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau 2011 dengan judul Meningkatkan Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa KelasV (Lima) MI Amanatul Ummah Belakang Padang Kota Batam. Adapun hasil penelitian saudari Nurdiati menunjukkan bahwa melalui siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Amanatul Ummah Belakang Padang Kota Batam akan meningkat. Keberhasilan dari pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh penggunaan alat peraga sehingga aktivitas siswa menjadi aktif yang berarti aktivitas siswa cenderung positif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru. Dengan kondidi tersebut maka tingkat pemahaman siswa akan meningkat. Sedangkan yang menjadi perbedaan yaitu penelitian yang penulis lakukan bertujuan memperbaiki belajar IPA siswa melalui Aktivitas Belajar IPA Dengan Menggunakan Alat Peraga. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh saudari Nurdiati bertujuan memperbaiki aktivitas belajar IPA siswa melalui Meningkatkan Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan

Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V (Lima) MI Amanatul Ummah Belakang Padang Kota Batam. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan alat peraga di MI Amanatul Ummah Belakang Padang. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Aktivitas Guru Indikator penerapan aktivitas guru dengan menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan apersepsi kepada siswa b. Guru menyampaikan tujuan pelajaran c. Guru mempersiapkan alat peraga yang akan diperlukan dalam pembelajaran d. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga e. Guru memberi pertanyaan kepada siswa f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS g. Guru membuat kesimpulan pelajaran h. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 2. Indikator Aktifitas siswa Adapun indikator aktivitas belajar siswa dengan menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a b c Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan guru Siswa mendengar tujuan pelajaran yang disampaikan guru Siswa memperhatikan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran d Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga e f g h Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru Siswa mengerjakan soal-soal di LKS secara individu Siswa membuat kesimpulan Siswa membaca doa dan menjawab salam dari guru Penelitian ini dikatakan berhasil apabila keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan pada materi energi dan pengaruhnya dengan menggunakan alat peraga mencapai diatas KKM yang telah ditetapkan sebesar 5% 1 1 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008 hlm 25